C. Inetrvensi
1.
Diagnosa
Keperawatan 1. :
Kerusakan pertukaran gas b.d kongesti paru sekunder perubahan membran kapiler
alveoli dan retensi cairan interstisiil
Tujuan :
Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi secara adekuat, PH darah normal, PO2
80-100 mmHg, PCO2 35-45 mm Hg, HCO3 –3 – 1,2
Tindakan
o Kaji kerja pernafasan (frekwensi,
irama , bunyi dan dalamnya)
o Berikan tambahan O2 6 lt/mnt
o Pantau saturasi (oksimetri) PH, BE,
HCO3 (dengan BGA)
o Koreksi kesimbangan asam basa
o
o Beri posisi yang memudahkan klien
meningkatkan ekpansi paru.(semi fowler)
o Cegah atelektasis dengan melatih
batuk efektif dan nafas dalam
o Lakukan balance cairan
o Batasi intake cairan
o Eavluasi kongesti paru lewat
radiografi
o Kolaborasi :
§ RL 500 cc/24 jam
§ Digoxin 1-0-0
§ Furosemid 2-1-0
Rasional
o Untuk mengetahui tingkat efektivitas
fungsi pertukaran gas.
o Untuk meningkatkan konsentrasi O2
dalam proses pertukaran gas.
o Untuk mengetahui tingkat oksigenasi
pada jaringan sebagai dampak adekuat tidaknya proses pertukaran gas.
o Mencegah asidosis yang dapat
memperberat fungsi pernafasan.
o Meningkatkan ekpansi paru
o Kongesti yang berat akan memperburuk
proses perukaran gas sehingga berdampak pada timbulnya hipoksia.
o Meningkatkan kontraktilitas otot
jantung sehingga dapat meguranngi timbulnya odem sehingga dapat mecegah ganggun
pertukaran gas.
o Membantu mencegah terjadinya retensi
cairan dengan menghambat ADH.
2.
Diagnosa
Keperwatan 2. :
Penurunan curah jantung b.d penurunan pengisian ventrikel kiri, peningkatan
atrium dan kongesti vena.
Tujuan :
Stabilitas hemodinamik dapat dipertahanakan dengan kriteria : (TD > 90 /60),
Frekwensi jantung normal.
Tindakan
o Pertahankan pasien untuk tirah
baring
o Ukur parameter hemodinamik
o Pantau EKG terutama frekwensi dan
irama.
o Pantau bunyi jantung S-3 dan S-4
o Periksa BGA dan saO2
o Pertahankan akses IV
o Batasi Natrium dan air
o Kolaborasi :
§ ISDN 3 X1 tab
§ Spironelaton 50 –0-0
Rasional
o Mengurangi beban jantung
o Untuk mengetahui perfusi darah di
organ vital dan untuk mengetahui PCWP, CVP sebagai indikator peningkatan beban
kerja jantung.
o Untuk mengetahui jika terjadi
penurunan kontraktilitas yang dapat mempengaruhi curah jantung.
o Untuk mengetahui tingkat gangguan
pengisisna sistole ataupun diastole.
o Untuk mengetahui perfusi jaringan di
perifer.
o Untuk maintenance jika sewaktu
terjadi kegawatan vaskuler.
o Mencegah peningkatan beban jantung
o Meningkatkan perfisu ke jaringan
o Kalium sebagai salah satu komponen
terjadinya konduksi yang dapat menyebabkan timbulnya kontraksi otot jantung.