BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Tumor Otak
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan
ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak.
(price, A. Sylvia, 1995: 1030). Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang
bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang
tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla
spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor
primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu
sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain
(metastase) seperti kanker paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain
disebut tumor otak sekunder. (Mayer. SA,2002).
Tekanan intra kranial ( TIK ) adalah suatu fungsi nonlinier dari fungsi
otak, cairan serebrospinal (CSS) dan volume darah otak sehingga. Sedangkan
peningkatan intra kranial (PTIK) dapat terjadi bila kenaikan yang relatif kecil
dari volume otak, keadaan ini tidak akan cepat menyebabkan tekanan tinggi
intrakranial, sebab volume yang meninggi ini dapat dikompensasi dengan
memindahkan cairan serebrospinal dari rongga tengkorak ke kanalis spinalis dan
volume darah intrakranial akan menurun oleh karena berkurangnya peregangan
durameter. Hubungan antara tekanan dan volume ini dikenal dengan complience.
Jadi jika otak, darah dan cairan serebrospinal volumenya terus menerus
meninggi, maka mekanisme penyesuaian ini akan gagal dan terjadi peningkatan
intrakranial yang mengakibatkan herniasi dengan gagal pernapasan dan gagal jantung
serta kematian.
2.2 Klasifikasi Tumor Otak
Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
2.2.1 Berdasarkan Jenis Tumor
a. Jinak
1. Acoustic
neuroma
2. Meningioma
Sebagian besar tumor bersifat jinak,
berkapsul, dan tidak menginfiltrasi jaringan sekitarnya tetapi menekan struktur
yang berada di bawahnya. Pasien usia tua sering terkena dan perempuan lebih
sering terkena dari pada laki-laki. Tumor ini sering kali memiliki banyak
pembuluh darah sehingga mampu menyerap isotop radioaktif saat dilakukan
pemeriksaan CT scan otak.
1. Pituitary
adenoma
2. Astrocytoma
(grade I)
b. Malignant
1. Astrocytoma
(grade 2,3,4)
2. Oligodendroglioma
Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang dapat muncul
hingga 10 tahun. Secara klinis bersifat agresif dan menyebabkan simptomatologi
bermakna akibat peningkatan tekanan intrakranial dan merupakan keganasan pada
manusia yang paling bersifat kemosensitif.
1. Apendymoma
Tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat pada
ependim yang menutup ventrikel. Pada fosa posterior paling sering terjadi
tetapi dapat terjadi di setiap bagian fosa ventrikularis. Tumor ini lebih
sering terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Dua faktor utama yang
mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan bertahan hidup jangka
panjang adalah usia dan letak anatomi tumor. Makin muda usia pasien maka makin
buruk progmosisnya.
2.2.2 Berdasarkan Lokasi
a. Tumor Supratentorial
Hemisfer otak, terbagi lagi :
1. Glioma :
i) Glioblastoma multiforme
Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi paling sering
terjadi di hemisfer otak dan sering menyebar kesisi kontra lateral melalui
korpus kolosum.
ii) Astroscytoma
iii) Oligodendroglioma
Merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma
tetapi terdiri dari sel-sel oligodendroglia. Tumor relative avaskuler dan
cenderung mengalami klasifikasi biasanya dijumpai pada hemisfer otak orang
dewasa muda.
1. Meningioma
Tumor ini umumnya berbentuk bulat atau oval dengan perlekatan duramater
yang lebar (broad base) berbatas tegas karena adanya psedokapsul dari membran
araknoid. Pada kompartemen supratentorium tumbuh sekitar 90%, terletak dekat
dengan tulang dan kadang disertai reaksi tulang berupa hiperostosis. Karena
merupakan massa ekstraaksial lokasi meningioma disebut sesuai dengan tempat
perlekatannya pada duramater, seperti Falk (25%), Sphenoid ridge (20%),
Konveksitas (20%), Olfactory groove (10%), Tuberculum sellae (10%), Konveksitas
serebellum (5%), dan Cerebello-Pontine angle. Karena tumbuh lambat defisit
neurologik yang terjadi juga berkembang lambat (disebabkan oleh pendesakan
struktur otak di sekitar tumor atau letak timbulnya tumor). Pada meningioma
konveksitas 70% ada di regio frontalis dan asimptomatik sampai berukuran besar
sekali. Sedangkan di basis kranii sekitar sella turcika (tuberkulum sellae,
planum sphenoidalis, sisi medial sphenoid ridge) tumor akan segera mendesak
saraf optik dan menyebabkan gangguan visus yang progresif.
1. Tumor
Infratentorial
2. Schwanoma
akustikus
3. Tumor
metastasisc
Lesi-lesi metastasis menyebabkan sekitar 5 % –
10 % dari seluruh tumor otak dan dapat berasal dari setiap tempat primer. Tumor
primer paling sering berasal dari paru-paru dan payudara. Namun neoplasma dari
saluran kemih kelamin, saluran cerna, tulang dan tiroid dapat juga
bermetastasis ke otak.
1. Meningioma
Meningioma merupakan tumor terpenting yang berasal dari meningen, sel-sel
mesotel, dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura.
1. Hemangioblastoma
Neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler embriologis yang paling sering
dijumpai dalam serebelum.
2.3 Etiologi Tumor Otak
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti walaupun
telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu
ditinjau, yaitu:
1. Herediter
Riwayat tumor
otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada meningioma,
astrocytoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga.
Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap
sebagai manifestasi pertumbuhan baru memperlihatkan faktor familial yang jelas.
Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk
memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
1. Sisa-sisa
Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan
embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang mempunyai morfologi dan
fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya sebagian dari bangunan
embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan merusak bangunan di
sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma,
teratoma intrakranial dan kordoma.
1. Radiasi
Jaringan dalam
sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan
degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma.
Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
1. Virus
Banyak penelitian
tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan dengan
maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma
tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan
perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
1. Substansi-substansi
karsinogenik
Penyelidikan
tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui
bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
1. Trauma
Kepala
2.4 Manifestasi Klinis Tumor Otak
1. a.
Nyeri Kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian
berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat
juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan
aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita.
Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama
pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke
oksiput dan leher.
1. b.
Perubahan Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood
dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan
tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak
ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.
1. c.
Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti
astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor
di lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
1. d.
Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan
teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya
tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil
yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan
lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
1. Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa
tumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang
pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual
menambah kecurigaan adanya massa intracranial.
1. Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.
2.5 Patofisiologi Tumor Otak
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi
berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien.
Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala
neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan
fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi
apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada
parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang
paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat. Perubahan
suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan
nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat
dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan
dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak.
Beberapatumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya
sehingga memperberat gangguan neurologis fokal. Peningkatan tekanan intra
kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam
tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi
cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor
akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas
menimbulkan oedema dalam jaruingan otak. Mekanisme belum seluruhnyanya
dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan.
Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya
menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan
serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan
hidrocepalus.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi
secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif
dan oelh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darahintra
kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi
sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi
ulkus atau serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals
bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak.
Herniasi menekan men ensefalon menyebabkab hilangnya kesadaran dan menenkan
saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui
foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti
nafas terjadi dengan cepat. Intrakranialyang cepat adalah bradicardi progresif,
hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan).
2.6 Pemeriksaan Diagnostik Tumor Otak
1. CT scan dan
MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial
dan menjadi prosedur investigasi awal ketika penderita menunjukkan gejala yang
progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah satu
tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit membedakan
tumor dari abses ataupun proses lainnya.
1. Foto polos
dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah
tumornya berasal dari suatu metastasis yang akan memberikan gambaran nodul
tunggal ataupun multiple pada otak.
1. Pemeriksaan
cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel
tumor dan juga marker tumor. Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan
terutama pada pasien dengan massa di otak yang besar. Umumnya diagnosis
histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang
tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).
1. Biopsi
stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis
kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan
informasi prognosis.
1. Angiografi
Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah
serebral dan letak tumor serebral.
1. Elektroensefalogram
(EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal
pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi
lobus temporal pada waktu kejang.