pengkajian pasien BPH


A. Pengkajian
1.      Data subyektif :
o    Pasien mengeluh sakit pada luka insisi.
o    Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual.
o    Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan.
o    Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa.
2.      Data Obyektif :
o    Terdapat luka insisi
o    Takikardi
o    Gelisah
o    Tekanan darah meningkat
o    Ekspresi w ajah ketakutan
o    Terpasang kateter

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

1.      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter

2.      Kurang pengetahuan : tentang TUR-P berhubungan dengan kurang informasi

3.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri / efek pembedahan

C. Intervensi

1.      Diagnosa Keperawatan 1. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter

Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan selama 3-5 hari pasien mampu mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat.

Kriteria hasil :

o    Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.
o    Pasien dapat beristirahat dengan tenang.

Intervensi :

o    Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 - 10)
o    Monitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan faktor pencetus serta penghilang nyeri.
o    Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi)
o    Beri ompres hangat pada abdomen terutama perut bagian bawah.
o    Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok, abdomen tegang)
o    Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasi
o    Lakukan perawatan aseptik terapeutik
o    Laporkan pada dokter jika nyeri meningkat.
2.      Diagnosa Keperawatan 2. :
Kurang pengetahuan: tentang TUR-P berhubungan dengan kurang informasi

Tujuan :
Klien dapat menguraikan pantangan kegiatan serta kebutuhan berobat lanjutan .

Kriteria hasil :

o    Klien akan melakukan perubahan perilaku.
o    Klien berpartisipasi dalam program pengobatan.
o    Klien akan mengatakan pemahaman pada pantangan kegiatan dan kebutuhan berobat lanjutan.

Intervensi :

o    Beri penjelasan untuk mencegah aktifitas berat selama 3-4 minggu.
o    Beri penjelasan untuk mencegah mengedan waktu BAB selama 4-6 minggu; dan memakai pelumas tinja untuk laksatif sesuai kebutuhan.
o    Pemasukan cairan sekurang–kurangnya 2500-3000 ml/hari.
o    Anjurkan untuk berobat lanjutan pada dokter.
o    Kosongkan kandung kemih apabila kandung kemih sudah penuh.
3.      Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri / efek pembedahan

Tujuan :
Kebutuhan tidur dan istirahat terpenuhi

Kriteria hasil :

o    Klien mampu beristirahat / tidur dalam waktu yang cukup.
o    Klien mengungkapan sudah bisa tidur.
o    Klien mampu menjelaskan faktor penghambat tidur.

Intervensi :

o    Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur dan kemungkinan cara untuk menghindari.
Ciptakan suasana yang mendukung, suasana tenang dengan mengurangi kebisingan.
o    Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan tidur.
o    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat mengurangi nyeri (analgesik).



Daftar Pustaka

Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Long, B.C., 1996. Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lab / UPF Ilmu Bedah, 1994. Pedoman Diagnosis Dan Terapi. Surabaya, Fakultas Kedokteran Airlangga / RSUD. dr. Soetomo.

Hardjowidjoto S. (1999).Benigna Prostat Hiperplasia. Airlangga University Press. Surabaya

Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.


 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger