SISTEM PENDETEKSI PENYAKIT USUS
BUNTU
DENGAN ANALISA FOTO LIDAH
Penyakit
usus buntu adalah saluran usus yang terjadi nya pembusukan dan menonjol dari
bagian awal usus besar atau seku. Penyakit usus buntu timbul ketika usus buntu
tersumbat benda keras di dalam tinja atau bengkaknya cabang kelenjar getah
bening pada usus yang dapat terjadi oleh karena berbagai macam infeksi. Pada
kasus yang sama, usus buntu bengkak, dan kuman dapat berkembang didalamnya.
Sangat penting untuk ditangani karena
jika terlambat akan dapat berakibat fatal bagi penderitanya (www.infopenyakit.com).
Jika radang
usus buntu tidak dapat dikenali atau diobati, usus buntu bisa pecah, membuat
kantung meradang di luar usus tersebut dan menimbulkan nanah. Akibat lanjut,
benda dari usus buntu masuk ke rongga perut, menyebabkan peradangan serius.
Penderita usus buntu umumnya mengalami sakit perut, terutama dimulai di sekitar
pusar dan bergerak kesamping kanan bawah, penurunan nafsu makan, mual dan
muntah, serta diare.
Penderita penyakit usus buntu sangat beresiko apabila
tidak cepat diobati oleh sebab itu yang harus
dilakukan untuk mendeteksi penyakit usus buntu. Salah satunya adalah
dengan pemanfaatan teknologi informasi. Saat ini teknologi informasi juga telah
berkembang di dalam dunia medis. Pemanfaatan teknologi informasi dapat membantu
meringankan tugas dokter dan sinshe. Alat untuk mendeteksi penyakit usus buntu
sudah ada tetapi dibutuhkan biaya yang mahal untuk membeli alat tersebut(www.infopenyakit.com).
Oleh karena itu, dibuatlah aplikasi yang dapat mendeteksi penyakit usus buntu melalui lidah. Aplikasi
ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui tingkat kelainan pada
usus buntu sehingga pasien tidak perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut
seperti pengecekan darah karena dengan adanya pemeriksaan lebih lanjut sangat
membutuhkan banyak biaya dan tenaga.
Dengan dibuatnya sistem ini membantu pengguna
didalam hal dokter dan sinshe dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien agar
mengetahui pasien menderita penyakit usus buntu atau tidak. Dengan hasil yang
diberikan oleh sistem ini mengharapkan pasien untuk dapat mengubah pola hidup
makan penderita dari penyakit yang lain selain usus buntu.
LANDASAN TEORI
1. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur–prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama–sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Istilah lain dari suatu sistem adalah kumpulan dari elemen–elemen yang
masing–masing elemen berinteraksi atau saling mempengaruhi untuk mewujudkan
suatu kegiatan bersama.Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran. Tujuan
biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih sempit. Sasaran dari
sistem sangat menentukan masukan dan keluaran yang akan dihasilkan.
Sistem
dikatakan berhasil jika dapat mencapai sasaran dan tujuan. Sedangkan suatu
informasi dikatakan bernilai apabila memiliki manfaat yang lebih efektif dan
efisien jika dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Informasi dapat dihasilkan dari
sistem informasi yang disebut juga processing
system atau informasi processing
system atau information generation
system. Menurut Hartono (1990), informasi adalah data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Sumber dari informasi itu sendiri adalah data yang merupakan kata jamak dari
bentuk tunggal. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu keadaan nyata.
Sistem informasi adalah “suatu sistem yang terdiri dari komponen–komponen atau
blok–blok yang berinteraksi satu sama lain membentuk satu kesatuan mencapai
sasaran”.
2. Definisi Penyakit Usus Buntu
Penyakit usus buntu adalah saluran usus
yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau seku.
Penyakit usus buntu timbul ketika usus buntu tersumbat benda keras di dalam
tinja atau bengkaknya cabang kelenjar getah bening, apabila tidak
ditangani secara serius maka hal tersebut dapat memperburuk kondisi penderita.
Penyakit usus buntu terdapat di seluruh dunia dan dapat
menyerang semua orang, baik pria maupun wanita. Penyakit usus buntu disebabkan
oleh bakteri dan Makan cabai bersama bijinya
atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan
menyelinap kesaluran appendiks
sebagai benda asing. Gejala usus buntu umumnya mengalami sakit perut, terutama dimulai di
sekitar pusar dan bergerak kesamping kanan bawah, penurunan nafsu makan, mual
dan muntah, serta diare.
Seseorang yang mengalami penyakit cacing
(cacingan), apabila cacing yang beternak didalam usus besar lalu tersasar
memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus
buntu.Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan
aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat
adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan
(gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.
3. Identifikasi Penyakit
Dengan adanya pengidentifikasian pada keluhan suatu penyakit yang timbul,
maka diharapkan dalam mengindikasi penyakit yang terjadi lebih cepat dan
efisien. Adapun sub pokok bahasan dalam identifikasi penyakit pada pasien
adalah sebagai berikut :
Penyakit Radang Usus Buntu
Pada kondisi ini yang timbul sedikit mirip
dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar
dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual,
bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah
dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis
akut yaitu nyeri pada titik Mc Burney (istilah
kesehatannya), tubuh akan panas tinggi, nyeri perut kanan bawah, buat berjalan
jadi sakit sehingga agak bungkuk, namun tidak semua orang akan menunjukkan
gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang atau mual muntah saja.
Penyebaran rasa nyeri akan
bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap usus besar,
Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama
dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih.
Bila posisi usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk
dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin
tidak spesifik begitu.
4. Diagnosa Lidah
Pengamatan lidah merupakan bagian terpenting dalam
pemeriksan dengan menggunakan hubungan antara pengukuran sifat
berwarna dan tekstur lidah (diperoleh melalui teknik pengolahan citra) dan
diagnostik hasil pasien yang sesuai. Ini memberikan evaluasi tujuan penentuan
sindrom usus buntu.
Gambar. 1. (A) Lidah
pasien sehat dan (b) Lidah
pasien terkena penyakit usus
buntu
Tahap ini dikenal dengan proses awal dimana dengan meningkatkan kualitas
citra dapat meningkatkan kemungkinan dalam keberhasilan pengolahan citra
digital tahap berikutnya.
5. Pengontrasan
citra
Pengolahan citra digital merupakan
proses yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis citra dengan bantuan
komputer. Pengolahan citra digital dapat dikelompokkan dalam dua jenis kegiatan :
1.
Memperbaiki
kualitas suatu gambar, sehingga dapat lebih mudah diinterpretasi oleh mata
manusia.
2.
Mengolah
informasi yang terdapat pada suatu gambar untuk keperluan pengenalan objek secara otomatis.
Bidang aplikasi kedua sangat erat hubungannya
dengan ilmu pengetahuan pole (pattern recognition) yang umumnya
bertujuan mengenali suatu objek dengan cara mengekstrak informasi penting yang
terdapat pada suatu citra. Bila pengenalan pola dihubungkan dengan pengolahan
citra, diharapkan akan terbentuk suatu sistem yang dapat memproses citra
masukan sehingga citra tersebut dapat dikenali polanya. Proses ini disebut
pengenalan citra atau image recognition. Proses pengenalan citra ini
sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengolahan
citra dan pengenalan pola menjadi bagian dari proses pengenalan citra. Kedua
aplikasi ini akan saling melengkapi untuk mendapatkan ciri khas dari suatu
citra yang hendak dikenali. Secara umum tahapan pengolahan citra digital
meliputi akusisi citra, peningkatan kualitas citra, segmentasi citra,
representasi dan uraian, pengenalan dan interpretasi.( Schahkoff, Robert J. Digital
Image Processing and Computer Vision. Suns Inc).
1. Akusisi citra Pengambilan
data dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media seperti kamera analog,
kamera digital, scanner, dan sebagainya. Citra yang dihasilkan belum tentu data
digital, sehingga perlu didigitalisasi.
2. Peningkatan
kualitas citra Pada
tahap ini dikenal dengan pre-processing dimana dalam meningkatkan
kualitas citra dapat meningkatkan kemungkinan dalam keberhasilan pada tahap
pengolahan citra digital berikutnya.
3. Segmentasi
citra
Segmentasi bertujuan untuk
memilih dan mengisolasikan (memisahkan) suatu objek dari keseluruhan citra.
Segmentasi terdiri dari downsampling, penapisan dan deteksi tepian.
Tahap downsampling merupakan proses untuk menurunkan jumlah piksel dan
menghilangkan sebagian informasi dari citra. Dengan resolusi citra yang tetap, downsampling
menghasilkan ukuran citra yang lebih kecil.
Tahap segmentasi selanjutnya
adalah penapisan dengan filter median, hal ini dilakukan untuk menghilangkan
derau yang biasanya muncul pada frekuensi tinggi pada spektrum citra. Pada
penapisan dengan filter median, gray level citra pada setiap piksel digantikan
dengan nilai median dari gray level pada piksel yang terdapat pada window
filter.
Tahap yang terakhir pada proses
segmentasi yaitu deteksi tepian. Pendekatan algoritma Canny dilakukan
berdasarkan konvolusi fungsi citra dengan operator Gaussian dan
turunan-turunannya.Pendeteksi tepi ini dirancang untuk merepresentasikan sebuah
tepian yang ideal, dengan ketebalan yang diinginkan. Secara umum, proses
segmentasi sangat penting dan secara langsung akan menentukan keakurasian
sistem dalam proses identifikasi.
4. Representasi dan Uraian Representasi
mengacu pada data konversi dari hasil segmentasi ke bentuk yang lebih sesuai
untuk proses pengolahan pada komputer. Keputusan pertama yang harus sudah
dihasilkan pada tahap ini adalah data yang akan diproses dalam batasan-batasan
atau daerah yang lengkap. Batas
representasi digunakan ketika penekanannya
pada karakteristik bentuk luar, dan area
representasi digunakan ketika penekanannya pada karakteristik dalam, sebagai contoh
tekstur. Setelah data telah direpresentasikan ke bentuk tipe yang lebih sesuai,
tahap selanjutnya adalah menguraikan data.
5.
Pengenalan dan
Interpretasi Pengenalan
pola tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan citra dengan suatu kualitas
tertentu, tetapi juga untuk mengklasifikasikan bermacam-macam citra. Dari
sejumlah citra diolah sehingga citra dengan ciri yang sama akan dikelompokkan
pada suatu kelompok tertentu. Interpretasi meliputi penekanan dalam mengartikan
objek yang dikenali.
PERANCANGAN SISTEM
Sistem informasi ini memadukan cara diagnosa kedoteran barat dan kedokteran
timur (china medicine).
1.
Cara kedokteran barat adalah dengan cara
mengisi partanyaan-pertanyaan kemudian disimpulkan
2.
Cara kedokteran timur adalah dengan
menganalisa foto lidah kemudian disimpulkan
1. Alur Proses Desain Cara Kedokteran
Barat
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum
yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian
atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing. Pada
awalnya organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi,
tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) di mana memiliki/berisi
kelenjar limfoid. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas) Alur
proses berikut menjelaskan tentang bagaimana tahapan-tahapan dari proses
pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis. Data tersebut merupakan
detail data yang akan diletakkan pada aplikasi
diagnosa penyakit usus buntu. Proses
pengumpulan data dimulai dengan melakukan wawancara dengan seorang pakar
penyakit usus buntu (dokter). Wawancara dengan seorang pakar tersebut melalui
dua cara, yaitu wawancara langsung dan wawancara melalui sebuah kusioner.
Selain itu penulis mengumpulkan data gejala-gejala seseorang menderita usus
buntu dengan mengambil data dari pengetahuan dasar kedokteran barat yang
diajarkan. Kamudian penulis memetakan data tersebut menjadi kusioner yang
mempunyai nilai dari masing-masing pertanyaan yang ada sehingga dapat menarik
kesimpulan dari nilai yang diperoleh tersebut.
Gambar 4. Alur proses desain cara
kedokteran barat
2. Alur Proses Desain Cara Kedokteran
Timur
Radang usus
buntu adalah penyakit perut akut. Perubahan kelainan utama yang terlihat pada
gambar lidah pasien penderita usus buntu
termasuk tiga aspek: warna tubuh lidah, tekstur lidah dan selaput lidah, dan,
khususnya, perubahan patologis di ujung lidah. Warna substansi lidah bisa merah
tua, merah agak tua atau merah gelap, menurut seberapa serius masalah
tersebut telah menjadi. Juga, perubahan abnormal pada lapisan menunjukkan
tingkat keparahan usus buntu itu. Warnanya bisa putih atau kuning, dan
pelapisan dapat tipis atau tebal, atau mungkin memiliki penampilan yang
berminyak atau kombinasi dari sifat ini. Selain itu, tanda yang paling penting
dari usus buntu dalam gambar lidah adalah bahwa ada banyak prickles di ujung
lidah, yang warnanya biasanya jelas merah. (jurnal Tongue image analysis for
appendicitis diagnosis., Bo Pang, David Zhang, Kuanquan Wang ).
Gambar 5. Alur proses desain cara
kedokteran timur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari
perancangan dan pembuatan sistem ini adalah:
membangun sistem pendeteksi penyakit usus buntu
dengan menggunakan foto lidah.
1.
Form Menu Utama
Pada
saat program mulai dijalankan form Menu Utama akan muncul pertama kali sebelum
memasuki form yang lain nya. Form ini digunakan untuk menampung Form-form yang
lain dapat diliat pada gambar 4.1.
Gambar
4.1. Form Menu Utama
Setelah
pengguna berada pada menu utama maka dapat diliat ada 3 sub proses yang telah
tersedia dapat diliat padfa gambar 4.2 dan 4.3
Gambar 4.2 Isi Menu file
Gambar 4.3 Isi Menu Master
Pada saat
pengguna ingin melakukan pendeteksi maka diharus kan untuk mengisi daftar
pasien yang telah disiap kan oleh sistem.pengguna diharuskan untuk mengklik isi
menu Master pada ssat diklik maka pengguna dapat melihat form yang telah
tersedia silakan melihat gambar 4.4
Gambar 4.4 Form Input Pasien
Sistem
telah menyiap kan form yang harus didiisi oleh pengguna setelah pengguna
selesai mengisi maka dapat mengklik button save apila terdapat kesalahan data
maka dapat diedit pada button edit dapat
dilihat pada gambar.
Gambar 4.5 Form Edit Nama pasien
Pada
saat pengguna selesai mengisi maka silakan untuk mengklik button close kemudian
pengguna diharpkan untuk mengklik form pendeteksi foto lidah setelah diklik
maka akan tertampilkan sebgai berikut.
Gambar 4.6 Form Pendeteksi Foto lidah
Setelah
from diatas muncul maka pengguna slikan mengklik buton cari pasien kemudian
sistem akan menampil kan Nama-nama pasien yang telah terdaftar silakan dilihat
pada gambar.
Gambar 4.7 Form Cari Pasien
Pada
saat form diatas muncul maka pengguna silakan mengklik nama yang telah
didaftarkan.
Gambar 4.8 Form Anamnesa Pasien
Gambar diatas terlihat bahwa aplikasi menyediakan 5
pertanyaan untuk pengguna, dimana masing-masng pertanyaan dapat dijawab dengan
melakukan klik pada rule yang telah tersedia. Setelah
pengguna menjawab pertanyaan maka pengguna harus mengklik button proses setelah
itu pengguna mengklik button browse Berikut gambar form yang akan ditampilkan
setelah pengguna menekan button browse.
Gambar 4.9 Form
Pengambilan Gambar Lidah
Setelah
pengguna mengklik gambar lidah yang sesuai dengan pasien maka sistem akan
menampilkan pada gambar berikut.
Gambar 4.10 Form Hasil Pengambian Gambar Lidah
Setelah
Gambar yang sesuai dipilih silakan mengklik button Proses dan sistem akan
menghitung apa kah pasien tersebut terindenfeksi penyakit usus buntu atau tidak
silakan dilihat hasil pada gambar.
Gambar 4.11 Form Hasil Pendetksi foto lidah
Setelah
mengetahui hasil tersebut maka diharuskan untuk mengklik button print dapat
dilihat hasil print pada gambar berikut.
KESIMPULAN
Setelah melakukan perancangan dan pembuatan aplikasi sistem menganalisa
dengan foto lidah untuk diagnosa penyakit usus buntu, dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Dengan
cara pencarian region kita dapat
mendeteksi adanya papilla pada image
lidah.
b. Berdasarkan
dari evaluasi dengan menggunakan evaluasi hasil uji coba sistem dan analisa
hasil uji coba sistem dapat disimpulkan bahwa aplikasi Sistem
Pendeteksi Peyakit Ususu Buntu Dengan Analisa Foto Lidah dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan dan output sistem telah sesuai dengan perhitungan manual.
DAFTAR PUSTAKA
-. -. Acupuncture Formulas Review Course. CPU Training Course. www.abctlc.com
Conzalez,
Rafael C. dan Richard E. Woods. -. Digital
Image Processing. Wesley Publishing Company.
-. -. Essential of Chinese Acupuncture.
www.banboo-delight.com
Hill,
Francis S. -. Computer Graphics. New
York : Mac Millan Publishing Company.
Jie, Sim Kie. 1997. Ilmu Akupuntur Identifikasi dan Klasifikasi Penyakit. Jakarta: PT
Gramedia.
Jie, Sim Kie. 2008. Ilmu Terapi Akupuntur Jilid 1. Singapore: TCM Singapore.
Mortenson, M.E. 2000. An Introduction to the
Mathematics and Geometry Computer Graphics. New York : Industrial Press Inc.
Pang, Bo, David Zhang and Kuanquan Wang. 2005. Tongue
Image Analysis for Appendicitis Diagnosis. www.sciencedirect.com
Provost et al. ”The
Case Against Accuracy Estimation For Comparing Induction Algorithms”.
Internasional Conference On Machine Learning,1988.
-.
-. Rob Holte’s talk on ROC analysis at www.cs.ualberta.ca/~holte /Learning /ROCtalk/
Sanchez, Juliu dan Maria P. Canton. -. Graphics Programming Solutions. New York : Mc Graw Hill Inc.
Santosa, Insap. -. Grafika Komputer dan Antarmuka Grafis. Yogyakarta: Andi. -.
Schahkoff, Robert J. -. Digital
Image Processing and Computer Vision.
Suns Inc. -.