funsi dulcolax

 
Indikasi:
Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi.

Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk.

Komposisi: 
1 tablet salut enterik mengandung 5 g: 
4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil) 
Zat tambahan: 
laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida, eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax white, carnauba wax, shellac. 

Cara Kerja Obat: 
Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. Sebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar. 

Dosis dan Cara Pemberian: 
Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah: 
  1. Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik 
    Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: 
    2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari. 
    Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari. 
    Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan memakai supositoria anak. 
    Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi pada esok paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum bersama-sama dengan susu atau antasida. 
    Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.

  2. Untuk Persiapan Prosedur Diagnostik dan Sebelum Operasi 
    Bila DULCOLAK digunakan pada pasien untuk persiapan pemeriksaan radiografik abdomen atau persiapan sebelum operasi, maka penggunaan tablet DULCOLAX harus dikombinasi dengan supositoria, agar didapat evakuasi yang sempurna dari usus. 
    Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 - 4 tablet pada malam sebelumnya dan 1 sipositoria pada esok paginya.

Peringatan dan Perhatian: 
Sebagaimana halnya laktasit lainnya, DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari dalam waktu yang sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab terjadinya konstipasi. 
Penggunaan berlebihan dalam waktu lama dapat menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan dapat mengendapkan onset konstipasi balik. 
Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan pada pasien yang menggunakan DULCOLAX. Detail yang ada menunjukkan bahwa kejadian tersebut akan terus berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk defekasi (defecation syncope), atau dengan respon vasovagal terhadap sakit perut yang dapat berhubungan dengan konstipasi yang mendesak pasien tersebut terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan DULCOLAX. Penggunaan supositoria dapat menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal, kuhusnya pada fisura anus dan proktitis ulserativa. 
Anak-anak tidak boleh menggunakan DULCOLAX tanpa petunjuk dokter. 

Masa Hamil dan Menyusui 
Pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama kehamilan. Namun demikian, seperti halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX selama kehamilan harus dengan petunjuk medis. 
Belum diketahui apakah bisacodiyl menembus air susu ibu atau tidak. Oleh karena itu, penggunaan DULCOLAX selama menyusui tidak dianjurkan. 

Efek Samping: 
Sewaktu menggunakan DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk kram, sakit perut, dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi anafilaktoid juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan pemberian DULCOLAX. 

Interaksi: 
Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan risiko ketidakseimbangan elektrolit jika DULCOLAX diberikan dalam dosis berlebihan. 
Ketidaseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan sensitivitas glikosida jantung. 

Overdosis: 
Gejala 
Bila dosis DULCOLAX terlalu tinggi, maka dapat terjadi diare, kram perut dan berkurangnya kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata. 
Overdosis kronis DULCOLAX dapat menyebabkan diare kronis, sakit perut, hipokalemia, hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan kelelahan otot akibat hipokalemia juga terjadi pada penyalahgunaan laktasif kronis. 

Terapi 
Dalam waktu yang singkat setelah minum DULCOLAX, penyerapan DULCOLAX dapat dikurangi atau dicegah dengan memaksa untuk muntah atau kuras lambung. Dalam hal ini mungkin diperlukan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit. Ini sangat diperlukan pada pasien usia lanjut dan muda. 
Pemberian antipasmodik mungkin ada manfaatnya. 

Penyimpanan: 
Simpan pada suhu 25 - 30 derajat C dan lindungi dari cahaya. 
Simpan di tempat yang maan, jauhkan dari jangkauan anak-anak.
 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger