BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Anak N usia 18 bulan dengan berat
badan sebelum sakit 12 kg, dibawa ke rumah sakit karena panas, menangis terus,
dan tidak mau minum. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil di lidah ,
palatum, dan ovula terdapat bercak putih. Suhu badan anak tersebut 38,5oC.
3.1 Pengkajian
Anamnesa
1.
Identitas
Anak
Nama
: An. N
Umur
: 18 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tanggal
MRS
: 15 Desember 2010
Alamat
: Surabaya
Identitas Orang tua
Nama
Ayah
: Tn. R
Nama
Ibu
: Ny. P
Pekerjaan
Ayah/Ibu : PNS
Pendidikan Ayah/Ibu : S.1
Agama
: Islam
Alamat
: Surabaya
1.
Riwayat
Sakit dan Kesehatan
1.
Keluhan
utama
Anak N menangis terus (kemungkinan
dikarenakan rasa nyeri di mulut dan tubuhnya yang panas).
1.
Riwayat
penyakit saat ini
Anak N menangis terus sejak kemarin,
suhu tubuhnya meningkat, pada mulut terdapat bercak putih serta tidak mau minum
ASI.
1.
Riwayat
Kesehatan Sebelumnya
Anak N tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
1.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Tidak keluarga yang mengalami
penyakit seperti ini.
1.
Riwayat
Nutrisi
Minum ASI hanya sedikit.
1.
Riwayat
Pertumbuhan
BB sebelum sakit : 12 kg
BB saat sakit : 10 kg
1.
Riwayat
Perkembangan
Psikoseksual : Toileting : anak
lebih sering mengompol
Psikososial : Anak sering menangis
dan sulit bicara
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital : Suhu : 38,5oC
Nadi : 110x/menit
RR : 30 x/menit
Tekanan darah : 99/65 mmHg
B1 (breathing) : normal
B2 (blood) : normal
B3 (brain) : normal
B4 (bladder) : normal
B5 (bowel) : Timbul rasa nyeri dan
perih di sekitar mulut, anak tidak mau minum ASI.
B6 (bone) : normal
3.2 Analisa Data
Data
|
Etiologi
|
Masalah Keperawatan
|
DS : anak menangis
DO: T : 38,5oC
|
Kandidasis
Proses infeksi
pelepasan medaitor inflamasi:
bradikinin, histamine, dan prostatglandin
Suhu tubuh meningkat
|
Hipertermi
|
DS : anak menangis DO: timbul
bercak putih pada mulut, timbul bercak kemerahan mengandung eksudat
|
Kandidiasis
Timbul bercak putih
Menggumpal menutup permukaan lidah
Gejala semakin memberat
Timbul bercak kemerahan dan
mengandung eksudat
|
Nyeri akut
|
DS: anak menangis DO: Anak tidak
mau minum ASI, BB turun dari 12 kg menjadi 10 kg, porsi makan selalu tidak
habis
|
Kandidiasis
Nyeri pada mulut
Tidak nafsu makan
|
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan
|
3.3 Diagnosa Keperawatan
1.
Hipertermi
berhubungan dengan proses infeksi
2.
Nyeri
akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan berwarna
merah dan mengandung eksudat
3.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan
3.4 Intervensi Keperawatan
1.
Diagnosa
: Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal
Kriteria hasil : -Anak tidak
menangis
-Suhu tubuh normal : 36,5-37,5oC
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Berikan
kompres dingin di sekitar lipatan misalnya ketiak, lipatan paha
1.
Beri
anak banyak minum air putih atau susu lebih dari 1000 cc/hari
1.
Ciptakan
suasana yang nyaman (atur ventilasi)
1.
Anjurkan
keluarga untuk tidak memakaikan selimut dan pakaian yang tebal pada
anak
2.
Kolaborasi
: pemberian obat anti mikroba, antipiretik pemberian cairan parenteral
1.
Evaluasi
tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam
|
1.
Di
ketiak dan lipatan paha terdapat banyak pembuluh darah besar. Hipertermi
mengalami vasodilatasi sehingga harus diberi kompres dingin agar terjadi
vasokonstriksi
2.
Peningkatan
suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi
dengan asupan cairan yang banyak.
3.
Suhu
ruangan harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal
4.
Pakaian
tipis membantu mengurangi penguapan tubuh
1.
Digunakan
untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun
demam mungkin dapat berguna dalam membatasi pertumbuhan organisme dan
meningkatkan autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi
2.
Tanda
vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan anak setelah dilakukan
tindakan keperawatan
|
1.
Diagnosa
: Nyeri akut yang berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan
berwarna merah dan mengandung eksudat
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil: Anak tidak menangis,
anak tampak rileks
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Anjurkan
ibu untuk menggendong dan menenangkan si anak misalnya mengelus-elus kepalanya
2.
Ajarkan
teknik distraksi pada orang tua misalnya dengan memberikan anak mainan
3.
Beri
analgesik sesuai indikasi
1.
Evaluasi
status nyeri, catat lokasi, karakteristik, frekuensi, waktu dan beratnya
(skala 0-10)
|
1.
Anak
akan merasa nyaman dalam dekapan ibunya
1.
Mengalihkan
perhatian anak terhadap nyeri
1.
Menghilangkan/mengurangi
nyeri
2.
Memastikan
kondisi anak setelah dilakukan tindakan keperawatan
|
1.
Diagnosa
: Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
penurunan nafsu makan.
Tujuan : Nafsu makan anak kembali
normal
Kriteria hasil :
-Anak mau minum ASI
-Anak tidak menangis
-Nutrisi terpenuhi 1000 kkal
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Beri
nutrisi dalam keadaan lunak, porsi sedikit tapi sering
2.
Menghindari
makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada
rongga mulut
3.
Anjurkan
pada ibu untuk terus berusaha memberikan ASI untuk anak
4.
Kolaborasi
pemasangan NGT jika anak tidak dapat makan dan minum peroral
|
1. Memberikan nutrisi yang adekuat
2. Mencegah kerusakan integritas
pada mukosa mulut
3. ASI merupakan nutrisi untuk
anak dan dapat meningkatkan sistem imun anak
4. Membantu klien untuk memenuhi
nutrisi enteral
|
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kandidiasis adalah infeksi atau
penyakit akibat jamur Candida, khususnya C. albicans. Penyakit ini
biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya AIDS),
perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya
penghalang (Stedman, 2005).
Kandidiasis meliputi infeksi yang
berkisar dari yang ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis, sampai yang
berpotensi mengancam kehidupan manusia. Infeksi Candida yang berat tersebut
dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang imunnya lemah,
seperti penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.
Moniliasis atau kandidiasis sering
disebabkan oleh 3 hal yaitu: jamur candida albicans, keadaan hormonal
(diabetes, kehamilan), dan faktor lokal (tidak adanya gigi, gigi palsu yang
tidak pas).
Infeksi mulut oleh spesies candida
biasanya memunculkan kumpulan lapisan kental berwarna putih atau krem pada
membran mukosa (dinding mulut dalam). Pada mukosa mulut yang terinfeksi mungkin
muncul radang berwarna merah). Candida albicans yang bermetastase dapat
menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya
berupa abses hati dan otak.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn.2000.Rencana
Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC.
Wong,Donna.2009.Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik.Jakarta : EGC.
Herawati, Erna.(2008).Kandidiasis
Rongga Mulut Gambaran Klinis dan Terapinya.
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=5&ved=0CDEQFjAE&url=http%3A%2F%2Fpustaka.unpad.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2009%2F05%2Fkandidiasis_rongga_mulut.pdf&rct=j&q=manifestasi%20klinis%20moniliasis%2Fkandidiasis&ei=mIIBTa7dDIWlcdq5nM0E&usg=AFQjCNF6t1M9kc6615qbfLuVhQbOk-f5gA&cad=rja
diakses pada 8 Desember 2010. Pukul : 08.15 WIB.
Wibowo,Andry.(2010).Candidiasis
Oral Pada Bayi.
http://www.medicalera.com/index.php?option=com_myblog&show=candidiasis-oral-pada-bayi.html&Itemid=352
diakses pada : 13 Desember 2010. Pukul : 17.30 WIB.
Lovely-12.(2010).Tanda-tanda
Vital Manusia. http://dunialovely.blogspot.com/2010/04/tanda-tanda-vital-manusia.html
diakses pada : 20 Desember 2010. Pukul : 11.51 WIB.