pengkajian dan askep pertusi


 BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
 
IDENTITAS KLIEN
Nama Bayi : An A
TTL : 7/09/03
Umur : 7 tahun 1 hari
Nama Ayah/ Ibu : Tn. M (Alm) / Ny.M
Pekerjaan Ibu : Buruh
Alamat : Penanggulan RT 04 RW I Pegandon - Kendal
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan ayah : SD
Pendidikan Ibu : SD
Diagnosa : Pertusis

I. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN
    Keluhan Utama : Batuk Rejan
    Riwayat Penyakit Sekarang :
    An A tinggal bersama orang tuanya di tempat yang padat penduduk. Satu minggu terakhir an A mengeluh pusing  kepada ibunya. Ibu mengetahui an A demam dan batuk yang timbul mula-mula malam hari. Setiap kali batuk an A disertai rasa muntah, terkadang sampai muntah. Nafs makan an A menurun karena seringnya batuk. Hingga karena batuknya semakin hebat, ibunya memutuskan untuk di bawa kerumah sakit.
    Riwayat Penyakit dahulu :
    Tidak ada

    Riwayat Keluarga :
    Tidak Ada


II. OBSERVASI  DAN PEMERIKSAAN FISIK
2.1 Keadaan Umum : Baik, Kesadaran Kompos Mentis

2.2 Tanda-Tanda Vital :
           S           : 37,40
           N           :102 x/mnt
           TD        :110/80 mmHg
           RR        : 30 x/mnt
III. REVIEW OF SYSTEM
3.1  Pernafasan B1 (breath)
      Bentuk dada : normal
      Pola nafas : tidak teratur
      Suara napas : ronchi
      Batuk : ya, ada sekret
      Retraksi otot bantu napas : ada
      Alat bantu pernapasan : nasal kanul 3 lpm
3.2  Kardiovaskular B2 (blood)
Irama jantung : regular
Nyeri dada : tidak
Bunyi jantung ; normal
Akral : panas
3.3  Persyarafan B3 (brain)
Keluhan pusing (+)
Gangguan tidur (+)
Penglihatan (mata) : anemia
Pendengaran (telinga) : tidak ada gangguan
Penciuman (hidung) : tidak ada gangguan
3.4  Perkemihan B4 (bladder)
Kebersihan : bersih
Bentuk alat kelamin : normal
Uretra : normal
3.5  Pencernaan B5 (bowel)
Nafsu makan : menurun
Porsi makan : tidak habis, 3 kali sehari
Mulut : bersih
Mukosa : lembap
3.6  Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
Kemampuan pergerakan sendi : bebas

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.                  Pemeriksaan darah lengkap(DL)  jumlah leukosit antara 11.000-75.000 sel / m³darah.
2.                  Kultur Bordetella Pertusis
1.                                          Foto Thorax menunjukkan adanya atelektasis


DIAGNOSA KEPERAWATAN 
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan produksi mucus
2. Pola napas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ventilasi
3. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d aktivitas batuk yang meningkat.
4. Resiko kekurangan volume cairan b/d intake klien yang kurang
5.Resiko kekurangan nutrisi b/d adanya mual dan muntah.
6. Hyperthermy b/d infeksi salurn nafas.

INTERVENSI KEPERAWATAN
No
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Bersihan jalan napas tidak efektif b/d sekresi yang berlebihan dan kental
Tujuan : status ventilasi saluran pernafasan baik
Kriteria hasil :

1.RR normal : 18-30 kali/menit
2. Suara nafas tambahan tidak ada
3. Pernafasan menjadi mudah

- Memberikan cairan hangat sedikitnya 1,9- 2,8 liter/hari

-Beri tahukan orang tua tentang perlunya batuk efektif bagi anak, sekalipun upaya itu menyakitkan

- Kolaborasi :  pemberian obat depresan batuk, ekspektorant sesuai indikasi  


-secret kental dapat menyebabkan atelektasis (penyempitan bronkus)

- Jelaskan dan demonstrasikan manfaat latihan batuk yang dapat meningkatkan kerjasama antara orangtua dan anak
- untuk menurunkan sekresi secret dijalan napas dan menurunkan resiko keparahan



2.
Pola napas tidak efektif

Tujuan : menunjukkan pola napas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal
Criteria hasil:
1. Frekuensi pernapasan normal (18-30kali/menit)
2. Retraksi otot bantu nafas normal

- Posisikan anak dalam keadaan semifowler
- Memberikan oksigenasi dengan pemberian nasal kanul 3 lpm


- Posisi semifowler membantu mempermudahkan pernafasan


-Dengan pemberian oksigenasi ,kebutuhan oksigen terpenuhi sehingga pola nafas menjadi efektif


3.
Hyperthermi
Tujuan : Suhu Tubuh Normal
Kriteria Hasil :
1. Suhu tubuh normal (36-37,5 C)
2. Tidak terdapat tanda infeksi (rubor,dolor,kalor,
tumor,fungsiolesa)
- Memberikan kompres hangat
-kolaborasi pemberian antipirektik
- Memonitor suhu tubuh setiap 2 jam
- Merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh
- merangsang pusat pengatur panas di otak
- Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tbuh
4.
Resiko kekurangan volume cairan b/d intake klien yang kurang

Tujuan : intake sama dengan output


Kriteria Hasil :
1. tekanan vital stabil
2. Turgor kulit baik
3. turgor kulit baik
4. membrane mukosa lembab
5. Pengisian kapiler cepat

- Memberikan cairan berupa teh encer, jus apel dalam jumlah 15 mL, tetapi sering

- Observasi turgor kulit, kelembaban membrane mukosa (bibir dan lidah)



- Catat cairan Intake dan Output


- Pantau masukan dan haluaran,catat warna, karakter urine. Hitung keseimbangan cairan


- Pemunuhan dasar kebutuhan cairan menurunkan resiko dehidrasi


- indicator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin kering karena napas mulut dan oksigen tambahan

- Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urine

- memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian

5.
Gangguan rasa aman dan nyaman b/d aktivitas batuk yang meningkat.

- Menemani dan membantu anak pada saat batuk bila anak  muntah.

- Meminimalkan anak untuk menangis atau tertawa/bercanda yang berlebihan
- Pemberian obat setelah anak mendapat serangan batuk dan sudah reda
- Mengurangi rasa gelisah dan kesulitan bernafas pada  anak


- Penyebab serangan  batuk dapat berkurang  


-
Obat tidak akan terbuang sia-sia kalau diberikan setelah anak mendapat serangan batuk
6.
Resiko kekurangan nutrisi b/d  adanya mual dan muntah

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Criteria hasil :
1. Menunjukkan peningkatan nafsu makan
2. Mempertahankan/ meningkatkan berat badan

- Berikan asupan gizi dengan jumlah kalori = 80/kkal kg BB Berikan protein sebanyak 40 gram
- Identifikasi factor yang menimbulkan mual/muntah ,misalnya sputum banyak, pengobatan aerosol, dispnea berat ,nyeri
- Meminimalkan pemberian susu yang terlalu manis atau makanan yang digoreng atau terlalu asin
- Nutrisi yang kurang menyebabkan daya tahan tubuh semakin menurun

- pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah




- Susu yang terlalu  manis dan goreng-gorengan dapat merangsang reflek batuk  yang meningkat




IV. EVALUASI
1) status ventilasi saluran pernafasan baik
2) menunjukkan pola napas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan paru jelas atau bersih
3) tidak terjadi resiko infeksi
4) pasien dapat tidur dan istirahat sesuai kebutuhannya
5) kekurangan volume cairan tidak terjadi
6) resiko kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tidak terjadi
7) melaporkan/menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas

 
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat kami ambil dari penjelasan isi makalah diatas adalah sebagai berikut :
1.                  Pertusis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Bordotella pertusis.
2.                  Pertusis dapat mengenai semua golongan umurdan terbanyak mengenai anak 1-5 tahun Tiga tahapan dari penyakit pertusis adalah tahap kataralis, paroksimal dan konvelesensi.
3.                  Asuhan keperawatan pada penderita pertusis secara garis besar adalah menjaga kebersihan jalan napas agar terbebas dari bakteri pertusis.

3.2 Saran
Sebagai perawat diharapkan mampu untuk  melakukan asuhan keperawatan terhadap penderita pertusis dan diftei. Karena seringkali pada penderita pertusis dan difteri disertai dengan komplikasi. Keadaan ini akan menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan. Oleh karena itu, penyakit batuk rejan dan difteri perlu dicegah. Cara yang paling mudah adalah dengan pemberian imunisasi bersama vaksin lain yang biasa disebut DPT dan polio.
Perawat juga harus mampu berperan sebagai pendidik. Dalam hal ini melakukan penyuluhan mengenai pentingnya  imunisasi dan imunisasi akan berdaya guna jika dilakukan sesuai dengan program. Selain itu perawat  harus memberikan  pengetahuan pada orang tua mengenai penyakit pertusis secara jelas dan lengkap.Terutama mengenai tanda-tanda, penanganan dan pencegahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul.2006.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.Jakarta :Salemba Medika
Ngastiah.2005.Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta:EGC
Staf  Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:Info Medika
Suriadi, dan Yuliani Rita. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 1. Jakarta : PT Fajar Interpratama.
Wong, Donna L. 2004. Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger