pengkajian dan askep tumor orbita mata

BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN 

Kasus:
Tuan BM usia 45 tahun  dengan diagnosa menderita Basalioma Luka pada kulit kelopak mata kanan. Pada awalnya adalah sebuah tahi lalat yang tumbuh 11 tahun yang lalu. Dan 5 tahun terakhir menjalar menutupi mata sebelah kanan dan membuat mata kanannya hilang/lubang. Karena kurangnya edukasi kesehatan akhirnya Tuan BM mengambil tahi lalat yang tumbuh menjadi besar tanpa bantuan tim medik. Akhirnya Tuan BM dibawa ke RS karena mata kanannya tidak bisa melihat pada tanggal 7 september 2010. Dan dilakukan pembedahan kepala leher pada tanggal 15 september 2010.

2.1 Pengkajian
  1. Identitas pasien:
nama pasien : Tuan BM
umur : 45 tahun
tanggal masuk Rs : 7 September 2010
diagnosa medis : OD suspek Basalioma
agama : islam
alamat : Nanggungan, Baron, Nganjuk
tgl pengkajian : 14 Oktober 2010
  1. Keluhan utama : Mata kanan tidak bisa melihat dan merasa malu.
  2. Riwayat penyakit sekarang : Luka pada kulit kelopak mata kanan pada awalnya adalah sebuah tahi lalat yang tumbuh 11 tahun yang lalu. Dan 5 tahun terakhir menjalar menutupi mata sebelah kanan dan membuat mata kanannya hilang/lubang. Karena kurangnya edukasi kesehatan akhirnya Tuan Budi mengambil tahi lalat yang tumbuh menjadi besar itu sendiri.
  3. Riwayat kesehatan masa lalu : Pasien mengalami suspek basalioma. Lalu tumor tersebut menjalar ke mata dan merusak integritas kulit serta merusak nervus optikus.
  4. Riwayat tumor pada keluarga : -
  5. Riwayat pengobatan : -
  6. Riwayat pembedahan : Tuan Budi berusaha melakukan pembedahan sendiri dengan menggunakan silet tanpa bantuan dari tim medik.
  7. Riwayat alergi : -

2.1.2 Pemeriksaan Fisik
  1. Tanda-tanda vital,meliputi :
    1. Tekanan Darah : 160/120 mmHg
b.   Denyut nadi : 108 x / menit
c.   Suhu tubuh : normal
d.   RR : 24 x / menit
  1. Pemeriksaan per sistem
B1 : Breathing
Sistem Pernapasan : normal tetapi klien menggunakan alat bantu nafas berupa selang kecil pada lubang hidungnya.
B2 : Blood
Sistem Kardiovaskular : normal.
B3 : Brain
Sistem Persyarafan :
VOD : -
VOS : 2/6
Sistem Perkemihan : normal.
Sistem Pencernaan : normal.
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal : normal.
  1. Data penunjang
CT scan kepala : massa solid di cavum orbita kanan dengan diameter 6,2 x 3,79 x 4,9 cm melekat pada bulbus okuli kanan dan mendesak ke laterosuperior melekat pada mm. Rektus okuli kanan mendekstruksi dinding superior sinus maksilaris kanan dan meluas ke dalamnya. Serta encase pada nervus optikus. Tidak tampak perluasan ke intrakranial.
  1. Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan adalah dengan pembedahan kepala leher. Bedah kepala leher adalah pembedahan yang dilakukan pada daerah sekitar kepala dan berhubungan dengan leher.

2.2 Analisis Data
No. Data Etiologi Masalah
1 S : Klien tidak bisa melihat pada mata kanan. Dan apabila mata kiri tidak jelas penglihatannya
O : VOD = -
VOS = 2/60
Basalioma

Kerusakan pada nervus optikus

Devek lapang pandang

Gangguan persepsi sensori
Gangguan persepsi sensori penglihatan.
2. S : Pasien merasa malu dengan orang lain.
O : Pasien cenderung diam, tidak banyak bicara dan kurang bersosialisasi dengan sekitar.
Basalioma

Kerusakan pada nervus optikus dan integritas kulit

 lapang pandang menurun

Gangguan citra tubuh
Gangguan citra tubuh.

2.3 Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan tumor orbita kasus basalioma antara lain:
1)      Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari organ penerima.
2)      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan kepala leher, efek samping    penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan.

2.4 Intervensi 
1.   Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari organ penerima.
Tujuan             : Mempertahankan ketajaman lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.
Kriteria hasil    :
  1. Berpartisipasi dalam program pengobatan.
  2. Mengenal gagguan sensori dan berkompensasi terhadap pengobatan.
  3. Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi        :
  1. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya.
R/  memberikan peningkatan, kenyamanan, dan kekeluargaan, serta mampu menurunkan cemas.
  1. Letakkan barang yang dibutuhkan atau posisi bell pemanggil dalam jankauan.
R/ memungkinkan pasien melihat objek lebih muda dan memudahkan panggilan untuk pertolongan bila dibutuhkan.
  1. Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan atau kemungkinan kehilangan penglihatan.
R/ sementara intervensi dini mencegah kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan atau mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau total. Meskipun kehilangan penglihatan telah terjadi dan tidak dapat diperbaiki, kehilangan lebih lanjut dapat dicegah.
  1. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh : atur perabot/ permainan, terutama perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam.
R/ menurunkan bahaya, keamanan, berhubungan dengan perubahan lapang pandang atau kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhadap sinar lingkungan.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan kepala leher, efek samping    penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan.
Tujuan : tidak terjadi gangguan citra diri
Kriteria hasil : Menyatakan penerimaan situasi diri.
                                    Memasukkan perubahan konsep diri tanpa harga diri negatif.
      Intervensi :
  1. Gali perasaan dan perhatian anak terhadap penampilannya.
            R/ meningkatkan keterbukaan klien.
  1. Dukung sosialisasi dengan orang-orang disekitar klien.
             R/ meningkatkan harga diri klien.
  1. Anjurakan untuk memakai kacamata hitam.
            R/ menutupi kekurangan dan meningkatkan citra diri klien.
  1. Beriakan umpan balik positif terhadap perasaan anak.
            R/ umpan balik dapat membuat klien berusaha lebih keras lagi mengatasi masalahnya.

2.5 WOC

BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tumor mata adalah pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak normal atau tonjolan abnormal pada bagian mata. Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas sering disebut sebagai kanker.
Tumor mata bisa berasal dari semua jaringan disekitar bola mata atau karena penyebaran dari sinus, otak, rongga hidung atau penyebaran dari organ lain ditubuh. Tumor mata dapat terjadi pada orang dewasa ataupun anak-anak.

4.2 Saran
Dengan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat menambah dan mengembangkan referensi tentang penyakit tumor mata dalam melakukan study di fakultas keperawatan serta bagi perawat diharaapkan juga menangani dan menanggulangi penyakit tumor mata pada kliennya.

DAFTAR PUSTAKA

Bruce, James. 2007.Lecture notes oftamologi hal 44-45. Erlangga Medical Series:Jakarta.
Carpenito ,Lynda Juall.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed 10. Jakarta:EGC
Istiqomah,Indriana N.2005.Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta:EGC
Sidarta, ilyas.2002.Dasar teknik pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata. Fakultas Kedokteran UI:Jakarta.
Sidarta, ilyas.2002.Ilmu penyakit mata Edisi ke-2 hal. 88-89. Sagung seto:Jakarta.
Sidarta, ilyas.2005. Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata hal 179-180. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:Jakarta.
Sidarta, ilyas.2009.Ikhtisar ilmu penyakit mata hal 297-301. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:Jakarta.
Voughan, Dale.2000.Oftalmology Umum. Jakarta: Widya Medika
Wilkinson,Judith M.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengsn zintervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.Jakarta:EGC
 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger