askeb nifas fisiologi hari ke-5

BAB I
LANDASAN TEORI

A.          Pengertian
1.      Masa nifas adalah masa pulihnya kembali dari masa persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama nifas yaitu 6-8 Minggu ( Rustam Moochtar, 1998 : 115 ).
2.      Nifas adalah puerpurium berlangsung selama 6 Minggu sampai 48 hari merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan pada keadaan normal ( Manuaba, 1998 : 190 ).
3.      Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu ( Sulaiman, 1995 : 315)
4.      Nifas adalah masa  setelah seorang ibu melahirkan bayi dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya ( Christina Jilid 111, 1993 : 1 ).

B.           Periode Nifas
1.      Puerperium Dini / Early Puerperium
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap bersih dan boleh bekerja ( setelah 40 hari ).
2.      Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggui.
3.      Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi (bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan ). (  Mochtar, 1998 : 115).

C.          Fisiologi Nifas
Perubahan-perubahan yang normal terjadi pada masa nifas adalah :
1.      Involusi
Perubahan sebagai proses kembalinya alat kandungan dan jalan lahir setelah bayi  dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
a.       Involusi Rahim
Setelah bayi lahir, TFU ± 3 jari bawah pusat. Setelah 6 Minggu dicapai lagi ukuran normal. Involusi disebabkan oleh autolysis ( Sulaiman, 1983 : 315 ).
TFU dan berat uterus menurut masa involusi :
Involusi
TFU
Berat Uterus
Bayi lahir
Uri Lahir
1 Minggu

2 Minggu

6 Minggu
8 Minggu
Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pusat Symphisis
Tidak teraba atas symphisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
1000 gram
750 gram
500 gram

350 gram

50 gram
30 gram
(  Mochtar , 1998 : 115 ).
Involusi ini terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil karena cytoplasmanya yang berlebihan di buang (Sulaiman S, 1983 : 315).
Involusi disebabkan oleh proses autolysis, pada zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan air kencing, sebagai buktinya kadar nitrogen dalam air kencing sangat tinggi (Sulaiman S, 1983 : 315).
Pelepasan placenta dari selaput janin dan dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum bagian atas. Setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas dan stratum spongiosum yang tinggal menjadi nekrosis, sedangkan lapisan bawahnya yang berhubungan dengan lapisan otot terpelihara dengan baik (Sulaiman S, 1983 : 316).
Bagian yang nekrosis dikeluarkan dengan lochea, sedangkan lapisan yang tetap sehat menghasilkan endometrium yang baru. Epitel baru terjadi dengan proliferasi sel-sel kelenjar, sedangkan stroma baru dibentuk dari jaringan ikat diantara kelenjar-kelenjar epitelisasi siap dalam 10 hari, kecuali pada tempat plasenta dimana epitelisasi memakan waktu 3 minggu (Sulaiman S, 1983 : 316).
b.      Involusi tempat Placenta
Bekas implantasi placenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini  mengecil,  pada akhir minggu kedua hanya sebesar 3-4 cm dan terakhir nifas 1-2 cm. Luka bekas placenta tidak meninggalkan parut waktu sembuh ( Sastrawinata , 1983 : 316 ).
c.       Perubahan pembuluh darah rahim
Setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas (Sastrawinata, 1983 : 316).
d.      Cerviks
Cerviks agak menganga, seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil setelah bayi lahir.
Setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari. Setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari (  Mochtar, 1998 : 116 ).
e.       Ligamen-ligamen
Ligamen fasia dan diafragma pelvis berangsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor (  Mochtar, 1997 : 116 ).
f.       Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu (Sulaiman S, 1983 : 317).
g.      Saluran Kencing
Sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus sfingter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya oedem kandung kemih yang terjadi selama persalinan.  (Mochtar, 1998 : 117 ).
Proses involusi terjadi karena adanya :
Autolysis : Zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan urine (Sastrawinata, 1983 : 315).
Aktivitas otot-otot : Otot- otot uterus berkontraksi segera postpartum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman-anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan (Wiknjosastro, 2006 : 238).
Ischemia (Local anemia) : Yaitu kekurangan darah pada uterus, disebabkan akibat pengurangan aliran darah yang pergi ke uterus di dalam masa hamil, sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami atrofi kembali ke ukuran semula (Ibrahim, 1993 : 12).
2.      Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas
a.       Lochea Rubra ( Cruenta )
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel decidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
b.      Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah, coklat kekuningan berisi darah dan lendir,hari 3-7 pasca persalinan.
c.       Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari 7-14 pasca persalinan.
d.      Lochea Alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
e.       Lochea Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f.       Locheaostasis
Lochea tidak lancar keluar.
(  Mochtar, 1998 : 116 ).
3.      Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi ( menyusukan ) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae yaitu :
a.       Proliferasi jaringan pada kelenjar – kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah
b.      Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning putih susu.
c.       Hipervaskularisasi  pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena – vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
d.      Setelah persalinan, pengaruh estrogen dan progesteron hilang. Maka timbul penraruh hormon laktogenik ( LH ) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Di samping itu pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi ASI akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hypofise. Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anaknya.
(  Mochtar, 1998 : 117 ).

A.          PENGKAJIAN
1.      Data Subyektif
a.       Biodata
1.      Nama
Ditanyakan nama dengan tujuan agar dapat mengenal atau memanggil penderita agar tidak keliru dengan penderita – penderita lain ( Ibrahim, 1993 : 84 ).
2.      Umur
Dalam kurun Reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun (Wiknjosastro, 2006 : 23 ).
3.      Pendidikan
Pendidikan rendah atau tidak berpendidikan akan sulit menerima penjelasan  yang diberikan walaupun pada akhirnya insting keibuan akan lebih berperan dalam  perawatan bayinya. (Ibrahim, 1996 : 28).
4.      Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita nanti sesuai ( Ibrahim, 1993 : 85 ).
5.      Perkawinan
Ditanyakan kepada ibu itu berapa lama dan berapa kali kawin. Ini akan membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin dalam ibu itu ( Ibrahim, 1993 : 85 ).
6.      Agama
Agama ditanyakan berhubungan dengan perawatan penderita, misalnya dari agamanya tidak boleh makan daging hewan tertentu.
Dalam keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan, misalnya pada agama katolik memanggil pastur dll ( Ibrahim, 1993 : 85 ).
7.      Kebangsaan
Ini perlu ditanyakan untuk mengadakan statistik yentang kelahiran ( Ibrahim, 1993 : 85).
b.      Keluhan Utama
Alasan mencari pertolongan : merasa tidak nyaman setelah persalinan. Keluhan yang dirasakan : Kurangnya pengetahuan mengenai menyusui dan perawatan bayi ( Hamilton, 1995 : 286 ).



c.       Riwayat Kesehatan
1.      Anemia post partum akan menyebabkan :
  • Terjadi sub involusi uteri menimbulkan perdarahan post partum
  • Memudahkan infeksi puerperium
  •  Pengeluaran ASI berkurang
  • Terjadi dekompensasi kodis mendadak setelah persalinan
  • Anemia kala nifas
  • Mudah terjadi infeksi mammae ( Manuaba, 1998 : 32).
2.      Kencing manis / diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis, serta menghambat penyembuhan luka jalan lahir, baik karena ruptur perineum maupun luka episiotomi ( Wiknjosastro, 2006 : 521 ).
3.      Setelah bayi dilahirkan, penderita dapat tiba-tiba jatuh kolaps yang disebabkan darah tiba-tiba membanjiri tubuh ibu sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah. Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat sekurang-kurangnya 2 minggu setelah bersalin (  Mochtar, 1998 : 140 ).
4.      Penyakit TBC
Ibu dengan tuberculosis aktif tidak dibenarkan untuk memberikan ASI karena dapat menularkan pada bayi ( Manuaba, 1998 : 275 ).
5.      Ibu dengan hepatitis dapat menularkan pada anaknya yang terjadi saat lahir melalui pencernaan menelan darah dari perlukaan jalan lahir, ASI, dan kontak langsung dengan sekret dari ibu ( Wiknjosastro, 2006 : 560 ).
d.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat genetic atau berkaitan dengan medis ( Varney, 2002 : 186 )
Apakah dari keluarga ibu atau orang  yang  tinggal  bersama ibu ada yang sakit,  terutama penyakit yang sangat menular  yang sangat  kronis. Bila ada penyakit menular dapat lekas menular pada ibu dan  bayi. Ditanyakan pula mungkin dari keluarga ibu atau suaminya ada yang berpenyakit keturunan misalnya jiwa, diabetes, hemofili karena mungkin ada pengaruh keturunan terhadap janin ( Ibrahim, 1993 : 86 ).
e.       Riwayat Kebidanan
1)      Haid
Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat kandungan ( Sulaiman, 1983 : 154 ).
Lamanya siklus haid pada setiap wanita tidak sama, siklus haid yang normal adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju 2-3 hari atau mundur sampai 3 hari ( Pusdiknakes, 1993 : 18).
2)      Riwayat Kehamilan
Pda TM 1 sering ditemukan emesis ringan, fatigue, sering BAK. Pada TM II mengeluh sulit tidur,pegal di daerah panggul, rasategang sewaktu-waktu di perut,oedem kaki yang menghilang di pagi hari. TM III mengeluh nyeri pinggang, sering BAK, obstipasi,oedem tungkai da kram kaki.
ANC di tempat pelayanan kesehatan minimal 4 kali ( Depkes RI, 1996 : 5 ).
Atau biasanya juga 1 kali sebulan  sampai bulan keenam. Dua kali sebulan dari bulan keenam sampaibulan kesembilan. Satu kali seminggu pada bulan terakhir ( Sastrawinata, 1983 : 168 ).
Mulai pergerakan anak usia 20 minggu. TT diberikan 2 kali dengan interval minimal 4 minggu. Nasehat yang diberikan meliputi gizi pada ibu hamil, personal hygiene, aktifitas, perawatan payudara, tanda kehamilan resiko tinggipentingnya ANC dan imunisasi ( Wiknjosastro, 2002 : N2.).
Ibu mendapat terapi Fe 90 tablet, B6 30 tablet, B12 30 tablet dan Iodium 1 buah ( Depkes RI, 1994 : 46 ).
3)      Riwayat Persalinan
Kala I     :  Untuk primi 11 jam, multi 7 jam. His pembukaan cervik sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm mulai kuat, teratur dan sakit
Kala II    :  Untuk primi 2 jam , multi 1 jam, persalinan spontan dan BBL sehat dan normal
Kala III  :  Placenta lahir      spontan lengkap. Primi ½ jam , multi ¼ jam
Kala IV  :  2 jam post partum pendarahan tidak boleh lebih dari 500 cc
(Mochtar, 1998 : 94).
4)      Riwayat nifas
Masa nifas yang lalu tidak ada penyakit seperrti pendarahan post partum dan infeksi nifas. Maka diharapkan nifas saat ini juga tanpa penyakit. Ibu menyusui sampai usia anak 2 tahun. Terdapat pengeluaran lochea rubra sampai hari ketiga berwarna merah. Lochea serosa hari keempat sampai kesembilan warna kecoklatan. Lochea alba hari kesepuluh sampai kelimabelas warna putih dan kekuningan. Ibu dengan riwayat pengeluaran lochea punulenta, lochea statika, infeksi intra uterin, rasa nyeri berlebih memerlukan pengawasan khusus. Dan ibu meneteki kurang dari 2 tahun. Adanya bendungan ASI sampai terjadi abses payudara harus dilakukan observasi yang tepat ( Manuaba, 1998 : 193 ).  
5)      Riwayat  KB
Konstrasepsi yang bisa digunakan oleh ibu pasca salin adalah suntikan, implant, AKDR, pil KB, untuk yang kontap syaratnya usia ibu harus > 35 tahun, jumlah anak >2, slain itu bisa menggunakan kondom,jelly atau tissue (Manuaba, 1998 : 439).
e.       Pola kebiasaan sehari-hari
1)      Nutrisi
Ibu menyusui harus
§  Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
§  Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
§  Minum sedikitnya 3 liter air setiap air ( anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
§  Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
§  Minum kapsul vitamin A (200.000 unit )agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI nya ( Saifuddin, 2006 : N25 ).
2)      Personal hygiene
§  Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
§  Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air dari depan ke belakang, baru membersihkan daerah sekitar anus
§  Nasehatkan pada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai BAK/BAB
§  Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2x sehari
§  Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabundan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
§  Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka ( Saifuddin, 2006 : N24-N25).
Perawatan Payudara
1.                                          menjaga payudara tetap bersih dan kering,terutama puting
2.                                          mengguakan BH yang menyokong payudara
3.      apabila puting susu lecet, oleskan ASI pada sekitar puting setiap selesai menyusui
4.      jika lecet berat, istirahatkan 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok
5.      untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum parasetamol 1 tablet tiap 4-6 jam
6.      jika payudara bergerak akibat bendungan ASI , lakukan :
·         pengompresan payudara dengan kain basah dan hangat selama 5 menit
·         urut payudara dari arah pangkal ke puting
·         keluarkan ASI sebagian sehingga puting susu lebih lunak
·         susukn bayi tiap 2-3 jam . jika tidak dapat mengisap seluruh ASI –nya, sisanya dikeluarkan dengan tangan
·         letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui ( Saifuddin, 2002 : N27).
3)      Istirahat
§  Anjurkan agar ibu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
§  Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi tidur
§  Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal
§  Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
a.       Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak pendarahan
b.      Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri (Saifuddin, 2002 : N25).
4)      Eliminasi
BAK : harus BAK dlam waktu 6 jam post partum, bila 8 jam post partum belum BAK, dirangsang dengan air mengalir, kompres hangat dan lain-lain. Bila tidak bisa dilakukan kateterisasi
BAB : jika pada hari ke-3 blum BAB, berikan laxansia dan diet tinggi serat (sayur-sayuran, buah-buahan) (Sastrawinata, 1983 : 325).
5)      Sexual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa nyeri ( Saifuddin, 2006 : N27).

6)      Latihan
8 jam post partum ibu harus tidur terlentang untuk mencegah terjadinya pendarahan post partum. Setelah 8 jam boleh miring ke kiri ke kanan untuk mencegah trombosis lalu duduk,berjalan dan latihan-latihan senam ( Wiknjosastro, 2006 : 242).
Senam Nifas
Senam yang dilakukan pada masa nifas
Tujuan :
§  Memulihkan kekendoran otot sesudah kehamilan dan persalinan
§  Memperkuat otot-otot yang mengendor waktu kehamilan
§  Memperlancar pengeluaran Lochea
§  Mempercepat involusi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam senam nifas
§  Ibu nifas cukup sehat berdasarkan pemeriksaan dokter
§  Ibu tidak mempunyai komplikasi ( Post SC, infeksi puerpueralis )
§  Dimulai dari yang amat ringan, misal : menarik nafas panjang, miring kiri dan miring kanan
Beberapa gerakan dan fungsinya
1.      Untuk meratakan perut dan merampingkan pinggul
v  Berbaring terlentang dengan kedua lutut dibengkokkan. Tarik ke dalam otot-otot dinding perut dan pertahankan dengan penguat perut, angkat kepala dan bahu serta julurkan tangan ke arah kaki.
v  Merangkak dengan tangan dan lutut di lantai. Tarik otot-otot perut agar masuk dan bengkokkan lutut kanan ke dagu, kemudian luruskan kebelakang sebelum menempatkannya ke bawah lagi.
v  Duduk di atas panggul kiri dengan tungkai dibengkokkan ke kanan. Berlutut tegak lurus dan ubah sehingga anda duduk diatas panggul.
v  Berbaring terlentang dengan kedua lutut dibengkokkan tnggi keatas, masukkan otot-otot dinding perut, serta julurkan tangan kanan melintang diatas dada serta menggapai kebawah kearah pergelangan kaki kiri.
v  Berbaring terlentang dangan tangan lurus disamping tubuh, angkat tungkai kanan dan bawa kearah tangan kiri yang memuntir dari pinggang serta pertahankan lengan rata pada lantai.
v  Duduk pada lantai dengan punggung lurus dan lengan dijulurkan ke depan, pertahankan perut ke dalam dan kemudian berjalan maju lalu mundur.
2.      Memperkuat dasar panggul
Berbaring terlentang diatas lantai dengan kaki diatas bangku. Tarik ke atas dasar panggul dan kemudian angkat bokong keatas sehingga badan membentuk garis lurus dari tumit ke bahu lalu turunkan perlahan-lahan.
3.      Membentuk payudara
Dengan duduk, berdiri atau berlutut pertahankan lengan horisontal di depan dengan masing-masing tangan mencekaplengan diatas, sisi yang lain tetap diatas siku, cekap masing-masing lengan dengan kuat dan dorong lengan bersama-sama, pertahankan kemudian istirahat.
7)      Riwayat ketergantungan
Jamu untuk melancarkan peredaran darah juga untuk laktasi dan menguatkan badan ( Ibrahim, 1993 : 32 ).
Kebiasaan merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi ( Manuaba, 1998 : 140 ).
Merokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah  di dalam tubuh, termasuk pembuluh – pembuluh darah pada uterus sehingga menghambat proses involusi, sedangkan alkohol dan narkotik mempengaruhi kandungan ASI yang mempengaruhi langsung perkembangan psikologis bayi dan mengganggu proses bonding antara ibu dan bayi.
8)      Sosial budaya
Kebiasaan yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan :
Ø  Menghindari makanan berprotein, seperti ikan / telur karena ibu menyusui perlu tambahan kalori sebesar 500 kalori/hari.
Ø  Penggunaan bebet perut segera pada masa nifas (2-4 jam pertama )
Ø  Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus berkontraksi karena merupakan perawatan yang tidak efektif untuk atonia uteri
Ø  Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam pertama setelah kelahiran karena masa transisi adalah masa kritis untuk ikatan batin ibu dan bayi untuk memulai menyusu ( Saifudin, 2002 : N29 ).
9)      Keadaan psikososial spiritual
Bonding terjadi saat ibu dan ayah menerima dan mengenali bayinya, senyum, memeluk, meneliti dan memberikan tanda positif tentang bayinya. Reaksi negatif seperti sedikit menggendong bayi, menjadi apatis dan memberikan tanda tidak baik bagi bayinya. Bila orang tuia merasakan poisitif tentang bayinya seperti mereka lebih banyakmendapat ketrampilan dalam perawatan anak dan sedikit kemungkinan untuk memperlakukan anak dengan salah atau melalaikan bayinya disaat mendatang ( Hamilton, 1995 : 293 ).
Menurut beberapa penelituan, menerima peran sebagai orang tua meliputi tahap ketergantungan ( Taking-In ) :
Ø  Tejadi pada hari ke-1 dan 2 post partum
Ø  Menurut Rubin ( 1961 ) saat tersebut adalah ‘fase taking-in ‘ ( menerima yaitu waktu dimana ibu membutuhkan perlindungan dan pelayanan )
Ø  Memfokuskan energi pada bayinya dan selalu membicarakan pengalaman melahirkan berulang-ulang
Ø  Masa ini mempersulit dan mengurangi ketrampilannya untuk berkonsultasi pada informasi baru, maka instruksi harus berkali-kali
( Hamilton, 1995 :294 ).

2.      Data Obyektif
a.       Pemeriksaan Umum
Kesadaran penderita dan keluhan yang terjadi setelah melahirkan (Manuaba, 1998 : 194 ).
b.      Tanda-tanda vital
Ø  Tekanan darah : pada beberapa kasus ditemukan keadaan hypertensi post partum. Tetapi ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan  tanpa pengobatan (Sarwono, 2006 : 241 ).
Ø  Nadi : Nadi berkisar umumnya antara 60-8- denyutan/menit. Segera setelah partus dapat terjadi brakhikardia. Bila terdapat takikardi sedangkan badan tidak panas, mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada vikum kardis pada penderita. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibandingkan suhu badan ( Wiknjosastro, 2006 : 214 ).
Ø  Suhu : Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2ºC. Sesudah partus dapat naik 0.5ºC dari keadaan normal tetapi tidak melebihi 38ºC, sesudah 12 jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan lebih dari 38ºC mungkin ada infeksi ( Wiknjosastro, 2006 : 240 ).
Ø  Pernafasan : Keadaan pernafasan akan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya (Ibrahim, 1993 : 79).


c.       Pemeriksaan Fisik
Ø  Mata : Observasi terutama konjungtiva apakah pucat ? ( Depkes RI,1994 ).
Ø  Muka : Setelah melahirkan, warna muka ibu akan kelihatan pucat, disebabkan adanya perdarahan ( Christina, 1993 : 79 ).
Ø  Mulut : Observasi bibir dan rongga mulut. Apakah bibir k.ering atau pucat ? Warna rongga mulut, sariawan dan bau mulut. Observasi lidah untuk mengetahui bentuk dan warnanya ( Depkes RI, 1994 : 21 ).
Ø  Gigi : Observasi gigi dan gusi, apakah ada karies, gigi palsu, gigi yang hilang, infeksi gusi dan sariawan ( Depkes RI, 1994 : 21 ).
Ø  Dada : Pernafasan normal, irama teratur, tidak ada wheezing yang merupakan asma, bunyi jantung normal.
Ø  Payudara : Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu, melainkan colostrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola mammae ( Sastrawinata, 1983 : 318 ).
Ø  Abdomen : Setelah placenta lahir TFU ± 2 jari bawah pusat ( Sarwono, 2006 : 237 ).
Kontraksi uterus baik artinya uterus menjadi keras, atau kontraksi lembek, uteris terasa lemah ( Ibrahim, 1993 : 80 ).
Ø  Kandung kemih : Dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan hiperanemia, kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah ( Sastrawinata, 1983 : 318 ).
Dalam waktu 6 jam harus bisa kencing, kalau sampai 8 jam PP belum dapat kencing / kencing belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateter, kandung kencing harus diusahakan tetap kosong ( Sastrawinata, 1983 : 326 ).
Ø  Genetalia : Luka-luka pada jalan lahir bila tidak ada infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari . Lochea Rubra ( cruenta ) berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel decidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium ( Rustam Mochtar, 1998 : 116 ).
Perineum ada luka episiotomi / ruptur harus bersih, tidak berwarna, tidak oedema dan jahitan harus tertaut dengan baik ( Hamilton, 1995 : 282 ).
Ø  Ekstremitas : Normal, tidak terdapat flegmasia alba dolens yang merupakan salah satu bentuk infeksi puerperalis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis yang terinfeksi dan disertai pembentukan trombosit. Dapat menimbulkan gejala klinik : bengkak pada tungkai, berwarna putih, terasa sangat nyeri, tampak bendungan pembuluh darah, suhu tubuh meningkat
( Manuaba, 1998 : 316 ).
d.      Pemeriksaan penunjang
e.       Terapi yang didapat
Ø  Pil zat besi 40 tablet
Ø  Vitamin A 200.000 unit ( Saifuddin, 2002 : N26).

B.           ANALISA DATA / DIAGNOSA KONDISI
Diagnosa Kondisi :
Ibu post partum, P APIAH, jam / hari, jenis persalinan spontan, belakang kepala,anak hidup,jenis kelamin,laktasi bagaimana,involusa baik atau tidak, lochea yang keluar, kontraksi uterus, keadaan umum.
Dangan masalah
1.      Resiko tinggi terhadap infeksi
2.      Resiko tinggi terhadap perdarahan ( Hamilton,  1995 : 282 ).
3.      Potensial kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi
4.      Potensial kurangnya pengetahuan ibu mengenai  menyusui, hubungan seksual, dan kontrasepsi
5.      Potensial pecahnya puting susu dan mastitis sampai dengan kegiatan menyusui ( Hamilton, 1995 : 295 ).


C.          PERENCANAAN
Ibu post partum, P APIAH, jam / hari, jenis persalinan spontan, belakang kepala,anak hidup,jenis kelamin,laktasi bagaimana,involusa baik atau tidak, lochea yang keluar, kontraksi uterus, keadaan umum.
Tujuan : masa nifas berjalan normal tanpa komplikasi bagi ibu dan bayi
Kriteria :
                        KU ibu baik
                        T  : 110/70 mmHg – 130/80 mmHg
                        N :  60 x / menit – 80 x / menit
                        S :  36 – 37,5 °C
                        Rr : 16 – 24 x / menit
                        Kontraksi uterus baik ( bundar dan keras )
                        Laktasi lancar
Involusi menurun secara bertahap, lochea normal : perubahan warna sesuai tahapan hari-hari, pengeluaran lochea lancar, tidak berbau.
                        KU bayi baik
                        Rr :  30 – 60 x / menit
                        S  :  36,5 – 37,5 ºC
         Warna kulit kemerahan ( Wiknjosastro, 2002 : N32 ).
Intervensi :
a.       Jelaskan pada ibu tentang fisiologi nifas
R/     Ibu dapat beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan sekarang
b.      Observasi KU ibu dan TTV
R/     Jika ditemukan suhu tubuh tinggi merupakan tanda dari febris purpueralis
c.       Observasi keadaan proses involusi, TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran lochea
R/     Bila ditemukan TFU tidak sesuai dengan hari setelah persalinan merupakan tanda sub involusi
d.      Ajarkan vulva hygiene yang benar
R/     Genetalia yang kotor dan pengeluaran lochea yang berbau busuk merupakan media kuman dan terjadinya infeksi
e.       Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
R/     Tirah baring > 8 jam PP merupakan faktor terjadinya trombosis dan tromboemboli
f.       Anjurkan ibu makan dengan nutrisi bagus dan seimbang
R/     Lancar tidaknya ASI dan kesembuhan luka jahitan dapat dideteksi dengan gizi yang adekuat
g.      Pengawasan nyeri pada alat genetalia, perineum dan mammae
R/     Nyeri yang berlanjut merupakan tanda infeksi
h.      Ajarkan tentang perawatan payudara
R/     Puting lecet merupakan port de enter
( Pusdiknakes WHO,JHPIEGO.2001 )
Diagnosa Masalah
1.      Resiko tinggi terhadap infeksi
Tujuan : Ibu bebas dari infeksi
Kriteria :
         Tidak terjadi panas / demam
                     Lochea normal, perubahan warna sesuai tahapan hari-hari
                     TTV normal :
                     T  : 110/70 mmHg – 130/80 mmHg
                     N :  60 x / menit – 80 x / menit
                     S :  36 – 37,5 °C
                     Rr : 16 – 24 x / menit
               Intervensi :
a.       Observasi tekanan darah, suhu dan nadi
R/     Kenaikan suhu 38°C dalam 24 jam pertama dan terulang selama 2 hari menandakan infeksi
b.      Observasi kontraksi dan pengeluaran lochea
R/     TFU pada awal post partum ±2 cm dibawak pusat, bila meningkat 1-2 cm/ hari menandakan adanya sub involusi. Hal ini terjadi mungkin karena jaringan placenta tertinggal mengakibatkan infeksi
c.       Perhatikan jumlah urin dan lihat tanda-tanda infeksi saluran kemih
R/     Urine yang tetap meningkatkan  resiko terhadap infeksi saluran kemih
d.      Ajarkan vulva hygiene yang benar
R/     Mencegah penyebaran infeksi
e.       Anjurkan ibu makan makanan tinggi protein, vitamin C dan zat besi serta minum air ± 3 liter/hari
R/     Meningkatkan daya tahan tubuh
( Pusdiknakes WHO,JHPIEGO.2001 )
           
2.      Resiko tinggi terhadap perdarahan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi
Kriteria :
            KU ibu baik,tidak anemis,konjungtiva palpebrae merah muda
            Kontraksi uterus baik, perdarahan tidak lebih dari 500 cc
            Intervensi
a.       Observasi kontraksi  uterus, keadaan kandung kemih
R/     Kandung kemih penuh mengganggu kontraksi uterus dan menyebabkan perubahan posisi dan relaksasi fundus
b.      Observasi intake dan output cairan
R/     Mencegah dehidrasi
( Pusdiknakes WHO,JHPIEGO.2001 )
3.      Potensial kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayinya
Tujuan : Ibu dapat melakukan  perawatan diri dan bayinya secara mandiri
Kriteria : Ibu dapat melakukan teknik perawatan diri dan bayinya dengan benar
Intervensi :
a.       Kaji lebih lanjut tentang pengetahuan ibu  mengenai perawatan nifas dan bayi
b.      Berikan penjelasan tentang perawatan nifas dan bayi yang dapat dilakukan  ibu dengan teknik yang benar
c.       Lakukan demonstrasi sekaligus bersama ibu tentang teknik perawatan nifas, bayi dan benarkan jika ibu melakukan kesalahan  
( Pusdiknakes WHO.JHPIEGO.2001 )
4.      Potensial kurangnya pengetahuan mengenai menyusui, hubungan seksual dan kontrasepsi.
Tujuan : Ibu dapat memahami penjelasan petugas
Kriteria : Ibu dapat menjelaskan kembali secara singkat seperti yang dijelaskan petugas.
Intervensi :
a.       Jelaskan tentang manajemen laktasi yang benar
R/  Ketidaktahuan ibu tentang laktasi akan berpengaruh buruk terhadap ASI dan bayi
b.      Jelaskan tentang KB yang tidak mempengaruhi laktasi
R/  Jelaskan hubungan seks setelah nifas
c.       Jelaskan tentang KB yang tidak mempengaruhi laktasi
R/  KB yang tidak baik pada ibu kemungkinan berpengaruh terhadap proses laktasi.(Pusdiknakes WHO.JHPIEGO.2001)
5.      Potensial pecahnya puting susu dan mastitis sampai dengan kegiatan menyusui
Tujuan     :    Tidak ada pecah puting dan mastitis
Kriteria    :    Laktasi lancar
                     Mamae tidak bengkak
Intervensi :  
a.       Jelaskan dan anjurkan cara perawatan payudara yang benar
R/  Jika ibu memahami perawatan payudara yang benar, maka kelancaran proses laktasi terjamin.
b.      Jelaskan dan anjurkan cara massage payudara yang benar
R/  Kelancaran laktasi dideteksi melalui cara perawatan payudara
c.       Jelaskan tentang manajemen laktasi
R/  Kepuasan bayi menyusui dan lancarnya pengeluaran ASI dapat diketahui dengan keadaan manajemen laktasi dari Ibu.
            (Wiknjosastro, 2006 : 259 – 280).



D.          PELAKSANAAN
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah disusun dilaksanakan secara efisien dan aman.
Tindakan yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan kepada ibu nifas normal sesuai dengan rencana yang telah disusun berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah timbul.
Didalam tahap ini bidan melakukan observasi  sesuai kriteria evaluasi yang di rencanakannya.
Beberapa hal yang mendapat perhatian dalam tahap pelaksanaan adalah;
-          Intervensi yang dilakukan harus berdasarkan prosedur tetap yang lazim di lakukan.
-          Pengamatan yang dilakukan secara cermat dan tepat sesuai dengan kriteria dan evaluasi yang telah ditetapkan.
-          Pengendalian keadaan pasien/ klien sehingga secara berangsur-angsur mencapai kondisi yang diharapkan.
     (Pusdiknakes, 1994).

E.           EVALUASI
Pada langkah ini dilakukan evaluasi klasifikasi dari asuhan yang mudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah didefinisikan didalam masalah diagnosa/ masalah.
Langkah evaluasi dalam asuhan kebidanan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
S    :  Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa
O   :  Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan tes diagnosa lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment.
A   :  Assesment
Menggambarkan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi :
1.      Diagnosa/ masalah
2.      Antisipasi diagnosa lain/ masalah potensial
P    :  Plan
Menggambarkan pendokmentasian dari perencanaan evaluasi berdasarkan assesment.
         (Pusdiknakes, 1994 ).

BAB II
TINJAUAN KASUS

A.    PENGKAJIAN DATA
  1. Data Subyektif
a.       Biodata
Nama                                    : Ny.I                                 Tn. E
Umur                                    : 25 tahun                          30 th
Agama                                  : Islam                               Islam
Suku/ Bangsa                       : Jawa/ Indonesia              Jawa/ Indonesia
Pendidikan                           : SMP                                SMP
Pekerjaan                              : Ibu Rumah Tangga         Wiraswasta
Penghasilan                          : -                                       Rp.600.000,-/bln
Status marital                       : Menikah                          Menikah
Umur kawin                         : 24 tahun                          29 tahun
Lama/ berapa kali kawin      : 1 tahun/ 1 x                     1 tahun/ 1 x
Alamat                                 : Dsn Pondok,Ds Macanan,Kec.Jogorogo
Tanggal/ jam pendataan       : 10 Juni 2010 pukul 13.00 WIB
Tempat pendataan                : Poned Puskesmas Jogorogo
Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada payudara dan belum bisa BAB.
b.      Riwayat Kesehatan
1)      Riwayat Kesehatan Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti sesak nafas, jantung berdebar, batuk yang lama/ menahun, penyakit dengan gejala banyak makan, banyak minum dan sering kencing, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kuning dan penyakit dengan gejala mengeluarkan cairan dari kemaluan yang berbau dan membuat gatal.
2)      Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit seperti sesak nafas, jantung berdebar, batuk yang lama/ menahun, penyakit dengan gejala banyak makan, banyak minum dan sering kencing, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kuning dan penyakit dengan gejala mengeluarkan cairan dari kemaluan yang berbau dan membuat gatal. Ibu mengatakan pernah sakit batuk pilek dan sembuh setelah dibelikan obat ditoko.
3)      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu atau suami tidak ada yang pernah menderita penyakit menurun seperti penyakit jantung, sesak nafas, dan kencing manis dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti batuk yang lama/ menahun dan penyakit kuning.
4)      Riwayat Kebidanan
-          Haid
Ibu mengatakan haid pertama kali pada usia 13 tahun, haid rutin setiap 28-30 hari, lamanya 5-7 hari. Pada hari pertama dan kedua ganti pembalut 3x sehari, hari ke 3 sampai selesai ganti pembalut 2x sehari. Pada hari pertama sampai ketiga darah keluar berwarna merah disertai sedikit gumpalan, pada hari keempat sampai selesai darah kaluar berwarna merah sedikit-sedikit kemudian menjadi kecoklatan. Ibu mengatakan mengeluh pada hari pertama haid, dan mengalami keputihan selama + 2 hari, berwarna putih jernih dan tidak berbau.
-          Riwayat kehamilan sekarang
Sejak hamil muda ibu tidak memiliki keluhan seperti mual atau muntah yang menghilang pada kehamilan 4 bulan, hanya beberapa kali ibu merasa pusing tetapi segera sembuh setelah istirahat. Selama hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya pada bidan, ibu periksa sebanyak 5 kali yaitu 1 kali pada kehamilan 4 bulan, 2 kali pada trimester II yaitu kehamilan 5 bulan dan kehamilan 6 bulan, 2 kali pada trimester III yaitu kehamilan 7 bulan dan kehamilan 9 bulan. Ibu mulai merasakan gerakan janin 4 bulan yang lalu. Pada saat periksa hamil ibu mendapat imunisasi TT 2 kali yaitu pada usia kehamilan 5 dan 6 bulan. Selain itu ibu juga mendapat vitamin antara lain vitamin B komplek, vitamin C, dan tablet Fe 90 tablet diminum semua, penyuluhan tentang perawatan payudara, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan melaksanakannya secara rutin di rumah.
-          Riwayat Persalinan Sekarang
Ibu mengatakan sudah lega melahirkan anak pertama pada tanggal 06-06-2010, pukul 14.30 WIB, bayi laki-laki, lahir spontan dan langsung menangis. BB 3900 gram, PB 51 cm, tidak ada kelainan. Pukul 14.35 placenta lahir spontan, lengkap, perdarahan + 200 cc, pada perineum terdapat luka episotomi dan dijahit, setelah bayi lahir bayi dirawat bersama ibu.
-          Riwayat Nifas Sekarang
Ibu mengatakan terasa nyeri pada daerah luka jahitan dan belum bisa BAB. Ibu mengatakan masih mengeluarkan cairan kekuningan dari kemaluan, tidak terlalu banyak, ibu sudah menyusui bayinya, namun sejak tadi jarang disusukan karena putting susu lecet membuatnya tidak nyaman. Ibu ingin memberi ASI saja sampai usia 6 bulan dan melanjutkannya sampai usia 2 tahun sesuai anjuran bidan.
-          KB
Sebelumnya ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi. Setelah kelahiran anak pertama ini ibu berencana untuk menggunakan alat kontrasepsi. Dan alat kontrasepsi yang ibu pilih adalah suntik karena dirasa paling mudah.
5)      Pola Kebiasaan Sehari-hari
-          Nutrisi
Selama hamil   :  Ibu makan 3x sehari, porsi sedang habis, komposisi nasi, sayur (wortel, bayam, kangkung dan ketela), lauk (tahu, tempe, telur, kadang ayam atau daging), kadang ditambah buah pisang, semangka, jeruk.
Selama nifas    :  Makan 3 kali sehari, porsi sedang, habis, komposisi nasi, sayur (wortel,bayam ), lauk (tempe, tahu,kadang ayam atau daging) dan buah pisang, minum air putih + 4 gelas.
-          Eliminasi
Selama hamil   :  Waktu hamil muda, kencing 5-6 x sehari, berkurang pada hamil 4 bulan, kemudian pada akhir kehamilan sering lagi 6-7 x sehari. BAB 1 kali sehari sampai usia kehamilan 8 bulan. Pada usia kehamilan 9 bulan BAB 2 – 3 x sehari tetapi sedikit-sedikit dan agak lembek.
Selama nifas    :  Ibu sudah kencing 3 jam setelah melahirkan dan belum BAB sampai nifas hari ke-5. Pada hari ini ibu sudah kencing sekitar 3 kali.
-          Aktifitas
Selama hamil   :  Kegiatan ibu selama hamil melakukan kegiatan rumah tangga sehari-hari seperti memasak, menyapu dan mencuci.
Selama nifas    :  Ibu sudah berjalan-jalan sekitar rumah.
Istirahat/ Tidur
Selama hamil   :  Tidur siang + 1 jam dan tidur malam mulai pukul 21.00 dan bangun pukul 04.30 WIB.
Selama nifas    :  Setelah melahirkan ibu tidur + 1 jam, pada malam hari ibu tidur sebentar-sebentar karena sering terbangun saat bayinya menangis.
-          Personal Hygiene
Selama hamil   :  Ibu mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x, keramas 3 x seminggu, ganti baju 2 x sehari , ganti CD 2-3 x sehari. Membersihkan payudara setiap hari mulai usia kehamilan 7 bulan. Cebok setiap kali mandi dan selesai kencing atau BAB.
Selama nifas    :  Ibu mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 x dan ganti pembalut 3 x dalam 1 hari. Setelah  BAK, cebok dari arah depan ke belakang.
-          Riwayat Ketergantungan
Selama hamil   :  Ibu dan suami tidak mempunyai ketergantungan merokok, minum-minuman keras, minum obat bebas, dan minum jamu-jamuan.
Selama nifas    :  Ibu tidak memiliki ketergantungan obat-obatan apapun, ibu hanya minum obat dan vitamin yang diberikan bidan.
6)      Latar Belakang Sosial Budaya
Ibu tidak berpantang pada jenis makanan tertentu (seperti telur,daging dan ikan) . Tidak ada kebiasaan tidak keluar rumah sebelum 40 hari, ibu tidak membuang ASI yang keluar pertama kali,ibu tidak biasa pijat perut.
7)      Keadaan Psikososial dan Spiritual
Kehadiran bayi ini sangat diharapkan. Ibu dan keluarga sangat gembira dengan kelahiran anak dan cucu mereka. Sebagai umat Islam, dalam sholatnya ibu dan keluarga senantiasa memohon kesehatan dan keselamatan bagi ibu dan bayinya.
8)      Kehidupan Seksual
Selama 40 hari setelah persalinan ibu tidak akan melakuan hubungan dan berhubungan lagi setelah 40 hari.
  1. Data Obyektif
a.       Keadaan Umum
Kesadaran :  Komposmentis
b.      Tanda-tanda vital
T    :  110/70 mmHg          N   :  88 x/menit
S    :  37,5 °C                     R   :  18 x/menit

c.       Pemeriksaan antropometri
TB :  155 cm
BB :  45 kg
d.      Pemeriksaan fisik
1)      Penampilan
Cara berjalan normal, bentuk tubuh normal.
2)      Rambut/kulit kepala   
Rambut berwarna hitam, penyebaran merata, tidak rontok,tidak mudah dicabut, dan kulit kepala bersih
3)      Muka  
Tidak oedem, terlihat bersih, tidak sembab,
Mata   
Tidak ada oedem kelopak mata, conjumgtiva palpabera merah muda, sclera putih.
4)      Hidung           
Bentuk simetris, tidakada kelainan fungsi, tidak ada secret.
5)      Mulut/Gigi
Mulut bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, dan tidak ada epulis.
6)      Telinga           
Bentuk simetris, tidak ada kelainan fungsi, bersih tidak ada serumen.
7)      Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tyroid,tidak ada bendungan vena jugularis.
8)      Thorax/ payudara       
Pernapasan normal, pembesaran payudara simetris, hiper pigmentasi areola mammae, kelenjar montgomeri tampak jelas, papilla menonjol dan lentur,tampak lecet. ASI sudah keluar namun payudara teraba penuh karena sejak pagi jarang disusukan.

9)      Abdomen
TFU teraba di pertengahan antara symphisis, kontraksi uterus baik, uterus keras dan bundar, posisi uterus ditengah dan kandung kemih kosong.DDR :2/3,ada perabaan skibala pada palpasi abdomen kiri bawah..
10)  Genetalia        
Ada luka episotomi dengan kondisi luka jahitan episotomi baik, tidak ada tanda-tanda infeksi, lochea sanguinolenta, tidak oedema dan tidak ada varises.
11)  Anus
Tidak ada hemoroid, bersih
Ekstremitas atas          :           Simetris, tidak oedema.
Ekstremitas bawah   :  Tidak oedema, tidak varises, simetris, tidak ada kelainan fungsi.
e.       Terapi yang didapat tanggal 06-06-2010
-          Amoxicillin 500gr 3 x 1
-          Asam mefenamat 3 x 1
-          Vitamin A
-          Fe 40 1 x 1
-          Yodium
f.       Keadaan Bayi pada Hari Ke-5
KU bayi baik
§  Kesadaran : sadar/tenang
§  Warna kulit kemerahan
§  Gerak aktif
§  Menetek kuat, reflek menghisap dan menelan baik
§  Turgor baik
§  Tonus otot baik
§  Tali pusat bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
§  BB lahir : 3900 gram
§  BB waktu pemeriksaan : 3800 gram


Analisa Data
Tanggal/Jam
Diagnosa/ Masalah
Data Dasar
10-06-2010
Pukul 13.00

































10-06-2010    






10-06-2010

P10001, post partum hari ke 5, laktasi normal, involusi normal, lochea normal, KU ibu dan bayi baik.






























Bendungan ASI






Konstipasi

S  :  -  Ibu mengatakan sudah lega melahirkan anak pertamanya dengan selamat, tanggal 06 Juni 2010 pukul 14.30 WIB.
      -  Ibu mengatakan belum BAB pada hari ke-5   post partum
      -  Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya namun sejak tadi pagi jarang disusukan.karena putting susu lecet
 O  :   -             Kontraksi uterus teraba keras dan bundar, TFU pertengahan pusat dan symphisis, lochea sanguinolenta (warna kuning kecoklatan, bau khas)
      -  Payudara tegang dan membesar, ASI sudah keluar (+/+),tampak putting susu lecet.
      -  KU bayi baik
          PB : 51 cm
          BB : 3800 gram
Kesadaran : sadar/tenang, Warna kulit kemerahan,Gerak aktif, Menetek kuat, reflek menghisap dan menelan baik, Turgor baik, Tonus otot baik, Tali pusat bersih, tidak ada tanda tanda infeksi, BB lahir : 3900 gram, BB waktu pemeriksaan : 3800 gr
S  :  Ibu mengatakan payudaranya terasa nyeri
O :  - Payudara ibu teraba tegang, penuh dan besar, areola dipencet keluar ASI.Tampak putting susu lecet.
       - Suhu tubuh Ibu 37,8 0C
S  :  Ibu mengatakan belum BAB selama 5 hari.
      BAK lancar 5-6 x sehari
O :  Palpasi abdomen kiri bawah ada perabaan skibala.
     

B.     DIAGNOSA
P10001, post partum hari ke 5, laktasi normal involusi normal, lochea normal, KU ibu dan bayi baik, dengan masalah bendungan ASI dan belum BAB Prognosa : Baik

C.  PERENCANAAN
Tanggal/ jam             :  10-06-2010 pukul 13.30 wib.
Diagnosa/ Masalah   :  P10001, post partum hari ke 5, Laktasi normal, involusi normal, lochea normal, KU ibu dan bayi baik.
Tujuan dan Kriteria  :  Ibu dapat melewati masa nifas dengan lancar tanpa komplikasi.
Kriteria                     : 
-          KU ibu baik
T : 110/70 – 140/90 mmHg
N : 76 – 84 x/menit
R : 16 – 24 x/menit
S : 365 °C – 375 °C
-   ASI keluar lancar
-          TFU turun 1 cm perhari, hingga hari ke 10 tidak teraba lagi
-          Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
-          Lochea lancar dan normal, perdarahan tidak lebih dari 500 cc
-          Lochea rubra hari ke 1-2
-          Lochea sanguinolenta hari ke 3-4
-          Lochea serosa hari ke 5-9
-          Lochea alba hari ke 10
-          Eliminasi lancar
-          Intervensi :
1.      Beri tahu hasil pemeriksaan pada ibu
R/     Ibu mengetahui keadaan dirinya dan lebih kooperatif dengan tindakan yang   akan dilakukan.
2.      Beri penjelasan tentang fisiologi nifas.
R/     Ibu memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu nifas
3.      Beritahu ibu tanda bahaya masa nifas/ patologis nifas
R/     Deteksi dini adanya kelainan sehingga bisa segera ditangani
4.      Beritahu ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas yang meliputi : nutrisi, personal hiegiene, aktivitas, istirahat, perawatan payudara, senam nifas, perawatan bayi baru lahir.
R/     Ibu bisa menjalankan aktivitas sehari-hari selama masa nifas dengan baik.
5.      Observasi TTV (Tensi, Nadi, Suhu, Pernapasan), eliminasi, perdarahan   kontraksi uterus, TFU dan laktasi dan lochea.
R/     Deteksi dini adanya kelainan sehingga dapat segera ditangani
6.      Berikan terapi Fe 40 butir /1x1 hari,dan asam mefenamat 3x1 /hari dan jelaskan cara meminumnya
R/     Fe mencegah anemia selama post partum,asam mefenamat mengurangi nyeri.
7. Lakukan kunjungan ulang 3 hari lagi ( 13-06-2010 )

Tanggal/ jam             :  10-06-2010 pukul 13.35 WIB.
Diagnosa/ Masalah   :  Bendungan ASI.
Tujuan dan Kriteria  :  Ibu dapat menyusui dengan lancar.
Kriteria                     :  -     Rasa nyeri pada payudara berkurang.
                                    -     Payudara tidak tegang,putting susu tidak lecet.
                                    -     Ibu merasa nyaman.
                                    -     Bayi bisa menyusu dengan lancar.
Intervensi :
  1. Jelaskan pada ibu tentang pengertian bendungan ASI dan fisiologinya.
R/     Ibu akan mengerti dengan masalahnya, sehingga tidak perlu cemas.
  1. Jelaskan pada ibu tentang cara mengatasinya.
R/     Ibu bisa mengurangi rasa nyeri pada payudara dan bisa menyusui dengan lancar.
  1. Jelaskan pada ibu tentang manajemen laktasi
R/     Teknik menyusui yang benar bisa membuat ibu dan bayi nyaman.

Tanggal/ jam             :  10-06-2010 pukul 13.40 WIB.
Diagnosa/ Masalah   :  Konstipasi
Tujuan dan Kriteria  :  Ibu dapat BAB setelah post partum
Kriteria                     :  -    Ibu bisa BAB tanpa rasa takut.
                                    -     Ibu merasa nyaman.
                                  
Intervensi :
1.   Berikan penjelasan tentang eliminasi post partum yang normal.
 R/       Ibu mengerti bahwa ibu harus bisa BAK 6 jam post partum dan BAB 3 hari post partum.
2.   Anjurkan makan-makanan yang mengandung karbohidrat,protein dan tinggi serat
R/        Mempermudah pengeluaran faeces,membantu metabolisme usus.
3.      Anjurkan untuk minum ±8-10 gelas perhari dan air hangat.
R/     Mencegah agar tidak terjadi pengerasan faeces.
4.   Anjurkan ibu untuk mobilisasi umum
 R/          Memperlancar peredaran dan membantu peristaltic usus.
   5.Berikan obat pencahar bila lebih dari 3 hari belum bisa BAB.
R/     Dengan pemberian pencahar,akan membantu  meningkatkan peristaltic usus dan melunakkan konsistensi faeces.
D.  PELAKSANAAN
a.   10-06-2010 pukul 13.45 WIB
Diagnosa/ Masalah   :  P10001, post partum hari ke 5, Laktasi normal, involusi normal, lochea normal, Ku ibu dan bayi baik
Implementasi  :
1.    Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu baik dan bayi sehat.
2.    Menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas meliputi:
-      Laktasi       :    Keseluruhan proses menyusui mulai ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.
-      Involusi      :    Proses kembalinya alat-alat kandungan ke dalam semula seperti sebelum hamil karena fungsinya telah selesai yaitu memberikan tempat untuk janin dan memberikan nutrisi.
-      Lochea       :    Pengeluaran cairan / sekret yang berasal dari rahim melalui jalan lahir
                          ·   Hari ke 1-2 PP berwarna merah segar
                          ·   Hari ke 3-7 PP berwarna merah kekuningan
                          ·   Hari ke 7-14 PP berwarna kekuningan
                          ·   Lebih dari 14 hari berwarna putih.        
3.    Menjelaskan kepada ibu tentang patologis nifas, yaitu :
-      Demam tinggi
-      Perdarahan berlebihan dari vagina
-      Penglihatan kabur
-      Pusing berlebihan
-      Infeksi luka jahitan perineum
4.    Menjelaskan tentang kebutuhan dasar ibu nifas, meliputi :
 ·    Nutrisi
-      Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi dan tambahan 500 kalori per hari, porsi 1-2 piring lebih banyak dari biasanya.
-      Sebaiknya makanan yang mengandung cukup protein, cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan karena wanita masa nifas mengalami hemokonsentrasi.
-      Minum air putih 8-10 gelas /hari dan bila perlu ditambah susu.
                     ·     Eliminasi
       Menganjurkan ibu untuk BAK dan BAB secara teratur dan menghindari menahannya bila ada rangsangan. Karena bila ditahan akan menghambat proses involusi rahim.
·     Personal Hygiene
-      Menganjurkan ibu mandi 2x /hari, membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air bersih dari depan ke belakang (dari vulva ke anus) setiap BAK dan BAB.
-      Menyarankan ibu mengganti pembalutnya tiap kali basah atau minimal 2x/hari.
-      Menyarankan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah vulva.

·     Istirahat / Tidur
-      Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, tidur siang/beristirahat saat bayinya tidur untuk mencegah keletihan yang berlebihan.
-      Menjelaskan kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
à     Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
à     Memperlambat proses involusi rahim dan memperbanyak perdarahan.
à     Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
·     Aktivitas
-      Menganjurkan ibu agar mobilisasi sesuai kemampuannya, tidak perlu tidur terlentang di tempat tidur.
-      Menganjurkan ibu agar melaksanakan senam nifas secara teratur untuk mengembalikan otot perut dan panggul kembali normal.
-      Menganjurkan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan mulai dari yang paling ringan dulu.
                     -      Menganjurkan ibu untuk senam nifas, seperti :
à        Tidur terlentang, kedua tangan di atas perut, kedua lutut ditekuk, tarik nafas melalui hidung dengan mengembungkan perut, tiup nafas lewat mulut dengan mengempiskan perut ( 8x )
à        Posisi sama dengan di atas, kencangkan otot perut, tarik nafas lewat hidung dengan mengangkat dada bagian bawah, tahan beberapa saat kemudian hembuskan nafas lewat mulut dengan keadaan perut kencang ( 8x ).
à        Posisi duduk, kedua tungkai lurus dan terbuka, kedua lengan menyangga badan.
-   Gerakan pergelangan kaki ke depan dan   kebelakang (8x)
-    Memutar pergelangan kaki ke kanan 4x, kiri 4 x
                          -   Memutar pergelangan kaki ke arah dalam, putar kembali ke luar (8x).
                          -    Buka dan tutup jari-jari kaki (8x)
à          Untuk memperkuat otot-otot dasar panggul dengan latihan kegel (posisi tidur telentang dengan kedua lutut ditekuk). Kencangkan otot-otot vulva dan vagina sekencang-kencangnya secara bertahap. Tahan beberapa saat kemudian lepaskan (12x). Atau dengan posisi satu lutut ditekuk dan lutut lain lurus. Menekankan lutut yang lurus ke bed bersamaan dengan mengurutkan otot vulva dan vagina.
·     Hubungan seksual
       Menganjurkan ibu untuk mulai melakukan hubungan seksual setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan bila masa nifas telah selesai. Akan tetapi keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
·     Keluarga Berencana
       Menganjurkan ibu untuk memilih alat kontrasepsi yang menurutnya cocok dan tidak mengganggu laktasi, yaitu :
1.    Metode sederhana : pantang berkala
2.    Metode efektif
f.    Pil Progestin (mini pil)
       Keuntungan    : Tidak mempengaruhi ASI, tidak mengganggu hubungan seksual, kesuburan cepat kembali, dapat dihentikan setiap saat.
       Kerugian         : Gangguan pada haid (spotting, amenorhea), peningkatan/penurunan BB, timbul jerawat dan bulu/rambut di daerah muka.
       Kontraindikasi :    Hamil / diduga hamil, perdarahan pervaginam tanpa sebab yang jelas dan sering lupa minum pil.
f     Implan
       Keuntungan    : Tidak mengganggu ASI, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, tidak mengganggu senggama, daya tahan tinggi, dapat digunakan ± 3 tahun.
       Kerugian         : Perdarahan bercak, hipermenorrhea, serta amenorrhea.
       Kontraindikasi: Hamil di duga hamil, kanker payudara, mioma uteri, gangguan toleransi glukosa, perdarahan pervaginam tanpa sebab yang jelas.
f     AKDR dengan progestin
       Keuntungan    : Proteksi selama 1 tahun, tidak berpengaruh pada ASI, kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat, mengurangi nyeri haid dan darah haid, tidak mengganggu senggama.
       Kerugian         : Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi genetalia sebelum pemasangan AKDR, KET relatif tinggi, mahal, resiko terjadi penyakit radang panggul.
                               Kontraindikasi:     Menderita vaginitis, salfingitis, endometritis, riwayat KET, kanker payudara.
f     Suntikan Progestin
       Keuntungan    : Pencegahan kehamilan jangka panjang (DMPA 3 bulan, Depo Noristerat 2 bulan), tidak berpengaruh terhadap ASI, dapat digunakan perempuan lebih dari 35 tahun sampai pre menopause, membantu mencegah kanker rahim dan KET.
       Kerugian         : Siklus haid memanjang/memendek, perdarahan banyak/sedikit, perdarahan bercak, tidak haid sama sekali, kekeringan pada vagina, menurunkan libido dan timbul jerawat.
       Kontraindikasi: Kanker payudara, DM, perdarahan pervaginam tanpa sebab yang jelas, hamil/diduga hamil.
3.    Metode mantap
f     Tubektomi
       Keuntungan    : Tidak ada efek samping jangka panjang, tidak mengganggu senggama, tidak mengganggu produksi ASi, mengurangi resiko kanker payudara, menggunakan teknik pembedahan sederhana.
       Kerugian         : Permanen, rekanalisasi tidak menjamin pulihnya kesuburan, tidak melindungi terhadap PMS, resiko KET
       Kontraindikasi: Infeksi panggul akut, anemia, trombosis vena dalam, perdarahan pervaginam tanpa sebab yang jelas, kanker ginekologik.
f     Vasektomi
       Keuntungan    : Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu produksi hormon pria.
       Keuntungan    : Tidak melindungi terhadap PMS
       Kontraindikasi: PMS, anemia berat, verikokel besar, parut skrotum
Setelah diberi penjelasan, ibu masih ingin merundingkan rencana KB dengan suami
                          Mengajarkan pada ibu cara merawat payudara :
·     Menempelkan kapas yang telah diolesi minyak sayur/baby oil pada puting selama 10 menit kemudian membersihkan puting dengan kapas tersebut.
·     Kedua telapak tangan diolesi baby oil/minyak sayur. Melakukan pengurutan buah dada kanan dengan tangan kanan dan buah dada kiri sengan tangan kiri. Pengurutan dari tengah berputar ke samping kemudian ke bawah berulang (10-15 menit).
·     Pengurutan bagian samping dada ke puting (15-20x)
·     Pengetokan buku-buku jari dengan cepat dan teratur.
·     Selanjutnya penyiraman :
       -  Penyiraman payudara dengan air hangat ± 10x kemudian   dengan cepat diganti dengan air dingin ± 10x.
       -  Penyiraman terakhir dengan air hangat diteruskan dengan   mandi biasa.
      ·   Perawatan bayi dan imunisasi
       -    Kebersihan bayi, yaitu dengan memandikan bayi tiap pagi, dan sore, tetapi mandi sebelum tidur akan membantu relaksasi sehingga mempermudah tidur. Saat memandikan sambil dibersihkan dengan air hangat dan waslap pada bagian genetalia. Begitu juga setelah bayi BAB dan BAK kemudian mengganti popoknya.
       -    Perawatan tali pusat yaitu puntung tali pusat dibungkus dengan kasa kering tanpa alkohol dan ramuan-ramuan tradisional lainnya.
       -    Tanda-tanda bayi sakit
a   Tidak bisa menetek/menyusu
              b.  Tidak bisa minum/malas minum
                     c.   Selalu memuntahkan semuanya
                     d.   Kejang
                     e.   Tidak sadar
      -     Pemanfaatan posyandu untuk memantau kembang balita, diantaranya berupa :
§  Pengukuran BB, TB, LK
§  Pengobatan sederhana
§  Pemberian vitamin A
§  Imunisasi
            Imunisasi penting untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit, misalnya : Tuberculosis, campak, polio, dan sebagainya.
Jenis-jenis imunisasi
1)         Hepatitis B          (mencegah penyakit hepatitis B)
2)         Polio                    (mencegah penyakit polio)
3)         Campak               (mencegah penyakit campak)
4)         BCG                    (mencegah tuberculosis)
5)         DPT                     (mencegah difteri, pertusis dan tetanus)
6)         MMR                   (mencegah gondongan dan campak)
7)         HIB                     (mencegah influenza tipe B)


Jadwal Imunisasi
No
Umur
Jenis Imunisasi
1.
0-7 hari
Hepatitis B1
2.
1
BCG
3.
2
Hepatitis B2, DPT 1, Polio 1
4.
3
Hepatitis B3, DPT 2, Polio 2
5.
4
DPT 3, Polio 3
6.
9
Campak, Polio 4

5.    Mengobservasi TTV meliputi tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan, laktasi, involusi uteri yang meliputi TFU dan kontraksi uterus , lochea (bau, warna, jumlah), dan luka jahitan perineum (adakah tanda-tanda infeksi).
6.    Menganjurkan ibu untuk minum obat sesuai anjuran bidan.
7.    Melakukan kunjungan ulang 3 hari lagi (13-06-2010)

b.   Tanggal/ jam    : 10-06-2010 pukul 13.50  WIB.
Diagnosa/ Masalah   :  Bendungan ASI.
Implementasi      :
1.      Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya menyusui sehingga ibu termotivasi untuk menyusui bayinya secara teratur.
2.      Menjelaskan pada ibu bahwa bendungan ASI karena pengeluaran ASI tidak lancar disebabkan ibu takut meneteki karena putting susu lecet,sehingga,  payudara  terasa penuh, tegang dan nyeri.
3.      Menjelaskan pada ibu tentang cara mengatasinya
-          Susukan bayi tanpa jadwal, sesuai kebutuhan tiap 2 jam sekali
-          Keluarkan ASI dengan  tangan bila ASI melebihi kebutuhan bayi.
-          Untuk mengurangi sakit kompres dengan air hangat
-          Jangan memakai BH yang terlalu ketat
-          Lakukan pengurutan mulai dari puting kearah pangkal payudara
-          Kompres air hangat sebelum menyusui
-          Kompres air dingin setelah menyusui
-          Menghindarkan bahan seperti sabun,alcohol,krim dll,dalam pencucian putting susu.
-          Sehabis menyusui tidak perlu dibersihkan,cukup diangin-anginkan karena sisa ASI anti infeksi dan pelembut.
4.      Menjelaskan pada ibu tentang teknik menyusui yang benar.
-          Cuci tangan sebelum menyusui
-          Posisi ibu dan bayi nyaman selama menyusui
-          Peluk bayi dan letakkan kepala bayi pada sikut ibu keseluruahan tubuh bayi menghadap ke ibu, dagu bayi menyentuh payudara
-                 Sebagian besar areola masuk ke mulut bayi termasuk puting susu ibu
-          Pada waktu menyusui tekan bagian atas payudara dengan jari agar bayi dapat bernafas dengan bebas
-          Usahakan kaki ibu tidak menggantung
-          Susui bayi pada kedua payudara secara bergantian
-          Pandang mata bayi, gunakan kapas yang dicelup ke air hangat untuk membersihkan mulut bayi dan sendawakan bayi.
5.      Menganjurkan pada ibu untuk
-    Minum yang banyak (8-10 gelas/hari)
-    Istirahat yang cukup (6-8 jam / hari)
-    Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori,protein,vitamin dan mineral (gizi seimbang )

c.   Tanggal/ jam    :           10-06-2010 pukul 13.55 WIB.
Diagnosa/ Masalah   :  Konstipasi
Implementasi :
1.      Memberikan penjelasan tentang eliminasi post partum yang normal.
2.      Menganjurkan pada ibu makan-makanan yang mengandung karbohidrat,protein dan tinggi serat serta buah-buahan untuk memperlancar proses BAB.
3.       Menganjurkan ibu untuk minum air ±8-10 gelas perhari dan air hangat,untuk mencegah terjadinya faeces keras.
4.      Menganjurkan ibu untuk mobilisasi umum
5.       Memberikan obat pencahar bila lebih dari 3 hari belum BAB (dulcolax 5mg 2 tablet sehari)
E.   EVALUASI
1.      Tanggal/ jam : 10-06-2010 pukul 17.00 WIB
Diagnosa Masalah : P10001, post partum hari ke 5, Laktasi normal, involusi normal, lochea normal, KU ibu dan bayi baik.
 S   :  -Ibu mengatakan sudah mengerti penjelasan yang diberikan mengenai:
·         Kebersihan diri terutama genitalia
·         Kebutuhan istirahat
·         Manfaat mobilisasi dini
·         Pentingnya pemberian ASI eksklusif
·         Perawatan payudara
·         Pentingnya menjaga ketenangan jiwa dan emosi
·         Informasi tentang KB dan waktu yang tepat bersengga
Dan ibu mengatakan akan melaksanakannya.
      -  Ibu mengatakan akan merundingkan metode KB apa yang akan dipakai dengan suaminya.
O   :  -        KU ibu baik
T  : 110/70
N  : 80 x/menit
Rr : 20 x/menit
S  : 36 °C
      -  KU bayi baik
PB : 51 cm
BB : 3800gram
Kesadaran : sadar/tenang, Warna kulit kemerahan,Gerak aktif, Menetek kuat, reflek menghisap dan menelan baik, Turgor baik, Tonus otot baik, Tali pusat bersih, tidak ada tanda tanda infeksi, BB lahir : 3900 gram, BB waktu pemeriksaan : 3800 gram
      -  Involusi baik
TFU pertengahan pusat dengan symphisis
Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
Lochea sanguinolenta (warna kuning kecoklatan, bau khas)
-    Kolostrum sudah keluar
-    Ibu dapat menjelaskan kembali penyuluhan/ anjuran yang diberikan
-    Ibu dapat melakukan perawatan payudara dengan baik
-    Ibu sudah melakukan mobilisasi
-    Ibu siap dikunjungi 3 hari lagi (13-06-2010)
A   :  P10001, post partum hari ke 5, Laktasi Normal, involusi Normal, lochea Normal, KU ibu dan bayi baik. Pengetahuan ibu tentang nifas bertambah
P :  Kaji Ulang pengetahuan ibu tentang nifas fisiologis/patologis, dan kebutuhan dasar pada ibu nifas.

2.      Masalah I                 Tanggal :10-06-2010, pukul17.00WIB
S :  -  Ibu mengatakan payudara sudah tidak terlalu tegang.
      -  Ibu mengatakan nyeri pada payudara sudah berkurang.
O   :  -        Pada perabaan payudara sudah tidak telalu tegang,putting susu sudah tidak tampak lecet.
      -  ASI keluar lancar, suhu tubuh :36 °C
A   :  Bendungan ASI berkurang, pengetahuan ibu tentang perawatan payudara bertambah
P :  -  Kaji Ulang pengetahuan ibu tentang perawatan payudara
      -  Anjurkan untuk melaksanakannya secara teratur

3.      Masalah II                Tanggal 10-06-2010 pukul17.00 WIB
S :  -  Ibu mengatakan sudah BAB tapi masih sedikit,1x pada sore hari dan tidak takut lagi.
O   :  -        Ibu tampak tenang,kelihatan lebih segar dan nyaman.
     
A   :  -Gangguan eliminasi (BAB) sudah bisa diatasi,ibu bisa BAB
P :  - Menganjurkan pada ibu untuk selalu melaksanakan anjuran dari petugas.
     -Makan-makanan yang mengandung karbohidrat,protein dan berserat tinggi serta buah-buahan.
     -Minum 8-10 gelas perhari dan air hangat.


DAFTAR PUSTAKA



Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
  EGC

Ibrahim, CS. 1993. Perawatan Kebidanan Jilid 3. Jakarta : Pusdiknakes.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
   Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi-Patologi. Jakarta : EGC.

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
  Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : UNPAD.

Wiknjosastro, Hanifa Sarwono Prawirohardjo... 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
   Yayasan Bina Pustaka

2004. Workshop Senam Hamil dan Senam Nifas. Madiun : RSUP Dr. Soedono
 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger