Biomekanika Trauma Tabrakan Mobil
Biomekanika Trauma Tabrakan Mobil
Untuk menentukan mekanisme suatu kejadian / kecelakaan, pemahaman tentang biomekanika trauma
sangat dibutuhkan. Biomekanika trauma adalah ilmu yang mepelajari
kejadian cedera pada suatu jenis kecelakaan tertentu. Keterangan yang
jelas mengenai kecelakaan yang terjadi membuat kita dapat menemukan
jenis trauma yang terjadi.
Biomekanika Trauma Tabrakan Mobil
Tabrakan mobil dapat terjadi dengan cara:
1. Tabrakan dari depan (frontal)
Pada suatu benturan dari depan (frontal) dengan penderita tanpa sabuk pengaman akanterjadi benturan dengan beberapa fase:
Fase 1
Bagian
bawah penderita bergeser ke depan, biasanya lutut terbentur
dashboard. Tulang paha akan menahan beban terlalu berat, akibatnya tulang paha bisa patah jika tidak kuat manahan beban.
Sendi panggul terdorong ke belakang, jika tidak kuat menahan beban sendi panggul bisa terlepas dari mangkuknya.
Fase 2
Bagian
atas penderita turut bergeser ke depan , dada dan perut akan
menghantam setir mobil. Dalam keadaan ini kemungkinan yang cedera adalah
dada atau perut tergantung dari posisi setir (tergantung jenis mobil).
Jika
mobil kecil kemungkinan mencederai dada, mobil besar kemungkinan
mencederai perut, atau bahkan mencederai dada dan perut sekaligus.
Dalam menangani kasus ini, penolong harus teliti dalam melakukan
pemeriksaan.
Fase 3
Tubuh penderita akan naik, lalu kepala membentur kaca mobil. Dalam fase ini yang perlu diwaspadai adalah cedera kepala atau leher penderita.
Fase 4
Penderita terpental kembali ke tempat duduk. Pada fase ini kemungkinan terjadi cedera tulang belakang
(dari tulang cervikal sampai tulang sakrum). Pada jenis kendaraan yang
tidak memakai sandaran kepala (head rest) harus berhati-hati terhadap
kemungkinan cedera pecut (whiplash injury) pada tulang leher.
Sedangkan
kemungkinan yang paling parah pada fase ini adalah penderita bisa
terpental ke luar kendaraan, sehingga cedera yang diakibatkan bisa
lebih banyak lagi (multi trauma) .
2. Tabrakan dari belakang
Tabrakan
dari belakang bisa terjadi pada kendaraan yang sedang berhenti atau
kendaraan yang kecepatannya lebih lambat. Cedera yang sering terjadi
biasanya karena adanya daya pecut (whiplash injuri) dan cedera yang harus diwaspadai adalah cedera dibawah tulang leher, apalagi jika kendaraan tersebut tidak memakai headrest.
3. Tabrakan dari samping (lateral)
Tabrakan
dari samping yang sering terjadi di perempatan jalan yang tidak ada
rambu lalu-lintasnya. Cedera yang bisa terjadi di bagian samping yang
tertabrak kendaraan, yaitu bisa dari kepala hingga kaki tergantung
jenis kendaraan yang menabrak dan yang ditabrak.
4. Terbalik
Kendaraan
yang terbalik secara perlahan dan pengemudi atau penumpangnya memakai
sabuk pengaman jarang sekali mengalami cedera yang serius, lain halnya
dengan kendaraan yang terguling (roll over) apalagi penumpangnya tidak
memakai sabuk pengaman, bisa mengakibatkan cedera di semua bagian tubuh
(multi trauma).
Dalam
menangani kasus seperti ini penolong harus berhati-hati karena semua
bagian bisa mengalami cedera baik yang kelihatan maupun yang tidak
kelihatan. Pada kejadian dengankendaraan terbalik yang harus diwaspadai
adalah cedera daerah tulang belakang dan cedera organ dalam.