Akibat
Kanker prostate adalah keganasan tersering pada laki-laki di ameriika
serikat dan merukan penyebab kedua tersering kematian akibat kanker pada
laki-laki berusia diatas 55 Th (Setelah karsinoma paru dan usus). Di
Amerika Serikat diperkirakan setiap tahun didiagnosis 132.000 kasus
baru dan lebih dari 33.000 kematian penyakit ini. Hanya sekitar
sepertiga kasus yang diidentifikasi pada autopsy bermanifestasi secara
kelinis. Penyakit jarang ditemukan sebelum usia 50 Tahun, dan insiden
meningkat seiring dengan usia.
Amerika
serikat memiliki 14 kematian per 100.000 laki-laki per tahun
dibandingkan dengan 22 untuk suedia dan 2 untuk Jepang. Nasamun, imigran
Jepang ke Amerika Serikat mengalami kanker prostate dengan prekuensi
setar dengan laki-laki lain di Negara ini, yang mengisyaratkan bahwa
faktor lingkungan adalah penyebab utama adanya perbedan pada populasi.
Walaupun faktor genetic dan lingkungan semua diperkirakan berperan,
resiko kanker prostate meningkat pada pria yang keluarga dekat nya
(First-degree relatives) mengidap penyakit ini, pada pria amerika
keturunan Afrika, dan pada peria yang terpajan ke toksin-toksin
okupasional atau lingkungan tertentu, misalnya cadmium.
Suatu
pemeriksaan darah dengan biaya murah yang baru-baru ini diciptakan,
dapat mendeteksi tumor-tumor prostate mikroskopik dan semakin banyak
pria didiagnostik mengidap kanker prostate pada usia yang lebih muda.
Definisi
Kanker
prostate adalah kanker nomor satu yang diidentifikasi pada para pria di
ameriak serikat dan penyebab kematian tersering kedua akibat kanker
pada populasi tersebut (Yang pertama adalah kanker paru). Kanker
prostate biasanya didiagnostik pada pria berusia diatas 65 Tahun.
Etiologi
Beberapa faktor yang diduka sebagai penyebab timbulnya adenokarsinoma prostate adalah :
- Predisposisi genetic
Kemungkinan
untuk menderita kanker prostate menjadi dua kali jika saudara
laki-lakinya menderita penyakit ini. Kemungkinannya naik menjadi lima
kali jika ayah dan saudaranya juga menderita.
- Pengaruh hormonal
- Diet
Diet
yang banyak mengandung lemak, susu yang berasal dari binatang, daging
merah dan hati diduka meningkatkan kejadian kanker prostate.
Beberapa
nutrisi diduga dapat menurunklan insidens kanker prostate, adalah
Vitamin A, Beta karoten, Isoflavon atau Fitoestrogen yang banyak
terdapat pada kedelai, likofen (anti oksidan karotenoit yang banyak
terdapat pada tomat). Selenium (terdapat pada ikan laut, daging,
biji-bijian), dan vitamin E.
- Pengaruh lingkungan
Kanker
prostate lebih banyak diderita oleh bangsa afrika amerika yang berkulit
hitam dari pada kulit bangsa putih. Pada penelitian yang lain
didapatkan bahwa bangsa asia (cina dan jepang lebih sedikit menderi
penyakit ini).
Patofisiologi
Terlampir. (pada lampiran I)
2.4 Manisfestasi Klinis
- Manisfestasi
yang tampak dapat berupa gejala-gejala obtruksi saluran kemih,
penurunan berat badan, anemi, atau nyeri tulang
- Kangker
prostate asimtomatik atau berkaitan dengan peningkatan prekuensi
keinginan berkemih, serta penurunan tekanan aliran urin. Ejakulat
mungkin mengandung darah dan pada kasus lanjut, dapat timbul nyeri
punggung.
Penyebaran
Tumor
yang berada pada kelenjar prostate tumbuh menembus kapsul prostate dan
mengadakan infiltrasi organ sekitarnya. Peneyebaran secara limfogen
melalu kelenjar pada daerah pelfis menuju kelenjar limfe retroperitoneal
dan penyebaran secara hematogen melalui vena Verteblaris menuju
tulang-lulang pelvis, Femur sebelah proksimal, vertebralumbalis, kosta,
paru, hepar, dan otak.
Metastasis ketulang padaumumnya merukan proses osteoblastik, mekispun kadang-kadang bisa juga terjadi proses osteolitik.
Stadium
penentuan stadium berdasarkan pada sisitim whitmore :
stadium
A : mencerminkan kanker yang tidak terdeteksi dengan pemeriksaan rectum
tetapi ditemukan pada specimen bedah yang diperoleh sewaktu operasi
untuk hyperplasia atau pada outopsi.
Stadium A dibagi menjadi dua kelompok :
Stadium A1, jika tumor yang berdiferensiasi akibat terdapat hanya beberapa potongan kecil (cihp) transuretra di satu lobus.
Stadium A2, jika tumornya lebih difus.
Stadium B : dapat teraba tetapi terbatas dirostat.
Stadium B dibagi dua kelompok :
Stadium B1 adalah nodus tunggal yang mengenai hanya satu lobus dan dikelilingi oleh jarinngan yang normal pada perabaan.
Stadium B2, mengenai klenjar secara lebih difus.
Stadium C
Tumor meraba dan meluas melebihi prostate tetapi belum terjadi metastasis jauh.
Stadium D : terdapat metatasis.
Stadium D1, keterlibatan hanya kelenjar limfe panggul tanpa metastasis lain.
Stadium D2, Metasisnya lebih luas.
Komplikasi
- Kanker prostate progresif yang tidak diterapi memiliki angka kematian yang sangat tinggi (> 90%).
- Kanker testis dapat bermetastasis keparu, kelenjar l,imfe atau susunan syaraf pusat.
- Angka
bertahan hidup pada kanker prostate bergantung pada stadium saat
didiagnosis. Sebagian besar pria yang didiagnosis berada pada
stadium D akan meninggal dalam waktu 3-5 tahun.
Pemeriksaan penunjang.
· Ultrasonografi transrektal (TRUS)
Pada
pemeriksaan ultrasonografi transrektal dapat diketahui adanya area
hipo-ekoik (60%) yang merupakan salah satu tanda adanya kanker prostate
dan segaligus mengetahui kemungkinan adanya ekstensi tumor
ekstrakapsuler. Selain itu dapat diambil contoh jaringan pada area yang
dicurigai keganasan melalui biopsy aspirasi dengan jarum halus (BAJAH).
· CT scan dan MRI
Scan
diperiksa jika dicurigai adanya metastasis pada limfonudi (N), yaitu
pada pasien yang menunjukan skor Gleason tinggi (>3) atau kadar PSA
tinggi.
· Bone scan
Pemeriksaan sintigrafi pada tulang dipergunakan untuk mencari metasis hematogen pada tulang.
Penata pelaksanaan
· Observasi
Untuk pasien dalam stadium A dengan umur harapan hidup kurang dari 10 tahun.
· Radiasi
Untuk pasien berusia lanjut atau pasien dengan tumor loko-invasif dan tumor yang mengadakan metastasis.
· Prostatektomi radikal
Pasien
yang berada pada stadium B dan C dan tumor stadium A pada pria muda.
Yaitu berupa pengangkatan kelenjar prostate secara bedah.
· Terapi hormonal
Tumor
stadium D diterapi dengan pemberiaqn hormone untuk memperlambat
penyebaran penyakit dan tindakan-tindakan paliatif untuk mengurangi
nyeri. Terapi hormone antara lain adalah obat-obat anti androgen, terapi
estrogen dan obat-obat ayng menghambat pelepasaan
Gonadotropin-releasing hormone hipotalamus (leuprolide) dapat dilakukan
orkitektomi (pengangkatan testis) bersamaan dengan terapi hormon.
Tinjauan Keperawatan
Pengkajian
· Sirkulasi : Peninggian TD (Efek pembesaran ginjal
· Eliminasi :
- Penurunan kekuatan/dorongan aliran urin;
tetesan.
- ketidak mampuan untuk mengosongkan
kandung kemih dengan lengkap;dorongan
frekuensi berkemih.
- Nokturia, disuria, hematuria.
- ISK berulang, riwayat batu (stasis urinar
ia)
- Makanan atau cairan :
- Anoreksia; mual, muntah
- Penurunan berat badan
- Nyeri/kenyamanan : - Nyeri suprapubis (prostatitis akut)
- Nyeri punggung bawah.
- Keamanan : Demam
- Penyuluhan : adanya riwayat keluarga kanker, penyakit
Ginjal.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola eliminasi retensi urine bd; pembesaran prostate, dan distensi kandung kemih.
2. Resti infeksi berhubungan dengan prosedur infasif ( alat selama pembedahan)
3. Gangguan nutrisi bd dengan mual dan penurunan berat badan
Intervensi
DX : 1
- Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan.
- Observasi aliran urin, perhatikan ukuran dan kekuatan.
- Perkusi/palpasi area suprapubis.
- Dorong masukan cairan sampai 3000 ml sehari.
- Awasi tanda vital dengan ketat
- Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan (antispasmodic, contoh : Oksibutinin klorida (ditropan) )
DX : 2
1. Pertahankan system kateter steril, berikan perawatan kateter regular dan berikan salep antibiotic disekitar sisi kateter.
2. Lakukan ambulasi dengan kantung drainase dependen.
3. Observasi drainase dari luka sekitar kateter suprapubik.
4. Ganti balutan dengan sering (insisi supra/retropubik dan perineal), pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu.
5. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic.
DX : 3
- Kaji status nutrisi pasien.
- Dorong pasien untuk makan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering.
- Berkolaborasi dengan ahli gizi.
- Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian antimetik..