ULKUS PEPTIKUM
A.
Definisi
Ulkus
peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam
dindingmukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disbut
juga sebagaiulkus lambung, duodenal atau esofageal, tergantung pada lokasinya. (Bruner
and Suddart,2001).Ulkus peptikum
merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluassampai di bawah
epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel
disebutsebagai erosi, walaupun sering dianggap sebagai ´ulkus´ (misalnya ulkus
karena stres).Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap
bagian saluran cerna yangterkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung,
duodenum, dan setelahgastroenterostomi, juga jejenum.(Sylvia A. Price,
2006).Ulkus peptikum atau tukak peptic adalah ulkus yang terjadi pada
mulkosa,submukosa dan kadang-kadang sampai lapisan muskularis dari traktus
gastrointestinalis yangselalu berhubungan dengan asam lambung yang cukup
mengandung HCL. Termasuk ini ialahulkus (tukak) yang terdapat pada bagian bawah
dari oesofagus, lambung dan duodenum bagian atas (first portion of the
duodeum). Mungkin juga dijumpai tukak di yeyenum, yaitu penderita yang mengalami gastroyeyenostomy. (Sujono Hadi, 1999:
204).
B. Gejala
Klinis
Ciri khas dari ulkus adalah cenderung
sembuh dan kambuh kembali. Gejalanya bervariasi tergantung dari lokasinya dan
usia penderita. Anak-anak dan usia lanjut bisa tidak memiliki gejala yang umum
atau bisa tidak memiliki gejala sama sekali. Ulkus ditemukan hanya setelah
terjadinya komplikasi. Hanya separuh dari penderita yang memiliki gejala khas
dari ulkus duodenalis, yaitu nyeri lambung, perih, panas,
sakit, rasa perut kosong dan lapar.
Nyeri cenderung dirasakan pada saat perut kkosong.
Keluhan biasanya tidak timbul pada saat bangun tidur pagi, tetapi baru dirasakan beberapa saat kemudian.
Nyeri dirasakan terus menerus, sifatnya ringan atau agak berat dan terlokalisir di tempat tertentu, yaitu hampir selalu dirasakan tepat dibawah tulang dada.
Minum susu, makan atau minum antasid bisa mengurangi nyeri, tetapi nyeri biasanya akan kembali dirasakan dalam 2-3 jam kemudian.
Penderita sering terbangun pada jam 1-2 pagi karena nyeri.
Nyeri sering muncul satu kali atau lebih dalam satu hari, selama satu sampai beberapa minggu dan kemudian bisa menghilang tanpa pengobatan.
Tetapi nyeri biasanya akan kambuh kembali, dalam 2 tahun pertama dan kadang setelah beberapa tahun.
Penderita biasanya memiliki pola tertentu dan mereka mengetahui kapan kekambuhan akan terjadi (biasanya selama mengalami stres).
Gejala ulkus gastrikum seringkali tidak memiliki pola yang sama dengan ulkus duodenalis.
Makan bisa menyebabkan timbulnya nyeri, bukan mengurangi nyeri.
Ulkus gastrikum cenderung menyebabkan pembengkakan jaringan yang menuju ke usus halus, sehingga bisa menghalangi lewatnya makanan yang berasal dari lambung. Hal ini bisa menyebabkan perut kembung, mual atau muntah setelah makan.
Penderita esofagitis atau ulkus esofagealis, biasanya merasakan nyeri pada saat menelan atau pada saat berbaring.
Gejala yang lebih berat akan timbul jika terjadi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya perdarahan).
Nyeri cenderung dirasakan pada saat perut kkosong.
Keluhan biasanya tidak timbul pada saat bangun tidur pagi, tetapi baru dirasakan beberapa saat kemudian.
Nyeri dirasakan terus menerus, sifatnya ringan atau agak berat dan terlokalisir di tempat tertentu, yaitu hampir selalu dirasakan tepat dibawah tulang dada.
Minum susu, makan atau minum antasid bisa mengurangi nyeri, tetapi nyeri biasanya akan kembali dirasakan dalam 2-3 jam kemudian.
Penderita sering terbangun pada jam 1-2 pagi karena nyeri.
Nyeri sering muncul satu kali atau lebih dalam satu hari, selama satu sampai beberapa minggu dan kemudian bisa menghilang tanpa pengobatan.
Tetapi nyeri biasanya akan kambuh kembali, dalam 2 tahun pertama dan kadang setelah beberapa tahun.
Penderita biasanya memiliki pola tertentu dan mereka mengetahui kapan kekambuhan akan terjadi (biasanya selama mengalami stres).
Gejala ulkus gastrikum seringkali tidak memiliki pola yang sama dengan ulkus duodenalis.
Makan bisa menyebabkan timbulnya nyeri, bukan mengurangi nyeri.
Ulkus gastrikum cenderung menyebabkan pembengkakan jaringan yang menuju ke usus halus, sehingga bisa menghalangi lewatnya makanan yang berasal dari lambung. Hal ini bisa menyebabkan perut kembung, mual atau muntah setelah makan.
Penderita esofagitis atau ulkus esofagealis, biasanya merasakan nyeri pada saat menelan atau pada saat berbaring.
Gejala yang lebih berat akan timbul jika terjadi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya perdarahan).
Gejala-gejala
ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan dan
bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebabyang
dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan
20-30%mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang
mendahului.
- Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atausensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeriterjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesidengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halussekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asamatau dengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkandengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanangaris tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local padaepigastrium.
- Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar padaesophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam.Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
- Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapatmenjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi disekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asamlambung
- Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinansebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahangastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnyatidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya
C. Etiologi
Ulkus peptikum bisa disebabkan oleh
bakteri (misalnya Helicobacter pylori ) atau obat-obatan yang
menyebabkan melemahnya lapisan lendirpelindung lambung dan duodenum sehingga
asam lambung bisamenembus lapisan yang
sensitif di bawahnya. Asam lambung dan bakteridapat mengiritasi lapisan
lambung dan duodenum serta menyebabkanterbentuknya ulkus. Helicobacter
pylori biasanya ditularkan pada masa
kanak-kanak,bisa melalui makanan, air atau kontak dengan penderita
infeksiH. pylori. Penyakit menular ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa
yangberumur lebih dari 60 tahun dan juga lebih sering ditemukan di
negara-negara berkembang. Sebagian besar orang yang memiliki H. pylori baru menunjukkan gejala-gejala setelah
mencapai usia lanjut, mereka bahkantidak menyadari bahwa mereka memiliki
bakteri tersebut. Meskipun H.pylori biasanya
tidak menimbulkan masalah pada masa kanak-kanak,tetapi jika tidak diobati
bisa menyebabkan gastritis, ulkus
peptikum danbahkan kanker lambung.Para ahli sepakat bahwa penyebab utama dari
ulkus peptikum padaorang dewasa adalah bakteri Helicobacter pylori ,
tetapi tidak semua ahliberpendapat bahwa penyebab utama dari ulkus pada masa
kanak-kanak adalah bakteri tersebut.
Beberapa
ahli mengemukakan perbedaan antara ulkus duodenalisdan ulkus gastrikum; ulkus
duodenalis biasanya disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori ,
sedangkan ulkus gastrikum memiliki penyebab yanglain.50% dari kasus disebabkan
oleh Helicobacter pylori dan sisanyamemiliki penyebab yang tidak
diketahui secara pasti. Yang pasti, ulkuspeptikum
jarang ditemukan pada anak-anak yang sehat.Pada beberapa kasus,
penyebabnya adalah pemakaian obat.Pemakaian NSAIDs (non-steroid anti
inflammatory drugs, obat antiperadangan
non-steroid) dosis menengah bisa menyebabkan kelainansaluran pencernaan dan
perdarahan pada beberapa anak.Acetaminophen tidak menyebabkan ulkus gastrikum
dan merupakanpilihan NSAIDs yang baik bagi
anak-anak.Diketahui bahwa ulkus peptik terjadi hanya pada area saluran GIyang
terpajan pada asam hidrochlorida dan pepsin. Penyakit ini terjadidengan
frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 60 tahun.Tetapi,
relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telahdiobservasi pada
anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebihsering daripada wanita, tapi
terdapat beberapa bukti bahwa insiden padawanita hampir sama dengan pria.
Setelah menopause, insiden ulkuspeptikum pada wanita hampir sama dengan pria.
Ulkus peptikum padakorpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam
berlebihanPredisposisi:
Upaya
masih dilakukan untuk menghilangkan kepribadian ulkus.Beberapa pendapat
mengatakan stress atau marah yang tidakdiekspresikan adalah factor predisposisi.
Ulkus nampak terjadi pada orangyang cenderung emosional, tetapi apakah ini
factor pemberat kondisi,masih tidak pasti. Kecenderungan keluarga yang juga
tampak sebagaifactor predisposisi signifikan. Hubungan herediter selanjutnya
ditemukanpada individu dengan golongan darah lebih rentan daripada
individudengan golongan darah A, B, atau AB. Factor predisposisi lain yang
jugadihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup penggunaan kronis obat. Beberapa
ahli mengemukakan perbedaan antara ulkus duodenalisdan ulkus gastrikum; ulkus
duodenalis biasanya disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori ,
sedangkan ulkus gastrikum memiliki penyebab yanglain.50% dari kasus disebabkan
oleh Helicobacter pylori dan sisanya memiliki penyebab yang tidak
diketahui secara pasti. Yang pasti, ulkuspeptikum
jarang ditemukan pada anak-anak yang sehat.Pada beberapa kasus,
penyebabnya adalah pemakaian obat.Pemakaian NSAIDs (non-steroid anti
inflammatory drugs, obat antiperadangan
non-steroid) dosis menengah bisa menyebabkan kelainansaluran pencernaan dan
perdarahan pada beberapa anak.Acetaminophen tidak menyebabkan ulkus gastrikum
dan merupakanpilihan NSAIDs yang baik bagi
anak-anak.Diketahui bahwa ulkus peptik terjadi hanya pada area saluran GIyang
terpajan pada asam hidrochlorida dan pepsin. Penyakit ini terjadidengan
frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 60 tahun.Tetapi,
relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telahdiobservasi pada
anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebihsering daripada wanita, tapi
terdapat beberapa bukti bahwa insiden padawanita hampir sama dengan pria.
Setelah menopause, insiden ulkuspeptikum pada wanita hampir sama dengan pria.
Ulkus peptikum padakorpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam
berlebihanPredisposisi:Upaya masih dilakukan untuk menghilangkan kepribadian
ulkus.Beberapa pendapat mengatakan stress atau marah yang tidakdiekspresikan
adalah factor predisposisi. Ulkus nampak terjadi pada orangyang cenderung
emosional, tetapi apakah ini factor pemberat kondisi,masih tidak pasti.
Kecenderungan keluarga yang juga tampak sebagaifactor predisposisi signifikan.
Hubungan herediter selanjutnya ditemukanpada individu dengan golongan darah
lebih rentan daripada individudengan golongan darah A, B, atau AB. Factor predisposisi
lain yang jugadihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup penggunaan kronis obat
D.
Patofisiologi
Terjadinya Penyakit
Ulkus
peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini
tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan
pepsin). Erosiyang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja
asam peptin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari
mukosa.
1.
Peningkatan Konsentrasi atau Sekresi
Lambung dan Kerja Asam PeptinSekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
a.
Sefalik
Fase
pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau ataurasa makanan
yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannyamerangsang
saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makanmenimbulkan
sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkanmakanan sering secara
konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli
gastroenterology menyetujui bahwa diet saringmempunyai
efek signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun,
aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung kosongadalah iritan
yang signifikan.
b.
Fase lambung
Pada
fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangankimiawi dan
mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagalmenyebabkan sekresi
asam sebagai respon terhadap distensi lambung olehmakanan.
c.
Fase usus
Makanan
dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggapmenjadi gastrin) yang
pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.Pada manusia, sekresi
lambung adalah campuran mukokolisakarida danmukoprotein yang disekresikan
secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucusini mengabsorpsi pepsin dan
melindungi mukosa terhadap asam. Asamhidroklorida disekresikan secara kontinyu,
tetapi sekresi meningkat karenamekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai
dari rangsangan lambung danusus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan
tidak dinetralisasi dan bila lapisanluar mukosa tidak memberikan perlindungan
asam hidroklorida bersama dengan pepsin akan merusak lambung. Asam
hidroklorida kontak hanya dengan sebagiankecil permukaan lambung. Kemudian
menyebar ke dalamnya dengan lambat.Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut
barier mukosa lambung. Barier iniadalah pertahanan untama lambung terhadap
pencernaan yang dilakukan olehsekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang
mempengaruhi pertahanan adalahsuplai darah, keseimbangan asam basa, integritas
sel mukosa, dan regenerasiepitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami
ulkus peptikum karenasatu dari dua factor
ini : 1. hipersekresi asam pepsin
E. Pemeriksaan
Fisik
1.
Keadaan Umum :GCS :Ciri tubuh : kulit, rambut, postur tubuh.Tanda
vital : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan.
2.
Head to toe :
- Kepala
Inspeksi : bentuk kepala, distribusi,
warna, kulit kepala.
Palpasi : nyeri tekan dikepala
- Wajah
Inspeksi : bentuk wajah, kulit wajah.
Palpasi
: nyeri tekan di wajah.
-
Mata
Inspeksi :
bentuk mata, sclera, konjungtiva, pupil,
Palpasi :
nyeri tekan pada bola mata, warna mukosa konjungtiva, warna mukosa sclera
-
Hidung
Inspeksi : bentuk hidung, pernapasan cuping hidung,
secret
Dipalpasi : nyeri tekan pada hidung
-
Mulut
Inspeksi : bentuk mulut, bentuk mulut, bentuk gigi
Palpasi : nyeri tekan pada lidah,
gusi, gigi
-
Leher
Inspksi : bentuk leher, warna kulit pada leher
Palpasi
: nyeri tekan pada leher.
-
Dada
Inspeksi : bentuk dada, pengembangan
dada, frekuensi pernapasan.
Palpasi : pengembangan paru pada
inspirasi dan ekspirasi, fokal fremitus, nyeri tekan.
Perkusi : batas jantung, batas paru,
ada / tidak penumpukan secret.
Auskultasi : bunyi paru dan suara
napas
-
Payudara dan ketiak
Inspeksi : bentuk, benjolan
Palpasi : ada/ tidak ada nyeri tekan
, benjolan
- Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen, warna kulit abdomen
Auskultasi : bising usus, bising vena, pergesekan hepar
dan lien.
Perkusi
: batas hepar,batas ginjal,batas lien,ada/tidaknya penimbunan cairan diperut
-
Genitalia
Inspeksi : bentuk alat
kelamin,distribusi rambut kelamin,warna rambut kelamin,benjolan
Palpasi : nyeri tekan pada alat
kelamin
-
Integumen
Inspeksi : warna kulit,benjolan
Palpasi : nyeri tekan pada kulit
-
Ekstremitas
Atas :
Inspeksi : warna kulit,bentuk tangan
Palpasi : nyeri tekan,kekuatan otot
Bawah :
Inspeksi : warna kuliy,bentuk kaki
Palpasi : nyeri tekan,kekuatan otot1.
Pemeriksaan
Diagnostik/Penunjang
- Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik ataudistensi abdominal.
- Bising usus mungkin tidak ada.
- Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan adanyaulkus, namun endoskopi adalah prosedur diagnostic pilihan.
- Endoskopi GI atas digunakan untuk mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus danlesi. Melalui endoskopi mukosa dapat secara langsung dilihat dan biopsy didapatkan.Endoskopi telah diketahui dapat mendeteksi beberapa lesi yang tidak terlihat melalui pemeriksaan sinar X karena ukuran atau lokasinya.
- Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah negatif terhadapdarah samar.
- Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang menentukan dalammendiagnosis aklorhidria(tidak terdapat asam hdroklorida dalam getah lambung) dansindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang dengan makanan atau antasida, dan tidak adanya nyeri yang timbul juga mengidentifikasikan adanya ulkus.
- Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur,meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus. serta tes serologis terhadapantibody pada antigen H. Pylori.
1.
Therapy atau
Tindakan Penanganan
Beberapa
metode dapat digunakan untuk mengontrol keasaman lambung termasuk perubahangaya
hidup, obat-obatan, dan tindakan pembedahan. Penurunan stress dan istirahat.
1.
Modifikasi diet
2.
Penghentian
merokok
3.
Obat-obatan
4.
Intervensi bedah
10 Komplikasi Potensial
- Hemoragi-gastrointestinal atas, gastritis dan hemoragi akibat ulkus peptikum adalahdua penyebab paling umum perdarahan saluran GI.
- Perforasi, merupakan erosi ulkus melalui mukosa lambung yang menembus ke dalamrongga peritoneal tanpa disertai tanda.
- Penetrasi atau Obstruksi, penetrasi adalah erosi ulkus melalui serosa lambung kedalam struktur sekitarnya seperti pankreas, saluran bilieratau omentum hepatik.
- Obstruksi pilorik terjadi bila areal distal pada sfingter pilorik menjadi jaringan parutdan mengeras karena spasme atau edema atau karena jaringan parut yang terbentuk bila ulkus sembuh atau rusak.
F.
DIAGNOSA
Nyeri lambung yang khas merupakan
petunjuk adanya ulkus. Diperlukan
beberapa pemeriksaan untuk memperkuat diagnosis karena kanker lambung juga bisa
menyebabkan gejala yang sama.
- Endoskopi
adalah suatu prosedur dimana sebuah selang lentur dimasukkan melalui mulut
dan bisa melihat langsung ke dalam lambung.
Pada pemeriksaan endoskopi, bisa diambil contoh jaringan untuk keperluan biopsi.
Keuntungan dari endoskopi:
- lebih dapat dipercaya untuk menemukan adanya ulkus dalam duodenum dan dinding belakang lambung dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen
- lebih bisa diandalkan pada penderita yang telah menjalani pembedahan lambung
- bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan karena ulkus. - Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum (juga disebut barium swallow atau seri saluran pencernaan atas) dilakukan jika ulkus tidak dapat ditemukan dengan endoskopi.
- Analisa
lambung merupakan suatu prosedur
dimana cairan lambung dihisap secara langsung dari lambung dan duodenum
sehingga jumlah asam bisa diukur.
Prosedur ini dilakukan hanya jika ulkusnya berat atau berulang atau sebelum dilakukannya pembedahan. - Pemeriksaan
darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi hitung jenis darah bisa
menentukan adanya anemia akibat perdarahan ulkus.
Pemerisaan darah lainnya bisa menemukan adanya Helicobacter pylori
Konsep Dasar
Asuhan Keperawatan
1.
1.
Pengkajian
¶ Identitas
- Pasien
1. Nama pasien
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Status perkawinan
7. Agama
8. Suku
9. Alamat
- Penanggung
1. Nama penanggung
2. Hubungan
dengan pasien
3. Pekerjaan
4. Alamat
¶ Riwayat Kesehatan
KeluargaAda atau tidak anggota keluarga pasien
yang menderita penyakit seperti pasien.
¶ Status kesehatan
- Status kesehatan saat ini
- Status kesehatan masa lalu
- Riwayat penyakit keluarga
- Diagnosa medis dan terapi
¶ Pola Fungsi kesehatan
-
Pemeliharaan dan persepsi terhadap
kesehatan
-
Nutrisi/metabolic
-
Pola eliminasi
-
Pola aktivitas dan latihan
-
Oksigenasi
-
Pola tidur dan istirahat
-
Pola kognitif-perseptual
-
Pola persepsi diri/konsep diri
-
Pola seksual dan reproduksi
-
Pola peran-hubungan
-
Pola manajememn koping stress
-
Pola keyakinan
¶ Pemeriksaan fisik
-
Keadaan umum
Tingkat
kesadaran CCS
-
Tanda-tanda vital
-
Keadaan fisik
Kepala
dan leher
a)
Dada
b)
Payudara dan ketiak
c)
Abdomen
d)
Genitalia
e)
Integument
f)
Ekstremitas
g)
Pemeriksaan neurologist
1.
2. Diagnosa
Keperawatan yang Mungkin Muncul
1.
Nyeri berhubungan dengan trauma
jaringan dan refleks spasme otot sekunder terhadap gangguan visceral usus.
2.
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan anemia ditandai dengan kelemahan otot.
3.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mualdan muntah.
4.
Kurang pengetahuan mengenai
pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi berhubungan dengan informasi
yang tidak adekuat
1.
3.
Rencana Tindakan
1.
Nyeri berhubungan dengan trauma
jaringan dan refleks spasme otot sekunder terhadap gangguan visceral usus.
Tujuan
: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama « x 24 jam diharapkannyeri pada
pasien dapat berkurang atau hilang
Kriteria
hasil : menggunakan obat-obatan sesuai resep,mengalami
penurunannyer,menggantikan aspirirn dengan aetaminofen (Tylenol),menghindari
obat yang dijual bebas yang mengandung asam asetilsalisilat,mentaati
pembatasan yangdianjurkan,mengidentifikasi makanandan minuman yang
dihindari,mentati jadual makan dankudapan secara teratur,berhenti merokok dan
berpartisispasi dalam program penghentian
Tindakan Intervensi
|
Rasional
|
1. Berikan
terapi obat-obatan sesuai program
a.
histamine
b.
Garam antibiotic /bismuthc.
c.
Agen sitoprotektif
d.
Inhibitor
pompa protone.
e.
Antasidaf.
f.
Antikolinergik
1.Anjurkan menghindari obat- obatanyang dijual bebas
2.Anjurkan pasien untuk menghindarimakanan/minuman yang
mengiritasilapisan lambung ,kafein dan alcohol.
3.Anjurkan pasien untuk menggunakanmakan dan kudapan pada
intervalyang teratur.
4.Anjurkan pasien
untuk berhentimerokok
5. Farmakoterapi, membantu menguranginya, sbb
|
a. Ntagonis
histamine mempengaruhi sekresiasam
lambung.
b. Antibiotik
diberikan bersamaan dengangaram bismuth mematikan H.Pylori.
c. Agen
sitoprotektif melindungi mukosalambung.
d.Inhibitor
pompa proton menurunkan asamlambung.
e. Antasida
menetralisasi keasaman sekresillambung.
f. Antikolinergik
menghambat bpelepasanasam lambung.
1. Obat-obatan
yang mengandung salisilatmengiritasi
mukosa lambung.
2. Makanan/minuman
yang mengandungkafein merangsang sekresi asamhidroklorida.
3. Jadwal
makan yang teratur membantumempertahankan partikel makanan di dalamlambung
,yang membantu menetralisasikeasaman sekresi lambung.
4. Merokok merangsang kemungkinankekambuhan ulkus2.
|
2. Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan kelemahan otot
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama « x 24 jam
diharapkannyeri pada pasien dapat
berkurang atau hilang
Kriteria hasil : TTV normal dan pasien tidak terlihat lemas
lagi
Tindakan Intervensi
|
Rasional
|
1. Anjurkan
aktivitas ringan dan perbanyak istirahat
2. Kaji
faktor yang menimbulkan keletihan
3. Tingkatkan
kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang ditolerir, bantu jika
keletihan terjadi
|
1. Dengan
aktivitas yang ringan dan istirahat yang cukup dapat memulihkan kondisi
pasien
2. Dapat
mengatasi masalah keletihan
3. Tingkatkan
kemadirian dalam aktivitas perawatan diri, yang ditolerir bantu jika
keletihan terjadi
|
3. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan
:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan pasien
mendapatkan tingakt nutrisi optimal
Kriteria Hasil
:
Menghindari
makanan dan minuman pengiritasi,makan-makanan dan kudapan pada interval yang
dijadwalkan secara teratur,dan memilih lingkungan rileks untuk makanan.
TINDAKAN / INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
4. Kurang pengetahuan mengenai
pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi berhubungan dengan informasi yang
tidak adekuat
Tujuan
:
Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama … x … menit diharapkan pasien dapat mendapatkan pengetahuan tentang
pencegahan dan penatalaksanaan
Kriteria Hasil
:
mengekspresikan minat dalam
belajar bagaimana mengatasi penyakit,berpartisispasi dalam sesi
penyuluhan,mengajukan pertanyaan, dan menyatakan keinginan untuk
bertanggungjawab terhadap perawatan diri.
TINDAKAN / INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.Kaji tingkat pengetahuan dan
kesiapan untuk belajar dari pasien.
2.Ajarkan informasi yang
diperlukan:
a.Gunakan kata-kata sesuai tingkat
pengetahuan pasien
b.Pilih waktu kapan pasien paling
nyaman berminat.
c.Batasi sesi penyuluhan sampai 30
menit atau kurang
3.Yakinkan pasien bahwa penyakit
dapat diatasi
|
1.Keinginan untuk belajar
tergantung pada kondisi fisisk pasien,tingkat ansietas dan kesiapan mental
2,Individualisasi rencana
penyuluhan meningkatkan pembelajaran
3.Memberi keyakinan dapat
memberikan pengaruh positif pada perubahan prilaku.
|
- 1. Evaluasi
Diagnosa
|
Evaluasi
|
Nyeri berhubungan dengan trauma
jaringan dan refleks spasme otot sekunder terhadap gangguan visceral usus.
|
S asien mengatakan bahwa
nyerinya telah berkurang.
O : P:Trauma jaringan dan
reflex spasme otot
Q: Tumpul
R: Epigastrum dan punggung
S: 5
T :2-3 jam setelah makan
A : Tujuan tercapai,masalah
teratasi
P : Pertahankan kondisi
|
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan anemia ditandai dengan kelemahan otot
|
S asien mengatakan bahwa
dia sudah dapat melakukan aktivitas sendiri
O : TTV normal, pasien terlihat
tidak lemas lagi
A : tujuan tercapai,masalah
teratasi
P ertahankan kondisi
|
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah
|
S: Pasien mengatakan dia sudah
memiliki tenaga
O: BB stabil
A: tujuan tercapai,masalah
teratasi
P: Pertahankan kondisi
|
Kurang pengetahuan mengenai
pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi berhubungan dengan informasi
yang tidak adekuat
|
S: Pasien mengatakan sudah
mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan tidak merasa cemas lagi.
O: Pasien tampak mengangguk saat
diberi penjelasan dan saat ditanya pasien bisa menjawab
A: Tujuan tercapai, masalah
teratasi
P : Pertahankan kondisi
|
Diagnosa Keperawatan :
Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.
Tujuan :
Klien mendapatkan pengetahuan tentang pencegahan dan penatalaksanaan.
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar dari klien.
R/ : Keinginan untuk belajar tergantung pada kondisi fisik klien, tingkat ansietas dan kesiapan mental.
2) Ajarkan informasi yang diperlukan : Gunakan kata-kata yang sesuai dengan tingkat pengetahuan klien. Pilih waktu kapan klien paling nyaman dan berminat. Batasi sesi penyuluhan sampai 30 menit atau kurang.
R/ : Individualisasi penyuluhan meningkatkan pembelajaran.
3) Yakinkan klien bahwa penyakitnya dapat diatasi.
R/ : Memberikan keyakinan dapat memberikan pengaruh positif pada perubahan perilaku.
b. Diagnosa keperawatan :
Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa dan spasme otot.
Tujuan : Klien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.
Intervensi :
1) Berikan terapi obat-obatan sesuai dengan program :
Ø Antagonis histamine, R/ : Mempengaruhi sekresi asam lambung
Ø Garam antibiotic/ Bismuth, R/ : Antibiotik diberikan bersamaan dengan garam Bismuth mematikan H.Pylori
Ø Agen sitoprotektif, R/ : Agen sitoprotektik melindungi mukosa lambung
Ø Inhibitor pompa proton, R/ : Inhibitor pompa proton menurunkan asam lambung
Ø Antasida, R/ : Menetralisir asam lambung
Ø Antikolinergik, R/ : Menghambat pelepasan asam lambung
2) Anjurkan menghindari obat-obatan yang dijual bebas terutama yang mengandung salisilat.
R/ : Obat-obatan yang mengandung salisilat dapat mengiritasi mukosa lambung.
3) Anjurkan klien untuk menghindari makanan/ minuman yang mengiritasi mukosa lambung : kafein dan alcohol.
R/ : Dapat merangsang sekresi asam hidroklorida.
4) Anjurkan klien untuk menggunakan makanan dan kudapan pada interval yang teratur.
R/ : Jadwal makan yang teratur membantu mempertahankan partikel makanan dalam lambung yang membantu menetralisir keasaman sekresi lambung.
5) Anjurkan pasien untuk berhenti merokok
R/ : Merokok dapat merangsang kekambuhan ulkus
c. Diagnosa keperawatan :
Ansietas berhubungan dengan sifat penyakit dan penatalaksanaan jangka panjang.
Tujuan : Penurunan ansietas.
Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan masalah dan rasa takut dan ajukan pertanyaan sesuai kebutuhan.
R/ : Komunikasi terbuka membantu klien mengembangkan hubungan saling percaya yang membantu mengurangi ansietas dan stress.
2) Jelaskan alasan untuk mentaati jadwal pemngobatan yang direncanakan :
Ø farmakoterapi
Ø Pembatasan diet
Ø Modifikasi tingkat aktifitas
Ø Mengurangi atau menghentikan rokok
R/ : Pengetahuan mengurangi ansietas yang tampak sebagai rasa takut akibat ketidaktahuan. Pengetahuan dapat mempunyai pengaruh positif pada perubahan perilaku.
3) Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas.
R/ : Stresor perlu diidentifikasi sebelum dapat diatasi.
4) Ajarkan strategi penatalaksanaan stress : misalnya obat-obatan, distraksi dan imajinasi.
R/ : Penurunan ansietas menurunkan sekresi asam hidroklorida.
d. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nyeri yang berkaitan dengan makanan.
Tujuan : Mendapatkan nutrisi yang optimal.
Intervensi :
1) Anjurkan makan makanan dan minuman yang tidak mengiritasi.
R/ : Makanan dan minuman yang tidak mengiritasi dapat membantu mengurangi nyeri epigastrik.
2) Anjurkan makan dengan jadwal yang teratur, hindari kudapan sebelum waktu tidur.
R/ : Makan teratur membantu menetralisasi sekresi asam lambung; kudapan sebelum tidur meningkatkan sekresi asam lambung.
3) Anjurkan makan makanan pada lingkungan yang rileks
R/ : Lingkungan yang rileks kurang menimbulkan ansietas. Menurunnya ansietas membantu menurunkan sekresi asam hidroklorida.
G. Pengobatan
Tujuan
pengobatan ulkus peptikum adalah :
1.
Menghilangkan rasa nyeri dan menyembuhkan ulkus.
2. Mencegah kambuhnya ulkus dan
mencegah terjadinya komplikasi.
Apabila tidak terdapat komplikasi
dapat dilakukan terapi sebagai berikut :
a.Suportif
: nutrisi
b.Memperbaiki
/ menghindari faktor risiko
c. Pemberian obat-obatan : antasida,
antagonis reseplor M2. proton pumpinhibitor, pemberian obat-obatan untuk
mengikat asam empedu.prokinetik. pemberian obat untuk eradikasi kuman
Helicobacter pylori.
d.pemberian obat-obatan untuk
meningkatakan faktor defensif.
Berdasarkan
patofisiologinya, terapi farmakologik ulkus peptikumditujukan untuk
menekan
faktor-faktor agresif dan/ atau memperkuatfaktor-faktor defensif. Sampai saat
ini peng-obatan ditujukan untukmengurangi asam lambung, yakni dengan cara
menetralkannyadenganantasida atau mengurangi sekresinya dengan obat-obat
antisekresi yakni:
1.
H2bloker : simetidin, ranitidin,
famotidin, nizatidin.
2.
Muskarinik bloker : pirenzepin.
3.
Penghambat pompa
proton (H+/K+ ATPase) : omeprazol.dan dalam kelompok obat-obat ini
H2bloker pada saat ini merupakan obatstandar karena efektivitas, keamanan dan
kepraktisan penggunaannyadalam terapi jangka panjang untuk mencegah kambuhnya
ulkus.Akhir-akhir ini, pengobatan ulkus peptikum mulai dituju-kan
untukmemperkuat mekanisme defensif mukosa lambung duodenum, yaknidengan
obat-obat sitoproteksi. Obat sitopro-teksi bermula dariprostaglandin
didefinisikan sebagai obat yang dapat mencegah ataumengurangi kerusakan mukosa lam-bung atau duodenum oleh berbagaizat
ulserogenik atau zat penyebab nekrosis, tanpa menghambat sekresiatau menetralkan asam lambung.
Ada 2 kelompok obat sitoproteksi yakni :
(1).
Analog prostaglandin obat sitoproteksi dengan anti sekresi, yaknimisoprostol,
enprostil dan rioprostil, dan
(2).
Non-prostaglandin (obat sitoproteksi dengan proteksi lokal),yakni sukralfat,
bismuth koloidal dan setraksat.Untuk terapi jangka pendek menyembuhkan ulkus,
hanya sukralfat,bismuth koloidaldan rioprostil yang sebanding dengan H2bloker
(sukralfat juga sebanding keamanannya), tetapi sukralfat dan bismuth tidak
praktispenggunaannya. Obat-obat sitoproteksi mempunyai keuntungandibandingkan
dengan H2bloker, yakni memberi masa remisi yang lebihpanjang (kelompok PG belum
jelas) dan angka kesembuhan serta angkakekambuhan yang tidak dipengaruhi oleh
merokok (setraksat belum jelas). Kedua efek ini dikaitkan dengan sifat
sitoproteksi (untuk bismuthkoloidal dihubungkan juga dengan sifat
bakterisidalnya terhadapC ampylobacter pylori.Efek lain yang juga
dikaitkan dengan sitoproteksiadalah efektivitas misoprostol, setraksat dan
sukralfat untuk mengurangikerusakan mukosa saluran cerna, terutama lambung,
akibat pemberiankronik NSAID.Untuk terapi jangka panjang mencegah kambuhnya
ulkus, sukralfatdan setraksat sudah mapan penggunaannya. Garam bismuth tidak
bolehdipergunakan karena toksisitasnya, sedangkan kelompok PG tampaknyatidak dianjurkan. Analog PG yang ada sekarang pada
umumnya inferiordibanding H2bloker untuk terapi jangka pendek
menyembuhkan ulkus,baik efektivitas (kecuali rioprostil) maupun efek
sam-pingnya; tetapipenyembuhan ulkus duodenum oleh analog PG tampaknya tidakdipengaruhi
oleh merokok. Efek obat-obat ini pada masa remisi masihbelum jelas. Sedangkan
untuk terapi jangka panjang, tampaknya analogPG tidak dapat dianjurkan. Tetapi
analog PG efektif untukmencegah/mengurangi kerusakan mukosa lambung oleh NSAID.
Dengandemikian dapat disimpulkan bahwa :
1.
Efek sitoproteksi saja, tanpa adanya efek lain, tidak cukup untukmenyembuhkan
ulkus.
2.
Efek sitoproteksi dapat memperpanjang masa remisi ulkus,tetapi untuk analog PG
masih belum jelas.
3.
Efek sitoproteksi berguna bagi perokok, karena efek ini bisamengatasi efek merokok terhadap kesembuhan dan
kekambuh-an ulkus, tetapi untuk analog PG terhadap ulkus lambung
tidak jelas, sedangkan untuk setraksat tampaknya masih belumditeliti.
4.
Obat sitoproteksi berguna untuk mencegah atau mengurangikerusakan lambung
akibat pemberian kronik NSAID (kecualigaram bismuth). Meskipun untuk PG masih
digunakan dosissitoproteksi + anti sekresi, untuk hasil yang terbaik
tampaknyaefek sitoproteksinya ikut berperan.
5.
Obat sitoproteksi, karena mekanisme kerjanya yang ber-beda,dapat digunakan
untuk mengobati ulkus yang resisten terhadapH2bloker (analog PG) dan setraksat
(belum diketahui).
6.
Obat sitoproteksi, mengingat ketintungannya dalammemperpanjang remisi pada
perokok, mungkin dapat dipikirkanuntuk menjadi alternatif dari H2bloker untuk
menjadi pilihanpertama dalam pengobatan ulkus.
7.
Kombinasi obat terhadap faktor agresif dengan obat sito-proteksidiharapkan
akanmemberikan efek yang sinergistik dalammenyembuhkan ulkus. Ini telah
terbukti pada kombinasisimetidin dengan sukralfat dan kombinasi simetidin
dengansetraksat. Analog PGE yang ada sekarang tidak memberikan efekyang lebih
baik karena efek sitoproteksinya mungkin tidak ikutberperan/minimal dalam proses penyembuhan ulkus.