Konsep Bendungan ASI
2.2.1 Definisi
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau
karena kelainan pada putting susu. Bendungan air susu adalah terjadinya
pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga
menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005).
Payudara terasa
lebih penuh tegang dan nyeri terjadi pada hari ketiga atau hari ke empat pasca
persalinan disebakan oleh bendungan vera edan pembuluh dasar bening. Hal ini
semua merupakan bahwa tanda asi mulai banyak di sekresi, namun pengeluaran
belum lancar.
Bila nyeri ibu
tidak mau menyusui keadaan ini akan berlanjut, asi yang disekresi akan menumpuk
sehingga payudara bertambah tegang. Gelanggang susu menonjol dan putting
menjadi lebih getar. Bayi menjadi sulit menyusu. Pada saat ini payudara akan
lebih meningkat, ibu demam dan payudara terasa nyeri tekan (oserty patologi:
196) Saluran tersumbat = obstructed duct = caked brecs t. terjadi statis pada
saluran asi (ductus akhferus) secara local sehingga timbul benjolan local
(Wiknjosastro, 2006).
2.2.2
Faktor Penyebab Bendungan ASI
Beberapa faktor
yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:
1. Pengosongan mamae yang
tidak sempurna
Dalam masa laktasi, terjadi
peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila
bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak dikosongkan, maka
masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak
dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.
2. Faktor hisapan bayi
yang tidak aktif
Pada masa laktasi, bila Ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka
akan menimbulkan bendungan ASI.
3. Faktor posisi menyusui
bayi yang tidak benar
Teknik yang salah dalam menyusui
dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada
saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi
bendungan ASI.
4. Puting susu terbenam
Puting susu yang terbenam akan
menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan
areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.
5. Puting susu terlalu
panjang
Puting susu yang panjang
menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap
areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI
tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.
2.2.3
Gejala Bendungan ASI
Gejala yang
dirasakan ibu apabila terjadi bendungan ASI adalah :
1. Bengkak pada payudara
2. Payudara terasa keras
3. Payudara terasa panas dan nyeri
(Saifuddin, 2005)
2.2.4
Pencegahan
1. Menyusui secara dini,
susui bayi segera mungkin (sebelum 30 menit) setelah dilahirkan
2. Susui bayi tanpa
dijadwal (on demand)
3. Keluarkan asi dengan
tangga atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi
4. Perawawatan payudara
pasca persalinan (obserti patologi 169)
5. Menyusui yang sering
6. Memakai kantong yang
memadai
7. Hindari tekanan local
pada payudara
(Wiknjosastro, 2006)
2.2.5
Penatalaksanaan
1. Kompres air hangat
agar payudara menjadi lebih lembek
2. Keluarkan asi sebelum
menyusui sehingga asi keluar lebih mudah ditangkap dan di isap oleh bayi
3. Sesudah bayi kenyang
keluarkan sisa ASI
4. Untuk mengurangi ras
sakit pada payudara berikan kompres dingin
5. Untuk mengurangi
statis di vena dan pembuluh dara getah benih dilakukan pengurutan (marase)
payudara yang dimulai dari putting kearah korpus