pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI, BALITA


Referensi :
1.       Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta. 192 : 6 – 18.

2.     Markum.  A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.
3.     Mirriamstoppard. Complete Baby and Child Care. 1997.
4.     Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 – 63.
5.     Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC. Jakarta. 2000 : 37 – 45.
6.     Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan Emotional Spiritual Quotient (ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial Bagian Ilmu Kesehatan Anak Perjan RSHS Bandung. Bandung. 2005.

 

I.  Pendahuluan

Setiap orangtua tentu berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh kembang optimal, yaitu agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak ( asah, asih, dan asuh ) terpenuhi. Kebutuhan dasar anak harus dipenuhi yang mencakup imtaq, perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan, penghargaan, pengasuhan, rasa aman / perlindungan, partisipasi, stimulasi dan pendidikan ( asah, asih dan asuh ). Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.(5) Untuk itulah dalam perkuliahan ini akan dibahas mengenai pemantauan tumbuh kembang neonatus terutama pada pertumbuhan fisik pada neonatus baik BB dan TB dengan menggunakan Denver Development Stress Test (DDST).

II.    Uraian materi

A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.(2,4)

Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.(4)
Menurut Depkes RI, pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh.(1)
Menurut Markum dkk, pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu; perkembangan lebih menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.(2)

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang (1,2,3,4,5,6)

     Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :
1.    Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir  proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya. Melalui genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.


2.    Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan tempat anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan ”bio-fisiko-psiko-sosial” yang memepengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
a.    Faktor yang memepengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal)
b.   Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal)

Ad.a. Faktor Lingkungan Pranatal

Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
1.    Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir,bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.
2.   Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus dapat kelainan bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.




3.   Toksin/zat kimia
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain obat anti kanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.
4.   Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida lainnya dengan aktivitas mirip insulin. Apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami defisiensi maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan  susunan saraf pusat sehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.
5.   Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.
6.   Infeksi
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza dan lain-lain.
7.   Stres
Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.
8.   Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.



9.   Anoksia embrio
Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan BBLR.

Ad.b. Faktor Lingkungan Postnatal

Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya,ke suatu sistem yang tergantung pada kemempuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.
Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :
a.      Lingkungan biologis
Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.
b.     Faktor fisik
Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah baik dari struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian, serta radiasi.
c.    Faktor psikososial
Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak, selain itu motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar merupakan hal yang dapat menimbulkan motivasi yang kuat dalam perkembangan kepribadian anak kelak di kemudian hari, Dalam proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya, stres juga sangat berpengaruh terhadap anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orangtua dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.


d.   Faktor keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder, pendidikan ayah/ibu yang baik dapat menerima informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan, dan pendidikan yang baik pula, jumlah saudara yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak, jenis kelamin dalam keluarga seperti apad masyarakat tradisonal masih banyak wanita yang mengalami malnutrisi sehingga dapat menyebabkan angka kematian bayi meningkat, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu, agama, urbanisasi yang banyak menyebabkan kemiskinan dengan segala permasalahannya, serta kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain-lain.

C. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :
1.    Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2.   Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan organ-organ.
3.   Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4.   Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5.   Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6.   Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

7.   Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangnnya juga berbeda, tetapi tetap akan menuruti patokan umum.











































D. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun terdapat variasi akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut :
1.    Masa prenatal atau masa intrauterin ( masa janin dalam kandungan )
a.      masa mudigah/embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung cepat, terbentuk suatu sistem oragan dalam tubuh.
b.     masa janin/fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu :
a.      masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan TM II kehidupan intrauterin, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah terbentuk dan mulai berfungsi.
b.     Masa fetus lanjut, pada akhir TM pertumbuhan berlangsung pesat dan adanya perkembangan fungsi. Pada masa ini terjadi transferimunoglobin G(IgG) dari ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esesnsial seri omega 3(Docosa Hexanicc Acid) omega 6(Arachidonic Acid) pada otak dari retina.
2.   Masa bayi                             : usia 0 – 1 tahun
a.      masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi orgaan-oragan tubuh lainnya.
1.    masa neonatal dini         : 0-7 hari
2.   masa neonatal lanjut      : 8-28 hari



b.     masa pasca neonatal , proses yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara kontinu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (29 hari – 1 tahun).
3.   masa prasekolah
Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangaan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkaatnya keterampilan dan proses berpikir.
4.   masa sekolah, pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan, dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama ( usia 6 – 18/20 tahun).
a.         masa pra remaja               : usia 6-10 tahun
b.        masa remaja :
1.    masa remaja dini
a.    wanita        : usia 8-13 tahun
b.   pria           : usia 10-15 tahun
2.   masa remaja lanjut
a.    wanita        : usia 13 –18 tahun
b.   pria           : usia 15-20 tahun
Masa-masa tersebut diatas ternyata memiliki ciri-ciri khas yang masing-masing masa mempunyai perbedaan dalam annatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya.

 

E. Tumbuh Kembang Neonatus

1.  Penampilan Fisis
Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat berlainan dengan proporsi janin, balita, anak besar atau dewasa; ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar, mandibula kecil, dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen lebih membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya anak laki-laki lebih berat dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup bulan mempunyai berat badan antara 2500 – 4500 g.  
Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang 95% diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45 –55 cm.
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme.
1.    Pertumbuhan janin intrauterin
Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang dialami seseorang dalam hidupnya. Dinamika pertumbuhan  antenatal  ini sangat menakjubkan yaitu sejak konsepsi sampai lahir. Pada masa embrio yaitu 8 minggu pertama kehamilan, sel telur yang telah dibuahi berdiferensiasi secara tepat menjadi organisme yang mempunyai bentuk anatomis seperti manusia. Pada sistem-sistem tertentu organogenesis diteruskan sampai lebih dari 8 minggu.
2.   Pertumbuhan setelah lahir
a.    Berat badan
Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke 10. Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, mejadi 3 kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir dan dimulai

“ pre adolescent growth spurt” ( pacu tumbuh pra adolesen ) dengan rata-rata kenaikan berat nadan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan “ adolescent growth spurt” ( pacu tumbuh adolesen ). Dibandingkan dengan anak laki-laki , “growth spurt” ( pacu tumbuh ) anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti adripada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedsangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun. Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang baik, adalah berkisar anatara :
700 – 1000 gram/bulan pada triwulan I
500 – 600 gram/bulan pada triwulan II
350 – 450 gram/bulan pada triwulan III
250 – 350 gram/bulan pada triwulan IV
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman,1992 untuk memperkirakan berat badan adalah sebagai berikut :
Perkiraan Berat badan dalam kilogram :
1. Lahir                                     : 3,25 kg
2. 3-12 bulan                                      : umur(bulan) + 9
                                                           2
3.1-6 tahun                                : umur(bulan) x 2 + 8

4. 6-12 tahun                             : umur(bulan) x 7 – 5
                                                         2







Contohnya : Ny. Nia melahirkan bayi pada tanggal 30 November 2004 dengan berat badan waktu lahir 3,5 kg. Maka hitunglah berapa umur dan berat badan By. Nia saat ini !
2004 – 11 – 30 ( Lahir )
2005 – 03 – 31 ( Saat penimbangan )
Jadi umur BY Nia adalah 4 bulan 1 hari, maka BB By. Nia adalah :
Umur ( bulan ) + 9  / 2 = 13 / 2 = 6,5 Kg.
b.   Tinggi badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan, sebagai berikut :
1 tahun 1,5 x TB lahir
4 tahun 2 x TB lahir
6 tahun 1,5 x TB setahun
13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun )
Menurut Berhman,1992 adalah sebagai berikut :
a. Lahir                                     :  50 cm
b. Umur 1 tahun                         : 75 cm
c. 2-12 tahun                             : umur (tahun) x 6 + 77
Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data tinggi badan orangtua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai dengan potensinya, adalah sebagai berikut (dikutip dari Titi,1993) :
TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu   ±  8,5 cm
                                                  2
TB anak laki-laki     = ( TB ibu + 13 cm ) + TB ayah   ±  8,5 cm
                                                  2


Contohnya adalah sebagai berikut : Sepasang suami istri  datang ke poliklinik Tumbang untuk dipantau tumbuh kembang anaknya. Setelah dianamnesis didapatkan data senagai berikut TB suami 165 cm, sedangakan TB istri 160 cm, maka hitunglah TB optimal anak perempuannya ?
TB anak perempuan : ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu   ±  8,5 cm
                                                  2
                                ( 165 cm – 13 cm ) + 160 cm  ±  8,5 cm
                                                           
312 cm / 2 ±  8,5 cm
                             156 cm  ±  8,5 cm
Dilihat dari proporsi antara kepala, badan, serta anggota gerak maka akan tampak perbedaan yang jelas  antara janin, anak-anak dan dewasa, yaitu sebagai berikut :
-         pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana ukuran panjang kepala hampir sama panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak sangat pendek.
-           Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior dada masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek. Sebagai titik tengah tinggi badannya adalah setinggiumbilikus.
-           Pada dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil, sehingga sebagai titik tengah adalah setinggi simfisis  pubis.

F. Perkembangan Anak Balita

 Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian.Frankenburg dkk.(1981) melalui Denver Development Stress Test (DDST) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :
1.    Personal Social ( kepribadian/tingkah laku sosial ).
2.   Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )
3.   Langauge ( bahasa )
4.   Gross Motor ( perkembangan motorik kasar )


Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan, seperti pada buku petunjuk program BKB ( Bina Keluarga dan Balita ) yaitu perkembangan :
1.                   Tingkah laku sosial
2.                 Menolong diri sendiri
3.                 Intelektual
4.                 Gerakan motorik halus
5.                 Komunikasi pasif
6.                 Komunikasi aktif
7.                 Gerakan motorik kasar
Menurut Milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai  anak pada umur tertentu, misalnya  :
4-6 minggu          : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara    1-2 minggu kemudian
12-16 minggu        :  -  menegakkan kepala, tengkurap sendiri
-       menoleh kearah suara
-       memegang beneda yang ditaruh ditangannya
20 minggu            :  meraih benda yang didekatkan padanya
26 minggu       : – dapat memeindahkan benda dari astu tangan ke     tangan lainnya
-       duduk, dengan bantuan kedua tangan ke depan
-       makan biskuit sendiri
9-10 bulan           :   - menunjuk dengan jari telunjuk
-       memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk
-       merangkak
-       bersuara da.. da…
13 bulan              :  - berjalan tanpa bantuan
-       mengucapkan kata-kata tunggal
   
 Dengan milestone ini kita dapat mengetahui apakah anak mengalami perkembangan anak dalam batas normal atau mengalami keterlambatan. Sehingga kita dapat melakukan deteksi dini dan intervensi dini, agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal.

G. Denver Development Stress Test (DDST)
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow up” selanjutnya ternyta  89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasikan lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankerburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahassa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.
a.    Aspek perkembangan yang dinilai
Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yag meliputi :
-       Personal Social ( perilaku sosial )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.



-       Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
-       Language ( bahasa )
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah ddan berbicara spontan.
-       Gross Motor ( gerakan motorik kasar )
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Setiap tugas ( kemampuan ) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horisontal yang berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15-20 menit saja.
b.   Alat yang digunakan
-  Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning, hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,kertas dan pensil.
-       Lembar formulir DDST.
-       Buku petunjuk sebagai refensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
c.    Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu :
Tahap I  : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
-       3-6 bulan
-       9-12 bulan
-       18-24 bulan
-       3 tahun


-       4 tahun
-       5 tahun
Tahap II  : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap I. Kemudian dilanjutkan pad eveluasi diagnostik yang lengkap.
d.   Penilaian
Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No.Opportunity = N.O). Kemudian digaris berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, elanjutnya berdassarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites ( Untestable ).
-         Abnormal
-  Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
-  Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan apad 1 sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
-         Meragukan
-  Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
-  Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis verikal usia.
-         Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

-         Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.
Dalam pelaksanaan skrining degan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas.
Perhitungan umur adalah sebagai berikut ;
Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut ;
1994 – 10 – 5 ( saat tes dilakukan )
1992 – 5 – 23 ( tangga lahir Budi )
Umur Budi 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bukan 12 hari, karena 12 hari lebih kecil dari 15 hari, maka dibulatkan kebawah, sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan.
Kemudian garis umur ditarik vertikal pada formulir DDST yang memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugasyang terletak di sebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi(2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan beberapa tugas-tugas tersebut.(F), maka berarti suatu keterlambatan poda tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini bukanlah suatu keterlambatan, karena pada kontrol lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada kotak-kotak sebelah kanan garis umur.
Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan doites sesuai petunujuk dibaliknya formulir.


Agar lebih cepat dalamelaksanakan skrining, maka dapat digunakan thp praskrining dengan menggunakan :
-       DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas 8 hingga seluruhnya ada 12 tugas ) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan 25% anak pada pemeriksaan DDST Short Form ternyata memerlukan pemeriksaan DDST lengkap.
-       PDQ ( Pra-Screening Development Questionnaire )
Bentuk kuesioner ini digunakan orang tua yang berpendidikan SLTA keatas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak. Kemungkinan dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.
 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger