rencana keperawatan dari diagnosa cva stroke iskemik

INTERVENSI KEPERAWATAN.
Rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan diatas adalah :
1.RESIKO PENINGKATAN TIK BERHUBUNGAN DENGAN  PENAMBAHAN  ISI OTAK SEKUNDER TERHADAP  HIPOKSIA, EDEMA OTAK.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak mengalami peningkatan tekanan intra kranial .
Kriteria hasil :
Tidak terdapat tanda peningkatan tekanan intra kranial :
§  Peningkatan tekanan darah.
§  Nadi melebar.
§  Pernafasan cheyne stokes
§  Muntah projectile.
§  Sakit kepala hebat.
Pencegahan TIK meningkat di laksanakan.
Intervensi.
NO
INTERVENSI
RASIONAL
1.       
Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK
§  tekanan darah
§  nadi
§  GCS
§  Respirasi
§  Keluhan sakit kepala hebat
§  Muntah projectile
§  Pupil unilateral
Deteksi dini peningkatan TIK untuk melakukan tindakan lebih lanjut.
2.       
Tinggikan kepala tempat tidur 15-30 derajat kecuali ada kontra indikasi.Hindari mengubah posisi dengan cepat.
Meninggikan kepala dapat membantu drainage vena untuk mengurangi kongesti vena.
3.       
Hindari hal-hal berikut :
Masase karotid
 
 
 
Fleksi leher atau rotasi > 45 derajat.
 
 
 
Rangsangan anal dengan jari(boleh tapi dengan hati-hati ) hindari mengedan, fleksi ekstrem panggul dan lutut.
 
 
 
 
Masase  karotid memperlambat frekuensi jantung dan mengurangi sirkulasi sistemik yang diikuti peningkatan sirkulasi secara tiba-tiba.
Fleksi atau rotasi ekstrem leher mengganggu  cairan cerebrospinal dan drainage vena dari rongga intra kranial.
Aktifitas ini menimbulkan manuver valsalva yang merusak aliran balik vena dengan kontriksi vena jugularis dan peningkatan TIK.
4.       
Konsul dokter untuk mendapatkan pelunak feces jika di perlukan.
Mencegah konstipasi dan mengedan yang menimbulkan manuver valsalva.
5.       
Pertahankan lingkungan  tenang, sunyi dan pencahayaan redup.
Meningkatkan istirahat dan menurunkan rangsangan membantu menurunkan TIK.
6.       
Berikan obat-obatan sesuai dengan pesanan:
§  Anti hipertensi.
 
§  Anti koagulan.
 
§  Terapi intra vena pengganti cairan dan elektrolit.
§  Pelunak feces.
§  Anti tukak.
§  Roborantia.
 
§  Analgetika.
§  Vasodilator perifer.
 
 
§  Menurunkan tekanan darah.
§  Mencegah terjadinya trombus.
§  Mencegah defisit cairan.
 
§  Mencegah obstipasi.
§  Mencegah stres ulcer.
§  Meningkatkan daya tahan tubuh.
§  Mengurangi nyeri.
§  Memperbaiki sirkulasi darah otak.

2.GANGGUAN MOBILITAS FISIK BERHUBUNGAN DENGAN HEMIPARESE / HEMIPLEGIA
 
Tujuan :
Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya
 
Kriteria hasil
1.     Tidak terjadi kontraktur sendi
Bertambahnya kekuatan otot
2.     Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas
 
Intervensi.
INTERVENSI
RASIONAL
1.      Ubah posisi klien tiap 2 jam
 
 
2.      Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak sakit
3.      Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
4.      Berikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi fungsionalnya
5.      Tinggikan kepala dan tangan
6.      Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
 
§  Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan
§  Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan
§  Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan
 

3.GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : PERABAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENEKANAN PADA SARAF SENSORI.
 
Tujuan :
Meningkatnya persepsi sensorik : perabaan secara optimal.
 
Kriteria hasil :
§  Klien dapat mempertahankan tingakat kesadaran dan fungsi     persepsi
§  Klien mengakui perubahan dalam kemampuan untuk meraba dan merasa
§  Klien dapat menunjukkan perilaku untuk mengkompensasi terhadap perubahan sensori
 
INTERVENSI
RASIONAL
1.      Tentukan kondisi patologis klien
 
 
2.      Kaji kesadaran sensori, seperti membedakan panas/dingin, tajam/tumpul, posisi bagian tubuh/otot, rasa persendian
 
 
 
3.      Berikan stimulasi terhadap rasa sentuhan, seperti memberikan klien suatu benda untuk menyentuh, meraba. Biarkan klien menyentuh dinding atau batas-batas lainnya.
 
4.      Lindungi klien dari suhu yang berlebihan, kaji adanya lindungan yang berbahaya. Anjurkan pada klien dan keluarga untuk melakukan pemeriksaan terhadap suhu air dengan tangan  yang normal
5.      Anjurkan klien untuk mengamati kaki dan tangannya bila perlu dan menyadari posisi bagian tubuh yang sakit. Buatlah klien sadar akan semua bagian tubuh yang terabaikan seperti stimulasi sensorik pada daerah yang sakit, latihan yang membawa area yang sakit melewati garis tengah, ingatkan individu untuk merawata sisi yang sakit.
6.      Hilangkan kebisingan/stimulasi eksternal yang berlebihan.
 
 
7.      Lakukan validasi terhadap persepsi klien
 
1.      Untuk mengetahui tipe dan lokasi yang mengalami gangguan, sebagai penetapan rencana tindakan
2.      Penurunan kesadaran terhadap sensorik dan perasaan kinetik berpengaruh terhadap keseimbangan/posisi dan kesesuaian dari gerakan yang mengganggu ambulasi, meningkatkan resiko terjadinya trauma.
3.      Melatih kembali jaras sensorik untuk mengintegrasikan persepsi dan intepretasi diri. Membantu klien untuk mengorientasikan bagian dirinya dan kekuatan dari daerah yang terpengaruh.
4.      Meningkatkan keamanan klien dan menurunkan resiko terjadinya trauma.
 
 
 
 
5.      Penggunaan stimulasi penglihatan dan sentuhan membantu dalan mengintegrasikan sisi yang sakit.
 
 
 
 
 
 
 
6.      Menurunkan ansietas dan respon emosi yang berlebihan/kebingungan yang berhubungan dengan sensori berlebih.
7.      Membantu klien untuk mengidentifikasi ketidakkonsistenan dari persepsi dan integrasi stimulus.
 

4.KURANGNYA PERAWATAN DIRI BERHUBUNGAN DENGAN HEMIPARESE/HEMIPLEGI  DAN KEHILANGAN KESADARAN.
 
Tujuan
Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
Kriteria hasil
§  Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan klien
§  Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan
 
INTERVENSI
RASIONAL
1.      Tentukan kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan perawatan diri.
 
2.      Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas dan beri bantuan dengan sikap sungguh
3.      Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan.
 
 
 
 
 
4.      Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya atau keberhasilannya
5.      Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi
 
1.      Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara individual
2.      Meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus-menerus
3.      Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan meskipun bantuan yang diberikan bermanfaat dalam mencegah frustasi, adalah penting bagi klien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk diri-sendiri untuk mempertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan
4.      Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta mendorong klien untuk berusaha secara kontinyu
5.      Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus
 

5.RESIKO GANGGUAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH BERHUBUNGAN DENGAN KELEMAHAN OTOT MENGUNYAH DAN MENELAN SEKUNDER KEHILANGAN KESADARAN.
Tujuan
Tidak terjadi gangguan nutrisi
Kriteria hasil
§  Berat badan dapat dipertahankan/ditingkatkan
§  Hb dan albumin dalam batas normal
INTERVENSI
RASIONAL
1.      Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk
2.      Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, selama dan sesudah makan
3.      Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibir/dibawah dagu jika dibutuhkan
4.      Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu
 
 
5.      Berikan makan dengan berlahan pada lingkungan yang tenang
 
6.      Mulailah untuk memberikan makan peroral setengah cair, makan lunak ketika klien dapat menelan air
7.      Anjurkan klien menggunakan sedotan meminum cairan
 
8.      Anjurkan klien untuk berpartisipasidalam program latihan/kegiatan.
 
9.      Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran melalui iv  atau makanan melalui selang
1.      Untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan pada klien
2.      Untuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gravitasi
3.      Membantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol muskuler
 
 
4.      Memberikan stimulasi sensori (termasuk rasa kecap) yang dapat mencetuskan usaha untuk menelan dan meningkatkan masukan
5.      Klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya distraksi/gangguan dari luar
6.      Makan lunak/cairan kental mudah untuk mengendalikannya didalam mulut, menurunkan terjadinya aspirasi
7.      Menguatkan otot fasial dan dan otot menelan dan menurunkan resiko terjadinya tersedak
8.      Dapat meningkatkan pelepasan endorfin dalam otak yang meningkatkan nafsu makan
9.      Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan jika klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut
Evaluasi
       Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang. (Lismidar, 1990).
 
PUSTAKA.
1.      Marylin Doengus , TERJEMAHAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN , EGC, 1999.
2.      Lynda Jual C ,RENCANA ASUHAN DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN, EGC,1999.
3.      Anna Owen ,PEMANTAUAN PERAWATAN KRITIS, , EGC, 1997.
4.      Susan C.dewit, ESSENTIALS OF MEDICAL SURGICAL NURSING, W.B SOUNDERS COMPANY, 1998
5.      Harsono,ED, NEUROLOGI KLINIS, GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS, 1996.
6.      2000, Harsono ED, KAPITA SELEKTA  NEUROLOGI, Gajah Mada UP.
 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger