Manefestasi
Klinis Hepatitis B
Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk
serologis manefestasi klinis hepatitis B dibagi dua, yaitu :
a.
Hepatitis
B akut
Hepatitis B
akut yaitu manefestasi infeksi virus
hepatitis B terhadap individu yang sistem imunologinya matur sehingga berakhir
dengan hilangnya virus hepatitis B dari tubuh hopses. Hepatitis B akut terdiri
atas 3, yaitu:
1) Hepatitis
B akut yang khas
Bentuk hepatitis ini meliputi 95% penderita dengan gambaran ikterus yang
jelas. Gejala klinis terdiri atas 3 fase
yaitu, fase praikterik (prodromal),
gejala non spesifik, permulaan penyakit tidak jelas, demam tinggi, anoreksia,
mual, nyeri di daerah hati disertai perubahan warna air kemih menjadi gelap.
Pemeriksaan laboratorium mulai tampak kelainan hati, fase ikterik, gejala demam
dan gastrointestinal mulai tambah hebat, disertai hepatomegali dan spinomegali.
Timbulnya ikterus makin hebat dengan puncak pada minggu ke dua. Setelah timbul
ikterus, gejala menurun dan pemeriksaan laboratorium tes fungsi hati abnormal
dan fase penyembuhan, ditandai dengan menurunya kadar enzim aminotransferase,
pembesaran hati masih ada tetapi tidak terasa nyeri, pemeriksaan laboratorium
menjadi normal.
2) Hepatitis
Fulminan
Bentuk ini sekitar 1% dengan gambaran sakit berat dan
sebagian besar mempunyai prognosa buruk dalam 7 – 10 hari, 50% akan berakhir
dengan kematian.
b. Hepatitis B kronik
Hepatitis B kronik yaitu kira
– kira 5 -10% penderita hepatitis B akut akan mengalami hepatitis B kronik.
Hepatitis ini terjadi jika setelah 6 bulan tidak menunjukan perbaikan yang
mantap (Aguslina, 1997)
2.
Sumber
dan Cara Penularan
a.
Sumber
Penularan Virus Hepatitis B
Sumber penularan berupa darah, saliva, kontak dengan mukosa
penderita virus, feses, dan urine, pisau cukur, selimut, alat makan, alat
kedokteran yang terkontaminasi virus hepatitis B.
b.
Cara
penularan Virus Hepatitis B
Penularan virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu parenternal dimana terjadi penembusan
kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk jarum atau benda yang susah tercemar
virus Hepatitis B dan pembuatan tattoo, kemudian secara non parenteral yaitu
karena persentuhan yang erat dengan benda yang tercemar virus hepatitis B.
secara epidemiologi penularan infeksi virus hepatitis B dari Ibu yang HBsAg
positif kepada anak dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal, dan secara
horizontal yaitu penularan infeksi virus Hepatitis B dari seseorang pengidap
virus kepada orang lain disekitarnya, misalnya melalui hubungan seksual
(Aguslina, 1997
Faktor
– Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Hepatitis B
Faktor
– faktor yang mempengaruhi penyakit Hepatitis B menurut Aguslina (1997) dapat
dibagi menjadi :
a.
Faktor
Host (Pejamu)
Faktor
host adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat
mempengaruhi timbul serta perjalanan penyakit Hepatitis B yang meliputi:
- Umur, dimana penyakit Hepatitis B dapat menyerang semua golongan umur. Paling sering bayi dan anak (25,45%). Resiko untuk menjadi kronis menurun dengan bertambahnya umur, dimana bayi pada 90% menjadi kronis, pada anak usia sekolah 23 – 46% dan pada orang dewasa 3 – 10% (Aguslina, 1997).
- Jenis Kelamin, wanita tiga kali lebih sering terinfeksi Hepatitis B dibanding pria.
- Mekanisme pertahanan tubuh, bayi baru lahir atau bayi dua bulan pertama setelah lahir sering terinfeksi Hepatitis B, terutama pada bayi yang belum mendapat imunisasi Hepatitis B. Hal ini karena sistem imun belum berkembang sempurna.
- Kebiasaan hidup, dimana sebagian besar penularan pada masa remaja disebabkan karena aktivitas seksual dan gaya hidup seperti homoseksual, pecandu obat narkotika suntikan, pemakaian tattoo, dan pemakaian akupuntur.
- Pekerjaan, kelompok resiko tinggi untuk mendapatkan infeksi Hepatitis B adalah dokter, dokter bedah, dokter gigi, perawat, bidan, petugas kamar operasi, petugas laboratorium dimana pekerjaan mereka sehari – hari kontak dengan penderita dan material manusia (darah, tinja, air kemih).
b.
Faktor
Agent
Penyebab
Hepatitis B adalah Virus Hepatitis B (VHB). Berdasarkan sifat imunologik
protein pada HBsAg, virus dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw dan ayr
yang menyebabkan perbedaan geografi dalam penyebaranya. Subtype adw terjadi di
Eropa, Amerika dan Australia. Subtipe ayw terjadi di Afrika Utara dan Selatan.
Subtipe ayw dan adr terjadi di Malaysia, Thailand, Indonesia. Sedangkan subtipe
adr terjadi di jepang dan China.
c.
Faktor
Lingkungan
Faktor
lingkungan merupakan keseluruhan kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi
perkembangan hepatitis B, yang termasuk faktor lingkungan adalah lingkungan
dengan sanitasi jelek daerah dengan prevelensi virus hepatitis B (VHB) tinggi,
daerah unit pembedahan, daerah unit laboratorium, daerah bank darah, daerah tempat
pembersihan, daerah dialias dan transplantasi, daerah unit penyakit dalam.
4.
Epidemilologi
Hepatitis B
Prevelensi
penyakit Hepatitis B di dunia terendah berada di benua Amerika dan sebelah
Eropa dimana sebesar kurang dari 2% populasi yang terinfeksi kronik melalui
peyalahgunaan obat – obatan injeksi, seksual tanpa pengaman dan faktor – faktor
penting yang lainnya. Prevelensi sedang berada di Eropa Timur, Rusia, dan
Jepang sebesar 2 -7 % yang umumnya menyerang anak – anak. Prevelensi tinggi berada
di wilayah China, Asia tenggara dan Afrika, dimana penularan terjadi umumnya
pada baru lahir dengan endemisitas > 8%.
5.
Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling
sering dijumpai adalah perjalanan
penyakit yang panjang hingga 4
sampai 8 bulan, keadaan ini dikenal sebagai hepatitis kronik persisten, dan
terjadi pada 5% hingga 10% pasien. Akan tetapi meskipun kronik persisten dan
terjadi pada 5 % hingga 10% pasien. Akan tetapi meskipun terlambat, pasien –
pasien hepatitis kronik persisten akan sembuh kembali.
Pasien hepatitis virus sekitar 5% akan
mengalami kekambuhan setelah serangan awal. Kekambuahan biasanya dihubungkan
dengan kebiasaan minum alkohol dan aktivitas fisik yang berlebihan. Ikterus
biasanya tidak terlalu nyata dan tes fungsi hati tidak memperlihatkan kelainan
dalalm derajat yang sama. Tirah baring biasanya akan segera di ikuti
penyembuhan yang tidak sempurna.
Akhirnya suatu komplikasi lanjut dari
hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan carcinoma hepatoselular, kendatipun tidak sering ditemukan, selain
itu juga adanya kanker hati yang primer. Dua faktor penyebab utama yang
berkaitan dengan patogenesisnya adalah infeksi virus hepatitis B kronik dan
sirosis terakit dengan virus hepatitis C dan infeksi kronik telah dikaitkan pula
dengan kanker hati (Sylvia, 1995).
6.
Prognosis
Dengan penanggulangan yang cepat dan
tepat, prognosisnya baik dan tidak perlu menyebabkan kematian. Pada sebagian
kasus penyakit berjalan ringan dengan perbaikan biokimiawi terjadi secara
spontan dalam 1 – 3 tahun. Pada sebagian kasus lainnya, hepatitis kronik persisten dan kronk aktif
berubah menjadi keadaan yang lebih serius, bahkan berlanjut menjadi sirosis.
Secara keseluruhan, walaupun terdapat kelainan biokimiawi, pasien tetap
asimtomatik dan jarang terjadi kegagalan hati (Tjokronegoro, 1999).
Infeksi Hepatitis B dikatakan mempunyai
mortalitas tinggi. Pada suatu survey dari 1.675 kasus dalam satu kelompok,
tertnyata satu dari delapan pasien yang menderita hepatitis karena tranfusi (B
dan C) meninggal sedangkan hanya satu diantara dua ratus pasien dengan
hepatitis A meninggal dunia (Tjokronegoro, 1999). Di seluruh dunia ada satu
diantara tiga yang menderita penyakit hepatitis B meninggal dunia (WHO, 2005).