analisa data pasien dengan ima stemi


3.2 Analisa Data
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
DS: Klien mengeluh nyeri pada bagian anterior, diperberat oleh inspirasi, gerakan menelan.
DO: Gelisah, pucat
Vaskularisasi terganggu
i
Aliran darah ke arteri koronari terganggu
i
Iskemia
i
As Laktat
i
Nyeri akut
Nyeri akut
DS: Disritmia
DO: riwayat penyakit jantung konginetal
Kontraktilitas jantung menurun
i
Gagal jantung
i
Penurunan CO
Penurunan Cardiac Output
DS: Pasien mengeluh lemah karena hipoksia
DO:  Pasien terlihat lemah dan pucat karena O2 jaringan menurun.
Rupture dalam pembuluh darah
i
Obstruksi pembuluh darah
i
Aliran darah ke jaringan terganggu
i
Perubahan perfusi jaringan
Perubahan perfusi jaringan
DS:  Klien mengeluh sesak, nafas pendek.
DO:  dispnea, inspirasi mengi,  takipnea, pernapasan dangkal.
Perubahan perfusi jaringan
O2 dalam darah menurun
i
Kongesti pulmonalis
i
Sesak nafas
i
Ketidakefektifan pola nafas
Pola nafas tidak efektif
DS: Pasien mengeluh lemah
DO:Pasien terlihat lemah karena hipoksia
Perubahan perfusi jarigan
i
O2 dalam darah menurun
i
Hipoksia
i
Kelemahan
i
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas


3.3Diagnosa dan Intervensi
1.      Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan miokardium.
Kriteria hasil: Mengidentifikasi metode yang dapat menghilangkan nyeri,melaporkan nyeri hilang atau terkontrol.
Intervensi :
Intervensi
Rasional
Kolaboratif
Berikan obat-obatan sesuai indikasi:
1.      Agen non steroid, mis: indometasin(indocin);, ASA(aspirin)
2.      Antipiretik mis: ASA/asetaminofen (tylenol)
3.      Steroid
4.      Oksigen 3-4 liter/menit


1.      Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respon inflamasi.
2.      Untuk menurunkan demam dan meningkatkan kenyamanan.
3.      Diberikan untuk gejala yang lebih berat.
4.      Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung dan menurunkan ketidaknyamanan karena iskemia.
Mandiri                     
1.      Selidiki keluhan nyeri dada, memperhatikan awitan, faktor pemberat atau penurun

1.      Mengetahui lokasi dan derajat nyeri. Pada iskemia miokardium nyeri dapat memburuk dengan inspirasi dalam, gerakan atau berbaring dan hilang dengan duduk tegak atau membungkuk.
2.      Memberikan lingkungan yang tenang dan tidakan kenyamanan. Mislanya merubah posisi, menggunakan kompres hangat, dan menggosok punggung
1.      Tindakan ini dapat meningkatkan kenyamanan fisik dan emosional pasien.



2. Resiko terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan konstriksi fungsi ventrikel, degenerasi otot jantung.
Kriteria hasil: Menurunkan episode dispnea, angina dan disritmia. Mengidentifikassi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
Intervensi :
Intervensi
Rasional
Mandiri
1.      Pantau irama dan frekuensi jantung


1.      Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak / tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4.

1.      Dorong tirah baring dalam posisi semi fowler
2.      Berikan tindakan kenyamanan misalnya perubahan posisi dan gosokan punggung, dan aktivitas hiburan dalam toleransi jantung
3.      Dorong penggunaan teknik menejemen stress misalnya latihan pernapasan dan bimbingan imajinasi
4.      Evaluasi keluhan lelah, dispnea, palpitasi, nyeri dada kontinyu. Perhatikan adanya bunyi napas adventisius, demam

1.      Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat jantung berupaya untuk   meningkatkan curahnya berespon terhadap demam. Hipoksia, dan asidosis karena iskemia.
2.      Memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi misalnya GJK, tamponade jantung.
3.      Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung
4.      Meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian

1.      Perilaku ini dapat mengontrol ansietas, meningkatkan relaksasi dan menurunkan kerja jantung

1.      Manifestasi klinis dari GJK yang dapat menyertai endokarditis atau miokarditis
Kolaboratif
1.      Berikan oksigen komplemen




1.      Berikan obat – obatan sesuai dengan indikasi misalnya digitalis, diuretik


1.      Antibiotic/ anti microbial IV


1.      Bantu dalam periokardiosintesis darurat

1.      Siapkan pasien untuk pembedahan bila diindikasikan

1.      Meningkatkan keseterdian oksigen untuk fungsi miokard dan menurunkan efek metabolism anaerob,yang terjadi sebagai akibat dari hipoksia dan asidosis.
2.      Dapat diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas miokard dan menurunkan beban kerja jantung pada adanya GJK ( miocarditis)
3.      Diberikan untuk mengatasi pathogen yang teridentifikasi, mencegah kerusakan jantung lebih lanjut.
4.      prosedur dapat dilakuan di tempat tidur untuk menurunkan tekanan cairan di sekitar jantung.
5.      Penggantian katup mungkin diperlukan untuk memperbaiki curah jantung

3. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan b.d menurunya suplai oksegen ke otot.
Kriteria hasil: mempertahankan atau mendemonstrasikan perfusi jaringan adekuat secara individual misalnya mental normal, tanda vital stabil, kulit hangat dan kering, nadi perifer`ada atau kuat, masukan/ haluaran seimbang.
Intervensi:
Intervensi
Rasional
Mandiri
1.      Evaluasi status mental. Perhatikikan terjadinya hemiparalisis, afasia, kejang, muntah, peningkatan TD.
2.      Selidiki nyeri dada, dispnea tiba-tiba yang disertai dengan takipnea, nyeri pleuritik, sianosis, pucat

1.      Tingkatkan tirah baring dengan tepat





1.      Dorong latihan aktif/ bantu dengan rentang gerak sesuai toleransi.

1.  Indicator yang menunjukkan embolisasi sistemik pada otak.

2.  Emboli arteri, mempengaruhi jantung dan / atau organ vital lain, dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit katup, dan/ atau disritmia kronis
3.  Dapat mencegah pembentukan atau migrasi emboli pada pasien endokarditis. Tirah baring lama, membawa resikonya sendiri tentang terjadinya fenomena tromboembolic.

4.  Meningkatkan sirkulasi perifer dan aliran balik vena karenanya menurunkan resiko pembentukan thrombus.
Kolaborasi
Berikan antikoagulan, contoh heparin, warfarin (coumadin)
Heparin dapat digunakan secara profilaksis bila pasien memerlukan tirah baring lama, mengalami sepsis atau GJK, dan/atau sebelum/sesudah bedah penggantian katup.
Catatan : Heparin kontraindikasi pada perikarditis dan tamponade jantung. Coumadin adalah obat pilihan untuk terapi setelah penggantian katup jangka panjang, atau adanya thrombus perifer.

4.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan perfusi jaringan
Kriteria Hasil: mempertahankan pola nafas efektif bebas sianosis, dan tanda lain dari hipoksia.
Intervensi:
Intervensi
Rasional
Mandiri:
1.      Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman. Contoh adanya dispnea, penggunaan otot bantu nafas, pelebaran nasal.

1.      Lihat kulit dan membran mukosa untuk adanya sianosis.

1.       Tinggikan kepala tempat tidur letakkan pada posisi duduk tinggi atau semifowler.


1.      Kecepatan dan upaya mungkin meningkat karena nyeri, takut, demam, penurunan volume sirkulasi, hipoksia atau diatensi gaster.
2.      Sianosis bibir, kuku, atau daun telinga menunjukkan kondisi hipoksia atau komplikasi paru
3.      Merangsang fungsi pernafasan/ekspansi paru. Efektif pada pencegahan dan perbaikan kongesti paru.
Kolaborasi:
Berikan tambahan oksigen dengan kanul atau masker, sesuai indikasi

Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan sirkulasi khususnya pada adanya gangguan ventilasi

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung
Kriteria hasil: menunjukkan toleransi aktivitas, menunjukkan pemahaman tentang pembatasan terapeutik yang diperlukan.
Intervensi:
Intervensi
Rasional
Mandiri
1.      Kaji respon pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya dan perubahan dalam keluhan kelemahan, keletihan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas






1.      Pantau frekuensi dan irama jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah aktivitas dan selam di perluka
2.      Mempertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi.

1.      Membantu klien dalam latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respon tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas
2.      Evaluasi respon emosional

1.      Miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan sel-sel miokardial, sebagai akibat GJK. Penurunan pengisian dan curah jantung dapat menyebabkan pengumpulan cairan dalam kantung perikardial bila ada perikarditis. Akhirnya endikarditis dapat terjadi dengan disfungsi katup, secara negatif mempengaruhi curah jantung
2.      Membantu derajad dekompensasi jantung and pulmonal penurunan TD, takikardia, disritmia, takipnea adalah indikasi intoleransi jantung terhadap aktivitas.
3.      Demam meningkatkan kebutuhan dan konsumsi oksigen, karenanya meningkatkan beban kerja jantung, dan menurunkan toleransi aktivitas
4.      Pada saat terjadi inflamasi klien mungkin dapat melakukan aktivitas yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen.
5.      Ansietas akan terjadi karena proses inflamasi dan nyeri yang di timbulkan. Dikungan diperlukan untuk mengatasi frustasi terhadap hospitalisasi.
Kolaborasi
Berikan oksigen suplemen

Peningkatan ketersediaan oksigen mengimbangi peningkatan konsumsi oksigen yang terjadi dengan aktivitas.

1.      Kurang pengetahuan kondisi penyakit
Kriteria hasil : menyatakan pemahaman tentang proses inflamasi, kebutuhan pengobatan dan kemungkinan komplikasi.
Intervensi
Intervensi
Rasional
Mandiri
1.      Jelaskan efek inflamasi pada jantung, ajarkan untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan misalny demam, nyeri, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktifitas.
2.      Anjurkan pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat: kebutuhan diet/pertimbangan khusus: aktivitas yang diizinkan/dibatasi



1.      Kaji ulang perlunya antibiotic jangka panjang/terapi antimikrobial



1.      Tekankan pentingnya evaluasi perawatan medis teratur. Anjurkan pasien membuat perjanjian.

1.      Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan, dan efek jangka panjang yang diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda/gejala yang menunjukkan kekambuhan/komplikasi

1.      Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan, dan efek jangka panjang yang diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda/gejala yang menunjukkan kekambuhan/komplikasi
2.      Perawatan di rumah sakit lama/pemberian antibiotic IV/antimicrobial perlu sampai kultur darah negative/hasil darah lain menunjukkan tak ada infeksi.
3.      Pemahaman alasan  untuk pengawasan medis dan rencana untuk/penerimaan tanggung jawab

3.4 Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
1.      Nyeri hilang atau terkontrol
2.      Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
3.      Suplai oksigen adekuat.
4.      Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
5.      Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Petrus. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Jakarta
 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger