2.8 Komplikasi STEMI
1.
Disfungsi
Ventrikular
Setelah
STEMI, ventrikel kiri mengalami serial perubahan dalam bentuk, ukuran dan
ketebalan pada segmen yang mengalami infark dan non infark. Proses ini disebut
remodeling ventricular dan umumnya mendahuluai berkembangnya gagal jantung
secara klinis dalam hitungan bulan atau tahun pasca infark. SEgera setetlah
infark ventrikel kiri mengalami dilatasi. Secara akut, hasil ini berasala dari
ekspansi infark al: slippage serat otot, disrupsi sel miokardial normal dan
hilangnya jaringan dalam zona nekrotik. Selanjutnya terjadi pula pemanjangan
segmen noninfark, mengakibatkan penipisan yang disproporsional dan
elongasi zona infark. Pembesaran ruang jantung secara keseluruhan yang terjadi
dikaitkan ukuran dan lokasi infark, dengan dilatasi terbesar pasca infark pada
apeks ventrikel kiri yang mengakibatkan penurunan hemodinamik yang nyata, lebih
sering terjadi gagal jantung dan prognosis lebih buruk Progresivitas dilatasi dan
knsekuensi klinisnya dapat dihambat dengan terapi inhi bitot ACE dan
vasodilator lain. PAda pasien dengan fraksi ejeksi <40%, tanpa melihat ada
tidaknya gagal jantung, inhibitore ACE harus diberikan.
1.
Gangguan
Hemodinamik
Gagal
pemompaan (pump failure) merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit pada
STEMI. Perluasan nekrosis iskemia mempunyai korelasi yang baik dengan tingkat
gagal pompa dan mortalitas, baik pada awal (10 hari infark) dan sesudahnya.
Tanda klinis yang tersering dijumpai adalah ronki basah di paru dan bunyi
jantung S3 dan S4 gallop. Pada pemeriksaan rontgen sering dijumpai kongesti
paru.
c.
Komplikasi Mekanik
Ruptur
muskulus papilaris, rupture septum ventrikel, rupture dinding vebtrikel.
Penatalaksanaan: operasi.
2.8
Prognosis
Kelangsungan
hidup kedua pasien STEMI dan NSTEMI selama enam bulan setelah serangan jantung
hampir tidak berbeda. Hasil jangka panjang yang ditingkatkan dengan kepatuhan
hati-hati terhadap terapi medis lanjutan, dan ini penting bahwa semua pasien
yang menderita serangan jantung
secara teratur dan terus malakukan terapi jangka panjang dengan obat-obatan
seperti:
1.
ASPIRIN®
2.
clopidrogel
3.
statin
(cholesterol lowering) drugs
4.
beta
blockers (obat-obat yang memperlambat denyut jantung dan melindungi otot
jantung)
5.
ACE
inhibitors (obat yang meningkatkan fungsi miokard dan aliran darah)
Kerusakan
pada otot jantung tidak selalu bermanifestasi sebagai rasa sakit dada yang
khas, biasanya berhubungan dengan serangan jantung. Bahkan jika penampilan
karakteristik EKG ST elevasi tidak dilihat, serangan jantung mengakibatkan
kerusakan otot jantung, sehingga cara terbaik untuk menangani serangan jantung adalah
untuk mencegah mereka.
Tabel
2.7.1: Risk Score untuk Infark Miokard dengan Elevasi ST (STEMI)
Faktor Risiko (Bobot)
|
Skor Risiko/Mortalitas 30 hari(%)
|
Usia
65-74 tahun (2 poin)
|
0
(0,8)
|
Usia
> 75 tahun (3 poin)
|
1
(1,6)
|
Diabetes
mellitus/hipertensi atau angina (1 poin)
|
2
(2,2)
|
Tekanan
darah sistolik < 100 mmHg (3 poin)
|
3
(4,4)
|
Frekuensi
jantung > 100 mmHg (2 poin)
|
4
(7,3)
|
Klasifikasi
Killip II-IV (2 poin)
|
5
(12,4)
|
Berat
< 67 kg (1 poin)
|
6
(16,1)
|
Elevasi
ST anterior atau LBBB (1 poin)
|
7
(23,4)
|
Waktu
ke perfusi > 4 jam (1 poin)
|
8
(26,8)
|
Skor
risiko = total poin ( 0-14 )
|
>8
(35,9)
|
DOWNLOAD
: WOC
ASKEP IMA STEMI
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1.
Data
Demografi/ identitas
1.
Nama
: Tn. H
2.
Umur
: 53 Tahun
3.
Alamat:
Perak 73 Surabaya
4.
Keluhan
Utama
Rasa
tertimpa beban berat pada dada kiri.
1.
Riwayat
Penyakit Sekarang
Tn.
H datang ke RS dengan keluhan nyeri dada juga dirasakan sangat nyeri
seperti rasa terbakar dan ditindih benda berat. Keluhan dirasakan menjalar ke
lengan kiri tetapi keluhan agak berkurang jika OS istirahat.
paru
Vesikuler +/+, jantung : Bunyi SI-S2 reguler,
cardiomegali (-), bising sistolik (-), dari pemeriksaan penunjang EKG
didapatkan ST elevasi : V1 – V5 , ST depresed : II, III, AVF, V6
1.
Riwayat
Penyakit Keluarga
Ibu
memiliki penyakit riwayat penyakit hipertensi.
1.
Keadaan
Umum
1.
Suhu
: 36,5ºC
2.
Nadi
: 88x/menit
3.
Tekanan
Darah: 120/80 mmHg
4.
RR
: 30x/menit
5.
Breathing
Gejala : napas pendek
1.
Pemeriksaan
fisik :
Tanda
: dispnea, inspirasi mengi, takipnea, pernapasan dangkal.
1.
Blood
Gejala : penyakit jantung congenital
Tanda
: takikardia, disritmia, edema.
1.
Brain
Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh
inspirasi
Tanda
: Gelisah
1.
Bowel
Normal
1.
Bladder
Normal
2.
Bone
Gejala: kelelahan, kelemahan.
Tanda
: takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas
1.
Terapi
Terapi
yang diberikan untuk pasien ini berupa O2 3 – 4 liter/menit, posisi ½ duduk,
diit jantung I, infus D 5% Lini 16 tetes/menit, Captopril 3 x 6.25 mg (ACE
inhibitor), Aspilet 2 x 80 mg (anti platelet), ranitidin 2 x 150 mg (antagonis
reseptor H2), Inj, ISDN diberikan secara sub lingual bila dada terasa nyeri
(Vasodilator).