Pengertian Cephalgia
Cephalgia (nyeri kepala) adalah nyeri yang
berlokasi di atas garis orbitomeatal.Nyeri kepala biasanya merupakan suatu
gejala dari penyakit dan dapat terjadi dengan atau tanpa adanya gangguan
organik. Ada pendapat yang mengatakan bahwa nyeri wajah/nyeri fasialis dan
nyeri kepala berbeda, namun pendapat lain ada yang menganggap wajah itu sebagai
bagian depan kepala yang tidak ditutupi rambut kepala.
Gejala Cephalgia
1. Nyeri
kepala dapat unilateral atau bilateral.
2. Nyeri terasa di bagian dalam mata atau pada sudut mata bagian dalam, lebih sering didaerah fronto temporal .
3. Nyeri dapat menjalar di oksiput dan leher bagian atas atau bahkan leher bagian bawah.
4. Ada sebagian kasus dimulai dengan nyeri yang terasa tumpul mulai di leher bagian atas menjalar ke depan.
2. Nyeri terasa di bagian dalam mata atau pada sudut mata bagian dalam, lebih sering didaerah fronto temporal .
3. Nyeri dapat menjalar di oksiput dan leher bagian atas atau bahkan leher bagian bawah.
4. Ada sebagian kasus dimulai dengan nyeri yang terasa tumpul mulai di leher bagian atas menjalar ke depan.
5. Kadang
pada di seluruh kepala dan menjalar ke bawah sampai muka.
6. Nyeri tumpul dapat menjadi berdenyut-denyut yang semakin bertambah sesuai dengan pulsasi dan selanjutnya konstan.
7. Penderita pucat, wajah lebih gelap dan bengkak di bawah mata.
8. Muka merah dan bengkak pada daerah yang sakit.
9. Kaki atau tangan berkeringat dan dingin.
10. Biasanya oliguria sebelum serangan dan poliuria setelah serangan.
11. Gangguan gastrointestinal berupa mual, muntah, dan lain-lain.
6. Nyeri tumpul dapat menjadi berdenyut-denyut yang semakin bertambah sesuai dengan pulsasi dan selanjutnya konstan.
7. Penderita pucat, wajah lebih gelap dan bengkak di bawah mata.
8. Muka merah dan bengkak pada daerah yang sakit.
9. Kaki atau tangan berkeringat dan dingin.
10. Biasanya oliguria sebelum serangan dan poliuria setelah serangan.
11. Gangguan gastrointestinal berupa mual, muntah, dan lain-lain.
12.
Kadang-kadang terdapat kelainan neurologik yang menyertai, timbul kemudian atau
mendahului serangan.
Patofisiologi Cephalgia
Nyeri
kepala timbul karena perangsangan terhadap bangunan-bangunan di daerah kepala
dan leher yang peka terhadap nyeri, dan nyeri wajah biasanya karena
perangsangan terhadap serabut-serabut sensible nervus trigeminus. Bangunan
–bangunan ekstrakranial yang peka terhadap nyeri adalah kulit kepala, periosteum,otot
– otot, pembuluh-pembuluh darah dan saraf. Bangun-bangunan intracranial yang
peka terhadap nyeri adalah : meninges, bagian proksimal atau basal
arteri-arteri serebri, vana-vena otak disekitar sinus-sinus dan saraf-saraf (
n. trigemenus, n. fasialis, n. glosofaringeus, n. fagus radiks –radiks servikal
dua, tiga dan cabang-cabangnya).
Perangsangan
bangunan-bangunan ekstrakranial akan dirasakan pada umumnya sebagai nyeri pada
daerah yang terangsang. Sedangkan nyeri kepala sebagai akibat perangsangan
bangunan intracranial akan diproyeksikan ke permukaan dan dirasakan didaerah
distribusu saraf yang bersangkutan. Perangsanga bangunan supra tentorial akan
dirasakan sebagai nyeri didaerah frontal, di dalam atau belakang bola mata, dan
didaerah temporal bawah. Sedangkan perangsangan bangunan – bangunan
infratentorial dan fosaposterior akan dirasakan didaerah retroaurikuler dan
oksipitonukhal.
Rasa nyeri yang mulai dihidung, gigi geligi, sinus-sinus, faring dan mata dapat diproyeksikan keseluruh daerah distribusi n. trigemenus yang bersangkutan bahakan rasa nyeri dapat menjalar kedaerah yang dilayani oleh cabang-cabang lain
Rasa nyeri yang mulai dihidung, gigi geligi, sinus-sinus, faring dan mata dapat diproyeksikan keseluruh daerah distribusi n. trigemenus yang bersangkutan bahakan rasa nyeri dapat menjalar kedaerah yang dilayani oleh cabang-cabang lain
bila
perangsangan cukup kuat. Nyeri yang dirasakan didaerah lain dari tempat nyerri
dibaangkitkan dinamakan nyeri acuan ( refered pain). Sering kali terdapat
nyeria acuan didaerah sensoris cabang mandibularis dengan proses patologik yang
merupakan perangsangan terhadap cabang maksilaris dari n. trigemenus. Nyeri
acuan dapat berasal dari daerah mata , sinus, dasar tengkorak, gigi geligi, dan
dari daerah leher. Disamping itu, nyeri wajah juga sering dikaburkan oleh
adanya pembauran antara daerah persarafan n.trigemenus dan n. glosofaringeus
juga faktor-faktor vaskuler dan muscular akan dapat menambah unsure-unsur nyeri
yang lain.
Pemeriksaan Penunjang Cephalgia
1. Rontgen
kepala : mendeteksi fraktur dan penyimpangan struktur.
2. Rontgen
sinus : Mengkonfirmasi diagnosa sinusitis dan mengidentifikasi masalah-masalah
struktur, malformasi rahang.
3. Pemeriksaan visual : ketajaman, lapang pandang, refraksi, membantu dalam menentukan diagnosa banding.
4. CT scan Otak : Mendeteksi masa intracranial, perpindahan ventrikuler atau hemoragi Intracranial.
5. Sinus : Mendeteksi adanya infeksi pada daerah sfenoldal dan etmoidal
6. MRI : Mendeteksi lesi/ abnormalitas jaringan, memberikan informasi tentang biokimia, fisiologis dan struktur anatomi.
7. Ekoensefalografi : mencatat perpindahan struktur otak akibat trauma, CSV atau space occupaying lesion.
8. Elektroensefalografi : mencatat aktivitas otak selama berbagai aktivitas saat episode sakit kepala.
9. Angeografi serebral : Mengidentifikasi lesivaskuler.
3. Pemeriksaan visual : ketajaman, lapang pandang, refraksi, membantu dalam menentukan diagnosa banding.
4. CT scan Otak : Mendeteksi masa intracranial, perpindahan ventrikuler atau hemoragi Intracranial.
5. Sinus : Mendeteksi adanya infeksi pada daerah sfenoldal dan etmoidal
6. MRI : Mendeteksi lesi/ abnormalitas jaringan, memberikan informasi tentang biokimia, fisiologis dan struktur anatomi.
7. Ekoensefalografi : mencatat perpindahan struktur otak akibat trauma, CSV atau space occupaying lesion.
8. Elektroensefalografi : mencatat aktivitas otak selama berbagai aktivitas saat episode sakit kepala.
9. Angeografi serebral : Mengidentifikasi lesivaskuler.
10. HSD :
leukositosis menunjukkan infeksi, anemia dapat menstimulasi migren.
11. Laju sedimentasi : Mungkin normal, menetapkan ateritis temporal, meningkat pada inflamasi.
12. Elektrolit : tidak seimbang , hiperkalsemia dapat menstimulasi migren.
13. Pungsilumbal : Untuk mengevaluasi/mencatat peningkatan tekanan CSS, adanya sel-sel abnormal dan infeksi.
11. Laju sedimentasi : Mungkin normal, menetapkan ateritis temporal, meningkat pada inflamasi.
12. Elektrolit : tidak seimbang , hiperkalsemia dapat menstimulasi migren.
13. Pungsilumbal : Untuk mengevaluasi/mencatat peningkatan tekanan CSS, adanya sel-sel abnormal dan infeksi.
Manajemen Terapi
1.
Istirahat total, mengurangi/menghindari factor pencetus.
2.
Simptomatik
3. Abortif
4. Preventif, bil aserangan lebih dua kali sebulan, atau bila serangan berat
5. Latihan pengendoran otot, misalnya : relaksasi, psikoterapi, yoga, manipulasi servikal.
3. Abortif
4. Preventif, bil aserangan lebih dua kali sebulan, atau bila serangan berat
5. Latihan pengendoran otot, misalnya : relaksasi, psikoterapi, yoga, manipulasi servikal.
Standar Asuhan Keperawatan cephalgia
Masalah yang Sering Muncul (Diagnosa)
1. Nyeri
akut
2. Cemas
3. Kurang pengetahuan
(Keterangan diagnosa lihat lampiran 1)
2. Cemas
3. Kurang pengetahuan
(Keterangan diagnosa lihat lampiran 1)
DAFTAR PUSTAKA
Doenges
M.E, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperwatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Kedokteran EGC, Jakarta
Harsono,
2000, Kapita Selekta Neurologi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Harsono,
1999, Buku Ajar Neurologi Klinis, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta
Yogyakarta
McCloskey,
J.C, Bulechek, G.M, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC ),Mosby, St.
Louis
Nanda,
2001, Nursing Diagnosis : Definitions and Classification 2001-2002,
Philadelphia
Philadelphia
Underwood,
J.C.E, 2000, Patologi Umum dan Sistemik, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta