1. Definisi Blighted Ovum
Blighted Ovum (BO) adalah kehamilan tanpa janin (anembryonic pregancy), jadi cuma ada kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban saja.
Blighted Ovum (BO) adalah kehamilan tanpa janin (anembryonic pregancy), jadi cuma ada kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban saja.
2. Etiologi Blighted Ovum
- Kelainan kromosom pada saat proses pembuahan sel telur dan sel sperma (kualitas sel telur yang tidak bagus.)
- Infeksi dari torch, kelainan imunologi dan penyakit diabetes dapat ikut menyebabkan terjadinya blighted ovum
- Faktor usia
Semakain tinggi usia suami atau istri, semakin tinggi pula peluang terjadinya blighted ovum.
3. Patogenesis Blighted Ovum
Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma. Namun dengan berbagai penyebab (diantaranya kualitas telur/sperma yang buruk atau terdapat infeksi torch), maka unsur janin tidak berkembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang berisi hasil konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan bahawa sudah terdapat hasil konsepsi didalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah dan lainya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya.
4. Manifestasi Klinis
- Pada awal kehamilan berjalan baik dan normal tanpa ada tanda-tanda kelainan
- Kantung kehamilan terlihat jalas, tes kehamilan urin positif
- Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia kehamilan memasuki 6-7 minggu.
- Kelainan kromosom pada saat proses pembuahan sel telur dan sel sperma (kualitas sel telur yang tidak bagus.)
- Infeksi dari torch, kelainan imunologi dan penyakit diabetes dapat ikut menyebabkan terjadinya blighted ovum
- Faktor usia
Semakain tinggi usia suami atau istri, semakin tinggi pula peluang terjadinya blighted ovum.
3. Patogenesis Blighted Ovum
Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma. Namun dengan berbagai penyebab (diantaranya kualitas telur/sperma yang buruk atau terdapat infeksi torch), maka unsur janin tidak berkembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang berisi hasil konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan bahawa sudah terdapat hasil konsepsi didalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah dan lainya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya.
4. Manifestasi Klinis
- Pada awal kehamilan berjalan baik dan normal tanpa ada tanda-tanda kelainan
- Kantung kehamilan terlihat jalas, tes kehamilan urin positif
- Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia kehamilan memasuki 6-7 minggu.
5. Pencegahan Blighted Ovum
- Menghindari masuknya virus rubella ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil pun harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggalnya.
- Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah itu pastikan bahwa calon ibu benar-benar sehat saat akan merencanakan kehamilan.
- Melakukan pemeriksaan kromosom
- Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi.
- Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong jarang terdekteksi saat usia kandungan masih di bawah delapan bulan.
6.Pemeriksaan Penunjang
- Tes kehamilan: Positif
- Pemeriksaan DJJ
- Pemeriksaan USG abdominal atau transvaginal akan mengungkapkan ada tidaknya janin yang berkembang dalam rahim
- Menghindari masuknya virus rubella ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil pun harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggalnya.
- Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah itu pastikan bahwa calon ibu benar-benar sehat saat akan merencanakan kehamilan.
- Melakukan pemeriksaan kromosom
- Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi.
- Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong jarang terdekteksi saat usia kandungan masih di bawah delapan bulan.
6.Pemeriksaan Penunjang
- Tes kehamilan: Positif
- Pemeriksaan DJJ
- Pemeriksaan USG abdominal atau transvaginal akan mengungkapkan ada tidaknya janin yang berkembang dalam rahim
7. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
-Identitas klien meliputi : nama, uumr, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat, status perkawinan
- Data umum kesehatan meliputi: tinggi badab, berat badan, masalah kesehatan khusus, obat-obatan.
- Perdarahan, haid terakhir dan pola siklus haid
a. Pengkajian
-Identitas klien meliputi : nama, uumr, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat, status perkawinan
- Data umum kesehatan meliputi: tinggi badab, berat badan, masalah kesehatan khusus, obat-obatan.
- Perdarahan, haid terakhir dan pola siklus haid
b.Pemeriksaan
fisik umum
Keadaan umum, TTV, jika keadaan umum buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera.
Keadaan umum, TTV, jika keadaan umum buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera.
c.Pemeriksaan
genikologi
Ada tidaknya tanda akut abdomen jika memungkinkan, cari sumber perdarahan, apakan dari dinding vagina atau dari jaringan servik.
d.Jika diperlukan ambil darah untuk pemeriksaan penunjang
e.Pemeriksaan vaginal touche: bimanual tentukan besat dan letak uterus, tantukan juga apakah satu jari pemeriksa dapat dimasukkan kedalam ostium dengan mudah atau tidak.
Ada tidaknya tanda akut abdomen jika memungkinkan, cari sumber perdarahan, apakan dari dinding vagina atau dari jaringan servik.
d.Jika diperlukan ambil darah untuk pemeriksaan penunjang
e.Pemeriksaan vaginal touche: bimanual tentukan besat dan letak uterus, tantukan juga apakah satu jari pemeriksa dapat dimasukkan kedalam ostium dengan mudah atau tidak.
8.Diagnosa Keperawatan Blighted Ovum
1.Intoleran
aktivitas berhubungan dengan kelemahan
2.Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3.Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase
2.Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3.Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase