Berat badan adalah salah satu parameter
yang memberikan gambaran massa tubuh yaitu meliputi protein, lemak, air dan
mineral pada tulang. Penilaian status gizi pada bayi dan anak, ukuran
antropometori ini merupakan indikator yang paling penting dan paling sering
digunakan. Definisi antropometri gizi itu sendiri adalah hubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa dkk, 2002). Status gizi menurut Baku
Harvard dibedakan menjadi 4 yaitu status gizi lebih, status gizi baik, status
gizi kurang dan status gizi buruk.
Status gizi
lebih (kegemukan)
Gizi lebih
biasanya bersangkutan dengan kelebihan energi didalam hidangan yang dikonsumsi
relatif terhadap kebutuhan (Sediaoetama, 1999), hal ini dipengaruhi oleh
perubahan pola makan dan aktifitas fisik (Almatsier, 2001).
Status gizi baik
(normal)
Gizi baik adalah
kesehatan gizi yang sesuai dengan tingkat konsumsi yang menyebabkan tercapainya
kesehatan tersebut. Kondisi ini tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya
tahan yang baik (Sediaoetama, 1999).
Status gizi kurang
(kurus)
Gizi kurang
menggambarkan ketidakseimbangan makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan tubuh.
Anak-anak yang menderita gizi kurang berpenampilan lebih pendek dibandingkan
dengan anak-anak dengan status gizi baik (Budiyanto, 2001).
Status gizi buruk
(sangat kurus)
Gizi buruk adalah
keadaan kurang gizi yang disebabkan karena rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari (Din.Kes. RI, 2005). Bila anak penderita gizi
buruk tidak segera ditangani, dapat beresiko tinggi dan berakhir dengan
kematian (Sihadi, 2005).
Berat badan
merupakan parameter antropometri yang sangat labil, komposisi massa tubuh
sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena
terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah
makanan yang dikonsumsi