pengkajian keperawatan penyakit parkinson

PENGKAJIAN
1.      Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan fungsi motorik.
2.      Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas.
3.      Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh.
4.      Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.
5.      Kaji tanda depresi.
Diagnosis dan Intervensi Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan bradikinesia, regiditas otot dan tremor ditandai dengan DS: klien mengatakan sulit melakukan kegiatan, DO: tremor saat beraktivitas.
Intervensi
Tujuan : meningkatkan mobilitas.
- Bantu klien melakukan olah raga setiap hari seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau berkebun.
- Anjurkan klien untuk merentangkan dan olah raga postural sesuai petunjuk terapis.
- Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan pengurutan untuk membantu relaksasi otot.
- Instruksikan klien untuk istirahat secara teratur agar menghindari kelemahan dan frustasi.
- Ajarkan untuk melakukan olah raga postural dan teknik berjalan untuk mengurangi kekakuan saat berjalan dan kemungkinan belajar terus.
- Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki terbuka.
- Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran, mengangkat kaki saat berjalan, menggunakan sepatu untuk berjalan, dan berjalan dengan langkah memanjang.
- Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik untuk membantu memperbaiki sensorik.
Evaluasi : klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan latihan wajah 10 menit 2 kali sehari.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kesulitan: menggerakkan makanan, mengunyah, dan menelan, ditandai dengan DS: klien mengatakan sulit makan, berat badan berkurang DO: kurus, berat badan kurang dari 20% berat badan ideal, konjungtiva pucat, dan membran mukosa pucat.
Intervensi
Tujuan : mengoptimalkan status nutrisi.
- Ajarkan klien untuk berpikir saat menelan-menutup bibir dan gigi bersama-sama, mengangkat lidah dengan makanan di atasnya, kemudian menggerakkan lidah ke belakang dan menelan sambil mengangkat kepala ke belakang.
- Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan, menggunakan kedua dinding mulut.
- Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi saliva secara sadar dengan memegang kepala dan menelan secara periodik.
- Berikan rasa aman pada klien, makan dengan stabil dan menggunakan peralatan.
- Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan makanan selingan (snack).
- Monitor berat badan.
Evaluasi : klien dapat makan 3 kali dalam porsi kecil dan dua kali snack, tidak ada penurunan berat badan.
3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan bicara dan kekakuan otot wajah ditandai dengan : DS: klien/keluarga mengatakan adanya kesulitan dalam berbicara DO: kata-kata sulit dipahami, pelo, wajah kaku.
Intervensi
Tujuan: memaksimalkan kemampuan berkomunikasi.
- Jaga komplikasi pengobatan.
- Rujuk ke terapi wicara.
- Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan metoda bernafas untuk memperbaiki kata-kata, volume, dan intonasi.
- Nafas dalam-dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume suara dan jumlah kata dalam kalimat setiap bernafas.
- Latih berbicara dalam kalimat pendek, membaca keras di depan kaca atau ke dalam perekam suara (tape recorder) untuk memonitor kemajuan.
Evaluasi : tidak adanya kesulitan dalam berbicara, kata-kata dapat dipahami.

 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger