I. Proses Keperawatan Ibu Dengan Letak Sungsang
1.
Pengkajian
a.
Aktifitas / Istirahat :
Melaporkan
keletihan, kurang energi
Letargi,
penurunan penampilan
b.
Sirkulasi
Tekanan
darah dapat meningkat
c.
Eliminasi
Distensi
usus atau kandung kencing mungkin ada
d.
Integritas ego
Mungkin
sangat cemas dan ketakutan
e.
Nyeri / Ketidaknyamanan
Dapat
terjadi sebelum awitan(disfungsi fase laten primer) atau setelah persalinan
terjadi (disfungsi fase aktif sekunder).
Fase
laten persalinan dapat memanjang : 20 jam atau lebih lama pada nulipara (rata-
rata adalah 8 ½ jam), atau 14 jam pada multipara (rata – rata adalah 5 ½ jam).
f.
Keamanan
Dapat
mengalami versi eksternal setelah gestasi 34minggu dalam upaya untukmengubah
presentasi bokong menjadi presentasi kepala
Pemeriksaan
vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi (mis.,dagu wajah, atau posisi
bokong)
Penurunan
janin mungkin kurang dari 1 cm/jam padanulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada
multipara
g.
Seksualitas
Dapat
primigravida atau grand multipara
Uterus
mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel,janin besar
atau grand multiparitas.
h.
Pemeriksaan Diagnosis
-
Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi
multiple
-
Ultrasound atau pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis,presentasi
janin ,posisi dan formasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a.
Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir
b.
Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan obstruksi pada
penurunan janin
c.
Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
d.
Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi
3.
Intervensi Keperawatan
a.
Nyeri (akut ) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir ditandai
dengan : Peningkatan tonus otot, pengungkapan, Prilaku distraksi (gelisah,
meringis, menangis),wajah menunjukan nyeri
Intervensi
:
1)
Buat upaya yang memungkinkan klien/pelatih untuk merasa nyaman mengajukan
pertanyaan
(Rasional
: Jawaban pertanyaan dapat menghilangkan rasa takut dan peningkatan pemahaman)
2)
Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan sederhana
(Rasional
: Mendorong relaksasi dan memberikan klien cara mengatasi dan mengontrol
tingkat ketidaknyamanan.
3)
Anjurkan klien menggunakan tehnik relaksasi.Berikan instruksi bila perlu
(Rasional
: Relaksasi dapat membantu menurunkan tegangan dan rasa takut,yang memperberat
nyeri dan menghambat kemajuan persalinan)
4)
Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan punggung, sandaran bantal,
pemberian kompres sejuk, pemberian es batu)
(Rasional
: Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan dan ansietas dan meningkatkan
koping dan kontrol klien)
5)
Anjurkan dan bantu klien dalamperubahan posisi dan penyelarasan EFM
(Rasional
: Mencegah dan membatasi keletihan otot, meningkatkan sirkulasi)
6)
Kolaborasi : Berikan obat analgetik saat dilatasi dan kontaksi terjadi
(Rasional
: Menghilangkan nyeri, meningkatkan relaksasi dan koping dengan
kontraksi,memungkinkan klien tetap fokus)
Kriteria
Evaluasi :
-
Berpartisipasi dalam perilaku untuk menurunkan sensasi nyeri dan meningkatkan
kanyamanan
-
Tampak rileks diantara kontraksi
-
Melaporkan nyeri berulang / dapat diatasi
b.
Risiko tinggi cedera terhadap meternal berhubungan dengan obstruksi mekanis
pada penurunan janin
Intervensi
:
1)
Tinjau ulang riwayat persalinan, awitan, dan durasi
(Rasional
: Membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab, kebutuhan pemeriksaan
diagnostik, dan intervensi yang tepat)
2)
Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan istirahat sebelum
awitan persalinan
(Rasional
: Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan disfungsi sekunder atau mungkin
akibat dari persalinan lama)
3)
Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik
(Rasional
: Disfungsi kontraksi memperlama persalinan,meningkatkan risiko komplikasi
maternal / janin)
4)
Catat penonjolan , posisi janin dan presentasi janin
(Rasional
: Indikator kemajuan persalinan ini dapat mengidentifikasi timbulnya penyebab persalinan
lama)
5)
Tempat klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan tirah baring dan
ambulasi sesuai toleransi
(Rasional
: Relaksasi dan peningkatan perfusi uterus dapat memperbaiki pola
hipertonik.Ambulasi dapat membantu kekuatan grafitasi dalam merangsang pola
persalinan normal dan dilatasi serviks)
6)
Gunakan rangsang putting untuk menghasilkan oksitosin endogen.
(Rasional
: Oksitosin perlu untukmenambah atau memulai aktifitas miometrik untuk pola
uterus hipotonik)
7)
Kolaborasi : Bantu untuk persiapan seksio sesaria sesuai indikasi,untuk
malposisi
(Rasional
: Melahirkan sesaria diindikasikan malposisi yang tidak mungkin dilahirkan
secara vagina)
Kriteria
Evaluasi :
-
Tidak terdapat cedera pada ibu
c.
Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
Intervensi
:
1)
Kaji DDJ secara manual atau elektronik,perhatikan variabilitas,perubahan
periodik dan frekuensi dasar.
(Rasional
: Mendeteksi respon abnormal ,seperti variabilitas yang berlebih – lebihan,
bradikardi & takikardi, yang mungkin disebabkan oleh stres, hipoksia,
asidosis, atau sepsis)
2)
Perhatikan tekanan uterus selamaistirahat dan fase kontraksi melalui kateter
tekanan intrauterus bila tersedia
(Rasional
: Tekanan kontraksi lebih dari 50 mmHg menurunkan atau mengganggu oksigenasi
dalam ruang intravilos)
3)
Kolaborasi : Perhatikan frekuenasi kontraksi uterus.beritahu dokter bila
frekuensi 2 menit atau kurang
(Rasional
: Kontraksi yang terjadi setiap 2 menit atau kurang tidakmemungkinkan
oksigenasi adekuat dalam ruang intravilos)
4)
Siapkan untuk metode melahirkanyang paling layak, bilabayi dalam presentasi
bokong
(Rasional
: Presentasi ini meningkatkan risiko , karena diameter lebih besar dari jalan
masuk ke pelvis dan sering memerlukan kelahiran secara seksio sesaria)
5)
Atur pemindahan pada lingkungan perawatan akut bila malposisi dideteksi klien
dengan PKA
(Rasional
: Risiko cedera atau kematian janin meningkat dengan malahirkan pervagina bila
presentasi selain verteks)
Kriteria
Evaluasi :
-
Menunjukan DJJ dalam batas normal dengan variabilitas baik tidak ada deselerasi
lambat
d.
Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi
Intervensi Keperawatan dengan klien letak Sungsang:
1)
Tentukan kemajuan persalinan , kaji derajat nyeri dalam hubungannya dengan
dilatasi / penonjolan
(Rasional : Persalinan yang lama yang berakibat keletihan dapat menurunkan kemampuan klien untuk mengatasi atau mengatur kontraksi)
(Rasional : Persalinan yang lama yang berakibat keletihan dapat menurunkan kemampuan klien untuk mengatasi atau mengatur kontraksi)
2)
Kenali realitaskeluhan klien akan nyeri /ketidaknyamanan
(Rasional : Ketidaknyamanan dan nyeri dapat disalahartikan pada kurangnya kemajuan yang tidak dikenali sebagai masalah disfungsional)
(Rasional : Ketidaknyamanan dan nyeri dapat disalahartikan pada kurangnya kemajuan yang tidak dikenali sebagai masalah disfungsional)
3)
Tentukan tingkat ansietas klien dan pelatih perhatikan adanya frustasi
(Rasional : Ansietas yang berlebihan meningkatkan aktifitas adrenal /pelepasan katekolamin,menyebabkan ketidak seimbangan endokrin,kelebihan epinefrin menghambat aktifitas miometrik)
(Rasional : Ansietas yang berlebihan meningkatkan aktifitas adrenal /pelepasan katekolamin,menyebabkan ketidak seimbangan endokrin,kelebihan epinefrin menghambat aktifitas miometrik)
4)
Berikan informasi faktual tentang apa yang terjadi
(Rasional : Dapat membantu reduksi ansietas dan meningkatkan koping)
(Rasional : Dapat membantu reduksi ansietas dan meningkatkan koping)
5)
Berikan tindakan kenyamanan dan pengubahan posisi klien.Anjurkan penggunaan
tehnik relaksasi dan pernafasan yang dipelajari
(Rasional : Menurunkan ansietas, meningkatkan kenyamanan , dan membantu klien mengatasi situasi secara positif)
(Rasional : Menurunkan ansietas, meningkatkan kenyamanan , dan membantu klien mengatasi situasi secara positif)
Kriteria Evaluasi :
-
Mengungkapkan pemahaman tentang apa yang terjadi
-
Mengidentifikasi /menggunakan tehnik koping efektif