PENDAHULUAN
- Tdk semua pasien mudah ditangani atau mudah berinteraksi dgn orang lain.
- Respon pasien thd perubahan kesehatan dipengaruhi oleh bbp keadaan:
- tekanan akibat penyakitnya
- pengalaman hidup seblmnya
- hubungan keluarga & social
- faktor kepribadian
Tujuan komunikasi :
- Tetap tenang sekligus mengetahui respon yg dpt muncul pd perawat.
- Menunjukkan rasa hormat pd pasien
- Mendukung kontrol & otonomi pasien
- Menilai respon pasien dlm situasi saat ini
- Melakukan intervensi keperawatan
- Mengevaluasi respon pasien & menyesuaikan komunikasi
- Kemarahan
- Kecemasan
- Depresi
- Respon thd krisis
- Kemarahan adalah suatu respons thd rasa takut, frustrasi, kurangnya kontrol/ kecemasan.
- Pasien dpt menjadi marah krn:
- Hilangnya kontrol/kebebasan akibat sakit, stres masuk RS.
- Takut menghadapi penyakit/pengobatan/ ketdkpastian masa depan, dsb.
- Memahami kemarahan sbg respons unik thd situasi yg penuh tekanan, dan dinilai saecara individual.
- Saat pasien marah:
- perlu didengarkan, b/p diikuti permintaan maaf
- Gunakan refleksi dan pertanyaan ulang unt memvalidasi & memperluas apa yg didengar
- Tetap tenang dan dengarkanlah
- Hindari bersikap defensif, menarik diri atau agresif selama ledakan.
- Pertahankan nada suara tetap rendah & terkendali, berbicara pelan & lambat.
- Hindari terlalu banyak tersenyum
- Refleksikan/katakan ulang apa yg telah dikatakan mencari klarifikasi
- Cemas perasaan takut/gelisah yg tdk nyaman, dan sumbernya bisa diketahui/tidak.
- Intensitas cemas rendah, sedang, berat
- Tanda/gejala gemetar, pelupa, sulit tidur, meremas-remas tangan, nafas cepat, palpitasi, dsb
- Sadari tanda & gejala kecemasan
- Cobalah memahami perasaan pasien dgn menunjukkan keinginan yg tulus untuk membantu pasien.
- Hindari bersikap tegang/defensif
- Berbicara lambat & singkat, HINDARI kalimat “tenangakan diri Anda” atau “anda akan merasa lbh baik besok”
- Bantu pasien unt mengungkapkan perasaan & identifikasi sumber kecemasan
- Jangan mengasumsikan kecemasan pasien tanpa melakukan validasi
- Nilailah sistem pendukung pasien
- Sesuaikan intervensi unt mengurangi kecemasan
- Rujuklah pasien bila kecemasan berat/tdk dpt diatasi.
- Gejala depresi bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang cara mengatasinya berbeda.
- Tanda & gejala perubahan nafsu makan & kebiasaan tidur, tdk tertarik dgn aktivitas seblmnya, penurunan libido, menangis, berbicara & bergerak lambat, ekspresi sedih, hilang harapan, merasa tak berdaya.
- Mulailah dgn “Anda keliahatannya tdk senang”
- Tunjukkan pemahaman, kepedulian, dan penerimaan thd perilakunya termasuk menangis/marah.
- Cegah pasien agar tdk membuat keputusan besar dlm hidup.
- Dukung aktivitas sederhana sejalan dgn perbaikannya misal melipat baju, berkebun
- Anggap serius semua ide dan pernyataan tentang bunuh diri, misal ingin ‘mengakhirinya”, “melakukan pd diri saya”, dsb.
- Krisis dpt terjadi saat keseimbangan hidup yang normal terganggu & keterampilan unt mengatasinya tdk memadai.
- 2 katagori:
- Krisis perkembangan lahir-meninggal (mis: sekolah/kuliah, pernikahan, perceraian, kelahiran, kematian)
- Krisis situasional cidera, sakit mendadak,rumah terbakar, kecelakaan mobil, dsb.
- Penilaian keperawatan hts mencakup:
- Kejadian & efeknya pd pasien & keluarga
- Sistem pendukung yang ada
- Koping yang digunakan sebelumnya
- Penilaian ririko bunuh diri/perilaku kekerasa.
- Capailah hub terapeutik yg membantu komunikasi terbuak & efektif
- Ijinkan pasien mengekspresikan perasaan & berbicara ttg kejadian yang dialami mengurangi ketegangan.
- Nilailah perilaku mengatasi yang tlh berhasil bagi pasien tinjau ulang strategi sebelumnya.
- Dukung pasien unt mencari & menerima bantuan dari orang lain, termsk kerabat, pemuka agama, kelompok masyarakat.
- Dukung pasien dlm p’kembangan hub pribadi unt menghilangkan stres & fokuskan pd aspek yg berharga.
- Rujuk pasien unt evaluasi & penanganan lanjutan.
Ada 2 jenis:
- Pasien/perilaku menuntut perhatian/bantuan
- Perilaku dgn maksud seksual
- Gunakan gaya komunikasi yg fleksibel.
- Ambila nafas dlm dn dengarkan pasien
- Hindari memberikan respon defensif
- Bicaralah dgn nada suara sedang
- Jangan terlibat dlm perdebatan, bersikaplah ingin tahu & fleksibel
- Gabungkan harapan pasien sesuai ketersediaan waktu & sumber-sumber
- Jelaskan peran & ketersediaan perawat bagi pasien
- Carilah dukungan dari rekan shg askep pasien tdk terganggu.
- Pengalaman sakit & cacat dpt mengubah cara pasien mengekspresikan &mempertahankan seksualitasnya.
- Sentuhan fisik mrp bagian normal dlm memberikan askep ditangkap salah
- Perawat perlu tahu bhw perilakunya dpt ditanggapi salah oleh pasien.
- Pertahankan privasi pd ruang fisik
- Buka informasi pribadi seperlunya, hanya pd mereka yg terlibat dlm asuhan
- Cegahlah situasi yg memalukan
- Amati isyarat yg menunjukkan luka emosional akibat pelecehan malu, enggan, agresi
- Berpakaian sesuai dgn lingkungan kerja
- Pantau perilaku & percakapan unt mempertahankan batasan profesional
- Respon segera thd pembicaraan atau sentuhan seksual yg tdk wajar “gurauan semacam itu membuat saya tdk nyaman”.
- Mintalah perawat lain unt hadir selama asuhan fisik atau berganti tugas pasien sesuai keperluan.
DEFISIT BICARA & BAHASA
- Defisit bicara dpt terjadi sbg bagian dari proses p’kembangan atau krn penyakit.
- Defisit dpt terjadi dlm menerima dan atau mengekspresikan info & masalah.
- Ada 3 bentuk defisit: afasia, hilang pendengaran, hilang penglihatan.
- Pelajari teknik pasien, misal: bhs isyarat, alat bantu pendengaran, atau keluarga yg dpt menginterpretasikan makna kata-kata & gestur pasien.
- Berikan cukup waktu & aturlah kehadiran interpreter/anggota kelg sebelumnya b/p.
- Tempatkan diri sejajar dgn pasien shg pasien dpt melihat gerakn mulut & ekspresi wajah perawat.
- Berbicaralah dgn perlahan dan jelas menggunakan nada sedang.
- Sediakan kertas & pensil atau papan tulis unt membantu pasien berkomunikasi.
- Afasia adl kondisi neurologis di mana fungsi bhs terganggu/tdk ada.
- 3 bentuk afasia:
- Afasia ekspresif kata-kata tdk dpt dibentuk/diekspresikan
- Afasia reseptif bhs tdk dimengerti
- Afasia global mencakup ekspresif & reseptif
- Berikan cukup waktu bagi pasien unt mengolah pikiran & menerima info.
- Fokuskan pd kemampuan pasien unt berkomunikasi.
- Gunakan sentuhan, ekspresi wajah dan suara.
- Dukung dgn metode alternatif papan tulis, gambar jika metode yg sdh digunakan tdk efektif.
- Hindari percakapan panjang, pertahankan percakapan yg pendek dan langsung ke intinya.
- Pujilah usaha pasien dan gunakan humor unt memberikan relaksasi saat komunikasi sulit.
- Gangguan dpt berupa penurunan pendengaran – tuli (tuli perspektif & konduktif)
- Tuli perspektif akibat kerusakan sistem saraf
- Tuli konduktif akibat kerusakan struktur penghantar rangsang suara
- Media komunikasi unt klien visual
- Media komunikasi unt klien visual
- Klien menangkap pesan melalui gerak bibir lawan bicaranya upayakan sikap & gerakan Anda dpt ditangkap oleh indra viasualnya
- Beritahukan kehadiran Anda dgn cara menyentuh klien atau memposisikan diri di depan klien
- Gunakan bahasa yg sederhana & berbicara perlahan unt memudahkan klien membaca gerakan bibir Anda
- Berbicara dgn posisi tepat di depan klien & pertahankan sikap tubuh imik wajah yg lazim
- Jangan melakukan pembicaraan ketika sedang mengunyah sesuatu (makanan, permen karet, dsb)
- Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin unt membantu klien fokus pada komunikasi yg dilakukan.
Penyebab:
- Kerusakan organ kornea, lensa, kekeruhan humor vitreus, kerusakan saraf penghantar impuls ke otak
- Kerusakan otak (tingkat persepsi)
- Akibat penurunan visus sampai kebutaan (parsial – total)
- Kemampuan menangkap rangsang ketika berkomunkasi bergantung pd pendengaran & sentuhan
- Gangguan komunikasi merasa lemah & terisolasi
- Komunikasi yg dilakukan harus mengoptimalkan pendengaran & sentuhan รจ fungsi penglihatan digantikan oleh informasi yg dpt ditranfer melalui indra yang lain
- Ambil posisi yg dpt dilihat oleh klien (jika kebutaan parsial) atau nyatakan kehadiran Anda (perawat) dengan suara.
- Sebutkan identitas (nama & peran) Anda
- Berbicara dgn nada suara normal penting
- Terangkan alasan Anda menyentuh atau mengucapkan kata-kata seblm melakukan sentuhan pd klien
- Jelaskan aktivias yg sdg terjadi di sekitar pasien, jelaskan prosedur yg akan dilakukan.
- Beritahu kpd klien jika hendak memutuskan pembicaraan atau meninggalkan ruangan klien
- Orientasikan klien pd suara-suara yg terdengar di sekitarnya
- Orientasikan klien pd lingkungannya bila klien di pindah ke lingkugan yg asing baginya.
- Lingkungan asing, keributan & peralatan yg tdk dikenal menyebabkan disorientasi.
- Peranan perawat menjadi pendukung pd situasi yg emmbingungkan, memberikan orientasi & kenyamanan
- Buat pasien menyadari saat Anda mendekat sebutkan nama
- Beritahu nama & peranan anda seblm melakukan intervensi.
- Berbicara seolah-olah pasien m’dengar semuanya
- Jelaskan prosedur yg akan dilakukan
- Beri informasi kemajuannya