Defenisi Pemberdayaan komunitas

E.       Pemberdayaan komunitas
Pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2007).
Pemberdayaan pada masyarakat dibidang kesehatan merupakan sasaran utama promosi kesehatan. Menurut WHO, terdapat 3 (tiga) strategi pokok untuk dapat mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif, yakni melalui: advokasidukungan sosial, danpemberdayaan masyarakat.
Adapun pendekatan yang ditempuh dilapangan umumnya melalui 3 (tiga) langkah yakni :
  1. Melakukan lobi (pendekatan) kepada pimpinan (para pengambil keputusan)
  2. Melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat formal dan informal, misalnya melalui kegiatan pelatihan.
  3. Pada tahapan selanjutnya petugas bersama-sama tokoh masyarakat melakukan penyuluhan dan konseling untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat.
 Batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan meliputi upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga secara bertahap tujuan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk:
  1. Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat.
  2. Menimbulkan kemauan yang merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan mereka.
  3. Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya tindakan atau perilaku sehat.

    Suatu masyarakat dikatakan mandiri dalam bidang kesehatan apabila:
  1. Mereka mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit, gizi dan makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.
  2. Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan menggali potensi-potensi masyarakat setempat.
  3. Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan tindakan pencegahan.
  4. Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan sebagainya.
Prinsip pemberdayaan masyarakat
1.        Menumbuhkembangkan potensi masyarakat.
2.        Mengembangkan gotong-royong masyarakat.
3.        Menggali kontribusi masyarakat.
4.        Menjalin kemitraan.
5.        Desentralisasi.
Peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat
  1. Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian masyarakat.
  2. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi terhadap program tersebut.
  3. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat vokasional.
Ciri pemberdayaan masyarakat
  1. Community leader (pimpinan masyarakat). petugas kesehatan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat atau pemimpin terlebih dahulu. Misalnya Camat, lurah, kepala adat, ustad, dan sebagainya.
  2. Community organization (organisasi masyarakat). organisasi seperti PKK, karang taruna, majlis taklim, dan lainnnya merupakan potensi yang dapat dijadikan mitra kerja dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
  3. Community Fund (pendanaan masyarakat)Dana sehat atau Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang dikembangkan dengan prinsip gotong royong sebagai salah satu prinsip pemberdayaan masyarakat.
  4. Community material (material masyarakat) : setiap daerah memiliki potensi tersendiri yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan. Misalnya, desa dekat kali pengahsil pasir memiliki potensi untuk melakukan pengerasan jalan untuk memudahkan akses ke puskesmas.
  5. Community knowledge (pengetahuan masyarakat): pemberdayaan bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan berbagai penyuluhan kesehatan yang menggunakan pendekatan community based health education.
  6. Community technology (teknologi masyarakat): teknologi sederhana di komunitas dapat digunakan untuk pengembangan program kesehatan misalnya penyaringan air dengan pasiratau arang.
Contoh Pemberdayaan Masyarakat
a.         Pemberdayaan Keluarga dibidang Kesehatan dan Gizi
pemberdayaan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan gizi bekerja sama menanggulangi masalah yang mereka hadapi dengan cara ikut berpartisipasi dalam memecahakan masalah yang dihadapi.
b.        Pemberdayaan Masyarakat di bidang Gizi
Tujuannya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dan mengurangi kelaparan dan peduli terhadap masalah gizi yang muncul dimasyarakat
Hal yang perlu diperhatikan :
  • Pemberdayaan ekonomi mikro, kegiatan dilaksanakan secara lintas sektoral terutama dalam rangka meningkatkan pendapatan.
  • Advokasi untuk memperoleh dukungan, baik teknis maupun non teknis dari Pemda setempat untuk memobilisasi sumber daya masyarakat yang dimiliki.
c.         Pemberdayaan Petugas
d.        Subsidi Langsung
F.        Berkolaborasi dengan berbagai sector
G.      Rujukan kesehatan
Adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal maupun horizontal. Pelayanan kesehatan masyarakat terdiri dari 3 bentuk yaitu :
1.        Pelayanan kesehatan tingkat pertama ( primary health care )
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu populasi sangat besar ( lebih kurang 85% ), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar ( basic health services ), atau juga merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama ( primary health care ). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas yaitu puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan balkesmas.
2.        Pelayanan kesehatan tingkat kedua ( secondary health service )
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya rumah sakit tipe C dan D memerlukan tersedianya tenaga – tenaga spesialis.
3.        Pelayanan kesehatan tingkat ketiga ( tertiary health service )
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan sudah komplek dan memerlukan tenaga – tenaga super spesialis.

 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger