BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Identitas/ biodata klien
- Nama
- Tempat tanggal lahir
- Umur
- Jenis Kelamin
- Agama
- Warga Negara
- Bahasa yang digunakan
Penanggung Jawab
- Nama
- Alamat
10. Hubungan dengan klien
b. Keluhan Utama
Leher terasa nyeri, semakin lama semakin membesar, susah
menelan, badan merasa lemas, serta BB turun drastis dalam waktu singkat.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
g. Keadaan Lingkungan
3.2 Observasi
3.2.1 Keadaan Umum
- Suhu
- Nadi
- Tekanan Darah
- RR
- BB
- Tinggi badan
3.2.2 Pemeriksaan Persistem
B1 (breathing) : RR meningkat, sesak nafas, produksi sekret meningkat.
B2 (blood) : normal
B3 (brain) : Pusing, nyeri, gangguan sensori
B4 (bladder) : Normal
B5 (bowel) : Disfgia, Nafsu makan turun, BB turun
B6 (bone) : Normal
3.3 Diagnosa
- Nyeri (akut) berhubungan dengan agen injuri fisik (pembedahan).
- Gangguan sensori persepsi (pendengaran ) berubungan dengan gangguan status organ sekunder metastase tumor
- Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
- Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
- Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan perkembangan penyakit, pengobatan penyakit.
3.4 Intervensi
- Nyeri (akut) berhubungan dengan agen injuri fisik (pembedahan).
Tujuan : Rasa nyeri teratasi atau terkontrol
Kriteria hasil :
- Mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi nyeri
- Melaporkan penghilangan nyeri maksimal/kontrol dengan pengaruh minimal pada AKS
Intervensi | Rasional |
Mandiri
Kolaborasi
|
|
- Gangguan sensori persepsi (pendengaran ) berubungan dengan gangguan status organ sekunder metastase tumor
Tujuan : mampu beradaptasi terhadap perubahan sensori pesepsi.
Kriteria Hasil: mengenal gangguan dan berkompensasi terhadap perubahan.
Intervensi | Rasional |
|
1. Mengetahui perubahan dari hal-hal yang merupakan kebiasaan pasien . 2. Lingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan proses penyembuhan. 3. Mengetahui faktor penyebab gangguan persepsi sensori yang lain dialami dan dirasakan pasien. |
- Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil : 1. Berat badan dan tinggi badan ideal.
2. Pasien mematuhi dietnya.
3. Kadar gula darah dalam batas normal.
4. Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia.
Intervensi | Rasional |
4. Identifikasi perubahan pola makan. |
|
- Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Pasien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil : 1. Pasien mengetahui tentang proses penyakit, diet,
perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya.
2. Pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.
Intervensi | Rasional |
|
4. Dengan penjelasdan yang ada dan ikut secra langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang.
|
5.Harga diri Rendah berhubungan dengan perubahan perkembangan penyakit, pengobatan penyakit.
Tujuan : Setelah dilakukan askep selama 3×24 jam klien menerima keadaan dirinya
Kriteria Hasil :
1) Menjaga postur yang terbuka
2) Menjaga kontak mata
3) Komunikasi terbuka
4) Menghormati orang lain
5) Secara seimbang dapat berpartisipasi dan mendengarkan dalam kelompok
6) Menerima kritik yang konstruktif
7) Menggambarkan keberhasilan dalam kelompok social
Intervensi | Rasional |
|
|
DOWNLOAD : WOC KANKER NASOFARING
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kanker nasofaring atau dikenal juga dengan kanker THT
adalah penyakit yang disebabkan oleh sel ganas (kanker) dan terbentuk
dalam jaringan nasofaring, yaitu bagian atas faring atau tenggorokan.
Kanker ini paling sering terjadi di bagian THT, kepala serta leher.
Sampai saat ini belum jelas bagaimana mulai tumbuhnya kanker nasofaring.
Namun penyebaran kanker ini dapat berkembang ke bagian mata, telinga,
kelenjar leher, dan otak. Sebaiknya yang beresiko tinggi terkena kanker
nasofaring rajin memeriksakan diri ke dokter, terutama dokter THT.
Risiko tinggi ini biasanya dimiliki oleh laki-laki atau adanya keluarga
yang menderita kanker ini.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta.
Doenges, M. G. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.
Dunna, D.I. Et al. (1995). Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach. 2 nd Edition : WB Sauders.
Lab. UPF Ilmu Penyakit THT FK Unair. (1994). Pedoman Diagnosis Dan Terapi Lab/UPF Ilmu Penyakit THT. Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetom Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya.
Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. (2000). Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT. Edisi kekempat. FKUI : Jakarta.
Sri Herawati. (2000). Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan Telinga, Hidung, Tenggorokan. Laboratorium Ilmu Penyakit THT Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.