ASUHAN KEPERAWATAN MENIERE
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Meniere pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli dari
Perancis bernama Prospere Meniere dalam sebuah artikel yang
diterbitkannya pada tahun 1861. Definisi penyakit Meniere adalah suatu
penyakit pada telinga bagian dalam yang bisa mempengaruhi pendengaran
dan keseimbangan. Penyakit ini ditandai dengan keluhan berulang berupa
vertigo, tinnitus, dan pendengaran yang berkurang, biasanya pada satu
telinga. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan volume dan tekanan
dari endolimph pada telinga dalam.
Dari penelitian yang dilakukan didapat data sekitar 200 kasus dari
100.000 orang di dunia menderita penyakit Meniere. Kebanyakan penderita
adalah yang berumur 40 tahun keatas dan tidak ada perbedaan yang berarti
antara antara jumlah penderita pria dan wanita. Prevalensi penyakit
Meniere di beberapa negara berbeda-beda, di Amerika terdapat 218
penderita dari 100.000 penduduk, di Jepang terdapat 36 penderita dari
100.000 penduduk, dan 8 penderita dari 100.000 penduduk terdapat di
Italia.
Kelompok akan berusaha menjelaskan tentang sindrom meniere beserta
asuhan keperawatan yang diharapkan dapat berguna untuk mahasiswa dan
masyarakat pada umumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Apa konsep teori dari Sindrom Meniere dan bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Sindrom Meniere?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada klien dengan sindrom meniere.
1.3.2 Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu memahami definisi dari sindrom meniere
- Mahasiswa mampu memahami etiologi dari sindrom meniere
- Mahasiswa mampu memahami Manifestasi klinis dari sindrom meniere
- Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan dari sindrom meniere
- Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari sindrom meniere
- Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan dari sindrom meniere, meliputi:
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi keperawatan
- WOC
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami asuhan
keperawatan pada klien dengan sindrom meniere, serta mampu
mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Penyakit Meniere pertama kali dijelaskan oleh seorang
ahli dari Perancis bernama Prospere Meniere dalam sebuah artikel yang
diterbitkannya pada tahun 1861. Definisi penyakit Meniere adalah suatu
penyakit pada telinga dalam yang bisa mempengaruhi pendengaran dan
keseimbangan. Penyakit ini ditandai dengan keluhan berulang berupa
vertigo, tinnitus, dan pendengaran yang berkurang ssecara progresif,
biasanya pada satu telinga. Penyakit ini disebabkan oleh peningkatan
volume dan tekanan dari endolimfe pada telinga dalam.
Endolimph atau cairan Scarpa adalah
cairan yang berada di dalam labirin telinga dalam. Kation utama yang
berada di cairan ekstraselular ini adalah kalium. Ion yang terdapat di
dalam endolimfe lebih banyak dari perilimfe. Sedangkan perilimfe adalah
cairan ekstraseluler yang terletak di koklea, tepatnya pada
bagian skala timpani dan skala vestibuli. Komposisi ionik perimlife
seperti pada plasma dan cairan serebrospinal. Kation terbanyak
adalah natrium. Perilimfe dan endolimfe memiliki komposisi ionik yang
unik yang sesuai untuk menjalankan fungsinya yaitu mengatur rangsangan
elektrokimiawi dari sel-sel rambut di indera pendengaran. Potensoal
listrik dari endolimfe ~80-90 mV lebih positif dari perilimfe.
Canalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran), merupakan suatu
struktur yang terdiri dari 3 buah saluran setengah lingkaran yang
tersusun menjadi satu kesatuan dengan posisi yang berlainan, yaitu:
canalis semisirkularis horizontal, canalis semisirkularis vertikal
superior, canalis semisirkularis vertikal posterior. Masing-masing
canalis semisirkularis berisi cairan endolympha dan pada salah satu
ujungnya yang membesar disebut ampula, berisi reseptor keseimbangan yang
disebut cristac ampularis. Masing-masing cristac terdiri dari sel-sel
bercillia dan sel-sel penyangga yang keseluruhannya ditutupi oleh suatu
selaput yang disebut cupula. Karena kelembamannya, maka endolymph yang
terdapat di dalam canalis semisirkularis akan bergerak ke arah yang
berlawanan dengan arah putaran. Aliran endolymph akan mendorong cupula
melengkungkan cillia-cillia dari sel-sel rambut, dengan demikian maka
sel bercillia tersebut terangsang dan merubahnya menjadi impuls sensori
yang untuk selanjutnya ditransmisikan ke pusat keseimbangan di otak.
Canalis semisirkularis merupakan organ keseimbangan dinamis yaitu
memberikan respons terhadap pemutaran tubuh.
2.2 Etiologi
Penyebab pasti dari penyakit Meniere
sampai sekarang belum diketahui secara pasti, banyak ahli mempunyai
pendapat yang berbeda. Sampai saat ini dianggap penyebab dari penyakit
ini disebabkan karena adanya gangguan dalam fisiologi sistem endolimfe
yang dikenal dengan hidrops endolimfe, yaitu suatu keadaan dimana jumlah
cairan endolimfe mendadak meningkat sehingga mengakibakan dilatasi dari
skala media. Tetapi, penyebab hidrops endolimfe sampai saat ini belum
dapat dipastikan. Ada beberapa anggapan mengenai penyebab terjadinya
hidrops, antara lain :
- Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri
- Berkurangnya tekanan osmotik di dalam kapiler
- Meningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler
- Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan endolimfa
- Infeksi telinga tengah
- Infeksi traktus respiratorius bagian atas
- Trauma kepala
- Konsumsi kafein dan makanan yang mengandung garam tinggi
- Konsumsi aspirin, alkohol, dan rokok yang berkepanjangan
- Infeksi virus golongan herpesviridae
- Herediter
Berikut akan dijelaskan mengenai penyebab yang dianggap dapat mencetuskan penyakit Meniere:
- Virus Herpes (HSV)
Herpes virus banyak ditemukan pada pasien Meniere. Pernah ada laporan
bahwa 12 dari 16 pasien Meniere terdapat DNA virus herpes simpleks pada
sakus endolimfatikusnya. Selain itu pernah dilaporkan juga pada pasien
Meniere yang diberi terapi antivirus terdapat perbaikan. Tetapi anggapan
ini belum dapat dibuktikan seluruhnya karena masih perlu penelitian
yang lebih lanjut.
- Herediter
Pada penelitian didapatkan 1 dari 3 orang pasien mempunyai orang tua
yang menderita penyakit Meniere juga. Predisposisi herediter dianggap
mempunyai hubungan dengan kelainan anatomis saluran endolimfatikus atau
kelainan dalam sistem imunnya.
- Alergi
Pada pasien Meniere didapatkan bahwa 30% diantaranya mempunyai alergi
terhadap makanan. Hubungan antara alergi dengan panyakit Meniere adalah
sebagai berikut :
- Sakus endolimfatikus mungkin menjadi organ target dari mediator yang dilepaskan pada saat tubuh mengadakan reaksi terhadap makanan tertentu.
- Kompleks antigen-antibodi mungkin menggangu dari kemampuan filtrasi dari sakus endolimfatikus
- Ada hubungan antara alergi dan infeksi virus yang menyebabkan hidrops dari sakus endolimfatikus
- Trauma kepala
Jaringan parut akibat trauma pada telinga dalam dianggap dapat
menggangu aliran hidrodinamik dari endolimfatikus. Anggapan ini
diperkuat dengan adanya pasien Meniere yang mempunyai riwayat fraktur
tulang temporal.
- Autoimun
Ada pula anggapan dari ahli yang menyatakan bahwa hidrops endolimfe
bukan merupakan penyebab dari penyakit Meniere. Ini dikatakan oleh
Honrubia pada tahun 1999 dan Rauch pada tahun 2001 bahwa pada penelitian
otopsi ditemukan hidrops endolimfe pada 6% dari orang yang tidak
menderita penyakit Meniere. Penelitian yang banyak dilakukan sekarang
difokuskan pada fungsi imunologik pada sakus endolimfatikus. Beberapa
ahli berpendapat penyakit Meniere diakibatkan oleh gangguan autoimun.
Brenner yang melakukan penelitian pada tahun 2004 mengatakan bahwa pada
sekitar 25 % penderita penyakit Meniere didapatkan juga penyakit
autoimun terhadap tiroid. Selain itu Ruckenstein pada tahun 2002 juga
mendapatkan pada sekitar 40 % pasien penderita penyakit Meniere
didapatkan hasil yang positif pada pemeriksaan autoimun darah seperti
Rheumatoid factor, Antibodi antiphospholipid dan Anti Sjoegren.
2.3 Manifestasi Klinis
Sifat yang khas pada penyakit Meniere
adalah terdapatnya periode aktif/serangan yang bervariasi lamanya yang
diselingi dengan periode remisi yang lebih panjang dan juga bervariasi
lamanya. Pola serangan dan remisi pada individu tidak dapat diramalkan,
walaupun gejala berkurang setelah beberapa tahun. Pada saat serangan
biasanya terdapat trias Meniere yaitu vertigo, tinitus, dan gangguan
pendengaran. Biasanya terdapat adanya suatu periode rasa penuh atau
tertekan pada telinga yang dirasakan penderita selama berjam-jam,
berhari-hari, atau berminggu-minggu. Namun sensasi ini terlupakan karena
adanya serangan vertigo yang hebat yang timbul tiba-tiba disertai mual
dan muntah. Terdapat adanya kurang pendengaran yang hampir tidak
dirasakan pada telinga yang bersangkutan karena genuruh tinitus yang
timbul bersamaan dengan vertigo. Episode awal biasanya berlangsung
selama 2-4 jam, setelah itu vertigo mereda, meskipun pusing (dizziness)
pada gerakan kepala menetap selama beberapa jam. Pendengaran membaik dan
titnitus berkurang, tetapi tidak menghilang dengan redanya vertigo.
Kemudian ada periode bebas vertigo. Selama periode ini penderita
mungkin hanya merasakan tinitus yang bergemuruh. Gejala-gejala ini
kemudian diselingi oleh episode vertigo spontan lain yang mirip dengan
yang pertama dengan derajat yang lebih ringan. Frekuensi serangan ini
bervariasi, tetapi biasanya timbul sebanyak satu atau dua kali dalam
seminggu, atau sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan. Pada
kasus-kasus berat dapat timbul serangan setiap hari. Biasanya setelah
periode tersebut, yang dapat berlangsung beberapa minggu, terjadi remisi
spontan atau akibat pengobatan, yang pada waktu itu gejala hilang sama
sekali, kecuali gangguan pada pendengaran pada telinga yang
bersangkutan. Namun fase remisi tersebut ternyata tidak permanen, dapat
terjadi pengulangan fase akut seperti sebelumnya yang timbul dalam
beberapa bulan. Sementara pola aktif dan remisi berjalan, gejala pada
periode akut melemah oleh karena hilangnya secra bertahap kemampuan
organ akhir dalam memberikan respon akibat degenerasi elemen-elemen
sensorik.
Variasi dalam simtomatologi telah di uraikan dan kadang-kadang dapat
ditemukan. Sindrom Lermoyes merupakan satu contoh dimana gangguan
pendengaran terjadi berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum timbulnya
serangan vertigo pertama.
Ada 3 tingkat derajat keparahan penyakit Meniere :
- Derajat I, gejala awal berupa vertigo yang disertai mual dan muntah. Gangguan vagal seperti pucat dan berkeringat dapat terjadi. Sebelum gejala vertigo menyerang, pasien dapat merasakan sensasi di telinga yang berlangsung selama 20 menit hingga beberapa jam. Diantara serangan, pasien sama sekali normal.
- Derajat II, gangguan pendengaran semakin menjadi-jadi dan berfluktuasi. Muncul gejala tuli sensorineural terhadap frekuensi rendah.
- Derajat III, gangguan pendengaran tidak lagi berfluktuasi namun progresif memburuk. Kali ini mengenai kedua telinga sehingga pasien seolah mengalami tuli total. Vertigo mulai berkurang atau menghilang.
2.4 Patofisiologi
Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal didapatkan pelebaran
dan perubahan pada morfologi pada membran Reissner. Terdapat penonjolan
ke dalam skala vestibuli, terutama di daerah apeks koklea (helikotrema).
Sakulus juga mengalami pelebaran yang dapat menekan utrikulus. Pada
awalnya pelebaran skala media dimulai dari apeks koklea, kemudian dapat
meluas mengenai bagian tengah dan basal koklea.
Secara patologis, penyakit Meniere disebabkan oleh pembengkakan pada
kompartemen endolimfatik, bila proses ini berlanjut dapat terjadi ruptur
membran Reissner sehingga endolimfe bercampur dengan perilimfe. Hal ini
meyebabkan gangguan pendengaran sementara yang kembali pulih setelah
membrana kembali menutup dan cairan endolimfe dan perilimfe kembali
normal. Hal ini yang menyebabkan terjadinya ketulian yang dapat sembuh
bila tidak terjadinya serangan.
Terjadinya Low tone Hearing Loss pada gejala awal yang reversibel
disebabkan oleh distorsi yang besar pada daerah yang luas dari membrana
basiler pada saat duktus koklear membesar ke arah skala vestibuli dan
skala timpani.
Mekanisme terjadinya serangan yang tiba-tiba dari vertigo kemungkinan
disebabkan terjadinya penonjolan-penonjolan keluar dari labirin
membranasea pada kanal ampula. Penonjolan kanal ampula secara mekanis
akan memberikan gangguan terhadap krista. Tinitus dan perasaan penuh di
dalam telinga pada saat serangan mungkin disebabkan tingginya tekanan
endolimfatikus.
2.5 Penatalaksanaan
Terapi
a. Terapi Medis Profilaksis
Terapi medis diarahkan untuk mengatasi proses penyakit yang
mendasarinya atau mengontrol serangan vertigo selama eksaserbasi
penyakit.
- Vasodilator
Vasidilator yang sering digunakan adalah Betahistin HCl 8 mg 3 kali
sehari, jika tidak terdapat ulkus peptikum. Alternatif lain adalah asam
nikotinat, histamine dan siklandelat. Vasodilator digunakan akibat
gangguan pada endolimfe oleh kelainan vaskuler.
- Antikolinergik
Probantin telah digunakan sebagai terapi meniere karena teori bahwa
hidrops endolimfatik disebabkan oleh disfungsi susunan saraf autonom di
telinga dalam.
- Penggunaan Hormon Tiroid
Penggunan hormone tiroid didasrkan atas teori bahwa hipotiroidisme ringan adalah termasuk penyebab hidrops endolimfatik.
- Pemberian Vitamin
Pemberian vitamin berdasarkan atas teori bahwa penyakit meniere
akibat defisiensi vitamin. Vitamin yang biasa diberikan adalah vitamin B
kompleks, asam askorbat dan senyawa sitrus bio-flavonoid
(Lipoflavonoid).
- Diet rendah garam dan Pemberian diuretic
Diet rendah garam dan pemberian diuretic dimaksudkan adalah agar
menurunkan jumlah cairan tubuh dengan harapan juga menurunkan cairan
endolimfe.
- Program pantang makanan
Terapi ini kadang digunakan pada meniere yang bias disebabkan akibat terjadinya suatu alergi makanan.
b. Terapi Simtomatik
Terapi simtomatik ditujukan untukl menghentikan atau mengurangi
hebatnya serangan vertigo dan tanpa berdalih berusaha mengoreksi sebab
dasar penyakit Meniere.
- Sedative
Sedative dalam dosis ringan seperti fenobirtal atau trankulizer
seperti diazepam (Valium) sering menolong pasien rileks dan menurunkan
frekuensi serangan vertigo.
- Antihistamine dan antiemetik
Antihistamin dan antiemetic tertentu efektif menghentikan atau
mengurangi keparahn seringan vertigo pada pasien Meniere. Antihistamin
yang sering diberikan adalah dimenhidrinat (dramamine) dan siklizin
(Marezine). Sedangkan antiemetic yang biasa digunakan adalah antiemetic
diferidol.
- Depresan vestibuler
Depresan vestibuler digunakan unruk mencegah atau mengurangi
keparahan serangan vertigo dan untuk terapi pasien selama eksaserbasi
penyakit ini sampai terjadi remisi spontan.
Pembedahan
Pembedahan dianjurkan jika gejalanya
tidak dapat diatasi dengan terapi. Prosedur pembedahan konservatif,
misalnya operasi dekompresi salus endolimfatikus, ditujukan untuk
mempertahankan pendengaran pad telinga yang mengalami gangguan. Tindakan
ini mengandung sedikit resiko menyebabkan kerusakan pendengaran dan
betujuab ubtuk mengatasi serangan vertigo, serta dapat mencegah
penyakit Meniere. Pembedahan dibagi menjadi 3 kelompok : bedah
destruktif, bedah destruktif sebagian dan bedah nondestruktif.
Labirinektomi
Labirinektomi atau destruksi total pada
labirintus membranaseus, merupakan jaminan pasti untuk menyembuhkan
vertigo pada penyakit Meniere, tetapi terpaksa harus mengorbankan
pendengaran secar total pada telinga yang bersangkutan. Tindakan ini
boleh dipertimbangkan bila kehilangan pendengaran pada salah satu
telinga sudah demikian berat sedang telinga yang satu lagi masih mampu
mempertahankan fungsi normalnya
selanjutnya,,,,,pengkajian dan askep meniere
selanjutnya,,,,,pengkajian dan askep meniere