pengkajian dan askep konstipasi lansia

BAB 3
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1 KASUS
Tn. A berusia 65 tahun datang ke poli umum dengan keluhan tidak bisa buang air besar selama seminggu.Setelah 1 minggu Tn.A bisa BAB dan mengalami nyeri saat defekasi. Tn. A merasakan nyeri dan penuh perjuangan dalam mengejan. Saat dikaji, klien mengatakan bentuk fesesnya keras dalam minggu ini sampai sekarang. Dari hasil pemeriksaan didapatkan :
TD : 150 / 90 mmHg
HR : 106x/menit
RR : 22x/menit
TB : 158 cm
Bising Usus : 2 x/menit
3.2    PENGKAJIAN

  1. I.     BIODATA
Tgl. Pengkajian : 20 November 2009
Nama : Tn. A                                                  Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 65 tahun                                                Status Perkawinan : Duda
Agama : Islam                                                 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak ada                                      Alamat : Jl. Mawar
Tgl masuk : 19 November 2008                      Ruang : Poli Umum
Diagnosa Medis : Konstipasi

Penanggung Jawab
Nama                                   : Tn. P
Hubungan dengan klien          : Anak klien
Pekerjaan                              : Wiraswasta
Alamat                                  : Gunung Sari

II.   Keluhan Utama
Tn. A mengatakan nyeri saat buang air besar.
III.  Riwayat Kesehatan Sekarang
Tn. A mengatakan bahwa sakitnya sudah 1 minggu terakhir ini dan Tn. A juga merasakan perutnya terasa penuh. Klien juga mengatakan bahwa susah buang air besar dan sering buang angin selama 1 minggu terakhir ini.
IV.   Riwayat Kesehatan Masa Lalu
  1. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan tidak pernah rawat inap di rumah sakit karena tidak pernah mengalami penyakit yang parah sebelumnya, paling hanya sakit ringan yaitu demam, flu.
  1. Tindakan yang dilakukan
                                    Klien mengatakan bahwa paling hanya dengan obat-obat yang dijual di warung dan kebetulan cocok (2 sampai 3 hari sembuh).
  1. Riwayat operasi
Klien mengatakan tidak pernah di operasi.
  1. Riwayat alergi
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi. Klien tidak mempunyai pantangan makanan apapun.
V.   Riwayat / Keadaan Psikososial
  1. Bahasa yang digunakan  : Bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
  2. Persepsi klien tentang penyakitnya :  Klien menganggap penyakitnya mengganggu aktifitas dan mengurangi nafsu makannya. Namun klien tetap bersyukur semua yang dideritanya dan menganggap semua sakit yang dideritanya tersebut sebagai cobaan dari Tuhan.
  3. Konsep diri
    1. Body image
Tidak ada masalah dengan body image
  1. Ideal diri
Klien mengharapkan dan selalu berdoa kepada Tuhan YME agar diberikan ketabahan dalam menghadapi penyakitnya dan kesembuhan walau tidak terlalu mengharap.
  1. Harga diri
Klien senang tinggal di panti karena tercukupi semua kebutuhannya, dan bebas melakukan apa saja yang diinginkan.
  1. Peran diri
Klien seorang duda yang telah ditinggal istrinya karena meninggal kurang lebih 10 tahun lalu. Dari perkawinannya klien memiliki 1 orang anak.
  1. Personal identity
Klien merupakan anggota panti Tresna Werdha Abdi di wisma Teratai. Klien merupakan duda dengan 1 anak.
  1. Keadaan Emosi
            Keadaan emosi klien dalam keadaan stabil.
  1. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
Klien tampak memperhatikan dan menanggapi setiap pertanyaan yang diberikan kepadanya.
  1. Hubungan dengan keluarga
Harmonis dengan keluarga yang ada dan masuk ke panti karena keinginan klien sendiri yang tidak mau menyusahkan keluarga terutama anaknya yang telah berumah tangga.

  1. Hubungan dengan orang lain
Baik, klien mau bergaul dengan sesama warga panti terutama dengan anggota satu wisma.
  1. Kegemaran
            Menonton televisi dan duduk-duduk di ruang tamu wisma
  1. Daya adaptasi
Klien dapat beradaptasi dengan warga di panti walaupun klien kurang bisa mengikuti kegiatan yang ada di panti seperti pengajian, gotong royong dan senam pagi karena keterbatasan karena penyakitnya.
  1. Mekanisme Pertahanan diri
Klien memiliki pertahanan diri yang efektif
VI.  Pemeriksaan Fisik
  1. Keadaan Umum: klien dalam kondisi baik namun teraba adanya distensi abdomen
  2. Pemeriksaan B1- B6
a)      Brain : Kesadaran compos mentis
b)      Breath :  RR: 22 kali /menit, tidak ada suara nafas tambahan
c)      Blood : TD: 150/90 mmHg; HR: 106x/menit; tidak ada anemia
d)     Bowel : Sulit BAB, saat BAB terasa nyeri,terdapat distensi abdomen dengan lingkar  perut 50 cm, bising usus 2x/menit ( kurang terdengar ), sering buang angin.
e)      Bladder : normal, 1200cc/ hari, warna kuning
f)       Bone : normal
VII. Pola Kebiasaan sehari-hari
  1. Pola tidur dan kebiasaan
  • Waktu tidur                          : siang ± ½ jam dan malam ± 6-7 jam
  • Waktu bangun                      : klien bangun umumnya/seringnya jam
                                          05.00 WIB
  • Masalah tidur                       : tidak ada masalah
  1. Pola Eliminasi
1.  BAB              : tidak lancar dan tidak ada penggunaan laksativ, riwayat perdarahan, tidak ada dan saat mengkaji tidak terjadi diare, karakter feses: Klien mengatakan fesesnya keras.
2. BAK               : Pola BAK  : ± 5-10 x/hari dan tidak terjadi inkontinensia, Karakter urin: kuning, Jumlah urine : 1200 ml/hari, tidak ada rasa nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK, tidak ada penggunaan diuretik    
  1. Pola makan dan minum
  2. Gejala (Subjektif)
  • Diit type : Jenis makanan yaitu makanan biasa dan jumlah makanan per hari 3 piring dalam per hari. Jarang makan sayur. Kurang suka makanan berserat. Minum 5 gelas sehari
  • Kehilangan selera makan : perut terasa penuh
  1. Tanda Objektif
TB: 158 cm                       bentuk tubuh: normal
  1. Waktu pemberian makanan : pagi, siang dan sore
  2. Jumlah dan jenis makanan: 1 piring sekali makan dan jenis makanan adalah makanan biasa
  3. Waktu pemberian minuman: Pengambilan air putih terserah/sesuka hati dan bila teh manis atau susu 2x/hari pagi dan sore hari
    1. Kebersihan/Personal Higiene
  • Pemeliharaan tubuh/ mandi 2x/hari
  • Pemeliharaan gigi/gosok gigi 2x/hari
  • Pemeliharaan kuku/pemotongan kuku kalau panjang
  1. Pola Kegiatan/Aktivitas
  • Klien tidak memiliki kegiatan rutin karena penyakitnya,  hanya jalan-jalan sebentar dan kadang-kadang berbincang-bincang dengan sesama penghuni wisma.

ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Data Subjektif:
Klien mengatakan sulit BAB selama 1 minggu ini
Data Objektif:
  • BAB 1x/minggu
  • Feses keras
  • Bising usus
  • Teraba Skibala


Usia yang lanjut

Penurunan respon terhadap dorongan defekasi


 

Gangguan koordinasi reflek defekasi

Penumpukan feses

Konstipasi
Konstipasi
Data Subjektif:
Klien mengatakan permintaan informasi serta menyatakan bahwa klien kurang mengerti manfaat makanan berserat

Data Objektif:
Ketidak-akuratan mengikuti pola diet yang sehat

Penatalaksanaan penyakit

Ketidakakuratan mengikuti instruksi

Permintaan informasi


 


Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan

3.3 Diagnosa Keperawatan
  1. Konstipasi berhubungan dengan penurunan respon terhadap dorongan defekasi
  2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang pola diet yang sehat.


NO.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN/
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Konstipasi b.d.  penurunan respon terhadap dorongan defekasi
Tujuan:
Pola defekasi normal

Kriteria hasil:
  • Defekasi 3x seminggu
  • Konsistensi feses lunak

  1. Pastikan defekasi klien sebelumnya dan pola diet klien

  1. Dorong asupan harian sedikitnya 2 liter cairan, batas kopi 2-3x/hari
  2. Anjurkan 3 gelas air hangat yang diminum 30 mnt sebelum sarapan
  3. Ajari klien untuk posisi semi jongkok normal saat defekasi

  1. Membantu menentukan intervensi selanjutnya
  2. Cairan membantu pergerakan cairan, kopi bersifat diuretic dan menarik cairan
  3. Cairan dapat bertindak sebagai stimulus untuk evakuasi feses
  4. Meningkatkan penggunaan  optimal otot abdomen dan efek gravitasi optimal
3.
Kurangnya pengetahuan.
Tujuan :
Klien dapat mengetahui faktor predisposisi, pencegahan, kekambuhan, deteksi, serta terapi farmakologi.

Kriteria Hasil:
  • Klien dapat memahami proses penyakit/prognosis.
  • Klien dapat mengidentifikasi hubungan tanda/gejala proses penyakit.
  • Klien mampu melakukan perubahan pola hidup.
  • Klien mampu ikut aktif dalam berpartisipasi dalam program pengobatan.
  1. Kaji ulang proses penyakit, pengalaman klien.


  1. Dorong klien/orang terdekat untuk menyatakan rasa takut/perasaan dan perhatian.
  2. Dorong keluarga secara aktif dalam proses perawatan dan pengobatan klien.
  3. Berikan informasi tentang pola diet yang sehat dan tinggi serat.






  1. Memberikan dasar pengetahuan dimana klien dapat membantu pilihan informasi terapi.
  2. Dapat merupakan membantu klien mengalami perasaan rehabilitasi vital.

  1. Keluarga dapat mengetahui proses perawatan serta pengobatan klien.

  1. Eliminasi usus klien berjalan normal


BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Konstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras dan kadang-kadang disertai kesulitan sampai rasa sakit saat buang air besar. Konstipasi merupakan  keluhan saluran cerna terbanyak pada usia lanjut. Terjadi peningkatan dengan bertambahnya usia dan 30-40 % orang di atas 65 tahun mengeluhkan konstipasi. Banyak lansia mengalami konstipasi sebagai akibat dari penumpulan sensasi saraf, tidak sempurnanya pengosongan usus, atau kegagalan dalam menanggapi sinyal untuk defekaasi. Konstipasi merupakan masalah umum yang disebabkan oleh penurunan motilitas, kurang aktivitas, penurunan kekuatan dan tonus otot.
Beberapa keluhan yang mungkin berhubungan dengan konstipasi adalah kesulitan memulai dan menyelesaikan BAB, mengejan keras saat BAB, massa feses yang keras dan sulit keluar, perasaan tidak tuntas saat BAB, sakit pada daerah rectum saat BAB, rasa sakit pada daerah perut saat BAB, adanya perembesan feses cair pada pakaian dalam, menggunakan bantuan jari-jari intuk mengeluarkan feses dan menggunakan obat-obat pencahar untuk bisa BAB. Penatalaksanaan konstipasi pada lansia dengan tatalaksana non farmakologik : cairan, serat, bowel training, latihan jasmani, evaluasi panggunaan obat. Tatalaksana farmakologik : pencahar pembentuk tinja, pelembut tinja, pencahar stimulant, pencahar hiperosmolar dan enema.

SARAN
         Lansia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya harus manjaga kebutuhan nutrisi yang seimbang seperti memenuhi asupan cairan yang cukup dan makan makanan yang bergizi dan cukup serat, selain itu lansia harus bisa menjaga aktivitas yang cukup dengan olah raga agar tidak terjadi konstipasi. Sebagai perawat kita harus dapat memberikan arahan dan edukasi kepada lansia dan keluarga tentang pencegahan dan penanganan dini bila terjadi konstipasi.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Juall Lynda. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: EGC
Darmojo, Boedhi&Martono, Hadi. 2006. Buku Ajar Geriatri(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia
Doenges, E. Marlyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC
Maryam, R Siti. 2008. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
Noedhi, Darmojo. 2009.  Geriatri (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia). Jakarta: Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pudjiastuti, Surini Sri. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC
Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC

 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger