BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MIASTENIA GRAVIS
3.1 Pengkajian
- Identitas klien yang meliputi nama,alamat,umur,jenis kelamin,dannstatus
- Keluhan utama : kelemahan otot
- Riwayat kesehatan : diagnosa miastenia gravis didasarkan pada riwayat dan presentasi klinis. Riwayat kelemahan otot setelah aktivitas dan pemulihan kekuatan parsial setelah istirahat sangatlah menunjukkan miastenia gravis, pasien mungkin mengeluh kelemahan setelah melakukan pekerjaan fisik yang sederhana. Riwayat adanya jatuhnya kelopak mata pada pandangan atas dapat menjadi signifikan, juga bukti tentang kelemahan otot.
- Pemeriksaan fisik :
- B1(breathing): dispnea,resiko terjadi aspirasi dan gagal pernafasan akut, kelemahan otot diafragma
- B2(bleeding) : hipotensi / hipertensi .takikardi / bradikardi
- B3(brain) : kelemahan otot ekstraokular yang menyebabkan palsi okular,jatuhnya mata atau dipoblia
- B4(bladder) : menurunkan fungsi kandung kemih,retensi urine,hilangnya sensasi saat berkemih
- B5(bowel) : kesulitan mengunyah-menelan,disfagia, dan peristaltik usus turun, hipersalivasi,hipersekresi
- B6(bone) : gangguan aktifitas / mobilitas fisik,kelemahan otot yang berlebih
3.2 Diagnosa keperawatan
- Ketidakefektifanpola nafas yang berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan
- Gangguan persepsi sensori bd ptosis,dipoblia
- Resiko tinggi cedera bd fungsi indra penglihatan tidak optimal
- Gangguan aktivitas hidup sehari-hari yang berhubungan dengan kelemahan fisik umum, keletihan
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan disfonia,gangguan pengucapan kata, gangguan neuromuskular, kehilangankontrol tonus otot fasial atau oral
- Gangguan citra diri berhubungan dengan ptosis, ketidakmampuan komunikasi verbal
3.3 Intervensi
- Ketidakefektifanpola nafas yang berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan
- Tujuan
Dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan intervensi polapernapasan klien kembali efektif
- Kriteria hasil :
- Irama, frekuensi dan kedalaman pernapasan dalam batas normal
- Bunyi nafas terdengar jelas
- Respirator terpasang dengan optimal
Intervensi |
Rasionalisasi |
|
|
|
|
|
|
|
|
- Gangguan persepsi sensori bd ptosis,dipoblia
- Tujuan
Meningkatnya persepsi sensorik secara optimal.
- Kriteria hasil :
- Adanya perubahan kemampuan yang nyata
- Tidak terjadi disorientasi waktu, tempat, orang
Intervensi |
Rasional |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Resiko tinggi cedera bd fungsi indra penglihatan yang tidak optimal
- Tujuan
Menyatakan pemahaman terhadap faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
- Kriteria hasil :
- Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan melindungi diri dari cedera.
- Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan keamanan
Intervensi |
Rasionalisasi |
|
|
|
|
|
|
- Gangguan aktivitas hidup sehari-hari yang berhubungan dengan kelemahan fisik umum, keletihan
- Tujuan
Infeksi bronkhopulmonal dapat dikendalikan untuk menghilangkan
edema inflamasi dan memungkinkanpenyembuhan aksi siliaris normal.
Infeksi pernapasan minor yang tidak memberikan dampak pada individu yang
memilikiparu-paru normal, dapat berbahaya bagi klien dengan PPOM
- Kriteria hasil :
- Frekuensi nafas 16-20 x/menit, frekuensi nadi 70-90x/menit
- Kemampuan batuk efektif dapat optimal
- Tidak ada tanda peningkatan suhu tubuh
Intervensi |
Rasionalisasi |
|
|
|
|
|
|
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan disfonia,gangguan pengucapan kata, gangguan neuromuskular, kehilangankontrol tonus otot fasial atau oral
- Tujuan
Klien dapat menunjukkan pengertian terhadap masalah komunikasi, mampu mengekspresikan perasaannya, mampu menggunakan bahasa isyarat
- Kriteria hasil :
- Terciptanya suatu komunikasi di mana kebutuhan klien dapat dipenuhi
- Klien mampu merespons setiap berkomunikasi secara verbal maupun isyarat.
Intervensi |
Rasionalisasi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Gangguan citra diri berhubungan dengan ptosis, ketidakmampuan komunikasi verbal
- Tujuan
Citra diri klien meningkat
- Kriteria hasil :
- Mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yangsedang terjadi
- Mampu menyatakan penerimaan diriterhadap situasi
- Mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam kosep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negatif.
Intervensi |
Rasionalisasi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Miastenia gravis adalah kelemahan otot yang cukup berat dimana
terjadi kelelahan otot-otot secara cepat dengan lambatnya pemulihan.
Myasthenia gravis dapat mempengaruhi orang-orang dari segala umur. Namun
lebih sering terjadi pada para wanita sehingga kita sebagai perawat
harus bisa menentukan diagnosa keperawatan terhadap pasien dengan
myastenia gravis serta perlu melakukan beberapa tindakan dan asuhan
kepada pasien dengan masalah tersebut.