Pengkajian dan Askep Sinusitis

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
a. Identitas/ biodata klien
    Nama                        : Tn. M
    Tempat tanggal lahir: Surabaya, 18 September 1964
    Umur                        : 46 tahun
    Jenis Kelamin           : Laki-laki
    Agama                      : Islam
    Warga Negara           : Indonesia
    Bahasa yang digunakan: Bahasa Indonesia
Penanggung Jawab
Nama                        : Ny. P
Alamat                     : Jln. Argolawu no.49 Surabaya
Hubungan dengan klien: istri
b. Keluhan Utama
               Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri kepala dan tenggorokan.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tuan M datang ke RS tanggal 18 November 2010 dengan keluhan nyeri kepala dan tenggorokan. Nyeri ini dirasakan sejak 7 hari yang lalu disertai pilek yang sering kambuh dan ingus yang kental di hidung. Nyeri dirasakan semakin hebat jika pasien menelan makanan dan menundukkan kepala. Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 1 kg dari berat badan sebelumnya. Pasien mengaku pernah mempunyai riwayat penyakit THT sebelumnya. Setelah melakukan pemeriksaan pasien didiagnosa menderita sinusitis.
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengaku pernah mempunyai riwayat THT. 
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita sinusitis.

g. Keadaan Lingkungan
Pasien bertempat tinggal di lingkungan yang kurang bersih, ventilasi rumah kurang (tidak adekuat).

3.2 Observasi
3.2.1 Keadaan Umum
  1. Suhu                 : 38ºC
  2. Nadi                  : 84 /menit
  3. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
  4. RR                    : 25 /menit
  5. BB                    : 62 kg
  6. Tinggi badan     : 170 cm
3.2.2  Pemeriksaan Persistem
B1 (breathing): Tidak teratur, suara nafas ronkhi berhubugan dengan adanya secret kental pada hidung
B2 (blood)       : Normal
B3 (brain)       : Pasien composmentis
B4 (bladder)    : Normal
B5 (bowel)      : Nafsu makan menurun ,porsi makan menurun  dan BB  turun
B6 (bone)        : Kelemahan otot dan malaise
3.3 Analisis Data
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. Data subjektif:
Pasien mengeluh nyeri kepala.
Data objektif:
Pasien tampak gelisah, didapati skala nyeri 8, RR= 25 x/ menit.

Inflamasi pada sinus frontal



Peradangan



Nyeri pada kepala
Nyeri
2. Data subjektif:
Pasien mengeluh sesak nafas.
Data objektif:
Ada retraksi dinding dada, penggunaan pernafasan cuping hidung, suara nafas ronkhi, RR=25 x/menit.

Inflamasi pada sinus frontal


Produksi secret meningkat


Akumulasi secret



Bersihan jalan nafas tidak efektif


Ronkhi



Sesak nafas
Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Data subjektif:
Pasien mengeluh tidak nafsu makan.
Data objektif:
Penurunan berat badan dari 63 kg menjadi 62 kg, makanan yang disajikan tidak pernah dihabiskan.
Inflamasi



Produksi secret meningkat


Secret terakumulasi dihidung



Hidung tersumbat



Penciuman terganggu



Tidak bisa mencium aroma makanan


Nafsu makan menurun


Nutrisi tidak terpenuhi

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Data subjektif:
Pasien mengeluh tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Data objektif:
Gelisah, lemas, mata cowong, tidur kurang dari 6-8 jam perhari.
Inflamasi



Rasa tidak nyaman karena hidung tersumbat (buntu)



Tidur tidak nyenyak
Gangguan istirahat; tidur berhubungan dengan hidung tersumbat (buntu)
5. Data Subjektif:
Pasien mengeluh kedinginan
Data Objektif:
Suhu tubuh= 38°C


Infeksi saluran pernafasan atas



Makrofag menangkap benda asing yang masuk ke tubuh


Merangsang pengeluaran mediator kimia


Prostalglandin



Peningkatan set. point Hipotalamus



Suhu tubuh meningkat
Hipertermi

3.4 Diagnosa
  1. Nyeri: kepala, tenggorokan berhubungan dengan peradangan pada hidung.
  2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya secret yang mengental.
  3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu  makan menurun.
  4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hidung tersumbat.
  5. Hipertermi berhubungan dengan reaksi infeksi.
3.5 Intervensi
  1. Diagnosa              : Nyeri (kepala, tenggorokan) berhubungan dengan peningkatan tekanan sinus sekunder terhadap peradanggan sinus paranasal.
Tujuan                  : Nyeri yang dirasakan klien berkurang atau menghilang dalam waktu 1x24 jam.
Kriteria hasil        :  a) Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang atau menghilang
                                b) RR=16-20 x/menit, Nadi=60-100x/menit, ekspresi wajah klien tidak menyeringai lagi.
                                c) Skala nyeri 2
No. Intervensi Rasional
1. Kolaborasi:
Berikan obat analgesic
Obat analgesic dapat menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri.
2. Mandiri:
Ajarkan teknik distraksi atau pengalihan nyeri dan teknik relaksasi
Teknik distraksi diharapkan bisa menurunkan skala nyeri setelah pengobatan dengan obat analgesic.
3. Mandiri:
Observasi tanda-tanda vital, keluhan klien serta skala nyeri
Observasi dilakukan untuk memastikan bahwa nyeri berkurang yang ditandai dengan RR dalam skala normal.

      2.  Diagnosa            : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya secret yang mengental.
Tujuan             : Jalan nafas kembali efektif dalam waktu 10-15 menit.
Kriteria hasil    :
a)      Klien tidak lagi menggunakan pernafasan cuping hidung
b)      Tidak adanya suara nafas tambahan
c)      Ronkhi (-)
d)     RR= 16-20 x/menit
e)      Tidak adanya retraksi dinding dada
No. Intervensi Rasional
1. Kolaborasi:
Berikan nebulizing.
Nebulizing dapat mengencerkan secret dan berperan sebagai bronkodilator untuk melebarkan jalan nafas.
2. Mandiri:
Foto thoraks dada serta melakukan clapping atau vibrasi
Mengetahui letak secret dan mengakumulasi secret di supsternal sehingga mudah untuk di drainase.
3. Kolaborasi:
Lakukan suctioning (pada px. yang mengalami penurunan kesadaran dan tidak mampu melakukan batuk efektif).
Mengeluarkan secret dari paru.
3. Mandiri:
Ajarkan batuk efektif (pada px. yang tidak mengalami penurunan kesadaran dan mampu melakukan batuk efektif).
Mengeluarkan secret dari jalan nafas khusunya pada pasien yang tidak mengalami penurunan gangguan kesadaran dan bisa melakukan batuk efektif.
4. Mandiri:
Observasi tanda tanda vital
Untuk mengetahui perkembangan kesehatan klien.
3.  Diagnosa          : Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun.
Tujuan             : Kebutuhan nutrisi klien kembali terpenuhi dalam waktu 5x24 jam
Kriteria hasil    :
a)      Berat badan klien kembali seperti semula (63kg), BB normal= 63 kg
b)      Makanan yang disajikan selalu dihabiskan
No. Intervensi Rasional
1. Kolaborasi:
Sajikan makanan secara menarik dengan memperhatikan nutrisi yang diperlukan oleh klien.
Dengan menu yang bervariasi, dapat menumbuhkan nafsu makan klien sehingga kebutuhan nutrisi klien kembali terpenuhi.
2. Mandiri:
Catat intake dan output makanan klien.
Mengetahui perkembangan pemenuhan kebutuhan nutrisi klien.
3. Mandiri:
Anjurkan makan sedikit sedikit tapi sering.
Dengan sedikit tapi sering dapat mengurangi penekanan pada lambung.
4. Mandiri:
Berikan helath education pentingnya makanan bagi proses penyembuhan.
Dengan pemahaman yang baik tentang nutrisi akan memotivasi untuk meningkatkan pemenuhan nutrisi.

  1. Diagnosa         : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hidung tersumbat.
Tujuan             : Klien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman.                                    
Kriteria hasil    :
a)      Klien dapat tidur 6-8 jam perhari
b)      Tidak gelisah
c)      Mata tidak cowong
d)     Klien tidak lemas
No. Intervensi Rasional
1. Mandiri:
Kaji kebutuhan tidur klien
Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan ; istirahat klien.
2. Mandiri:
Ciptakan suasana yang nyaman.
Klien dapat tidur dengan tenang.
3. Kolaborasi:
Berikan obat tidur
Agar klien dapat tidur.

5. Diagnosa          : Hipertermi berhubungan dengan reaksi infeksi
Tujuan             : Suhu tubuh kembali dalam keadaan normal
Kriteria Hasil:
a)      Suhu tubuh 36,5-37,5 C
b)      Kulit hangat dan lembab, membran mukosa lembab
No. Intervensi Rasional
1. Mandiri:
Monitoring perubahan suhu tubuh
Suhu tubuh harus dipantau secara efektif guna mengetahui perkembangan dan kemajuan dari pasien.
2. Mandiri:
Berikan kompres hangat

Dapat membantu mengurangi demam.
3. Kolaborasi:
Berikan antipiretik
Mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat berguna dalam membatasi pertumbuhan organisme dan autodestruksi dari sel-sel terinfeksi.
 DOWNLOAD : WOC SINUSITIS
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Sinusitis merupakan penyakit inflamasi mukosa sinus paranasal yang sering ditemukan dalam praktik dokter sehari-hari, bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia. Ada empat pasang sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Semua sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung. Infeksi virus ini, dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang berpolusi, udara dingin dan kering serta kebiasaan merokok. Keadaan ini lama-lama menyebabkan perubahan mukosa dan merusak silia. Dalam Consensus International tahun 1995 membagi sinusitis hanya akut dengan batas sampai 8 minggu yang kebanyakan disebabkan oleh streptococcus pneumonia  (30-50%) dan kronik yang lebih disebabkan oleh bakteri gram negative dan anaerob jika lebih dari 8 minggu.

4.2 Saran
Banyak komplikasi yang terjadi pada penderita sinusitis, yakni menyebabkan komplikasi ke orbita dan intracranial, juga dapat menyebabkan peningkatan serangan asma yang sulit diobati. Namun komplikasi ini dapat menurun dengan pemberian antibiotic dan dekongestan sejak dini (awal terjangkitnya sinusitis) untuk mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi, dan perubahan menjadi kronik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. Asuhan Keperawatan Sinusitis. http://ilmukeperawatan.com/asuhan_keperawatan_ sinusitis.html, diakses tanggal 22 November 2010
Anonim2. Askep Sinusitis. http://putrisayangbunda.blog.com/2010/02/10/askep-sinusitis/, diakses tanggal 22 November 2010
Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC
Higler, AB. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC
Soepardi, EA. 2007. Buku Ajar Ilmu Kersehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Jakarta: Gaya Baru
 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger