Pertemuan I (1 juni 2010)
1.
Kondisi Pasien
Tn.Z berumur 35 tahun,
dirawat di ruangan Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan sejak
tanggal 20 Juli 2010, dengan alasan masuk: tidak bisa tidur, menangis tanpa
sebab, ketakutan, cemas, bicara sendiri, curiga terhadap orang lain dan makan
obat tidak teratur. Dari hasil pengkajian dan wawancara dengan pasien pada
tanggal 23 November 2010, pasien mengatakan empat bulan yang lalu pasien pernah
mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, muka dan kepala pasien pernah
dipukul oleh teman sekamar pasien di ruang Sipiso-piso hal tersebut
terngiang-ngiang dipikiran Tn.Z sehingga membuatnya mudah marah, klien juga
tampak tegang dan serius serta berbicara cepat dengan pandangan yang tajam
disertai dengan mata yang melotot.
2.
Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku
Kekerasan
3.
Intervensi Keperawatan
a. Tujuan:
Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Intervensi:
Latihan
1: Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan serta akibatnya.
4.
Proses Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan
a. Orientasi
1. Salam
Teraupetik
“Selamat pagi bang…!” Perkenalkan
nama saya suster Eka. Saya yang akan merawat abang diruangan ini. Nama abang
siapa, senangnya dipanggil apa?
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan
abang hari ini? Masih ada perasaan ingin marah?
3. Kontrak
- Topik : “Bagaimana jika kita berbincang-bincang tentang penyebab abang Z marah"
- Waktu : “Kita akan berbincang-bincang sekitar 20 menit ke depan, abang Z maukan?
- Tempat : “Abang Z mau kita berbincang-bincang dimana?
b. Kerja
(Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan)
“Saya setiap hari akan
datang ke ruangan ini, saya akan ajak abang ngobrol dan diskusi tentang
kesehatan dan masalah abang. abang maukan?”
“Apa yang membuat abang
Z marah? Apa sebelumnya Abang pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Sama ga
penyebabnya dengan yang sekarang?”
“Apakah Abang Z merasakan kesal kemudian dada abang
berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang
abang Z lakukan? Apakah dengan memukul, membentak dan melempar Abang merasa
puas dan senang melihat orang di sekitar abang Z ketakutan?”
“Apa kerugian cara yang
Abang lakukan untuk melampiaskan kemarahan yang Abang Z lakukan?”
“Menurut abang adakah
cara lain yang lebih baik? Maukah abang Z belajar cara mengungkapkan kemarahan
dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
c. Terminasi
1. Evaluasi
Respon Pasien Terhadap Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi
Pasien (Subjektif)
“Bagaimana perasaan
Abang Z setelah kita berbincang-bincang tadi”
“Apakah Abang mengerti
dengan hal yang saya sampaikan?”
b. Evaluasi
Perawat (Objektif setelah Reinforcment)
“Coba Abang Z sebutkan
apa kerugian kalau Abang marah dengan cara memukul, membentak, dan melempar
barang?”
“Ada yang mau Abang
tanyakan?”
2. Tindak
Lanjut Pasien (Hal Apa yang Perlu Dilatih oleh Pasien Sesuai hasil)
“Kalau begitu, sampai
disini pertemuan kita hari ini, lain waktu Abang Z masih mau berbincang-bincang
dengan suster kan?”
“Nanti coba ingat-ingat
lagi penyebab marah Abang yang lalu, apa yang Abang Z lakukan kalau marah yang
belum kita bahas.”
3. Kontrak
a.
Topik : “Untuk pertemuan selanjutnya , kita
akan membicarakan tentang cara narah
yang baik agar tidak terjadi lagi hal yang tidak diinginkan.”
b. Waktu : “Bagaimana kalau hari Jumat pukul 10.00 wib, kita berbincang-bincang
lagi?”
c.
Tempat : “Sebaiknya diruangan ini saja ya
bang kita mengobrolnya?”
“Baiklah
bang Z, sampai disini dulu ya kita ngobrolnya, saya permisi, selamat siang bang
Z….!
Pertemuan II (3 Juni 2010)
1.
Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku
Kekerasan
2.
Intervensi Keperawatan
a. Tujuan:
Evaluasi Pertemuan 1
Pasien dapat mengontrol
perilaku kekerasan secara fisik
b. Intervensi:
Latihan
2 : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik.
3.
Proses Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan
a. Orientasi
1. Salam
Teraupetik
“Selamat pagi bang Z…!”
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan
abang hari ini? Adakah hal yang menyebabkan abang marah?”
3. Kontrak
a.
Topik : “Hari ini kita akan berbincang-bincang
tentang cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik"
b. Waktu : “Kita akan berbincang-bincang sekitar 20
menit ke depan, Bang Z maukan?
c.
Tempat : “Bang Z mau kita berbincang-bincang
dimana? Disini saja ya bang.
b. Kerja (Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan)
“Kalau ada yang
menyebabkan Abang marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata
melotot, bang Z dapat melakukan: tarik nafas dalam dan pukul kasur ataupun
bantal.”
Mari kita coba latihan
tarik nafas dalam: berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tarik sebentar, lalu
keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo
coba lagi Bang Z. Bagus. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, Bang Z sudah dapat
melakukannya.”
“Mari kita latihan
memukul kasur dan bantal. Mana tempat tidur Abang? Jadi kalau nanti bang Z kesal
dan ingin marah, langsung ke tempat tidur dan lampiaskan kemarahan tersebut
dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bang Z lakukan, pukul kasur dan
bantal. Ya, bagus sekali bang Z sudah dapat melakukannya dengan benar.
“Jadi setiap perasaan
ingin marah muncul bang Z dapat melakukan cara mengungkapkan kemarahan seperti
yang sudah lakukan tadi.”
c. Terminasi
1. Evaluasi
Respon Pasien Terhadap Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi
Pasien (Subjektif)
“Bagaimana perasaan
bang Z setelah kita berbincang-bincang tadi?”
“Apakah Abang mengerti
dengan hal yang saya sampaikan?”
b. Evaluasi
Perawat (Objektif setelah Reinforcment)
“Coba Abang Z sebutkan
ada berapa cara menyalurkan marah.”
“Boleh bang praktekkan
caranya?”
“Ada yang mau Abang tanyakan?”
2. Tindak
Lanjut Pasien (Hal Apa yang Perlu Dilatih oleh Pasien Sesuai hasil)
“Kalau begitu, sampai
disini pertemuan kita hari ini, lain waktu Bang Z masih mau berbincang-bincang
dengan saya kan?”
“Nanti kalau ada
keinginan marah, gunakan kedua cara tadi ya Bang Z.”
3. Kontrak
yang akan datang
a.
Topik : “Untuk pertemuan selanjutnya, kita akan
membicarakan tentang cara mengontrol marah dengan belajar bicara yang baik.”
b.
Waktu : “Bagaimana kalau hari Sabtu pukul 10.00
wib, kita berbincang-bincang lagi?”
c.
Tempat : “Sebaiknya
diruangan ini saja ya Bang kita mengobrolnya?”
“Baiklah
Bang Z, sampai disini dulu ya kita ngobrolnya, saya permisi, selamat siang bang
Z….!