Etiologi Retardasi Mental


Etiologi Retardasi Mental
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multifaktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa faktor yang potensial berperanan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang dinyatakan oleh Taft LT (1983) dan Shonkoff JP (1992) dibawah ini.
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental
1. Non Organik
- Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis
- Faktor sosiokultural
- Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
- Penelantaran anak
2. Organik
a. Faktor prakonsepsi
- Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neuro­cutaneos, dll.)
- Kelainan kromosom (X-linked, translokasi, fragile-X) – Sindrom polygenic familial
b. Faktor pranatal
- Gangguan pertumbuhan otak trimester I
- Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
c. Faktor perinatal
- Sangat prematur
- Asfiksia neonatorum
- Trauma lahir: perdarahan intra kranial
- Meningitis
- Kelainan metabolik:hipoglikemia, hiperbilirubinemia
d. Faktor post natal
- Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
- Neuro toksin, misalnya logam berat
- CVA (Cerebrovascularaccident) – Anoksia, misalnya tenggelam
- Metabolik
- Infeksi
 Manifestasi Klinis
-  Gangguan Kognitif
-  Lambatnya ketrampilan dan bahasa
-  Gagal melewati tahap perkembangan utama
-  Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
-   Kemungkinan tonus otot abnormal
-  Terlambatnya perkembangan motorik halus dan kasar
 Gejala Klinis  Retardasi Mental
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata kongenital, yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu (Swaiman, 1989):
1. Kelainan pada mata
2. Kejang
3. Kelainan kulit
4. Kelainan rambut
5. Kepala
6. Perawakan pendek
7. Distonia
Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:
1. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dalam tipe sosial budaya, dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bisa sampai ketas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampil­an tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal.
2. Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, rnereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai klas 2 SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu misalnya pertukangan, pertanian, dll. dan apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan.
3. Retardasi mental berat.
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan ,secara diru, karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlam­batan perkembangan rnotorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih higiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih ketrampilan kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.
4. Retardasi mental sangat berat.
Kelompok ini sekitar 1 % dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah di­buat karena gejala bask mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada orang disekitarnya.
 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger