Batuk-pilek pada bayi bisa karena banyak faktor. “Sebagian
besar penyebabnya virus, yang jenisnya ada ratusan banyaknya. Biasanya sembuh
sendiri, kok. Gejalanya, hidung berair, kadang tersumbat, lalu diikuti batuk
dan demam.”
Selain virus, batuk-pilek juga bisa
karena bakteri. Biasanya disertai panas dan gejalanya lebih berat, yaitu tenggorokan
berwarna merah. Harus diberi antibiotik. Jika terus berlanjut, bisa berakibat
komplikasi radang telinga tengah. “Namun, sakit telinga tak selalu terjadi pada
batuk pilek.”
Jika cairan atau lendir banyak
keluar dari hidung bayi dan membuat napas tersumbat, beri obat tetes hidung
atau sedot cairan hidung dengan alat khusus. “Yang penting, penyebabnya dulu
yang diobati. Karena virus belum ada obatnya, maka pertahanan tubuh si bayi-lah
yang harus ditingkatkan.”
Biasanya, batuk-pilek pada bayi
terjadi sekitar lima hari. Jika panas tubuh bayi tak turun-turun hingga 2 – 3
hari, segera bawa ke dokter. “Orang tua tak perlu cemas jika bayi batuk-pilek.
Jika disertai panas, beri obat panas. Jangan lupa, beri nutrisi yang baik,
terutama yang mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan atau jus,
minum yang banyak, terutama ASI.”
2. INFEKSI TELINGA
Infeksi telinga dapat disebabkan batuk-pilek oleh virus yang
terus-menerus, sehingga virus masuk ke dalam saluran telinga. “Bisa juga karena
telinga kemasukan air yang mengandung kuman, sehingga mengakibatkan peradangan
saluran telinga tengah.”
Gejalanya, sakit pada telinga dan
panas yang tidak turun-turun selama 2 – 3 hari. “Harus segera dibawa ke dokter.
Kalau tidak segera ditangani, gendang telinga bayi bisa meradang dan pecah.”
Jika tak diobati, lama-lama radang
telinga akan makin parah dan dapat menimbulkan nanah. “Jika nanah pecah, cairan
itu akan keluar dari telinga dengan bau yang tidak enak. Efek jangka
panjangnya, sistem pendengaran rusak.”
3. DIARE
Seperti halnya batuk-pilek, diare pada bayi juga bisa karena
bermacam faktor, dari makanan yang tercemar kuman atau virus, keracunan
makanan, sampai alergi susu. Diare pada bayi umumnya dapat dilihat dari jumlah
cairan yang keluar melalui buang air besar (BAB) yang lebih banyak dari cairan
yang masuk. Frekuensi BAB-nya lebih dari tiga kali sehari. Jadi, harus diberi
banyak cairan supaya tidak terjadi dehidrasi.
Pencegahannya, beri bayi minum,
misalnya oralit, minuman yang mengandung ion, atau minuman yang mengandung
probiotik, seperti yoghurt untuk membantu keseimbangan kuman dalam perut. “Bayi
enam bulan sudah boleh, kok, diberi minuman mengandung ion atau probiotik.”
Kusnandi juga menegaskan, obat diare
yang paling ampuh bagi bayi sebenarnya ASI, karena mengandung obat anti-virus
atau kuman yang dapat mencegah dan mengurangi lamanya penyakit bersarang di
dalam tubuh bayi.
Diare yang disertai demam, lanjut
Kusnandi, paling sering disebabkan oleh virus. “Semua penyakit karena virus,
tidak ada obatnya. Yang penting, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi
kehilangan cairan tubuh dengan banyak-banyak minum, terutama ASI.”
Sementara diare disertai muntah,
biasanya disebabkan karena rangsangan ke dalam saluran pencernaan. “Rangsangan
itu bisa macam-macam, bisa oleh kuman atau racun zat kimia. Sekali lagi, yang
penting adalah memberi minum yang banyak. Bisa juga diberi obat anti muntah
oleh dokter,” kata Kusnandi seraya mengingatkan agar orang tua tidak memberi
bayi obat pemampat feses atau tinja. “Jika tinja mampat, kuman enggak mati,
malah berkumpul di dalam usus. Lebih baik kuman dikeluarkan dulu melalui BAB.
Setelah kuman habis, otomatis diare akan berhenti dengan sendirinya,” kata
Kusnandi mengingatkan.
4. BATUK PLUS SESAK NAPAS
Pada bayi yang memiliki potensi alergi atau asma, batuk
pilek lama-lama bisa menimbulkan sesak napas. “Batuk-pilek ini terjadi akibat
kuman yang lama-lama menyebar ke paru-paru. Bisa mengakibatkan gejala radang
paru-paru, yaitu sesak napas,” ujar Kusnandi.
Jika sudah menyerang paru-paru,
berarti sudah masuk ke tahap serius dan harus betul-betul diobati. “Tanda-tanda
sesak napas ini dapat dilihat secara fisik, antara lain bayi bernapas lewat
hidung, sehingga cuping hidung kembang-kempis, napasnya cepat, setiap bernapas
seperti ada yang menariknya hingga dadanya cekung.”
Penanganan gejala-gejala serius ini
harus lebih teliti. Bila perlu dirawat di RS untuk diberi oksigen. “Jika sudah
sampai ke tahap serius, tak bisa lagi hanya diberi perawatan di rumah. Bisa
bahaya dan harus segera ditolong dokter,” tegas Kusnandi.
5. SAKIT TENGGOROKAN
Sakit tenggorokan pada bayi bisa karena kuman atau virus
yang menyerang tenggorokan. “Tanda-tanda fisiknya, tenggorokan berwarna merah,
yang dapat terlihat di bagian leher. Bayi juga terlihat seperti kesakitan,
rewel, dan biasanya sulit menelan.”
Jika disebabkan virus, biasanya
dokter akan memberi obat pengurang rasa sakit, vitamin, dan dianjurkan diberi
makan yang banyak, terutama jus buah, sayur bening, dan ASI, agar tubuhnya
kembali kuat. Namun jika penyebabnya kuman, dokter akan memberi antibiotik.
“Bisa berupa sirup atau puyer. Puyer lebih ekonomis dan dosisnya bisa lebih
tepat, karena dihitung per kilogram berat badan bayi. Efektivitasnya, sih,
sebenarnya sama saja dengan sirup.”
6. SEMBELIT
Penyebab sembelit bisa karena kurang makan makanan berserat.
Oleh karena itu, bayi sebaiknya diberi banyak buah, sayuran, dan ASI. “Berikan
puding atau agar-agar, buah-buahan, dan sayuran. Untuk bayi yang belum bisa
makan, berilah ASI sebanyak mungkin. Biasanya, bayi yang masih minum ASI jarang
sembelit, kecuali bayi yang diberi susu formula. Mungkin susunya kurang cocok.”
Untuk mengatasi sembelit, pilih susu
yang cocok. “Sementara dokter biasanya akan memberi obat untuk melancarkan
BAB-nya.” Namun, ada juga bayi baru lahir yang tak bisa buang air besar.
“Keluhannya, perut kembung dan sering muntah. Itu karena saraf dari usus
kurang, sehingga gerak peristaltiknya pun berkurang. Ini penyakit bawaan, harus
dioperasi untuk membuang usus yang tidak ada sarafnya. Kasus seperti ini sering
terjadi pada bayi baru lahir,” terang Kusnandi.
7. INFEKSI SALURAN KEMIH
Selain sulit BAB, infeksi saluran kemih juga sering terjadi
pada bayi yang baru lahir. “Banyak terjadi pada bayi perempuan, karena saluran
kemih perempuan lebih pendek dari saluran kemih bayi laki-laki, sehingga kuman
lebih gampang masuk ke dalam tubuh. Jika bayi panas tanpa diserta batuk-pilek
atau sakit telinga, orang tua harus selalu berpikir bahwa ini bisa saja sakit
radang saluran kemih.”
Gejala infeksi saluran kemih hanya
panas atau air kencingnya sedikit, dan bayi merasa nyeri di daerah perut atau
kesakitan saat buang air kecil/kencing. “Kadang-kadang, radang atau infeksi
saluran kemih ini tidak bergejala juga. Buang airnya pun normal. Justru jika
gejala tak muncul, sangat berbahaya karena dapat merusak ginjal.” Oleh karena
itu, jika bayi demam lebih dari 38,5 0 Celcius, segera periksakan ke dokter.
8. MUNTAH
Muntah atau gumoh disebabkan karena perut bayi yang baru
lahir ukurannya masih sangat kecil. “Daya tampungnya masih sedikit. Kalau
terlalu banyak diberi susu, dia akan memuntahkan susunya kembali.”
Oleh karena itu, untuk bayi yang
diberi susu formula, pada saat disusui, posisi botol susu dan botol harus pas
dengan mulutnya agar udara tidak ikut masuk ke dalam mulut bayi. Udara yang
ikut masuk ini dapat menyebabkan bayi muntah. Sementara untuk bayi yang disusui
ASI, posisi menyusui harus betul dan pas. Usai disusui, gendong bayi dengan posisi
seperti berdiri hingga bersendawa. Setelah itu bayi ditidurkan dengan posisi
miring ke kiri.
9. ALERGI
Banyak hal yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. “Yang
paling sering alergi susu sapi atau susu formula. Jika ibu atau keluarganya
punya bakat alergi, bayi pun jadi gampang alergi. Sebagian besar alergi timbul
karena makan telur, sea food, dan susu formula.”
Untuk menghindarinya, ibu menyusui
sebaiknya menghindari konsumsi makanan alergen seperti telur, kacang-kacangan,
sea food, atau makanan pemicu alergi. “Pasalnya, alergi ini dapat langusng
terbawa melalui ASI. Dokter biasanya memberikan susu anti-alergi khusus untuk
bayi yang memiliki bakat alergi atau alergi pada susu formula. Susu antialergi
ini mudah didapat dan sudah banyak dijual, kok.”
10. RUAM POPOK
Usai buang air atau pipis, popok bayi harus segera diganti
agar tidak menimbulkan iritasi atau merah-merah pada kulit bayi. Jika kulit
bayi mengalami iritasi, kuman akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh bayi. Untuk
mencegahnya, gantilah popok sesering mungkin dan pakaikan pampers yang dapat
menyerap banyak air.
Untuk popok kain, sebaiknya
rajin-rajin mencuci popok. “Teknologi sudah semakin canggih, orang kini
menciptakan pampers yang dapat menyerap air lebih banyak agar lebih praktis.
Namun, bukan berarti bayi harus seharian pakai pampers yang itu-itu terus.
Udara juga harus bisa keluar masuk, dong. Hanya saja, kelebihan pampers dapat
mengurangi frekuensi pergantian popok, dibandingkan popok kain.”
Pengobatan untuk ruam popok, jika
kulit bayi terkena popok basah, dapat diobati dengan memberikan bedak, talek,
atau salep. “Tetapi yang paling penting harus sesering mungkin mengganti popok
atau pampers. Artinya, kondisi kulit bayi harus tetap dalam keadaan kering.”
WASPADA BILA …
Selain 10 penyakit di atas, ada
beberapa tanda pada bayi yang harus diwaspadai dan segera dibawa ke RS, antara
lain:
1. Kejang
Jika bayi kejang disertai panas atau tanpa panas, harus
segera di bawa ke RS untuk mengetahui penyebab kejangnya. Setiap kejang, akan
mengakibatkan terjadinya kerusakan otak, sehingga bayi tidak boleh kejang.
Jadi, secepatnya harus diatasi. Jika bayinya kejang disertai demam, orang tua
harus selalu membawa obat anti panas dan anti kejang. Karena biasanya sakit
kejang ini suka kambuh. Kemana pun si bayi pergi, harus selalu membawa obat
anti kejang untuk mencegah kejang. Jangan sampai bayi sering kejang.
Pemicu kejang ini macam-macam, bisa
karena proses di kepala atau otak, atau di luar kepala. Kalau di dalam otak
atau kepala, kemungkinan ada infeksi di otak atau tumor di otak, dan perdarahan
di otak. Tapi yang terjadi di luar otak, bisa karena kekurangan natrium atau
garam dan gula, sehingga terjadi gangguan-gangguan elektrolit. Misalnya karena
sering diare, atau kejang karena adanya elektrolit atau garam yang keluar dari
tubuh.
2. Sesak napas
Jangan sampai bayi Anda sesak napas, apalagi sampai membiru.
Itu tandanya si bayi sudah kekurangan oksigen. Oksigen itu terutama dialirkan
ke dalam otak dan organ lainnya. Jika bayi Anda sesak napas, secepatnya harus
diatasi, apakah sesak itu disebabkan karena sumbatan saluran napas, atau karena
infeksi di paru-paru, harus segera diatasi dan dibawa ke dokter.
3. Syok
Tanda-tandanya, denyut nadi tak teraba, muncul keringat
dingin, kesadaran berkurang, serta jumlah cairan tubuh berkurang. Penyebab syok
pada bayi bermacam-macam juga. Dapat dikarenakan kehilangan cairan tubuh,
misalnya demam berdarah, yang mengakibatkan cairan dari dalam darah melalui
pembuluh darah keluar menuju jaringan. Bisa juga karena diare dan kekurangan
cairan, terjadinya perdarahan, kelainan jantung, atau karena syok lain yang
disebabkan karena kesakitan yang biasa dokter sebut dengan neorogenik shock.
Perawatannya, harus harus segera diinfus.
4. Tak sadarkan diri
Ini dapat terjadi karena adanya gangguan kesadaran. Setiap
ada gangguan kesadaran pada bayi, orang tua harus hati-hati dan harus segera
membawanya ke dokter. Ciri-ciri bayi yang tak sadarkan diri, secara fisik dapat
terlihat seperti mula-mula setengah sadar, mengacau, panas tinggi, atau mungkin
saja langusng tidak sadar. Di cubit pun, tak akan merasakan sakit dan tak tahu
apa yang terjadi disekelilingnya.