ASKEB DIARE PADA ANAK
BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1 KONSEP DASAR TEORI
A. PENGERTIAN
- Diare adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang
sebelumnya nampak sehat, dengan frekuensi 3 x atau lebih per hari di sertai
perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir atau darah.
( Markum 1996 ; 448)
- Diare
diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
- Diare
adalah keadaan frekuansi buang besar lebih 4 kali pada bayi 3 kali pada anak,
konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir
dan darah atau lendir saja.
(Ngastiyah 1995 : 143)
- Menurut
hippo Cretes diare adalah sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.
B. PATOGENESIS
Mekanisme dasar yang
menyebabkan timbulnya diare adalah:
1) Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
dapat diserap akan mengakibatkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga
timbul diare.
2) Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu ( misal oleh toksin )
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus
3) Gangguan Mobilitas Usus
Hiper peristatik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila
peristatik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Patogenesis Diare akut :
1) Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam
usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung
2) Jasad
renik tersebut berkembang biak di dalam usus halus
3) Oleh jasad renik dikeluarkan toksin
4) Akibat
toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Patogenesis diare kronik
1) Infeksi bakteri
2) Infeksi parasit
3) Infeksi mal absorbsi
4) Malnutrisi
C. GAMBARAN KLINIK
Mula mula pasien cengeng, gelisah dan suhu badan
meningkat, nafsu makan menurun, tinja encer, lendir dan darah (terkadang) warna
tinja lama kelamaan berwarna hijau karena bercampur dengan empedu, anus
lecet, kelamaan menjadi asam (karena banyaknya asam laktak yang keluar)
Akhirnya nampak dehidrasi, berat badan menurun, turgor kulit menurun, mata dan
ubun ubun tampak cekung, selaput lendir dan mulut juga kulit kering.
Bila dehidarsi berat maka volume darah akan
berkurang dengan demikian nadi akan cepat dan kecil denyut jantung menurun yang
akhirnya dengan shock.(Pusdiknaskes, 1992: 98)
D. PATOFISIOLOGI
Sebagai akibat diare baik
akut maupun kronis akan terjadi :
1) Kehilangan
air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asm
basa (Asidosis metabolik)
2) Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan ( masukan
makanan kurang, pengeluaran bertambah)
3) Hipoglikemia
4) Gangguan sirkulasi darah
E. Macam- macam Dehidrasi
1) Dehidrasi
ringan atau sedang apabila terdapat dua atau lebih tanda berikut :
(a) Gelisah atau rewel
(b) Mata cekung
(c) Cubitan kulit perut kembalinya lama
(d) Dehidrasi ringan (≤ 5 % BB)
Dehidrasi sedang (≤ 5% - 10 % BB)
2) Dehidrasi berat, apabila :
Terdapat 2 atau lebih tanda
berikut:
(a) Letargis atau tidak sadar
(b) Mata cekung
(c) Cubitan kulit perut kembalinya lama
(d) Dehidrasi Berat ( <>
(Depkes RI ,1999)
F. KOMPLIKASI AKIBAT DIARE
1) Dehidrasi
2) Rejatan hipovolemik
(volume darah menurun, bila 15-25% BB akan menyebabkan TD menurun)
3) Hipo Kalemia
4) Kejang
5) Malnutrisi
( Pusdiknakes, 1992 : 99)
G. PENATALAKSANAAN
Prinsip perawatan diare adalah :
a. Pemberian cairan
b. Dietetik (cara pemberian
makanan )
c. Obat-obatan
Pemberian Cairan
a) Cairan per oral
Pada pasien dengan
dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang
berisikan Nacl dan NaHCO3 ,KCL, dan Glukosa. Untuk diare akut
dan kolera pada anak diatas umur enam bulan kadar natrium 90 m Eq/L Pada anak
dibawah umur enam bulan dengan dehidrasi ringan, sedang kadar natrium 50-60
mEq/L. Formula lengkap sering di sebut oralit. Cairan sedaerhana yang dibuat
sendiri (Formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NacL dan
sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula, untuk pengobatan sementara
dirumah sebelum dibawa berobat ke rumah sakit / pelayanan kesehatan untuk
mencegah dehidrasi lebih lanjut / lebih jauh.
b) Cairan per oral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan pasien, misalnya untuk bayi atau pasien yang
MEP
(Ngastiyah
1995 : 146)
Sistematika Penatalaksanaan
Berdasarkan Keadaan Penderita
Tanpa dehidrasi sampai Dehidrasi
ringan Dehidrasi berat dengan
Dehidrasi
ringan sampai dengan berat / tanpa komplikasi
dengan /tanpa penyakit
penyerta
Cairan
(LGG, air) Oralit Cairan rehidrasi
Tajin, kuah sayur, parenteral
/ dengan
Teh) RL,
glukosa
Pengobatan dirumah di
Puskesmas Di RS / puskesmas
Poliklinik, RS Perawatan
1.2 KONSEP DASAR TEORI
ASUHAN KEBIDANAN
I. PENGKAJIAN
Harus dikaji karena merupakan kunci untuk
menentukan status kesehatan anak.
( Pusdiknakes, 1992 : 6)
1. Data Subyektif
1) Identitas,
meliputi
Nama, nama orang tua, umur,
jenis kelamin, Ras / suku bangsa, Agama, pendidikan Ayah / Ibu, pekerjaan.
2) Riwayat
Kesehatan
Riwayat kesehatan yang
lalu, sekarang dan riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat ibu waktu hamil,
kelahiran
3) Alamat
Pola kebiasaan sehari-hari
a Nutrisi
b Eliminasi
c Istirahat
d Personal
Hygiene
e Aktifitas
2. DATA OBYEKTIF
Pengkajian fisik anak
merupakan kunci utama menentukan status kesehatan anak
( Pusdiknakes, 1992 : 6)
a Pemeriksaan
Fisik
1) Ukuran
Pertumbuhan
Merupakan kunci utama
menentukan status kesehatan anak
( Pusdiknakes, 1992 : 6)
§ Berat
Badan (BB)
Sebelum anak ditimbang,
skala di timbang harus pada angka nol (0)
§ Tinggi
badan (TB)
Tinggi badan waktu lahir
rata-rata 50 cm, rata-rata kenaikan tinggi badan anak pra sekolah adalah 6-8
cm/thn
(Soetjiningsih, 1995:4)
2) Tanda-tanda
vital
Merupakan kunci untuk
mengevaluasi status fisik dan fungsi vital yaitu suhu, nadi, pernafasan dan
tekanan darah. Setiap anak pada umur tertentu mempunyai nilai normal yang
berbeda
( Pusdiknakes, 1992 : 7)
3) Pemeriksaan
Fisik Umum
Yang dilihat adalah keadaan
umum, kesan subjektif dan penampilan fisik, status nutrisi, tingkah laku,
kepribadian, cara interaktif dengan orang tua atau orang lain lain ataupun
dengan perawat, postur tubuh
( Pusdiknakes, 1992 : 10)
- Keadaan umum baik
- Kesadaran composmentis
- TTV
· Nilai normal suhu anak
rata-rata sebagai berikut :
Usia
|
Nilai
suhu derajat
|
3
bulan
6
bulan
1
tahun
3
tahun
5
tahun
7
tahun
9
tahun
11
tahun
13
tahun
|
37,5
37,5
37,7
37,2
37
36,8
36,7
36,7
36,6
|
Keterangan : Frekuensi
kenaikan suhu bayi sering berbeda sekitar 0,5 - 1oC masih dalam
batas normal
· Nilai normal suhu anak
rata-rata sebagai berikut :
Usia
|
Waktu
bangun
|
Tidur
|
Demam
|
Bayi baru lahir
1 minggu – bln
3 bln – 2 tahun
2 – 10 tahun
10 tahun – dewasa
|
100-80
100-220
80-150
70-110
55-90
|
80-160
80-200
70-120
60-90
50-90
|
>
220
>
220
>
200
>
200
>
200
|
· Nilai
pernafasan rata-rata setiap menit sesuai umur adalah :
Umur
|
Nilai
pernafasan / menit
|
Bayi baru lahir
1 - 11 bulan
2 tahun
4 tahun
6 tahun
8 tahun
10-12 tahun
14 tahun
16 tahun
18 tahun
|
35
30
25
23
21
20
19
18
17
16-18
|
· Tekanan darah
Merupakan pengukuran tanda-tanda vital yang
biasanya diukur pada anak 3 tahun ke atas (Pusdiknakes, 1992 : 8 - 9).
· Ukuran Pertumbuhan
Pertambahan Berat Badan dan
Tinggi Badan sesuai umur anak
Usia
|
Waktu
bangun
|
Tidur
|
Bayi lahir – 6 bln
6-12 bulan
Balita
Pra sekolah
Usia sekolah
Pubertas
(Pertumbuhan cepat)
|
Bertambah 140-220 gr/mg (2x BBL)
85-140 gr/mg (3 x BL)
2-3 kg / thn
2-3
kg / thn
2-3
kg / thn
Wanita
7-25 kg (17,5)
Laki-laki
7-30/thn (23,7)
|
Bertambah
2,5 cm/bln
1,25
cm/bln
2
thn : ½ dewasa
4
thn : 2 : PB
Sesudah
7 thn 5 cm/thn
5-25
cm/thn
10-30
/ thn
|
(Pusdiknakes, 1992 : 10)
Pemeriksaan fisik
- Kepala :
Rambut : kebersihan,
penyebaran, mudah rontok/tidak
Mata : kesimetrisan,
apakah ada infeksi, bagaimana struktur, ukuran, cornea dan keadaan retina.
Hidung : Apakah
membengkak, adakah cairan, warna, kemungkinan infeksi pada jalan pernafasan.
Mulut/gigi : Kebersihan,
stomatitis/tidak, bibir kering/lembab, pertumbuhan gigi, ada caries/tidak
- Leher : Ada
pembesaran kelenjar thyroid/tidak, ada pembesaran kelenjar limfe/tidak, ada bendungan
vena/tidak
- Telinga : Kebersihan,
kesimetrisan, adakah serumen, bagaimana pendengarannya.
- Dada : Kesimetrisan,
adakah benjolan, bagaimana keteraturan nafas, adakah wheezing dan ronchi.
- Abdomen : Adakah
benjolan, adakah nyeri tekan, adakah pembesaran hepar, perut kembung/tidak.
- Kulit : Kebersihan,
warna, struktur, suhu, kelembaban dan turgor
- Kuku : Kebersihan,
panjang / pendek
- Ekstremitas :
Atas : Kesimetrisan,
adakah kelainan bawaan, kelengkapan jari
Bawah : Kesimetrisan,
adakah kelainan, adakah oedema
- Genetalia : Kebersihan,
adakah kelainan
- Anus : Kebersihan,
adakah hemoroid
(Pusdiknakes, 1992 : 10 - 13)
3. Data psikososial
4. Data Spiritual
5. Data Penunjang
1) Pemeriksaan DDTK
a. BB menurut TB
Normal (N) : berat
badan anak lebih dari 90% sampai dengan 110% berat standart
Kurang (K) : berat
badan anak lebih dari 80% sampai dengan 90% berat standart
Buruk (B) : berat
badan anak 80% berat standart atau kurang
(Pusdiknakes, 1992 : 48)
b. Pengukuran Lingkar
Kepala (LK)
Normal : bila
ukuran lingkar kepala anak berada di dalam “jalur hijau”
Tidak normal : bila
ukuran lingkar kepala anak berada di luar “jalur hijau” (Depkes RI, 2005 :
45-46).
c. Data KPSP
Jumlah jawaban Ya = 9 atau
10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya sesuai umur /
normal (S)
Jumlah jawaban Ya = 7 atau
8, perkembangan anak meragukan (M)
Jumlah jawaban tidak perlu
dirinci jumlah jawaban tidak menurut keterlambatan (gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Depkes RI, 2005 : 49).
d. Tes Daya Dengar
(TDD)
Bila ada satu atau lebih
jawaban tidak, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran (Depkes RI, 2005
: 66).
e. Deteksi Dini Autis
- Risiko tinggi
menderita autis : bila jawaban tidak pada pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan B4
- Risiko rendah
menderita autis : bila jawaban Tidak pertanyaan A7 dan B4
- Kemungkinan gangguan
perkembangan lain : bila jawaban Tidak jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan
A1-A4, A6, A8 - A9, B1, B5.
- Anak dalam batas
normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2, 3 (Depkes RI, 2005 : 72).
2) Pemeriksaan DDST
· Normal : bila
tidak ada terlambat (OT) dan atau maksimal 1 peringatan (IP)
· Suspek : bila
terdapat 1 atau terlambat (IT) dan atau 2 / lebih peringatan (2P)
· Tidak dapat diuji :
- Bila terdapat 1 atau lebih skor menolak
(1 m) untuk item dari sebelah kiri garis usia atau
- 2 / lebih skor menolak (2M) untuk itm
yang tembus garis usia pada kotak gelap (75-90%)
E. ANALISA DATA
Selesai anamnesa dan pemeriksaan. Selanjutnya
dilakukan analisa data untuk menentukan diagnosa atau masalah dengan melihat
data yang kita peroleh. Masalah yang mungkin timbul pada anak sehat, antara
lain :
1. Kurangnya pemenuhan kebutuhan nutrisi
karena kurang pengetahuan (Carpenito, 1998 : 255).
2. Keterbatasan bahasa, karena kurangnya
stimulasi (Carpenito, 1998 : 159).
3. Resiko terjadinya caries gigi, karena
cara menggosok gigi yang salah dan tidak teratur (Depkes RI, 1994 : 29).
F. DIAGNOSA KEBIDANAN
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa
diagnosa terdiri dari kondisi yang ada, masalah dan penyebabnya, masalah
potensial dan prognosa (Depkes RI, 1994 : 29).
G. PERENCANAAN
Tanggal dan waktu
pelaksanaan
1. Kurangnya pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Tujuan : Kebutuhan
nutrisi anak terpenuhi, sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dapat
optmal.
Kriteria hasil : Individu
akan meningkatkan masukan nuttrisi sesuai kebutuhan
Intervensi :
a. Tentukan kebutuhan
kalori harian yang realistis dan adekuat
R/ agar kebutuhan gizi
anak tercukupi sehingga anak tidak kurang gizi
b. Untuk anak yang
aktif berikan :
- Makanan dan minuman
tinggi protein, tinggi kalori
- Sambil
berjalan-jalan boleh diberikan makanan kecil
R/ untuk mengjindari
anak kekurangan gizi dan agar anak mau makan
c. Usahakan anak makan
bersama-sama dengan keluarga lain
R/ bisa menambah nafsu
makan anak dengan adanya teman waktu makan
H. PELAKSANAAN
Pelaksanaan dilakukan
sesuai dengan rencana tindakan. Dimana pelaksanaan tindakan kemungkinan bidan melakukan
tindakan secara langsung pada kelompok sasaran atau bekerja sama (kolaborasi)
dengan tenaga lain. Pelaksanaan tindakan berdasarkan prosedur atau metode yang
lazim digunakan atau pedoman-pedoman resmi yang dikeluarkan oleh Depkes.
Kegiatan pelaksanaan perlu dikendalikan agar tetap menuju sasaran. Setiap
tindakan yang dilakukan memberikan perubahan pada kelompok sasaran
I. EVALUASI
Tahap ini menentukan
tingkat keberhasilan dari tindakan. Bila tindakan yang dilakukan mencapai
tujuan, perlu dipertimbangkan kemungkinan masalah baru yang timbul akibat
keberhasilan. Dan sebaliknya bila tindakan tidak mencapai tujuan, maka
langkah-langkah sebelumnya perlu diteliti kembali.
selanjutnya klik di bawah >>>>>>>>>>>>>