BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Yang
dimaksud dengan hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensi yang telah ada
sebelum kehamilan, apabila dalam kehamilan disertai dengan proteinuria dan
edema maka disebut preeklamsia yang tidak murni atau tidak superimposed
pre-eklamsia
Penyakit
hipertensi menahun merupakan penyakit yang sudah ada sebelum wanita hamil dan
yang terbanyak disebabkan oleh penyakit pembuluh darah (hipertensi esensial)
dan penyakit ginjal
Hipertensi
kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu, jika tekanan darah sebelum
kehamilan 20 minggu tidak diketahui sulit membedakan antara pre-eklamsia dan
hipertensi kronik, dalam hal demikian tangani sebagai hipertensi karena
kehamilan.
2. Tujuan Penulis
a. Tujuan Umum
Diharapkan
mahasiswa akademi kebidanan mempunyai wawasan yang lebih dalam dari pengalaman
yang nyata dalam melaksanakan manejemen kebidanan.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data
pada klien
2. Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah
pada klien
3. Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah
potensial pada klien
4. Mahasiswa diharapkan mampu membantu
identifikasi tindakan segera pada klien
5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan
kebidanan disertai rasionalisasi dan intervensi pada klien
6. Mahasiswa mampu membuat intervensi yang telah
ditentukan pada klien
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien
8. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan
dokumentasi asuhan kebidanan terhadap tindakan yang dilakukan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
Adapaun
batasan atau pengertian kehamilan normal multigravida dengan hipertensi kronis
adalah :
2.1.1
Kehamilan
Normal
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahinrya janin, lamanya hamil adalah 280 hari 140 minggu atau 9 bulan 7 hari di
hitung dari hari pertama haid terakhir
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
2002 : 89)
Asuhan kebidanan merupakan bagian dari
pelayanan yang diarahkan untuk menjamin agar setiap wanita hamil dan menyusui
bayinya dapat memlihara kesehatannya sesempurna-sempurnanya. Dan dapat merawat
bayinya dengan baik guna tercapai keluarga kecil bahagia sejahtera.
(Ilmu Kebidanan, 2002 : 3)
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan
masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam
rangkaian/tahapan yang egois untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus
pada klien.
(Varney, 1997)
2.2 Konsep Dasar Hipertensi Kronis Dalam
Kehamilan
2.2.1
Hipertensi
Kronis Dalam Kehamilan
Hipertensi
kronis adalah hipertensi yang dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Noenatal,
2002)
Hipertensi
kronis jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui, sulit
membedakan antara preeklamsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian,
tangani sebagai hipertensi karena kehamilan
2.2.2
Etiologi
Penyebab utama dalam kehamilan adalah :
2.2.2.1 Hipertensi Esensial
Adalah penyakit hipertensi yang mungkin
disebabkan oleh faktor heriditer serta dipengaruhi oleh faktor emosi dan
lingkungan
2.2.2.2 Penyakit Ginjal
Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan
fungsional dan anatomik ginjal dan saluran kemih yang sering menimbulkan
gejala-gejala dan kelainan fisik.
2.2.3
Klasifikasi
Hipertensi
Klasifikasi hipertensi adalah sebagai berikut :
2.2.3.1 Hipertensi Karena Kehamilan
1. Sering pada primigravida, patologi telah
terjadi akibat implantasi sehingga timbul iksemia plasenta yang diikuti sindrom
inflamasi.
2. Resiko meningkat pada :
-
Masa
placenta besar (pada gemeli, penyakit trofoglas)
-
Diabetes
militus
-
Iso
imunisasi rhesus
-
Faktor
krediter
-
Masalah
vaskuler
3. Hipertensi karena kehamilan
-
Hipertensi
protein atau edema
-
Preeklamsia
ringan
-
Preeklamsia
berat
-
Eklamsia
4. Hipertensi karena kehamilan dan preeklamsia
ringan sering ditemukan tanpa gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah
5. Preeklamsia berat diagnosis pada kasus dengan
salah satu gejala berikut :
-
Tekanan
diastolik > 110 mmHg
-
Protein
urin ³ 2 +
-
Oligo uria
< 400 ml per 24 jam
-
Edema
paru: nafas pendek, siomosis, ronkhi
-
Gangguan
pengliharan : skotama atau penglihatan berkabut
-
Nyeri
kepala hebat tidak berkurang dengan analgesik biasa
6. Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala
preeklamsia berat dan kejang
-
Kejang
terjadi tidak tergantung dari beratnya hipertensi
-
Kome
terjadi sesudah kejang dapat berlangsung lama (berjam-jam)
2.2.3.2 Hipertensi Kronik
1. Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia
kehamilan 20 minggu
2. Superimposed preeclansia adalah hipertensi
kronik dengan preeklamsia
2.2.4
Pengaruh
Hipertensi Terhadap Kehamilan
1. Pertumbuhan janin terhambat
2. Kematian janin
3. Persalinan prematur
4. Solutio placenta
2.2.5
Pengaruh
Kehamilan Terhadap Hipertensi
1. Perdarahan serebral
2. Gagal jantung, ginjal, hati
3. Tromboembolisme
4. Gangguan pembengkakan
2.2.6
Diagnosa
2.2.6.1 Hipertensi Karena Kehamilan
1. Hipertensi
Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik
15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan
diastolik sampai 110 mmHg
2. Preeklamsia ringan
Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik
15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan
diastolik sampai 110 mmHg
Tanda : protein uria 1 +
3. Preeklamsia berat
Tekanan darah yaitu tekanan diastolik > 110
mmHg
Tanda : proteinuria 2 +, oliguria,
triperfleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium
4. Eklamsia
Tekanan darah : yaitu hipertensi Tanda : kejang
2.2.6.2 Hipertensi Kronik
1. Hipertensi kronik
Tekanan darah adalah hipertensi
Tanda : kehamilan < 20 minggu
2. Superimpossed preeklamsia
Tekanan darah adalah hipertensi kronik
Tanda : protein uria + tanda-tanda lain pre
eklamsia
2.2.7
Pencegahan
2.2.7.1 Hipertensi Kehamilan Tanpa Protemania
Jika kehamilan < 37 minggu tangani secara
rawat jalan
1. Pantau tekanan darah, proteinuria dan kondisi
jamiran setiap minggu
2. Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklamsia
3. Jika kondisi janin memburuk atau terjadi
pertumbuhan janin terhambat rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan
2.2.7.2 Pre-eklamsia Ringan
Jika kehamilan < 37 minggu, dan tidak ada
tanda-tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan
1. Pantau tekanan darah, protein urine, refleks
dan kondisi janin
2. Lebih banyak istirahat
3. Diet biasa
4. Tidak perlu diberi obat-obatan
5. Jika rawat jalan tidak perlu rawat rumah sakit
-
Diet biasa
-
Pantau
tekanan darah 2 x sehari proteinurea 1 x sehari
-
Tidak
perlu obat-obatan
-
Tidak
perlu diureetik dll
Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan
terminasi
1. Jika serviks matang, lakukan induksi dengan
oksitosin SIV dalam 500 ml dektrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin
2. Jika serviks belum matang, berikan
prostaglandin musprostal
2.2.7.3 Preeklamsi Berat dan Eklamsi
Penanganan
preeklamsi berat dan eklampsi sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung
dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia
2.2.7.4 Hipertensi Kronik
1. Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat
anti hipertensi, dan terkontrol dengan baik lanjutkan pengobatan tersebut
2. Jika tekanan diaslotik > 110 mmHg atau
tekanan sistolik ³ 160 mmHg berikan anti hpertensi
3. Jika terdapat proteinuria, pikirkan
suporimpossed preeklamsia
4. Istirahat
5. Pantau pertumbuhan dan kondisi janin
6. Jika tidak ada komplikasi tunggu sampai aterm
7. Jika terdapat preeklamsia, pertumbuhan janin
terhambat atau gawat janin lakukan 2-5 IV dengan 50 ml dektrose perintus 10
tetes/menit atau dengan prostaglandin. Jika servik belum matnag berikan
prostaglandin, miso prostol, aral kateter foloy
8. Observasi komplikasi seperti solusio placenta,
atau supperimpossed prreklamsia
2.3 Konsep
Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan
oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan
dengan cara:
- Bertahap
dan sistematis
- Melalui
suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
Manajemen Kebidanan
menurut Varney, 1997
1.
Pengertian
Proses pemecahan masalah
Digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah.
Penemuan-penemuan
keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis.
Untuk pengambilan suatu keputusan
Yang berfokus pada klien.
2.
Langkah-langkah
I. Mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk memulai
keadaan klien secara keseluruhan.
II.
Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
III. Mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan
berdasarkan kondisi klien.
V.
Menyusun
rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien
dan aman.
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang
dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
* Langkah 1: Tahap Pengumpulan
Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa.
Yang termasuk data subjektif antara
lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas, biopskologi spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari
pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda
vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan
penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).
* Langkah II :
Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap
diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan.
* Langkah III:
Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah
potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau
masalah potensial ini benar-benar terjadi.
* Langkah IV: Menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien.
* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.
* Langkah VI : pelaksanaan
langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan
sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya.
* Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan
dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Anamnesa tanggal : 20 – 6 – 2007 Jam : 11.10 oleh
: Ika
1. Identitas
Nama klien :
Ny “N” Nama Suami : Tn “W”
Umur :
25 tahun Umur : 36 tahun
Bangsa/suku :
Indonesia, Jawa Bangsa/suku : Indonesia,
Jawa
Agama :
Islam Agama : Islam
Pendidikan :
SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan : TNI-AL
Penghasilan :
- Penghasilan : -
Alamat :
Jl. Intan No.4 Alamat : Jl. Intan No.4
Driyorejo-Sby
Driyorejo-Sby
No. reg : 00567006
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
dan sakit kepala dan mengeluh kepala terasa pusing.
3. Riwayat kebidanan
Riwayat
menstruasi
Siklus
: 28 hari
Lama
: 7 hari Menarche
:13 tahun
Warna :
Merah segar HPHT :13-12-2006
Bau :
Anyir TP :20-09-2007
Flour albus :
Tidak ada
Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No.
|
Suami ke
|
UK
|
Jenis Persalinan
|
Penolong
|
BB/PB
|
Jenis kelamin
|
Hidup/ mati
|
Mati
|
Meneteki
|
Riwayat KB
|
||
1.
2.
|
1
|
9
bln
|
Spt
B
|
Bidan
|
3200/49
|
♀
|
H5,5
th
|
-
|
1
th
|
Suntik
|
Riwayat
kehamilan ini / ANC / TT
Ibu mengatakan pada kehamilan yang lalu sudah
pernah mendapatkan TT 3 x pada trimester I kehamilan ini diperiksa sebanyak 3 x
dan mengalami mual muntah. Pada trimester II ibu periksa di BPS 2 x dan di RS 1
x mendapat tablet Fe, fitamin dan juga mendapat imunisasi TT 1 x. gerak anak
pertama kali sudah dirasakan pada usia kehamilan 5 bulan dan gerak anak dalam
24 jam terakhir tetap aktif, pada akhir trimester II ibu mengalami hipertensi
dan perut terasa kenceng-kenceng dengan mendapat tablet anti hipertensi.
4. Riwayat kesehatan
a.
Riwayat kehamilan yang pernah atau
sedang diderita
Ibu mengatakan sedang menderita asma sejak dulu
b. Riwayat penyakit keluarga/keturunan
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita
penyakit keturunan seperti DM, hipertensi dan tidak ada keturunan kembar
c. Perilaku kesehatan
Ibu
mengatakan tidak pernah merokok, minum-minuman berakohol dan tidak minum jamu
serta tidak memelihara binatang peliharaan
5. Riwayat sosial/budaya
-
Ibu mengatakan
kehamilan yang kedua ini direncanakan dan sangat diharapkan oleh semua
keluarga, suami dan ibu menerima kehamilan
-
Ibu
mengatakan tidak ada pantangan makan
6. Pola kehidupan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Sebelum hamil : makan
3 x sehari porsi sedang, menu nasi sayur buah, minum ± 7-8 gelas (air putih, the)
Selama hamil : makan
2-3 kali sehari porsi sedang, menu : nasi sayur, lauk dan buah
2. Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAK
Lancar ± 5-6 kali sehari (warna kuning jernih, bau khas kencing)
BAB ± 1 x sehari (warna kuning, bau khas,
konsistensi lunak)
Selama hamil : BAK
Lancar ± 8-9 kali sehari (warna kuning jernih, bau khas, tidak sakit)
BAB ± 1 x sehari (warna kuning, bau khas,
konsistensi lunak)
3. Pola aktivitas
Sebelum hamil : Melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak, mengepel dan mencuci
Selama hamil : Melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak, mengepel dan mencuci
4. Pola istirahat
Sebelum hamil : Tidur siang 1-2 Jam, tidur malam 7-8 jam
Selama hamil : Tidur siang 1-2 Jam, tidur malam 6-7
jam
5. Pola seksual
Sebelum hamil : Melakukan
hubungan seksual 1 minggu 2 x
Selama hamil : tidak
pernah melakukan hubungan seksual
6. Pola hygiene
Sebelum hamil : Ibu
mencuci alat kelamin dengan sabun dan air bersih setiap BAK /BAB
Ganti celana
dalam 2 x /hari
Selama hamil : Ibu
mencuci alat kelamin dengan sabun dan air bersih setiap BAK /BAB
Ganti celana
dalam 2 x /hari
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran :
Composmentis
b. KU :
Baik
c. BB :
73
d. BB sebelum hamil : 66
e. TB :
156
f. TTV :
TD sebelum hamil : 110/70 mmHg
TD : 140/90 Nadi : 84 x/menit
S : 365 oC RR :
20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Kulit kepala bersih,
rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
Muka : Tidak ada cloasma
gravidarum, tidak ada odem
Mata : Sklera tidak icterus, conjungtiva
tidak anemis, dan tidak ada odem palpebra
Hidung : Tidak ada pernafasan
cuping hidung tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut/gigi : Tidak
ada stomatitis, tidak ada gigi caries, tidak ada gigi palsu, mukosa bibir
lembab
Telinga : Simetris, tidak ada
serumen, pendengaran baik
Leher : Tidak ada pmbesaran vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kelenjar getah being
Dada/payudara : Dada
simetris, payudara simetris, payudara membesar, putting susu menonjol, areola
mamae hiperpigmentasi, colostrum belum keluar dan bersih
Abdomen : Membesar
kedepan, membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka pada abdomen,
tidak ada striae, terdapat linea nigra
Genetalia : Vulva
bersih, tidak tampak flour albus, tidak oedem, tidak ada condilomalata, tidak
tampak bartolintis
Perineum : Ada bekas luka pada
perineum
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas Atas: Simetris, kedua tangan tidak odem, tidak
varises
Bawah : Simetris, kedua kaki tidak odem, tidak varises
3. Pemeriksaan khusus
a. Palpasi
Leopold I : TFU
pertengahan Pst – Px (25cm). UK
27 minggu pada fundus uteri teraba kosong
Leopold II : Disebelah
kiriuterus ibu teraba bagian lunak tidak melenting diperkirakan bokong
Disebelah kanan uterus ibu teraba bulat keras,
diperkirakan kepala janin
Leopold III : Pada
perut ibu bagian bawah tidak teraba bagian-bagian kecil janin
Leopold IV : Kedua
tangan konvergen, bagian terendah janin belum masuk PAP
b. Auskultasi
Djj 12 – 11 – 12 (140 x/menit)
c. Ukuran panggul
Distansia spinarum : 25 (23-26 cm)
Distansia cristarum : 27 (26-29 cm)
Bodeloque :
19 (18-20 cm)
Lingkar panggul :
95 (80-90 cm)
d. Perkusi
Reflek patela :
+/+
4. Pemeriksaan penunjang
a. Darah
Hemoglobin :
tidak dilakukan
b. Urin
Albumin :
Negative
Reduksi :
Negative
II.
DIAGNOSA /MASALAH
Dx : G2P10001,
UK
27 minggu, tunggal, hidup, letli intra uterin, dengan PER
Masalah : ibu cemas sehubungan dengan kehamilannya
III.
DIAGNOSA
POTENSIAL
PEB
IV.
IDENTIFIKASI
TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
V.
INTERVENSI
Tanggal : 20-6-2007 jam : 11.15 WIB
Tujuan
-
Mencegah
terjadinya pre-eklamsia
Kriteria
-
Tensi
dalam batas normal
-
Gerakan
janin baik
-
Djj Normal
144 x/menit (12-12-12)
Intervensi
Tgl/jam
|
Diagnosa
|
Intervensi
|
Rasional
|
20-6-2007
11.15 WIB
|
G2P10001, UK 27 minggu dengan hipertensi
|
1.
Jelaskan
hasil pemeriksaan saat ini
2.
Berikan
KIE tentang
-
Tanda-tanda
bahaya trimester II
-
Tanda-tanda
pre eklamsi
-
Tanda-tanda
janin hidup
-
Anjurkan
ibu untuk miring ke kanan
3. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian ASI
4.
Anjurkan
ibu memeriksakan kehamilannya secara teratur
5.
Anjurkan
ibu untuk istirahat cukup
|
1.
Agar ibu
mengetahuai keadaannya saat ini
2.
Agar ibu
dapat menjaga kesehatannya dan janin
3.
Untuk
mendapatkan penanganan dan terapi yang tepat
4.
Untuk
mengetahui perkembangan kondisi ibu dan janin dan mendeteksi secara dini
adanya komplikasi
5.
Agar
keadaan ibu janin lebih baik
|
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal : 20 – 6 – 2007 Jam : 11.30
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan saat ini
TD
sebelum hamil : 110/70 mmHg N : 84 x/mnt
TD sekarang :
140/90 mmHg RR : 20
x/mnt
Suhu :
365 oC
2. Memberikan KIE tentang :
-
Menjelaskan
tanda-tanda bahaya dalam kehamilan
·
Sakit
kepala berat
·
Mata kabur
·
Nyeri
perut yang hebat
·
Perdarahan
pervaginam
·
Tidak ada
gerakan janin
·
Odem pada
wajah dan tangan
-
Menjelaskan
tanda-tanda preeklamsia
-
Berat
badan yang berlebihan
-
Edema
-
Hipertensi
-
Protein
urine Å
-
Sakit
kepala di daerah frontal
-
Penglihatan
kabur
-
nyeri di
daerah prigastrium
-
Mual atau
muntah
-
Menjelaskan
tanda-tanda hidup janin
·
Djj Normal
(120-160 x/menit)
·
Gerakan
janin baik
-
Menganjurkan
ibu untuk tidur miring kekanan
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi
-
Aspilet 1
x 1 tablet
-
Vitamin E
1 x 1
-
Lacta
kalsium 1 x 1 tablet
4. Mengajurkan ibu memeriksakan kehamilan secara
teratur
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup
VII.
EVALUASI
Tanggal : 20-6-2007
Jam : 12-10 WIB
S : Ibu
memahami tentang apa yang dijelaskan
O : Keadaan
ibu baik, ekspresi muka tampak lebih tenang
A : G2 P10001, UK 27 minggu, tunggal, hidup, letli intra uterin, ukurang panggul luar normal,
keadaan ibu dan janin baik, dengan PER
P : Anjurkan
-
Minum obat
teratur
-
Diet
tinggi kalori, tinggi protein, rendah gula
-
Istirahat
fisik / psikis
-
Rencana
pulang tanggal 20-6-2007 dan kontrol 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu bila ada
keluhan
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Selama
dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “H” ANC dengan hipertensi trimester II , ibu
sangat kooperatif atas tindakan dari petugas dan memberikan kepercayaan pada
petugas serta mau mengungkapkan permasalah secara terbuka, sehingga diagnosa
tersebut telah dilakukan intervensi dan implenetasi, sehingga diagnosa masalah
dapat teratasi dikarenakan adanya kerjasama yang baik dari ibu dan keluarga
sehingga dapat mendukung keberhasilan program asuhan kebidanan.
Saran
a. Bagi petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya
sebagai pelaksana pelayanan kebidanan, lebih meningkatkan mutu pelayanan dan
dapat memberikan asuhan kebidanan secara optimal.
b. Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan
memerlukan kerjasama yang baik dalam usaha memecahkan masalah klien
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP : Jakarta.
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. YBP-SP : Jakarta.
FK Unpad, 1983 Fisiole, FK Unpad : Bandung
|