GAMBARAN
PEMANFAATAN 4 MEJA DARI SISTEM 5 MEJA POSYANDU
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Posyandu merupakan salah
satu upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan
angka kelahiran. Pelayanan yang ada diutamakan bagi masyarakat luas terutama
kelompok khusus yaitu ibu dan balita. Program posyandu menggunakan pendekatan partisipatif
masyarakat agar mereka dapat menolong diri mereka sendiri dalam upaya pemecahan
masalah kesehatan yng dialaminya.
Ditengarai bahwa kegiatan
diposyandu, setelah krisis ekonomi menimpa Indonesia pada tahun 1998 sempat
”tenggelam” . Hal ini disebabkan oleh karena menurunnya dukungan pemerintah
terhadap posyandu dan berdampak pada penurunan pelayanan posyandu yang cukup
signifikan yaitu dari 54 % pada tahun 1998 menjadi 40 % pada tahun 2000. (www.google.com)
Kegiatan yang ada
diposyandu dikenal dengan sistem pelayanan 5 meja dimana setiap meja fungsinya
berbeda – beda , yaitu : ( 1 ) Meja 1 fungsinya adalah untuk pendaftaran dan
pencatatan, ( 2 ) Meja 2 adalah untuk penimbangan balita, ( 3 ) Meja 3
berfungsi untuk pengisian KMS oleh petugas, ( 4 ) Meja 4 untuk penyuluhan
kesehatan, pelayanan PMT, pemberian oralit, Vitamin A, tablet zat besi dan lain
– lain, ( 5 ) Meja 5 berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar, Keluarga
Berencana , Kesehatan ibu dan anak. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
posyandu juga masih belum maksimal. Penurunan kegiatan posyandu berdampak buruk
pada pada pemahaman orang tua mengenai pentingnya imunisasi untuk anak dan
balita. Dan sebagian besar ibu balita ( 95,7 % ) tahu tentang arti KMS, tetapi
mereka jarang menggunakan informasi yang ada di dalam KMS untuk mengambil
tindakan yang berkaitan dengan kesehatan anak. (Depkes RI
2000)
Secara umum dapat
digambarkan bahwa pelaksanaan kegiatan posyandu dibeberapa daerah di Jawa Timur
sudah berjalan dengan baik. Di Kabupaten Malang target imunisasi lengkap untuk
bayi yang dilakukan melalui posyandu sudah 96 % tercapai, kunjungan bayi baru
lahir ( KN ) 48,46 %, kunjungan ibu hamil ( K4 ) 41,34 %. (www.BKKBN.com) .Di
Kabupaten Banyuwangi pelaksanaan kegiatan posyandu dengan sistem 5 meja sudah
berjalan dengan baik. Jumlah balita yang berumur 0 – 6 bulan sebanyak 1,54 %
dan yang berumur diatas 6 bulan sebanyak 98,46 % dari keseluruhan jumlah balita.
Balita yang datang keposyandu 82,25 % dan 52,01 % balita rata – rata BB
naik. ( Dinkes Kabupaten Banyuwangi, 2006 )
Berdasarkan data di atas
peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran pemanfaatan 4 meja dari sistem 5
meja posyandu oleh bayi dan balita di Desa Genteng Kecamatan Genteng Kabupaten
Banyuwangi.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan dari latar
belakang tersebut maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah :
Bagaimanakah gambaran pemanfaatan 4 meja dari sistem 5 meja posyandu oleh bayi
dan balita di Desa Genteng Kecamatan Genteng Kabupaten
Banyuwangi ?
C. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Untuk
mengetahui pemanfaatan 4 meja dari sistem 5 meja posyandu oleh bayi dan balita
di Desa Genteng Kecamatan Genteng Kabupaten
Banyuwangi.
2. Tujuan
Khusus
a. Untuk
mengidentifikasi pemanfaatan meja 1 posyandu oleh bayi dan balita.
b. Untuk
mengidentifikasi pemanfaatan meja 2 posyandu oleh bayi dan balita.
c. Untuk
mengidentifikasi pemanfaatan meja 3 posyandu oleh bayi dan balita.
d. Untuk
mengidentifikasi pemanfaatan meja 4 posyandu oleh bayi dan balita.
D. Manfaat
1. Bagi
Peneliti
Sebagai bahan pembelajaran
dan peningkatan wawasan pengetahuan mengenai posyandu.
2. Bagi
Institusi
Untuk memberikan masukan
informasi dan juga pengembangan kesehatan masyarakat dalam hal posyandu.
3. Bagi
Profesi
Sebagai masukan untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam hal posyandu.
4. Bagi
Instansi Kesehatan
Sebagai
masukan pengembangan program dalam bidang KIA khususnya dalam hal posyandu.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Konsep
Posyandu
1. Pengertian
Posyandu adalah kegiatan
kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang
dibantu oleh petugas kesehatan. (www.BKKBN.com)
Posyandu adalah pusat
pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan
untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan tehnis dari petugas kesehatan dalam
rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). (www.google.com)
2. Tujuan
Tujuan dalam
penyelenggaraan posyandu adalah :
a. Mempercepat
penurunan angka kematian bayi, anak, dan balita.
b. Meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
c. Mempercepat
penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
d. Meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan –
kegiatan yang lain yang menunjang kemampuan hidup sehat.
e. Pendekatan
dan pemerataan penanganan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan
cakupan.
f. Peningkatan
dan penggunaan peran serta masyarakat dalam alih tehnologi untuk swakelola
usaha – usaha kesehatan masyarakat.
3. Sasaran
Sasaran
dalam kegiatan posyandu meliputi :
a. Bayi berusia kurang dari
1 tahun.
b. Anak balita usia 1 s/d 5
tahun.
c. Ibu hamil,menyusui dan
nifas.
d. Wanita Usia Subur (WUS).
4. Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan
dalam posyandu meliputi beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan. Yaitu ada
tujuh kegiatan :
a. Tujuh
kegiatan posyandu (Sapta krida posyandu)
1) Kesehatan
ibu dan anak.
2) Keluarga
berencana.
3) Imunisasi.
4) Peningkatan
gizi.
5) Penanggulangan
diare.
6) Sanitasi
dasar.
7) Penyediaan
obat esensial.
5. Penyelenggaraan
a. Pelaksanaan
kegiatan
Pelaksana kegiatan posyandu
diutamakan adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader setempat
dibawah bimbingan puskesmas.
b. Pengelola
posyandu
Adalah pengurus yang
dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader kesehatan yang ada diwilayah
tersebut.
Tugas kader posyandu adalah
:
1) Mempersiapkan
sasaran posyandu.
2) Mempersiapkan
alat dan bahan yang diperlukan. Bila ada alat yang belum tersedia dapat
meminjam, minta pada petugas kesehatan atau membuat sendiri.
3) Membuat
pembagian tugas diantara para kader dibantu ibu – ibu yang lain. (
Depkes RI 2000 )
6. Lokasi
Pemilihan lokasi untuk
pelaksanaan kegiatan posyandu harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut
:
a. Berada
ditempat yang mudah didatangi oleh masyarakat.
b. Ditentukan
oleh masyarakat itu sendiri.
c. Dapat
merupakan lokasi tersendiri.
d. Bila
memungkinkan dapat dilaksanakan dirumah penduduk,balai desa,pos RT/RW atau pos
yang lainnya. (Depkes RI,1996)
7. Pelayanan
yang diberikan dalam kegiatan posyandu
Dalam kegiatan posyandu
terdapat beberapa pelayanan yang dapat diberikan pada ibu dan balita yaitu :
a. Pemeliharaan
kesehatan bayi dan balita.
1) Penimbangan
bulanan.
2) Pemberian
makanan tambahan bagi balita yang berat badannya kurang.
3) Imunisasi
bayi.
4) Pemberian
oralit untuk mencegah kehilangan cairan dikarenakan diare.
5) Pengobatan
penyakit untuk pertolongan pertama.
b. Pemeliharaan
kesehatan ibu hamil, menyusui, dan pasangan usia subur.
1) Pemeriksaan
kesehatan umum.
2) Pemeriksaan
kesehatan ibu hamil,menyusui dan nifas.
3) Pelayanan
peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil tambah darah.
4) Imunisasi
TT untuk ibu hamil.
5) Penyuluhan
kesehatan dan KB.
6) Pemberian
alat kontrasepsi KB.
7) Pemberian
oralit pada ibu yang terkena diare.
8) Pengobatan
penyakit sebagai pertolongan pertama.
9) Pertolongan
pertama pada kecelakaan.
8. Sistem
Lima Meja
a. Meja
1 ( Pendaftaran ).
Balita didaftar dalam
formulir pencatatan balita. Bila anak sudah punya KMS berarti bulan lalu sudah
pernah ditimbang dan namanya dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini
diselipkan di KMS . Kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat
penimbangan.
b. Meja
2 ( Penimbangan Balita )
Penimbangan balita selain
menggunakan timbangan bayi juga bisa menggunakan timbangan dengan menggunakan
sarung timbangan atau sering disebut Dacin caranya
adalah sebagai berikut :
1) Tahap
1 : Gantungkan dacin pada dahan pohon,
pelana rumah, atau penyangga kaki tiga.
2) Tahap
2 : Periksalah, apakah dacin sudah
tergantung dengan kuat. (Cobalah tarik kuat – kuat batang dacinnya kearah
bawah).
3) Tahap
3 : Sebelum digunakan, letakkan bandul geser
pada angka nol. Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman.
4) Tahap
4 : Pasang sarung timbang, atau celana
timbang, atau kotak timbang yang kosong pada dacin.
5) Tahap
5 : Seimbangkan dacin yang sudah dibebani
sarung timbang, atau celana timbang, atau kotak timbang dengan cara memasukkan
pasir kedalam kantung pelastik diujung batang timbangan.
6) Tahap
6 : Anak ditimbang : seimbangkan sampai
jarum timbang tegak lurus.
7) Tahap
7 : Tentukan berat badan anak dengan membaca
angka diujung bandul geser.
8) Tahap
8 : catatlah hasil penimbangan pada secarik
kertas yang sudah diselipkan didalam KMS.
9) Tahap
9 : Kembalikan bandul geser keangka nol.
Perhatian, masukkan ujung batang dacin ketali pengaman kemudian baru anak
diturunkan. ( Depkes RI , 2000 )
c. Meja
3 ( Pencatatan )
Pengisian KMS. Buka KMS
balita yang bersangkutan. Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas
ke KMSnya. Pada penimbangan pertama isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
Bila ada kartu kelahiran,catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut. Setelah
anak ditimbang tuliskan titik berat badannya pada titik temu garis tegak dengan
garis datar.
d. Meja
4 ( Penyuluhan kesehatan dan PMT )
1) Diketahui
berat badan anak yang naik atau tidak naik, ibu hamil dengan resiko
tinggi, WUS yang belum mengikuti KB.
2) Penyuluhan
kesehatan.
Untuk semua balita mintalah
KMS anak, perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini.
Ibu balita diberi
penyuluhan :
a) Pentingnya
menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan balita.
b) Pentingnya
ASI saja ( ASI Eksklusif ) sampai anak umur 4 bulan.
c) Pentingnya
pemberian makanan pendamping ASI bagi anak berumur diatas 4 bulan.
d) Pentingnya
ibu memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun.
e) Pentingnya
imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita.
f) Pentingnya
pemberian vitamin A untuk pencegahan kebutaan dan daya tahan tubuh anak setiap
bulan februari dan agustus bagi bayi umur 6 – 12 bulan dan anak balita 1 – 5
tahun.
g) Pentingnya
stimulasi perkembangan anak balita dirumah.
h) Tentang
bahaya mencret bagi balita, ASI terus diberikan seperti biasa, walaupun anak
sedang mencret.
i) Tentang
bahaya infeksi saluran pernafasan akut Balita yang batuk pilek dengan nafas
sesak atau sukar bernafas harus dirujuk ke tenaga kesehatan.
j) Tentang
demam pada balita. Sering merupakan tanda – tanda malaria, campak, demam
berdarah yang dapat membahayakan anak.
k) Tentang
pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut.
3) Pelayanan
PMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, Pil ulangan,kondom.
e. Meja
5 ( YANKES )
Pelayanan kesehatan pada
meja 5 dilakukan oleh petugas kesehatan dengan bentuk pelayanan sebagi berikut
:
1) Pemberian
Imunisasi.
Manfaat imunisasi adalah
untuk melindungi anak dan balita dari beberapa penyakit infeksi yang
berbahaya.Yang perlu mendapatkan pelayanan imunisasi adalah anak
umur 2 – 12 bulan. Imunisasi bagi sasaran ini adalah :
a) Imunisasi
BCG untuk mencegah penyakit TBC
b) Imunisasi
DPT untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejam, dan tetanus.
c) Imunisasi
Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
d) Imunisasi Campak
untuk mencegah penyakit campak.
e) Imunisasi
Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis.
2) Jadwal
Imunisasi :
Umur
|
Jenis Imunisasi
|
2 bulan
|
BCG, DPT 1, Polio 1
|
3 bulan
|
HB 1, DPT 2, Polio 2
|
4 bulan
|
HB 2, DPT 3, Polio 3
|
5 bulan
|
HB3, Polio 4
|
9 bulan
|
Campak
|
3) Pemeriksaan
kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan bagi
ibu hamil dapat dilakukan pada tiap trimester kehamilan yaitu :
a) Trimester
I 1 x
b) Trimester
II 1 x
c) Trimester
III 2 x
4) Pengobatan.
Pengobatan anak sakit
meliputi pemberian obat bagi anak diare, panas, batuk pilek dan beberapa
penyakit yang tidak memerlukan perawatan di puskesmas atau rumah sakit.
5) Pelayan
kontrasepsi IUD, Suntikan, Pil KB, dan Kondom.
Untuk meja 1 s/d 4
dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja 5 dilaksanakan oleh petugas
kesehatan diantaranya: Dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya.
Kegiatan lain setelah
kegiatan pelayanan di dalam posyandu
1) Mencatat
hasil kegiatan dalam register balita.
2) Membahas
bersama – sama kegiatan lain atas saran petugas.
3) Menetapkan
jenis kegiatan yang dilaksanakan misalnya : Penyuluhan KB, makanan pendamping
ASI, Pemanfaatan pekarangan atau peragaan keterampilan.
Pada pelaksanaan kegiatan
posyandu idealnya semua pos pelayanan menggunakan sistem 5 meja ini untuk
mempermudah dalam pemberian pelayanan dan pencatatan. Selain itu dengan sistem
5 meja kita dapat melibatkan peran serta masyarakat menjadi kader posyandu..
Pada dasarnya semua balita yang datang ke posyandu diharapkan
dapat memanfaatkan semua fasilitas pelayanan yang di berikan pada sistem 5
meja ini dikarenakan balita mengalami tumbuh kembang sehingga perlu dipantau
oleh tenaga kesehatan maupun orang tua. ( Depkes RI, 2000 )
B. Kerangka
Konseptual
Meja
1 Meja
2 Meja
3 Meja
4 Meja
5
|
|||||
|
Keterangan
:
:
Variabel yang diteliti
:
Variabel yang tidak diteliti
Gambar
2.1 : Bagan skematik Gambaran pemanfaatan posyandu oleh balita
BAB 3
METODE
PENELITIAN
Seorang balita yang datang
keposyandu akan melakukan pendaftaran pada meja 1. Kemudian dilakukan
penimbangan pada meja 2. Tetapi ada juga balita yang tidak ditimbang karena
menangis atau tidak mau ditimbang. Untuk balita yang tidak mau ditimbang bisa
langsung ke meja 4 untuk mendapatkan PMT penyuluhan. Sedangkan bagi balita yang
sudah ditimbang KMS nya bisa diisi pada meja 3 dan juga ada yang tidak diisi
dikarenakan tidak membawa KMS tetapi akan diisikan pada register kohort saja.
Setelah hasil penimbangan balita dicatat pada KMS dan register Kohort balita
tersebut bisa memanfaatkan pelayanan pada meja 4. Dari meja 4 balita tersebut
akan kemeja 5 untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi yang sakit maupun yang
imunisasi. Untuk balita sehat dan tidak imunisasi tidak akan memanfaatkan
pelayanan yang ada di meja 5.Tapi pada penelitian ini meja 5 tidak diteliti ini
dikarenakan pada meja 5 tidak semua bayi dan balita yang memanfaatkan fasilitas
pada meja tersebut.
A. Desain
Penelitian
Dalam penelitian ini desain
penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif yaitu menggambarkan
pemanfaatan 4 meja dari sistem 5 meja posyandu oleh bayi dan balita di desa
Genteng Kecamatan Genteng wilayah kerja Puskesmas Genteng Kabupaten Banyuwangi.
B. Populasi,
Sampel dan Sampling
1. Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh bayi dan balita di desa Genteng selama
bulan Januari 2012
2. Sampel
Sampel yang digunakan
adalah seluruh bayi dan balita di desa Genteng wilayah kerja puskesmas Genteng
yang berkunjung ke 6 posyandu yaitu Posyandu Mawar, Posyandu Anggrek, Posyandu
Anik, Posyandu Aisyah, Posyandu Melati dan Posyandu Brilliant selama bulan
Januari 2012.
3. Sampling
Pengambilan sampling
dilakukan dengan cara total populasi dari keseluruhan bayi dan balita yang
datang ke 6 posyandu yaitu Posyandu Mawar, Posyandu Anggrek, Posyandu Anik,
Posyandu Aisyah, Posyandu Melati dan Posyandu Brilliant selama bulan Januari
2012 di desa Genteng yang dilihat pada register kunjungan balita keposyandu.
C. Kriteria
Sampel
1. Kriteria
Inklusi
Kriteria inklusi dalam
penelitian adalah :
a. Bayi
dan balita ( 0 – 5 th ) yang merupakan balita di desa jangkar.
2. Kriteria
eksklusi
Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah :
a. Balita
yang datang kePosyandu Mawar, Posyandu Anggrek, Posyandu Anik, Posyandu Aisyah,
Posyandu Melati dan Posyandu Brilliant selama bulan Januari 2012 yang berasal
dari luar wilayah .
D. Variabel
Penelitian
Variabel adalah suatu yang
digunakan sebagai ciri dan sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh
satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian dan berdasarkan hubungan
fungsional antara variabel independen dan variabel dependen. (Notoatmodjo,2002)
Variabel
dalam penelitian ini meliputi : bayi dan balita yang memanfaakan 4 meja dari
sistem 5 meja posyandu di desa Genteng Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi.
E. Definisi
Oprasional
Variabel
|
Definisi Oprasional
|
Alat Ukur
|
Skala Data
|
Kategori
|
Pemanfaatan kegiatan posyandu :
1.Meja 1
2.Meja 2
3.Meja 3
4.Meja 4
|
Kegiatan memanfaatkan fasilitas pendaftaran
Kegiatan memanfaatkan fasilitas pelayanan
penimbangan balita
Kegiatan memanfaatkan fasilitas pelayanan
pencatatan pada KMS maupun register kohort
Kegiatan memanfaatkan fasilitas pelayanan
penyuluhan kesehatan dan PMT
|
Berdasarkan register kohort
Berdasarkan register kohort
Berdasarkan register kohort
Berdasarkan register kohort
|
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
|
1.Baik (Apabila mencapai target
pemanfaatan 60 – 95 % )
2.Kurang(apabila mencapai target
pemanfaatan <60 % ).
1.Baik (apabila mencapai target
pemanfaatan 65 – 95 % )
2.Kurang(apabila mencapai target
pemanfaatan <65 %)
1.Baik (apabila mencapai target
pemanfaatan 65 – 80 % )
2.Kurang(apabila mencapai target
pemanfaatan <65 %)
1.Baik (apabila mencapai target pemanfaatan
65 – 95 % )
2.Kurang (apabila mencapai target
pemanfaatan <65 %)
|
F. Lokasi dan
waktu penelitian
a. Tempat
Penelitian
ini bertempat di Posyandu Mawar, Posyandu Anggrek, Posyandu Anik, Posyandu
Aisyah, Posyandu Melati dan Posyandu Brilliant selama bulan Januari 2012 desa
Genteng Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi
b. Waktu
Waktu yang digunakan untuk
penelitian yaitu bulan Januari 2012.
G. Tehnik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini
pengumpulan data menggunakan data sekunder yaitu data tentang jumlah kunjungan
bayi dan balita juga berat badan bayi dan balita yang ditimbang dilihat dari
register kohort bayi dan balita di 6 Posyandu. Selain itu juga
menggunakan catatan bulanan kegiatan Posyandu untuk mengetahui
jumlah bayi dan balita yang memiliki KMS dan jenis penyuluhan kesehatan yang
diberikan dari ke 6 Posyandu yang yang ada di Puskesmas Jangkar pada bulan
Januari 2012.
H. Alat Ukur
Yang Digunakan
Alat ukur yang digunakan
adalah register kohort bayi dan balita untuk menilai keteraturan kunjungan dan
pemanfaatan posyandu oleh balita.
I. Tehnik
Pengolahan Data
1. Editing
Data yang didapat
dilapangan diperiksa kemudian dikumpulkan.
2. Coding
3. Tabulating
Data yang diperoleh disusun
dalam bentuk tabel – tabel distribusi frekuensi.
4. Transfering
Memindahkan
jawaban atau kode kemedia tertentu ( Master sheet ).
5. Analysis
Data
diolah dan dianalisis tanpa menggunakan uji statistik
J. Etika
Penelitian
Penelitian yang menggunakan
objek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat
terlindungi.Untuk itu perlu adanya ijin dari institusi ( Progam Studi Kebidanan
Malang ). Setelah mendapatkan persetujuan,baru penelitian boleh dilakukan
dengan menggunakan etika yang
meliputi :
1. Informed
Consent (Lembar Persetujuan Menjadi Responden )
Informed consent adalah
suatu izin ( konsent ) atau pernyataan setuju dari seseorang yang diberikan
secara bebas dan rasional. (J Guandhi.S.H, 2003)
Bertujuan agar responden
mengetahui maksud dan tujuan penelitian dan harus menandatangani lembar
persetujuan.
2. Anonimity (
Tanpa Nama)
Nama responden tidak perlu
dicantumkan pada lembar pengumpulan data.Untuk mengikut sertakan
responden,peneliti menuliskan nomor kode pada masing – masing lembar
pengumpulan data.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang
telah dikumpulkan dan subjek dijamin kerahasiaannya oleh peneliti hanya
beberapa kelompok saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada saat
penelitian.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Pada Bab ini akan disajikan
hasil pengumpulan data melalui register kohort bayi dan balita di desa Jangkar
wilayah kerja Puskesmas Jangkar pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus
2006.
Hasil Penelitian ini
meliputi “ Gambaran Pemanfaatan 4 Meja dari Sistem 5 Meja Posyandu Oleh Bayi
dan Balita di desa Jangkar Kabupaten Situbondo “. Adapun data yang disajikan
terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum berkaitan dengan
karakteristik responden meliputi usia. Sedangkan data khusus menggambarkan tentang
pemanfaatan 4 meja dari sistem 5 meja posyandu oleh bayi dan balita di desa
Jangkar Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo.
A. Data Umum
1. Karakteritik responden
berdasarkan usia di desa Jangkar pada bulan Maret s/d Agustus 2006.
Berdasarkan hasil penelitian
distribusi responden menurut umur bayi dan balita di desa Jangkar Kecamatan
Jangkar wilayah kerja Puskesmas Jangkar bulan Maret 2006 s/d Agustus 2006
terlihat sebagai berikut :
Tabel 4.1. Distribusi
frekuensi menurut usia bayi dan balita di desa Jangkar bulan Maret s/d Agustus
2006.
UMUR Jumlah %
|
0 – 12 bln 131 20,22
%
|
13 – 36 bln 261 40,28
%
|
37 – 60 bln 256 39,50
%
|
Total 648 100
%
|
Berdasarkan
tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar bayi dan balita berumur 13 – 36
bulan sebanyak 261 (40,28 %). Sedangkan yang paling sedikit berusia 0 –
12 bulan sebanyak 131 ( 20,22 %) saja.
B. Data Khusus
1. Karakteristik responden
yang memanfaatkan Meja 1 Posyandu yaitu pendaftaran
Berdasarkan
hasil penelitian pemanfaatan meja 1 oleh bayi dan balita di desa Jangkar
Kecamatan Jangkar wilayah kerja Puskesmas Jangkar bulan Maret s/d Agustus 2006
dapat diketahui pada distribusi frekuensi 4.2 berikut ini :
Tabel
4.2. Distribusi frekuensi pemanfaatan meja 1 oleh bayi dan balita di desa
Jangkar bulan Maret s/d Agustus 2006.
PEMANFAATAN jumlah %
|
Baik 615 94,91
%
|
Kurang 33 5,09
%
|
Total 648 100
%
|
Berdasarkan
tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pemanfaatan meja 1 oleh bayi dan balita yaitu
pendaftaran oleh petugas sebanyak 615 (94,91 %) termasuk dalam kategori baik.
Sedangkan yang kurang sebanyak 33 (5,09 %).
2. Karakteristik responden
yang memanfaatkan meja 2 Posyandu yaitu penimbangan bayi dan balita.
Berdasarkan
hasil penelitian distribusi bayi dan balita yang ditimbang di desa Jangkar
kcamatan Jangkar wilayah kerja Puskesmas Jangkar bulan Maret s/d Agustus 2006
dapat diketahui pada tabel distribusi 4.3 berikut ini :
Tabel
4.3. Distribusi frekuensi pemanfaatan meja 2 oleh bayi balita di desa Jangkar
bulan Maret s/d Agustus 2006.
PEMANFAATAN jumlah %
|
Baik 615 94,91
%
|
Kurang 33 5.09
%
|
Total 648 100
%
|
Berdasarkan
tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pemanfaatan pada meja 2 sebanyak 615 ( 94,91 %
) termasuk kategori baik. Sedangkan yang kurang 33 balita (5,09 % ).
3. Karakteristik responden
yang memanfaatkan meja 3 Posyandu yaitu Pencatatan KMS oleh
petugas.
Berdasarkan
penelitian distribusi balita yang KMS nya diisi oleh petugas di desa Jangkar
Kecamatan Jangkar wilayah kerja Puskesmas Jangkar bulan Maret s/d Agustus 2006
dapat diketahui pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi pemanfaatan meja 3 oleh bayi dan balita di desa Jangkar
bulan Maret s/d Agustus 2006.
PEMANFAATAN jumlah %
|
Baik 597 92,13
%
|
Kurang 51 8,87
%
|
Total 648 100
%
|
Berdasarkan
tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pemanfaatan posyandu oleh bayi dan balita yaitu
pencatatan KMS yang dilakukan oleh petugas sebanyak 597 (92,13 %)termasuk
kategori baik dan yang kurang 51 (8,87 % )
4. Karakteristik responden
yang memanfaatkan meja 4 Posyandu oleh bayi dan balita.
4.1.
Penyuluhan kesehatan .
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan distribusi pemanfaatan posyandu pada meja 4
oleh bayi dan balita di desa Jangkar Kecamatan Jangkar wilayah kerja Puskesmas
Jangkar bulan Maret s/d Agustus 2006 dapat diketahui pada tabel 4.5 berikut ini
:
Tabel 4.5
Distribusi frekuensi pemanfaatan meja 4 oleh bayi dan balita tentang penyuluhan
kesehatan di desa Jangkar bulan Maret s/d Agustus 2006.
PEMANFAATAN jumlah %
|
Baik 615 94,91
%
|
Kurang 33 5,09
%
|
Total 648 100
%
|
Berdasarkan
tabel 4.5 dapat diketahui bahwa bayi dan balita yang mendapat penyuluhan
kesehatan sebanyak 615 balita atau 94,91 % termasuk kategori baik. Sedangkan
yang tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan sebanyak 33 balita atau 5,09 %
tergolong kategori kurang dari seluruh jumlah balita.
4.2.
Pemberian makanan tambahan.
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan distribusi pemanfaatan posyandu pada meja 4 (
pemberian makanan tambahan ) oleh bayi dan balita di desa Jangkar Kecamatan
Jangkar wilayah kerja Puskesmas Jangkar bulan maret s/d agustus 2006 dapat
diketahui pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi pemanfaatan meja 4 oleh balita yang mendapatkan makanan
tambahan ( PMT ) di desa Jangkar bulan Maret s/d Agustus 2006.
PEMANFAATAN jumlah %
|
Baik 554 85,49
%
|
Kurang 94 14,51
%
|
Total 648 100
%
|
Berdasarkan
tabel 4.6 dapat diketahui bahwa bayi dan balita yang mendapatkan makanan
tambahan sebanyak 554 atau 85,49 % termasuk kategori baik dan yang tidak
mendapatkan makanan tambahan sebanyak 94 atau 14,51 % termasuk kategori kurang
karena belum sesuai dengan umur balita yang boleh diberi makanan tambahan.
4.2. Pembahasan
4.2.1.
Karakteristik responden yang memanfaatkan Meja I (Pendaftaran).
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan Sebagian besar bayi dan balita sudah
memanfaatkan meja 1 di posyandu. Kegiatan pada meja 1 meliputi pendaftaran oleh
petugas. Sebagian besar balita yang datang keposyandu sudah mendaftarkan diri
tapi ada juga yang tidak mendaftar. Balita yang tidak memanfaatkan pelayanan
pada meja I dikarenakan balita tersebut tidak datang atau tidak mengunjungi
posyandu yang diadakan di wilayahnya. Padahal fasilitas pada meja 1 sangat
penting bagi petugas kesehatan dikarenakan pendaftaran dan pencatatan berguna
untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan posyandu. Sedangkan untuk bayi
dan balita yang tidak mendaftar pada saat diadakannya posyandu petugas tidak
dapat mengetahui apakah bayi dan balita tersebut kunjungannya teratur atau
tidak pada setiap diadakannya posyandu. Seharusnya semua balita yang ada di
wilayah cakupan kegiatan posyandu bisa datang untuk memanfaatkan pelayanan
posyandu. Mengingat posyandu sangat penting untuk mengetahui tumbuh kembang
balita.
Menurut
Depkes RI 2000 pendaftaran dan pencatatan pada meja 1 posyandu berguna untuk
mengetahui target pencapaian penyelenggaraan posyandu.
4.2.2. Karakteristik
responden yang memanfaatkan Meja 2 (Penimbangan balita).
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan dari bulan Maret s/d Agustus 2006 dapat
diketahui bahwa hampir semua bayi dan sudah memanfaatkan pelayanan yang ada
pada meja 2, tetapi ada juga yang tidak memanfaatkan. Hal ini dikarenakan bayi
dan balita tersebut tidak datang saat diadakannya posyandu. Bayi dan balita
yang tidak memanfaatkan pelayanan pada meja 2 sangatlah rugi ini karena petugas
tidak dapat memantau tumbuh kembangnya yang dapat dilihat dari berat badan.Ini
mungkin dikarenakan orang tua balita tidak tahu bahwa didesanya sedang diadakan
posyandu atau mereka sedang bepergian.
Menurut
Depkes RI 2000 penimbangan balita setiap bulan berguna untuk
mengetahui pertumbuhan balita.Jika balita tidak ditimbang maka kita tidak akan
mengetahui balita tersebut pertumbuhannya sesuai dengan usia atau tidak.Selain
itu jika penimbangan yang teratur juga dapat memberikan gambaran berat badan
balita tersebut naik atau tidak.Jika tidak naik berturut – turut kita dapat
memberikan penyuluhan yang tepat pada ibu balita tersebut.
4.2.3. Karakteristik
responden yang memanfaatkan Meja 3 (Pencatatan KMS).
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa pemanfaatan posyandu pada meja
3 oleh bayi dan balita sebagian besar sudah baik dimana fasilitas yang ada
yaitu pencatatan KMS. Sebagian lagi tidak dicatat. Ini dikarenakan ibu balita
tidak membawa KMS saat diadakan Posyandu. Apabila bayi dan balita yang tidak
membawa KMS saat diadakannya posyandu maka balita tersebut pada bulan
berikutnya petugas tidak dapat memantau pertumbuhan dan perkembangannya yang
dapat dilihat dari berat badan. Selain itu juga orang tua tidak dapat melihat
apakah tumbuh kembang anaknya baik atau jelek.
Menurut Depkes RI 1996 KMS
adalah kartu untuk mencatat dan mengamati tumbuh kembang anak.Dengan melihat
garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan kebulan pada KMS seorang ibu
dapat mengetahui dan berusaha memperbaiki kesehatan anaknya.Selain itu dengan
melihat KMS seorang ibu dapat mengetahui kemampuan anaknya sesuai dengan
perkembangannya. Selain berguna bagi ibu balita KMS juga berguna untuk kader
yaitu untuk penyuluhan gizi kepada ibu berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya.Jika seorang bayi dan balita tidak mempunyai KMS maka bayi dan balita
tersebut tidak dapat dipantau pertumbuhan dan perkembangannya baik oleh ibu
atau tenaga kesehatan.
4.2.4. Karakteristik
responden yang memanfaatkan Meja 4 (Penyuluhan Kesehatan dan PMT ).
4.2.4.1.
Penyuluhan kesehatan
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan pada bulan Maret s/d Agustus didapatkan data tentang
pemanfaatan pelayanan meja 4 posyandu oleh bayi dan balita yaitu sebaian besar
sudah memanfaatkan. Ini diketahui bahwa hampir semua bayi dan balita sudah
mendapat penyuluhan kesehatan. Sedangkan sebagian lagi termasuk tidak
mendapatkan penyuluhan kesehatan disebabkan oleh bayi dan balita tersebut tidak
datang saat diadakannya posyandu..
Penyuluhan
kesehatan sangat penting karena dengan diadakannya penyuluhan kesehatan dapat
memberikan informasi yang penting tentang tumbuh kembang bayi dan balita juga
tentang hal – hal yang perlu diwaspadai oleh ibu balita.
Menurut
Depkes RI 2000 penyuluhan kesehatan yang dapat diberikan pada ibu balita yaitu
tentang :
1. Makanan sehat.
2. ASI Eksklusif.
3. Pemberian makanan
tambahan pada bayi usia diatas 6 bulan.
4. Anemia.
5. Penyuluhan tentang GAKY
( gangguan akibat kekurangan yodium )
6. Vitamin A.
7. WUS.
8. Pemanfaatan lahan
pekarangan.
9. Penyuluhan pada ibu
hamil dan menyusui.
4.2.4.2.
Pemberian makanan tambahan ( PMT penyuluhan ).
Pada
penelitian yang dilakukan pada bayi dan balita di desa Jangkar Kecamatan
Jangkar didapatkan sebagian besar bayi dan balita mendapatkan PMT penyuluhan.
Sebagian lagi tidak mendapakan . Ini dikarenakan petugas sudah
memperhatikan hal – hal yang berhubungan dengan usia bayi yang boleh diberi
makanan tambahan selain itu juga ada bayi dan balita yang tidak datang saat
diadakannya posyandu.
Menurut
Depkes RI 2000 pemberian makanan tambahan ada dua yaitu PMT penyuluhan dan PMT
pemulihan.PMT penyuluhan yaitu PMT yang diberikan pada semua balita dan
penyuluhan pada ibu balita tentang pemberian makanan tambahan. Sedangkan PMT
pemulihan adalah PMT yang diberikan pada ibu balita yang berat badan balitanya
berada dibawah garis merah.PMT yang sesuai umur bayi dan balita adalah balita
yang usianya 6 bulan keatas.Ini dikarenakan sistem pencernaan bayi usia dibawah
6 bulan belum bisa mencerna makanan,makanan yang cocok pada usia ini adalah ASI
saja.
Pada
posyandu yang diadakan pada bulan Maret s/d Agustus ini hanya diberikan PMT
penyuluhan saja.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Sesuai
dengan tujuan penelitia yang dilakukandidapatkan kesimpulan bahwa :
1.
Pemanfaatan pelayanan meja 1 posyandu oleh bayi dan balita di desa
Jangkar sudah baik.
2.
Pemanfaatan pelayanan meja 2 posyandu oleh bayi dan balita di desa
Jangkar sudah baik.
3.
Pemanfaatan pelayanan meja 3 posyandu oleh bayi dan balita di desa
Jangkar sudah baik.
4.
Pemanfaatan pelayanan meja 4 posyandu oleh bayi dan balita di desa
Jangkar sudah baik.
5.2. Saran
a. Bagi Instansi Kesehatan
Puskesmas harus melakukan penjadwalan posyandu
secara teratur dan memberikan pembinaan kader tiap bulan dipuskesmas untuk
membantu proses pelaksanaan kegiatan posyandu dan kegiatan pelayanan posyandu.
b. Bagi Profesi Kebidanan
Bidan atau tenaga kesehatan
harus melakukan penyuluhan tentang pentingnya posyandu pada masyarakat pada
setiap satu bulan sekali seecara rurin dan setiap diadakannya kegiatan posyandu
untuk meningkatkan jumlah cakupan pelayanan posyandu.
c. Bagi Masyarakat
Masyarakat
terutama yang mempunyai bayi dan balita diharapkan bisa hadir pada setiap
kegiatan posyandu di posyandu Mawar, posyandu Angrek, posyandu Anik, posyandu
Aisyah, posyandu Melati, Posyandu Brilliant sesuai jadwal yang ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Kunto, Suharsini. 1998. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta : Rineka
Cipta
Ari Kunto, Surasini. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan Kedua Belas. Edisi Revisi
IV. Jakarta : Rineka Cipta.
Depkes RI. 1996. Pedoman Kegiatan
Kader di Pos Pelayanan terpadu. Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI. 2000. Buku Kader Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta : Depkes RI.
Guwandhi, J. 2003. Informed Consent.
Jakarta.
Jangkar, Puskesmas. 2006. SKDN Bulan
Maret 2006. Situbondo : Puskesmas Jangkar.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Cetakan Kedua. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Konsep
dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta.