BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian matian maternal dapat terjadi pada saat pertama pertolongn persalinan. Penyebab pertama kematian ibu adalah trias klasik (perdarahan, infeksi, gestosis). Sedangkan penyebab kematian perinatal adalah asfiksia neonatorum, trauma persalinan prematuritas atau berat bayi lahir rendah (BBLR), dan infeksi neonatorum. (Manuaba, 1998 :49)
Pemantauan kehamilan dan reaksi terhadap perawatan adalah penting. Pada setiap kunjungan ibu hamil dilakukan secara menyeluruh. Apabila terdapat hasil pemeriksaan fisik yang mencurigakan harus segera dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam.
Dengan memperhatikan skema hubungan kerja dan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh karena itu harus terdepan pelayanan kesehatan dapat diharapkan terjadi penurunan angkakesakitan dan kematian maternal maupun perinatal. (Manuaba, 1998 : 25)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembuatan makalah ini, diharapkan penulis dapat memberikan asuhan kebidanan ibu hamil dengan infark plasenta secara baik dan benar sesuai dengan manajemen kebidanan menurut Helen Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan tahap pengumpulan data dasar pada ibu hamil dengan infark plasenta.
b. Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasikan diagnosa dan masalah pada ibu hamil dengan infark plasenta.
c. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan langsung dengan aman dan efisien pada ibu-ibu hamil dengan infark plasenta.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Yang di maksud Infark Plasenta adalah terjadinya pemadatan plasenta, nuduler dan keras sehingga tidak berfungsi dalam pertukaran nutrisi. Infark plasenta dapat dapat terjadi pada bagian fetal atau maternal dan atau keduanya. (Manuaba, 1998 : 236)
Infark plasenta adalah bagian yang keras berwarna merah-cokelat pucat dapat berukuran kecil ataupun besar dan terletak dimanapun di bawah lempeng korionik. Infark tersusun atas vili yang berdegenerasi dan bekuan fibrin. Infraksi plasenta jarang terjadi pada awal kehamilan. Kadang-kaadang infark kecil biasa di temukan bisa di temukan pada plasenta normal yang lanjut dan mungkin bertambah banyak dengan adanya preeklamsi.Pada kehamilan serotinus saat penuaan plasenta jelas terlihat, sering ditemukan infark plasenta kecil-kecil yang tersebar. Infark luas terjadi pada solusio plasenta parsial. Infark plasenta ekstensif dapat menyebabkan gawat janin akut atau kronis bahkan dapat menyebabkan kematian janin.
(Benson, 2008 : 93-94)
Lesi yang sering terjadi, meskipun penyebabnya beragam secara kolektif disebut infark plasenta. Seperempat plasenta dari kehamilan aterm tanpa komplikasi mengalami infark, sedangkan kehamilan dengan komplikasi penyakit hipertensi berat mengalami infark pada sekitar dua pertiga kasus. Infark terjadi akibat oklusi pasukan darah pada ibu. Gambaran hispatologik utama meliputi degenerasi fibrinoid trofblas, infark iskemik akibat oklusi arteri spiralis dan akhirnya kalsifikasi. Fokus-fokus kecil (kurang dari 1 cm) degenerasi subkorion dan marginal terdapat pada hampir semua plasenta aterm tetapi fokus yang lebih besar biasanya di anggap abnormal.
(Leveno, 2009 : 273)
B. Jenis Infark Plasenta
Ada beberapa jenis infark plasenta, antara lain:
1. Terdapat pada tepi atau atau dekat tepi plasenta yang dijumpai pada plasenta marginata danplasenta sirkumvalata. Biasanya disebut dengan “infark marginal”.
2. Terdapat hanya pada permukaan fetal, yang tidak besar arti klinisnya, kecuali bila sangat luas.
3. Infark yang lebih tebal dan meliputi sebagian atau seluruh plasenta. Ada pula pula yang disebut “infark putih”, yaitu degeneraasi berwarna putih, dan “infark merah”, merupakan hematoma intervili. (Mochtar,1998 : 247)
C. Penyebab Infark Plasenta
Infark plasenta dapat terjadi pada bagian fetal atau maternal dan atau keduanya. Infark plasenta disebabkan oleh infeksi pada pembuluh darah arteri dalam bentuk pariartritis atau enartritis yang menimbulkan nekrosis jaringan dan disertai bekuan darah. (Manuaba, 1998 : 236)
D. Komplikasi
Pengaruh infark terhadap kehamilan kehamilan dan persalinanantara lain dapat menyebabkan tertinggalnya selaput ketuban, sisa plasenta atau terjadi retensio plasenta yang dapat menyebabkan perdarahan sehingga kadang-kadang memerlukan tindakan manual atau digital dan kuretase untuk mengeluarkan dan membersihkannya. Dapat juga terjadi hidrirea atau perdarahan antepartum, solusio plasenta abortus, partus prematurus, perdarahan dan infeksiserta juga menggangu pertumbuhan janin dan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (small for date). (Mochtar, 1998 : 248)
Pada gangguan yang besar dapat dapat menimbulkan kurangnya pertukaran nutrisi, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, keguguran, lahir prematur, lahir dengan berat badan rendah, dan kematian dalam rahim. (Manuaba, 1998 : 236)
E. Therapi
Therapi antikoagulan diberikan untuk wanita hamil yang sebelum kehamilan sudah rumit oleh infark plasenta yang luas, hambatan pertumbuhan janin intrauterine, ataupun stillbirths. Dengan therapi antikoagulan, bayi lahir hidup, pertumbuhan tidak tidak terbelakang, dan tidak ada infark parah plasenta diamati. Therapi mengakibatkan tidak ada efek samping baik di ibu maupun neonatus. (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7078902)
Pengaruh infark terhadap kehamilan dan persalinan antara lain dapat menyebabkan perdarahan sehingga kadang-kadang memerlukan tindakan manual atau digital dan kuretase untuk mengeluarkan membersihkannya. (Mochtar, 1998 : 248)