BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Harapan penulis dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswi jurusan kebidanan tentang infeksi pada bayi baru lahir. Sehingga para mahasiswi lebih siap menghadapi problema – problema pada bayi baru lahir, karena hal tersebut sangat mempengaruhi kesehatan bayi baru lahir.
1.2 Tujuan
Pembuatan tulisan ini bertujuan untuk memberikan refrensi dan tambahan wawasan terhadap mahasiswi sekaligus juga membantu dosen pengajar dalam proses pembelajaran materi mata kuliah Kegawat Daruratan Neonatus. Selain itu, pembuatan makalah ini ditujukan dalam memenuhi tugas tambahan dalam mata kuliah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
INFEKSI SITOMEGA LOVIRUS PADA BAYI BARU LAHIR
2.1 DEFINISI
Infeksi sitomegaloverus adalah suatu pernyakit virus yang bisa menyebabkan kerusakanotak dan kematian padabayi baru lahir.
2.2 PENYEBAB
Sitomegaloverus kongetalis terjadi jika virus dari ibu yang terinfeksi menular kepada kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta (ari – ari). Infeksi pada ibu mungkin tidak menimbulkan gejala sehingga ibu tidak menyadari bahwa dia menderita infeksi sitomegaloverus.
Sesudah lahir, bayi bisa tertular oleh infeksi sitomegaloverus melalui ASI atau transfusi darah. Bayi cukup umur yang ibunya terinfeksi sitomegaloverus, tidak menimbulkan gejala dan bayi yang diberi ASI terlindung oleh antibodi yang terkandung didalam ASI. Bayi prematur yang tidak mendapatkan ASI dan menjalani tansfusi dara yang terkontaminasi, akan menderita infeksi yang berat karena meraka tidak memiliki antibodi.
2.3 GEJALA
Kebanyakan bayi yang menderita sitomegaloverus kongintitalis tidak menunjukkan gejala. Hanya 10% yang menunjukan gejala – gejala berikut:
- Berat badan lahir rendah.
- Mikrosefalus (kepala kecil)
- Kejang
- Ruam kulit (peteki atau bintik – bintik kecil berwarna keunguan)
- Jaundice (sakit kuning)
- Ubun – ubun menonjol
- Pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegali)
- Peradangan retina.
- Kalsifikasi intrakranial (pengendapan mineral di dalam otak).
30% dari bayi tersebut meninggal, lebih dari 90% bayi yang selamat dan 10% dari bayi yang tidak menunjukan gejala, dikemudian hari akan mengalami kelainan saraf dan otak (diantaranya tuli, keterbelakangan mental dan gangguan penglihatan). Bayi yang terinfeksi setelah lahir bisa menderita pneumonia, pembesaran dan peradangan hati serta pembesaran limpa.
2.4 DIAGNOSA
Diagnosa di tegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik serta riwayat infeksi sitomegaloverus pada ibu ketika hamil. Untuk memperkuat diagnosa bisa dilakukan pembiakan terhadap contoh air kemil atau darah.
Pemerintahan yang biasa dilakukan :
- analisa kemih untuk mencari badan inklusi virus .
- titer antibodi terhadap sitomegaloverus pada ibu dan bayi.
- Rontgen kepala (menunjukan adanya kalsifikasi intrakranial)
- Kadar bilirubin (untuk menilai beratnya jaundice dan kerusakan hati)
- Funduskopi (bisa menunjukan adanya korioritnitis)
- Hitung darah lengkap (bisa menunjukan adanya anemia)
- Rontgen dada (untuk menunjukan pneumonia).
2.5 PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus infeksi sitomegaloverus pada bayi. Anti virus gancyclovir tidak diberikan karena memiliki efek samping yang berbahaya bagi bayi. Pengobatan ditunjukan kepada terapi fisik dan pemilihan sekolah khusus untuk anak – anak yang menderita keterbelakangan psikomotorok.
2.6 PROGNOSIS
Jika tidak terbentuk kalsifikasi di dalam otak, maka kecil kemungkinannya akan terjadi keterbelakangan mental. Adanya kalsifikasi menunjukan kemungkinan terjadinya keterbelakangan psikomotor.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Harapan penulis dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswi jurusan kebidanan tentang infeksi pada bayi baru lahir. Sehingga para mahasiswi lebih siap menghadapi problema – problema pada bayi baru lahir, karena hal tersebut sangat mempengaruhi kesehatan bayi baru lahir.
1.2 Tujuan
Pembuatan tulisan ini bertujuan untuk memberikan refrensi dan tambahan wawasan terhadap mahasiswi sekaligus juga membantu dosen pengajar dalam proses pembelajaran materi mata kuliah Kegawat Daruratan Neonatus. Selain itu, pembuatan makalah ini ditujukan dalam memenuhi tugas tambahan dalam mata kuliah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
INFEKSI SITOMEGA LOVIRUS PADA BAYI BARU LAHIR
2.1 DEFINISI
Infeksi sitomegaloverus adalah suatu pernyakit virus yang bisa menyebabkan kerusakanotak dan kematian padabayi baru lahir.
2.2 PENYEBAB
Sitomegaloverus kongetalis terjadi jika virus dari ibu yang terinfeksi menular kepada kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta (ari – ari). Infeksi pada ibu mungkin tidak menimbulkan gejala sehingga ibu tidak menyadari bahwa dia menderita infeksi sitomegaloverus.
Sesudah lahir, bayi bisa tertular oleh infeksi sitomegaloverus melalui ASI atau transfusi darah. Bayi cukup umur yang ibunya terinfeksi sitomegaloverus, tidak menimbulkan gejala dan bayi yang diberi ASI terlindung oleh antibodi yang terkandung didalam ASI. Bayi prematur yang tidak mendapatkan ASI dan menjalani tansfusi dara yang terkontaminasi, akan menderita infeksi yang berat karena meraka tidak memiliki antibodi.
2.3 GEJALA
Kebanyakan bayi yang menderita sitomegaloverus kongintitalis tidak menunjukkan gejala. Hanya 10% yang menunjukan gejala – gejala berikut:
- Berat badan lahir rendah.
- Mikrosefalus (kepala kecil)
- Kejang
- Ruam kulit (peteki atau bintik – bintik kecil berwarna keunguan)
- Jaundice (sakit kuning)
- Ubun – ubun menonjol
- Pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegali)
- Peradangan retina.
- Kalsifikasi intrakranial (pengendapan mineral di dalam otak).
30% dari bayi tersebut meninggal, lebih dari 90% bayi yang selamat dan 10% dari bayi yang tidak menunjukan gejala, dikemudian hari akan mengalami kelainan saraf dan otak (diantaranya tuli, keterbelakangan mental dan gangguan penglihatan). Bayi yang terinfeksi setelah lahir bisa menderita pneumonia, pembesaran dan peradangan hati serta pembesaran limpa.
2.4 DIAGNOSA
Diagnosa di tegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik serta riwayat infeksi sitomegaloverus pada ibu ketika hamil. Untuk memperkuat diagnosa bisa dilakukan pembiakan terhadap contoh air kemil atau darah.
Pemerintahan yang biasa dilakukan :
- analisa kemih untuk mencari badan inklusi virus .
- titer antibodi terhadap sitomegaloverus pada ibu dan bayi.
- Rontgen kepala (menunjukan adanya kalsifikasi intrakranial)
- Kadar bilirubin (untuk menilai beratnya jaundice dan kerusakan hati)
- Funduskopi (bisa menunjukan adanya korioritnitis)
- Hitung darah lengkap (bisa menunjukan adanya anemia)
- Rontgen dada (untuk menunjukan pneumonia).
2.5 PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus infeksi sitomegaloverus pada bayi. Anti virus gancyclovir tidak diberikan karena memiliki efek samping yang berbahaya bagi bayi. Pengobatan ditunjukan kepada terapi fisik dan pemilihan sekolah khusus untuk anak – anak yang menderita keterbelakangan psikomotorok.
2.6 PROGNOSIS
Jika tidak terbentuk kalsifikasi di dalam otak, maka kecil kemungkinannya akan terjadi keterbelakangan mental. Adanya kalsifikasi menunjukan kemungkinan terjadinya keterbelakangan psikomotor.