Latar belakang
Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua
dimensi. Pertama: yang laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang
masih tinggi akibat bebagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif
kurang baik. Kedua ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause
dan kanker.
Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang semakin ketat
yang menuntut kita semua untuk menyiapkan
manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus
bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan
berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan,
masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki
posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan
kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan,
promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama
dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang
membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas
tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan
segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian
profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input,
proses dan output.
|
Persoalan terpenting lainya adalah persoalan
kelangsungan hidup anak. Dari 18 juta balita yang ada di Indonesia saat ini,
paling tidak 5 juta diantaranya menderita kekurangan gizi dan 1,7 juta lainnya
mengalami gizi buruk (Kompas,26/1/2007). Penyebabnya adalah faktor kemiskinan
dan faktor lain adalah budaya dan ketidaktahuan. Hal ini pula yang menyebabkan
tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Berdasarkan Human Development
Report tahun 2007,
AKB Indonesia bertengger pada posisi 43,5/1000 kelahiran hidup, dan itu
artinya dari 5 juta bayi yang lahir, 217 ribu diantaranya meninggal dunia atau
sekitar 650 anak setiap harinya.
Penyebab
kematian ibu adalah:
·
Perdarahan 42%
·
Eklampsi 13%
·
Komplikasi Aborsi 11%
·
Infeksi 10%
·
Partus lama 9%
·
Tidak diketahui
15%
Seperti :
- Sosial ekonomi
-
Pendidikan
-
Kedudukan dan peran wanita
-
Sosial budaya
-
Transportasi
Penyebab
kematian bayi adalah:
·
Derajat kesehatan hamil rendah dan komplikasi obstetri
·
Tumbuh kembang janin dalam kandungan terhambat
·
Proses persalinan (aspiksia, trauma, hipotemi)
|
Hasil survey dilaporkan bahwa Perilaku
seksual remaja
yang mengaku terus terang pernah hubungan seks adalah Perempuan
: < 1% dan Laki-laki
: 5%, dan hasil survey
lainnya melaporkan siswa-siswi di 3 SMU DKI 2002 pernah
hubungan seks, yang terdiri dari Laki-laki
: 8,9% dan Perempuan
: 7.2%.
Angka
remaja hamil di indonesia masih sulit untuk didapatkan karena masih ditutupi /
dirahasiakan. Dalam hal ini perlu
peran para bidan untuk
mensosialisasikan fungsi alat reproduksi di kalangan remaja pra puberitas
dan puberitas.
Pengalaman
seksual dan penggunaan kondom
(Susenas, 2002)
Umur
|
♀
|
♂
|
15-19 tahun
|
34,7%
|
30,9%
|
20-24 tahun
|
48,6%
|
46,5%
|
Tempat tinggal
|
||
Kota
|
44,2%
|
44,1%
|
Desa
|
30,3%
|
29,9%
|
Masalah yang berhubungan dengan kehamilan
remaja adalah Jumlah / proporsi besar (22,9), penanganan
belum komprehensif,
kurangnya info yang benar dan adanya penolakan beberapa
pihak sekolah terhadap pemberian pendidikan seks kepada remaja.
Akibat yang paling terlihat adalah meningkatkan
angka arbosi yang tidak aman
serta perkawinan usia muda.
|
Berdasarkan
penjelasan pasal 15 ayat 12 UU Kes No. 23 / 1992 dinyatakan bahwa peluang untuk
beraborsi tetap terbuka, tetapi hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Pengertian Unsafe Abortion adalah pengguguran
kandungan yang dilakukan dengan tindakan yang tidak steril serta tidak aman,
secara medis.
Komplikasi
yang dapat ditimbulkan dari Aborsi adalah :
1.
Gangguan psikis
2.
Perporasi
3.
Infeksi
4.
Syok
Peran
bidan dalam
menangani Unsafe Abortion adalah memberikan
penyuluhan pada klien tentang efek-efek yang ditimbulkan dari tindakan unsafe
abortion. Untuk
bidan atau nakes
perlu disadari bahwa siapa saja yang melakukan tindakan aborsi tanpa indikasi (ilegal) akan
dijerat hukum denda dan hukuman kurungan serta perjanjian kepada Tuhan yang
Maha Esa.
|
Berat
badan bayi < 2500 gram. Masih rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang
dilahirkan, semakin tinggi morbilitas dan mortilitas bayi. Faktor
predisposisi BBLR adalah :
1.
Faktor ibu
·
Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
·
HAP
·
Malnutrisi
·
Hidramnion
·
Penyakit kronis (jantung)
·
Hipertensi
·
Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
·
Jarak kehamilan < 2 tahun
2.
Faktor janin
·
Cacat bawaan
·
KPD
·
Hidramnion
3.
Ekonomi
yang rendah
4. Kebiasaan
·
Pekerjaan yang melelahkan
·
Merokok
5.
Tidak diketahui
|
Tingkat
fertilitas
/ tingkat kesuburan yang mana sumbernya adalah PUS (Pasangan Usia Subur)
merupakan salah satu masalah kebidanan komunitas yang perlu mendapatkan
perhatian karena dengan tingginya tingkat fertilitas tanpa diiringi oleh
tingkat pengetahuan akan sistem reproduksi akan meningkatkan AKI dan AKB. Peran
bidan adalah memberikan
penyuluhan pada PUS tentang sistem
reproduksi dalam kehidupan suami-istri.
Pertolongan
Persalinan oleh tenaga Non Kesehatan
Biasanya disebabkan oleh tingkat kepercayaan masyarakat a/n dukun masih tinggi, rendahnya profesionalisme bidan dalam menolong persalinan, kurangnya pendekatan personal antara bidan dan bumi, peran bidan dalam hal ini adalah lebih meningkatkan kebersamaan dengan anggota masyarakat meningkatkan profesionalisme dalam bidang pertolongan persalinan / ilmu kebidanan
|
Peran
bidan adalah memberikan
penyuluhan tentang resiko yang ditimbulkan akibat seks bebas yang dilakukan
bukan dengan pasangan yang sah terutama dengan PSK, penyuluhan
tentang penggunaan kondom dalam kondisi tertentu. Perilaku dan sosial budaya yang berpengaruh pada
pelayanan kebidanan di komunitas.
Masalah-masalah lain yang berhubungan dengan sosial budaya masyarakat adalah :
o
Kurangnya pengetahuan, salah satunya dibudang kesehatan
o
Adat istiadat yang dianut / berlaku di wilayah setempat
o
Kurangnya peran serta masyarakat
o
Perilaku masyarakat yang kurang terhadap kesehatan
o
Kebiasaan-kebiasaan / kepercayaan negatif yang berlaku
negatif dan
positif.
Sosial
budaya yang ada di masyarakat memberi 2 pengaruh pada masyarakat tersebut yaitu
: pengaruh negatif dan positif.
Sosial
budaya masyarakat yang bersifat positif antara lain :
§ Rasa
kekeluargaan dan semangat gotong royong
§ Mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan
§ Rasa
tolong menolong / perasaan senasib sepenanggungan
Sosial
budaya masyarakat yang bersifat negatif antara lain :
§ Membuang
sampah sembarangan sehingga timbul daerah kumuh
§ Penyalahgunaan
obat-obatan
§ Industri-industri
yang tidak memperhatikan pembuangan limbah yang baik
§ Wanita
pekerja yang tidak dapat merawat anaknya dengan baik
§ Masalah
kesehatan jiwa yang menonjol.