MONITORING KINERJA KLINIS PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah
mengikuti pembelajaran diharapkan peserta dapat memahami cara monitoring dan
evaluasi kinerja klinis perawat dan bidan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
KHUSUS
Setelah
mengikuti pembelajaran peserta mampu :
1.
Menjelaskan pengertian monitoring dan evaluasi.
2.
Menyebutkan tujuan monitoring.
3.
Menjelaskan prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi.
4.
Menjelaskan keterkaitan antara monitoring dan evaluasi
5.
Mengidentifikasi metoda evaluasi kinerja klinis
6.
Menjelaskan tipe monitoring dan evaluasi kinerja klinis
7. Menjelaskan langkah-langkah monitoring dan
evaluasi kinerja klinis
8.
Menjelaskan sistem monitoring kinerja klinis
9.
Melakukan monitoring dan pengelolaan penyimpangan
kinerja klinis
MATERI
1.
Pengertian monitoring dan evaluasi
2.
Tujuan monitoring dan evaluasi
3.
Keterkaitan antara monitoring dan evaluasi
4.
Prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi
5.
Metoda evaluasi
kinerja klinis
6.
Tipe monitoring dan evaluasi kinerja klinis
7. Langkah-langkah monitoring dan evaluasi
kinerja klinis
8.
System monitoring kinerja klinis
9.
Pengelolaan penyimpangan kinerja klinis
METODA
1.
Kuliah singkat
2.
Latihan/Penugasan
3.
Kerja kelompok
4.
Diskusi Pleno
RENCANA PENGAJARAN
SESI I
|
SESI
II
|
Bagian
A
Topik : Persepsi
Metoda : Diskusi
Waktu : 20 menit
|
Bagian
A
Topik : Persepsi 2
Metode : Diskusi kelompok
dan presentasi
Waktu :
20 menit
|
Bagian
B
Topik : Prinsip-prinisp Monitoring
Metoda : Kuliah singkat
Waktu : 30 menit
|
Bagian B
Topik : Mekanisme monitoring
dan Evaluasi
Metoda : Kuliah singkat
Waktu : 30 menit
|
Bagian C
Topik : Metode Evaluasi
Metode : Kuliah Singkat
Waktu :
40 menit
|
Bagian C
Topik : Penugasan
Metoda : Kerja Kelompok,
Diskusi Pleno
Waktu : 40 menit
|
MATERI
MONITORING dan EVALUASI
KINERJA KLINIS PERAWAT dan BIDAN
Pendahuluan
Monitoring dan Evaluasi merupakan
bagian penting dari administrasi yang efektif dalam suatu organisasi. Hal ini
suatu proses bantuan kepada staf untuk mencapai tujuan organisasi. Hasil yang
diharapkan dikaitkan dengan standar yang digunakan dalam pelayanan kesehatan akan bermakna
apabila tujuan dapat dicapai dengan hasil yang baik. Hasil tersebut sangat
tergantung pada kualitas kinerja yang ditampilkan oleh klinisi, termasuk
perawat dan bidan. Oleh sebab itu salah satu bagian yang penting dalam
proses manajemen adalah melakukan
monitoring untuk mengetahui bagaimana perawat dan bidan melakukan pekerjaannya.
Dalam melakukan monitoring kinerja perawat dan bidan, perlu ada seorang
koordinator untuk perawat dan koordinator
untuk bidan. Dengan demikian diharapkan kinerja perawat dan bidan dapat dipertanggungjawabkan dan segera
diketahui bila terjadi penyimpangan, namun keputusan harus dibuat berdasarkan
informasi yang lengkap. Hasil monitoring ini harus dilaporkan dan bila terdapat
penyimpangan segera ditindaklanjuti tetapi sebaliknya bila terdapat peningkatan
kinerja perlu diberikan penghargaan. Monitoring merupakan bagian dari evaluasi
yang dilakukan dalam proses kegiatan/evaluasi formatif. Sedangkan evaluasi selain berisi monitoring
juga melihat kembali kegiatan yang dilakukan secara keseluruhan/evaluasi
sumatif.
Perubahan yang begitu cepat dalam pelayanan kesehatan,
peningkatan kebutuhan masyarakat akan pelayanan dan keterbatasan sumber daya,
telah mendorong kearah tersedianya pelayanan yang berkualitas dengan
melaksanakan sesuatu yang benar pada saat yang tepat dengan upaya yang sesuai. Prinsip ini perlu diterapkan sehingga
diperlukan adanya jaminan mutu, standar,
indikator kinerja, uraian tugas serta sistem monitoring dan evaluasi yang
berdasarkan standar dan kebutuhan pelayanan.
Monitoring kinerja klinis bagi perawat dan bidan
merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu kinerja itu sendiri dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada umumnya. Untuk mengukur kinerja
harus ada suatu indikator kinerja dan
melalui monitoring, kinerja seseorang dapat dilihat dan dinilai.
Kinerja
mengandung komponen kompetensi profesional
dan produktifitas dalam kaitannya dengan pelayanan keperawatan/kebidanan, maka
kompetensi perawat dan bidan dalam pelaksanaan tugas pelayanan didasarkan atas
standar profesi masing-masing. Sebagai profesi perawat atau bidan
seyogyanya bekerja secara profesional sehingga
layanan yang diberikan bermutu tinggi. Kita ketahui banyak faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja seseorang, namun harus disadari bahwa profesi
perawat dan bidan berkaitan dengan keselamatan dan kesejahteraan orang lain.
Tanggung jawab dan akontabilitas perawat dan bidan akan tercermin dalam deskripsi pekerjaannya
dan diterjemahkan kedalam fungsi-fungsi sesuai dengan lingkup pekerjaannya. Fungsi akan mengarah pada
kegiatan-kegiatan spesifik dan menentukan kinerja klinis tiap perawat dan
bidan. Bagaimana mengukur kinerja klinis perawat dan bidan? Tetapkanlah
indikator kinerja kuncinya terlebih dulu, karena tidak semua indikator
akan dimonitor oleh manajer perawat dan
bidan. Indikator kinerja kunci merupakan pilihan dari aktititas yang kritikal sehingga bila tidak dilakukan akan sangat berdampak
luas atau merugikan pasen.
Penugasan I
1.
Setiap peserta menyiapkan kertas untuk menuliskan
persepsi masing-masing tentang gambar yang ditayangkan.
2.
Peserta masuk dalam kelompok (acak) tidak lebih dari 6
orang dalam kelompok.
3. Kelompok berdiskusi tentang gambar yang
ditayangkan dan menyamakan persepsi.
4.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompok
5.
Penyaji kembali kedalam kelompok dan kelompok
berdiskusi untuk menentukan bingkai apa yang paling cocok untuk gambar
tersebut. Mengapa wama tersebut dipilih, apa tujuannya dan apa kaitannya dengan
monitoring.
6.
Presentasikan hasil diskusi.
Pengertian
Monitoring
Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan
suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah
kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi(WHO)
Pengertian Evaluasi
World Health
Organization (WHO) merumuskan evaluasi sebagai suatu proses dari pengumpulan
dan analisis informasi mengenai efektivitas dan dampak suatu program dalam
tahap tertentu sebagai bagian atau
keseluruhan dan juga mengkaji pencapaian program. Definisi lain dikemukakan oleh Swansburg
(1996) yang menyatakan bahwa evaluasi kinerja adalah suatu proses pengendalian
dimana kinerja pegawai dievaluasi berdasarkan standar.
Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data menganalisis informasi tentang efektifitas
dan dampak dari suatu tahap atau keseluruhan program . Evaluasi juga termasuk
menilai pencapaian program dan mendeteksi serta menyelesaikan masalah dan
merencanakan kegiatan yang akan datang(WHO). Evaluasi adalah proses pemberian
informasi untuk membantu membuat keputusan tentang objek yang akan dievaluasi
Banyak orang berfikir bahwa evaluasi
adalah suatu kegiatan yang dilakukan di akhir suatu program/proyek dan itu
tidak membutuhkan pikiran yang serius , pendapat ini adalah suatu hal yang
salah karena evaluasi membutuhkan perencanaan sebelum mengerjakan suatu program
/proyek dan termasuk evaluasi formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif adalah evaluasi
yang dilakukan selama program atau kegiatan berlangsung dan ini dikaitkan
dengan proses monitoring.Informasi yang diperoleh dari monitoring memungkinkan
untuk dapat membuat dan menetapkan tentang bagaimana program tersebut dapat berjalan atau bagaimana sebaiknya proses untuk mencapai
tujuan; contoh monitoring dari suatu pencapaian
artinya bahwa anda dapat terus menerus mengkaji ulang kemajuan dan
mengidentifikasi sesuatu untuk menyakinkan bahwa hal itu realistik dan dapat dicapai
dan dimodifikasi atau bila perlu memperbaikinya sementara program masih
berjalan.
Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah :
- Menentukan kompetensi pekerjaan.
- Meningkatkan kinerja dengan menilai dan mendorong hubungan yang baik diantara pegawai (perawat dan bidan).
- Menghargai pengembangan staf dan memotivasi pegawai kearah pencapaian kualitas yang tinggi.
- Menggiatkan konseling dan bimbingan dari manajer.
- Memilih perawat dan bidan berkualitas untuk pengembangan dan peningkatan gaji.
- Mengidentifikasi ketidakpuasan pegawai.
Secara umum Sistem Manajemen Kinerja Klinis memberi kerangka kerja
pengembangan program melalui; kinerja
yang disadari (performance awareness), pengukuran kinerja (performance measurement)
dan peningkatan kinerja (performance improvement).
Tujuan
Monitoring dan Evaluasi
- Memperoleh informasi terutama tentang kegiatan apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan memberikan umpan balik
- Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan yang telah dilakukan
- Sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan program/kegiatan dan tindak lanjut dari aktifitas monitoring.
- Menentukan kompetensi pekerjaan dan meningkatkan kinerja dengan menilai dan mendorong hubungan yang baik diantara pegawai dalam hal ini perawat dan bidan.
- Menghargai pengembangan staf dan memotivasi perawat dan bidan kearah pencapaian kualitas yang tinggi.
- Menggiatkan konseling dan bimbingan dari manajer
- .Memilih perawat dan bidan yang berkualitas untuk pengembangan dan peningkatan gaji.
- Mengidentifikasi ketidak puasan perawat dan bidan.
Manfaat Monitoring dan Evaluasi
- Mengidentifikasi masalah keperawatan/kebidanan.
- Mengambil langkah korektif untuk perbaikan secepatnya.
- Mengukur pencapaian sasaran/target.
- Mengkaji kecenderungan status kesehatan pasen/masyarakat yang mendapat pelayanan.
Prinsip-prinsip Monitoring dan Evaluasi
- Libatkan staf dalam perencanaan dan implementasi,rapat dengan staf untuk memberi kesempatan mengerti konsep dan ide-ide dan keuntungan self evaluasi menjadi berguna
- Pilih seorang atau dua orang sebagai tim kecil yang bertanggung jawab dan membatasi data dan analisis tetapi tidak membuat rekomendasi.
- Pastikan ada konsensus rencana evaluasi walaupun ini kelihatannya membtuhkan waktu dan usaha yang besar
- Sediakan kepada tim evaluasi sumber–sumber pengambilan data dan analisis ini mungkin melibatkan pendapat dari ahli
- Mendorong evaluator untuk melaporkan kemajuan walaupun mereka tidak pada posisi untuk melapor
- Gunakan temuan – temuan untuk merefleksikan program dibawah pengawasannya, tentukan apa yang akan dirubah, dibuat dan untuk apa contoh apakah proses implementasi harus dimodifikasi sehingga tujuan dapat dicapai.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan
Monitoring
1. Monitoring kinerja klinis perawat dan
bidan berdasarkan indikator kinerja klinis
2. Indikator kinerja berdasarkan standar dan
uraian tugas.
3. Indikator kinerja klinis dipilih yang
menjadi indikator kunci
4. Indikator harus bersifat ; dapat diukur
atau dinilai, dapat dicapai, dan bersifat
spesifik
5. Dalam waktu tertentu dapat dilakukan
perubahan
6.
Monitoring harus
ditentukan bagaimana caranya, kapan dimana, dan siapa yang akan memonitor serta
harus didokumentasikan.
Langkah-Langkah Dalam Monitoring
- Perencanaan
a.
Merancang sistem monitoring yang spesifik: apa yang
akan dimonitor, tujuan apakah untuk memperoleh infomasi rutin atau jangka waktu
pendek? mengapa dan untuk siapa (user).
b.
Menentukan scope monitoring: luasnya area (RS,
puskesmas non TT)? apakah bersifat klinis atau service? Siapa yang terlibat,
bidan, perawat, dokter? Berapa lama monitoring akan dilakukan?
c.
Memilih dan menentukan indikator tentukan batasan
sasaran kelompok misalnya kelompok anak dibawah 2th, 5 th atau antara 12-60 bln
? Terminologi: kasus diare, mungkin kultur masyarakat dari satu tempat akan
berbeda dgn tempat lainnya, maka penyusunan indikator merujuk pada budaya
setempat dan terakhir tentukan "performance standard" atau target
pencapaian (%) serta frekuensinya (harian/mingguan/bulanan) tergantung
kebutuhan user.
d.
Menentukan sumber-sumber informasi, memilih metoda
pengumpulan data, seperti metoda observasi, interview petugas, perawat/bidan,
pasen atau rapid survey untuk cakupan atau pengobatan di rumah (home treatment).
2. Implementasi
a.
Mengumpulkan data penggunaan format pengumpulan data,
termasuk memilih menentukan proses supervisi dan prosessingnya (kemana akan
dikirim)
b.
Tabulasi data dan analisa data: membandingkan temuan
atau pencapaian aktual dengan perencanaan
c.
Temuan dalam monitoring: apakah ada penyimpangan, bila
ada perlu diidentifikasi masalah penyebabnya. Hasil temuan di
"feedback" kan kepada semua staf yang terlibat.
d.
Menggali penyebab dan mengambil tindakan perbaikan:
menggali penyebab terjadinya masalah, bisa jadi masalah timbul dalam hal yang
sudah familiar bagi perawat dan bidan, misalnya immunisasi cakupan turun. Bila
penyebab telah diketahui, check list immunisasi dipakai lagi. Rencana
monitoring perlu disusun jangka pendek untuk menjamin bahwa tindakan/prosedure
dilaksanakan sesuai standar (rencana) serta memberi efek sesuai dengan harapan
3. Menentukan
kelanjutan monitoring
Kegiatan
monitoring dirancang untuk memperoleh hasil kinerja sekarang (rutin) atau
jangka pendek bagi manajer atau user lainnya. Ketika program atau kegiatan
rutin telah memberikan perubahan signifikan, maka kelangsungan program kinerja
memerlukan perhatian. Review secara periodik tetap diperlukan. Sistem informasi
manajemen akan membantu manajer untuk mempertimbangkan kapan indikator dan
frekuensi monitoring dikurangi dan pada bagian mana perlu direncanakan lagi dan
dilanjutkan.
Tipe Monitoring
- Monitoring Rutin :
Kegiatan mengkompilasi informasi secara
reguler berdasarkan sejumlah indikator kunci. Jumlah indikator dalam batas
minimum namun tetap dapat memberikan informasi yang cukup bagi manajer untuk
mengawasi kemajuan/perkembangan. Monitoring rutin dapat dipergunakan
untuk mengidentifikasi penerapan program dengan atau tanpa perencanaan
- Monitoring jangka Pendek :
Dilakukan
untuk jangka waktu tertentu dan biasanya diperuntukkan bagi aktifitas yang spesifik.
Seringkali bila aktifitas atau proses-proses baru diterapkan, manajer ingin
mengetahui, apakah sudah diterapkan sesuai rencana dan apakah sesuai dengan
keluaran yang diinginkan. Pada umumnya manajer memanfaatkan informasi ini untuk
membuat penyesuaian dalam tindakan yang baru. Sekali penerapan telah berjalan
baik maka indikator kunci dimasukkan kedalam monitoring rutin. Monitoring
jangka pendek diperlukan bila manajer menemukan suatu masalah yang muncul
berhubungan dengan input atau pelayanan.
Untuk merancang sistem
monitoring rutin atau jangka pendek, beberapa hal perlu dipertimbangkan:
(1) Memilih indikator kunci yang akan
dipergunakan manajer;
(2) Hindari mengumpulkan data yang berlebihan
agar tidak menjadi beban staf.
(3) Berikan feedback pada waktu tertentu;
(4) Gunakan
format laporan yang dapat dengan mudah untuk menginterpretasikan data dan
tindakan.
SISTEM MONITORING
Sistem monitoring indikator kinerja klinis
perawat dan bidan sangat diperlukan untuk meningkatkan serta mempertahankan
tingkat kinerja yang bermutu. Melalui monitoring akan dapat dipantau
penyimpangan - penyimpangan yang terjadi,
penyimpangan harus dikelola dengan baik oleh manajer perawat dan bidan
untuk diluruskan kembali agar kegiatan yang dilakukan sesuai dengan standar.
Ada tiga indikator kinerja perawat dan bidan yang perlu dimonitor. yaitu: administratif,
klinis dan pengembangan staf.
Yang
termasuk dalam indikator kinerja administratif meliputi pendokumentasian asuhan keperawatan (askep) dan asuhan
kebidanan (askeb) segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan administratif
termasuk pencatatan dan pelaporan; Indikator kinerja klinis adalah pelaksanaan
kegiatan atau aktifitas asuhan langsung terhadap pasen, misalnya asuhan
keperawatan bedah (pre-op), asuhan kebidanan pada ibu hamil. Pengembangan staf berkaitan dengan
pengembangan kemampuan klinis staf (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) yang
dapat dilakukan secara rutin antara lain
melalui ref1eksi diskusi kasus. (Lihat
diagram dibawah ini;
|
Monitoring sangat diperlukan dalam suatu sistem manajemen dan hasilnya
merupakan feedback bagi manajemen untuk lebih meningkatkan rencana operasional
serta mengambil langkah-langkah tindakan korektif. Oleh karena itu manajer hendaknya memiliki
sistem monitoring sehingga feedback atau penyimpangan yang terjadi akan dapat
dikelola dengan tepat, cepat dan dapat dilakukan upaya perbaikan dengan segera.
Dengan melakukan monitoring secara periodik sesuai dengan kepentingannya, maka
pelayanan keperawatan dan kebidanan dapat ditingkatkan mutunya secara terus
menerus.
Penugasan II
- Bentuk kelompok bidan dan perawat di RS dan Puskesmas
- Diskusikan dalam kelompok format monitoring kinerja perawat dan bidan
- Diskusikan apa langkah-langkah yang akan dilakukan bila terjadi penyimpangan.
- Presentasikan hasilnya
Metode
Evaluasi Kinerja
Dalam tatanan klinik dapat digunakan metoda evaluasi
yang bervariasi. Manajer atau supervisor harus mempertimbangkan tujuan dari
evaluasi kinerja klinis, kemampuan bekerja yang akan dievaluasi. Ini berarti
harus jelas deskripsi pekerjaan dan kegiatan yang didasarkan pada standar setiap posisi klinis.
Menegakkan indikator evaluasi harus mencerminkan
deskripsi pekerjaan yang harus mereka lakukan dan harus sederhana, khusus dan
jelas. Penilaian kinerja klinis dapat menggunakan tehnik kualitatif untuk
mengukur kompetensi pekerjaan di bagian khusus. Susunan indikator harus
dikembangkan berdasarkan kekhususan fungsi dan tugas dan itu juga digunakan
untuk mengukur proses dari outcomes kilnis. Metoda evaluasi kinerja bervariasi seperti:
a.
Catatan Anecdotal
Catatan Anecdotal adalah catatan individu berdasarkan
peristiwa, kegiatan klinik dan hasil serta masalah yang terjadi pada pegawai
yang bersangkutan. Setiap pegawai mempunyai catatan/buku anecdotal. Isu yang
dicatat akan dibahas antara manajer atau supervisor dengan pegawai/staf yang
bersangkutan dan ditandatangani oleh pegawai dan supervisor. Walaupun catatan
anecdotal memberi satu arti sistematis untuk pencatatan observasi, mereka tidak
dapat menjamin bahwa observasi akan dibuat sistematis atau khusus terhadap
perilaku yang relevan diobservasi. Hal ini memerlukan pertimbangan waktu
pencatat observasi. Dokumen anecdotal
disimpan oleh manajer, dan menulis laporan rekapitulasi serta mengirim laporan anecdotal kepada seksi
keperawatan dan kebidanan di rumah sakit / koordinator di Puskesmas.
b. Penilaian Diri Sendiri
Penilaian diri sendiri adalah metoda lain untuk evaluasi
kinerja dan sedikit digunakan dilapangan. Masalah penilaian diri sendiri bagi pelaksana
sama dengan penilaian supervisor dimana membutuhkan suatu pelatihan dalam
menilai diri sendiri. Mereka menjadi terbiasa untuk setiap posisi klinik.
Pertanyaan yang akan memfasilitasi
penilaian diri sendiri adalah:
§ Pikirkan siapa yang lebih efektif untuk menilai?
§ Perilaku dan
hasil apa yang dapat mendukung pilihan?
§ Pikirkan
perilaku dan hasil yang membuat anda bicara dengan diri anda sendiri “Akankah
menjadi lebih baik bila setiap orang mengerjakannya ?
§ Kebiasaan apakah dari pekerjaan yang berkaitan dengan tugas
untuk dinilai?
§ Bagaimana
perbedaan dari orang berpenampilan rata-rata dengan orang yang sempurna?
c.
Check List
Check List dapat mengkaji kategori kehadiran atau absen,
atau karakteristik yang diharapkan atau perilaku. Check list harus digunakan
untuk variabel nyata seperti inventaris perlengkapan. Metoda ini dapat pula
digunakan untuk evaluasi ketrampilan keperawatan atau kebidanan klinis dan
disarankan untuk mencatat perilaku esensial dalam keberhasilan kinerja.
d.
Peer Review
Peer
Review adalah proses evaluasi diantara teman sekerja dan seprofesi dengan
kemampuan yang sama praktek. Mereka secara kritis mereview praktek sejawatnya
dengan menggunakan standar kinerja yang baku. Ini adalah self-regulation dan
mendukung prinsip autonomi. Peer review terdiri dari sejawat yang memeriksa
tujuan asuhan langsung dari sejawatnya dengan standar yang khusus, indicator
kritis dari asuhan yang ditulis oleh sejawat. Tujuan peer review adalh untuk
mengukur akontabilitas, evaluasi dan meningkatkan pemberian asuhan,
identifikasi kekuatan dan kelemahan, mengembangkan policy yang baru atau
diubah.
Umumnya sistem manajemen kinerja klinis adalah untuk memberi kerangka
kerja pengembangan program melalui kinerja yang disadari ( performance
awareness),pengukuran kinerja( performance measurement) dan peningkatan kinerja
(performance improvement). Pengembangan kinerja klinis
keperawatan dan kebidanan tidak dapat dipisahkan dari upaya pengembangan sumber
daya manusianya yaitu perawat dan bidan itu sendiri. Pengembangan diri secara
terus menerus dapat dilakukan dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi, melalui pelatihan (training) dan dapat juga dilakukan melalui
refleksi diskusi kasus (RDK). RDK dapat dikategorikan sebagai suatu “in-service
training” untuk selalu mengembangkan kemampuan dan dapat dipakai sebagai salah
satu indikator pengembangan staf.
Outcomes
Evaluasi
Ada 3 komponen
outcomes evaluasi dalam organisasi, yaitu :
- Clinical outcomes
- Administrative outcomes
- Service/delivery outcomes
Ad 1. Clinical outcomes
Clinical outcomes berfokus pada penilaian proses asuhan sebagai
perkembangan pasen melalui suatu sistem yang luas dan spesifik. Umumnya
penilaian harus memenuhi outcomes yang mungkin dapat diterapkan dalam
pelayanan. Contoh indikator clinical outcomes adalah :
a.
Angka infeksi. Outcome yang diharapkan harus bermakna
seperti penurunan infeksi nasokomial menjadi nol.
b.
Pasen jatuh/kecelakaan. Outcome yang diharapkan nol,
berarti pasen harus sering diobservasi terutama pada pasen yang siap ambulansi.
Ad 2. Administrative out
comes
Outcomes ini khusus berkaitan dengan organisasi sebagai keseluruhan dan
mempengaruhi sistem kepegawaian, staf, dokter dan alur bawah organisasi. Dasar pengukuran indikator dalam sistem
pelayanan kesehatan adalah implikasi dari organisasi seperti :
1.
Kepuasan
pegawai. Ini merupakan indikator kritis dari outcome untuk keberhasilan program
dan asuhan pasen. Sistem ini harus meningkatkan kualitas lingkungan kerja
pegawai meskipun membutuhkan waktu. Sistem yang lebih efektif dan efisien
didasarkan pada filosofi kerja kelompok dan asuhan yang berfokus pada pasen. Mengukur
kepuasan pegawai harus dikaji atas peratuaran yang mendasar.
2.
Analisis budaya dan suasana organisasi. Suatu
perencanaan yang baik dan efektif dirancang dengan proses keseinambungan.
Patokan kasus umum memberi implikasi positif baik terhadap budaya maupun
suasana organisasi. Budaya membangun “spirit kelompok” dengan berfokus pada
pasen dan proses. Ini adalah nilai nyata adanya pendidikan dimana belajar
menghargai diantara sesama staf, dokter dan manajemen. Transformasi suasana ke
dalam lingkungan ini menumbuhkan autonomi staf, mendorong, menghargai
kreativitas dan inovasi, mendukung
kemampuan manajerial dan suatu kebersamaan diantara anggota kelompok.
Ad 3. Service/delivery
outcomes
Ada satu komponen tetap dari
indikator pelayanan dasar yang dapat
dievaluasi dan langsung menilai
outcomes. Indikator outcomes pelayanan sedikit dan lebih sederhana, antara lain
:
a.
Kepuasan pasen.
Banyak metoda dan alat yang cocok untuk menilai kepuasan pasen yang akurat
sebagai indikator kritis. Kegagalan
mendengar dan menanggapi persepsi pasen dalam sistem pemberian asuhan akan mengakibatkan ancaman kegagalan dari
organisasi. Data yang berkaitan dengan kepuasan pasen harus disampaikan kepada
semua staf secara regular, hanya outcomes terbaik memberikan “inovasi” lebih
jauh untuk meningkatkan kinerja . Penilaian yang kurang akan memberi
dampak kepada organisasi.
b. Lamanya menunggu (Respone Time). Adalah indikator pelayanan yang sempurna untuk
menilai efektivitas sistem. Suatu birokrasi yang kompleks, lamban, aturan
sistem menghasilkan keterlambatan pemasaran. Pasen sensitif terhadap
keterlambatan dan keterbelakangan yang
menimbulkan kesan negatif terhadap organisasi berdasarkan pengalaman dalam
proses sewaktu masuk ke rumah sakit.
Evaluasi data penyimpangan kinerja adalah satu bagian penting dalam peningkatan kinerja.
Ada dua jenis penyimpangan. Pertama, penyebab umum terjadinya
penyimpangan yang erat kaitannya dengan penyimpangan minor yang terjadi
dalam satu organisasi pelayanan kesehatan, tanpa memperdulikan sistem yang
telah mapan. Penyebab umum terjadi
penyimpangan mungkin juga termasuk penyimpangan minor dalam penampilan kinerja
staf, dimana prosedur yang tidak jelas dan keterbatasan peralatan.
Oleh karena itu, keterbatasan sumber untuk mendeteksi penyebab setiap
penyimpangan minor dapat ditoleransi. Kedua, penyebab khusus terjadinya
penyimpangan, mungkin termasuk kesalahan pegawai, kurangnya pengetahuan
dalam menjabarkan peralatan. Target
indikator adalah menggunakan deviasi standar untuk mengidentifikasi penyebab
penyimpangan tertentu yang dapat mentoleransi fluktuasi penyebab umum. Penyebab khusus terjadinya penyimpangan
biasanya mudah dikoreksi dari pada penyebab umum terjadinya penyimpangan. Sebagai contoh; Keharusan mencuci tangan secara rutin mungkin
ditingkatkan dengan drastis, apabila staf sadar dan menerima bahwa praktek cuci
tangan akan di evaluasi. Rencana
tindakan adalah kunci untuk menghilangkan penyebab khusus terjadi penyimpangan.
Penugasan III
Skenario 1
(Keperawatan)
Di
ruang rawat inap pediatrik ada 4 orang perawat pelaksana dinas pagi dan seorang
manajer. Manajer mengarahkan agar semua staf melaksanakan asuhan keperawatan
dengan berpedoman kepada standar yang telah disusun dan disepakati. Namun para
perawat pelaksana kurang menyetujuinya, karena kurang waktu yang tersedia,
sedangkan beban kerja cukup tinggi dan kurang tenaga. Di samping itu, manajer
mengatakan kepada staf bahwa dia akan melakukan evaluasi kinerja mereka pada
siang hari sebelum penggantian shift. Sewaktu dia mengevaluasi kinerja staf
dengan cara observasi, hasilnya kurang memuaskan.
Skenario 2
(Kebidanan)
Pada
ruang maternal perinatal terdapat 10 orang bidan pelaksana yang dinas pagi dan
seorang kepala unit. Masing-masing manajer dari setiap ruang (nifas, VK, dan
perinatologi) memberi arahan agar mereka melaksanakan asuhan pasien berdasarkan
tugas dan roster yang telah disusun manajer. Dia mengembangkan tugas ini berdasarkan standard an indikator kinerja
yang dia terima dari kepala unit maternal perinatologi. Dia meminta
dengan tegas agar mereka mengerjakan tugasnya berdasarkan standar uraian tugas.
Dia juga memberitahu bahwa dia akan
melakukan evaluasi setiap dua
bulan dengan menggunakan indicator
kinerja yang telah ditetapkan. Tetapi, stafnya tidak mengerti dengan jelas apa
yang diharapkan manajer dari apa yang mereka harus lakukan.
Pertanyaan:
1.
Apa yang terjadi di unit kebidanan/keperawatan dengan implementasi
perencanaan monitoring kinerja klinik di unit tersebut ?
2.
Apakah mereka mengerti uraian tugas yang harus mereka
kerjakan berdasarkan uraian tugas yang telah ditetapkan ?
3.
Menurut pendapat Anda, apa seharusnya yang dilakukan
manajer masing-masing ruang dan kepala unit untuk mendesiminasi standar dan
indikator kinerja ?
4.
Bagaimana caranya agar semua staf di unit maternal
perinatal mengerti dan bersedia untuk dinilai ?
Evaluasi
Proses
- Sebutkan pengertian monitoring.
- Apa yang dimonitoring ?
- Sebukan langkah-langkah monitoring dan jelaskan secara ringkas.
- Apa yang dilakukan bila terjadi penyimpangan ?
- Sebutkan 3 indikator kinerja klinis Perawat dan Bidan yang dimonitor dan berikan contohnya.
Kesimpulan
Monitoring merupakan bagian penting dalam
manajemen kinerja klinis perawat dan bidan dalam rangka meningkatkan dan
mempertahankan mutu pelayanan keperawatan dan kebidanan dan disisi lain
meningkatkan kualitas kesehatan pasen. Temuan monitoring
di"feedback"kan kepada staf untuk diketahui seberapa jauh pencapaian
kinerjanya. Manajer menggali penyebab masalah dan merencanakan monitoring
sebagai tindak lanjut untuk perbaikan. Hasil monitoring dilaporkan
kepada pimpinan untuk dipergunakan sebagai informasi dalam pengambilan
keputusan.
Referensi
- The Agha Khan Foundation, USA, The PRC MAP Series of Module" Monitoring and Evaluating Program" 1993
- WHO," Design and Implementation of health Information System" Genewa, 2000
- Australian Federation of AIDS Organisation ,Diana MC Conachy,1996
- John M. Owen, 1993, Program Evaluation, Form and Approaches, National Library of Australia.