Saat ini kehamilan saya sudah memasuki 3 bulanan . Entah
kenapa hamil yang kedua ini berbeda dengan kakaknya. Saya sering sekali mual
terus muntah-mutah tak terkendali. Muntahnya itu tidak akan habis kalau belum
keluar semua yang di perut, dan mulut jadi pahit. Seringnya kejadiannya adalah
pada saat sore hari. Perut saya jadi asam, rasanya kecut sekali di perut atau
di mulut, padahal saya tidak makan yang kecut-kecut lho. Serta kalau cuaca
dingin dan kedinginan maka rentah terjadi mual dan muntah.
Saya jadi penasaran, kenapa sih kok bisa terjadi mual dan
muntah pada ibu hamil. Ini ada jawabannya saya sarikan untuk pengunjung blog
yang mengalami nasib sama seperti saya.
Ada berbagai macam teori yang menjelaskan kenapa ibu hamil
mual dan muntah terutama pada awal kehamilan.
HORMON ESTROGEN
Teori pertama mengatakan bahwa mual pada bulan-bulan
pertama kehamilan disebabkan meningkatnya produksi hormon estrogen yang
memancing peningkatan keasaman lambung. Tentu saja pada wanita hamil terjadi
peningkatan hormon estrogen dibanding sebelum hamil. Memang peningkatan asam
lambung ini sesuai dengan pengalaman saya , dimana perut sering terasa
asam, kecut sekali di perut dan di mulut, kalau sudah seperti ini dapat
dipastikan akan terjadi mual dan kemudian muntah.
Kalau frekuensi mual muntah lebih sering di pagi hari, itu
karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup panjang.
Akibatnya, perut kosong mengeluarkan asam lambung yang membuat ibu merasa lebih
mual.
FAKTOR
HCG
Ada juga teori lain yang mengatakan bahwa mual muntah muntah tak lain adalah faktor HCG (Human chorionic gonodotropin). Hormon ini dihasilkan plasenta (ari-ari) selama awal kehamilan. Peningkatan HCG ini juga sebagai penanda adanya kehamilan, seperti ditunjukkan adanya 2 garis merah pada Test Pack penguji hamil.
Perubahan dalam tubuh ibu yang dipicu hormon ini kemudian
menimbulkan rasa mual. Fungsi plasenta sebagai sirkulasi dan pemberi makanan
pada janin akan tumbuh maksimal ketika kehamilan menginjak usia 12-14 minggu.
Pada saat ini biasanya mual-muntah akan berhenti.
SEL-SEL PLASENTA
Ada juga teori lain mengatakan, sel-sel plasenta (villi
korialis) yang menempel pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena
dianggap sebagai benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya
reaksi mual-mual.
FAKTOR PSIKOLOGIS
Faktor psikologis juga ternyata berpengaruh terhadap kndisi
kehamilan. Kalau kita merasa tidak nyaman dengan kondisi kehamilan kita, atau
malah mengalami stres karena kehamilan yang tidak diinginkan, maka dalam
tubuh akan terjadi penolakan, akibatnya timbul mual dan muntah.
Kalau melihat dari berbagai teori diatas, kayaknya yang
paling sesuai dengan saya adalah teori pertama. Sampai sekarang saya masih
belum bisa mengatasi. Walaupun sudah diberi obat penahan mual dari dokter, tapi
seringnya tidak mempan. Yang saya lakukan hanyalah menerima kondisi saya dengan
iklas dan sabar.
Alhamdulillah selera makan saya tidak hilang, jadi kalau
sehabis muntah saya usahakan minum yang banyak dan makan untuk mengganti
zat-zat gizi yang dikeluarkan. Saran saya kalau sedang mual jangan makan yang
bersantan kental dan pedas. Lebih baik kalau makan yang kering saja seperti
biskuit atau roti tawar.
Yang pokok adalah walaupun mual dan muntah jangan sampai
kita tidak makan sama sekali, karena itu akan membuat janin kita kekurangan
gizi dan berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangannya.