Uraian materi
A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan.(2,4)
Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),
ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan.(4)
Menurut Depkes RI, pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya
sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan
perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh.(1)
Menurut Markum dkk, pertumbuhan berkaitan dengan masalah
perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu; perkembangan lebih menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi
pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional
akibat pengaruh lingkungan.(2)
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh
Kembang (1,2,3,4,5,6)
Secara umum terdapat dua faktor
utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :
1. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan faktor
bawaan anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya. Melalui genetik yang
terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan
tempat anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar
anak. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan
”bio-fisiko-psiko-sosial” yang memepengaruhi individu setiap hari, mulai
dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
a. Faktor yang memepengaruhi anak pada
waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal)
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak setelah lahir (faktor postnatal)
Ad.a. Faktor Lingkungan Pranatal
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
1. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada
waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan
cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir,bayi baru
lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.
2. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus
dapat kelainan bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi
fasialis, atau kranio tabes.
3. Toksin/zat kimia
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi
antara lain obat anti kanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.
4. Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin,
adalah somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida lainnya
dengan aktivitas mirip insulin. Apabila salah satu dari hormon tersebut
mengalami defisiensi maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada
pertumbuhan susunan saraf pusat sehingga terjadi retardasi mental,
cacat bawaan dan lain-lain.
5. Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan
lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan
pada anaknya.
6. Infeksi
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi
intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan
infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah
varisela, malaria, polio, influenza dan lain-lain.
7. Stres
Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan
lain-lain.
8. Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,
hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
9. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta
atau tali pusat, menyebabkan BBLR.
Ad.b. Faktor Lingkungan Postnatal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari
suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ
ibunya,ke suatu sistem yang tergantung pada kemempuan genetik dan mekanisme
homeostatik bayi itu sendiri.
Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara
umum dapat digolongkan menjadi :
a. Lingkungan biologis
Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis
kelamin, umur, gizi,, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit
kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.
b. Faktor fisik
Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca,
musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah baik dari
struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian, serta radiasi.
c. Faktor psikososial
Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak,
selain itu motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan
lingkungan yang kondusif untuk belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar
merupakan hal yang dapat menimbulkan motivasi yang kuat dalam perkembangan
kepribadian anak kelak di kemudian hari, Dalam proses sosialisasi dengan
lingkungannya anak memerlukan teman sebaya, stres juga sangat berpengaruh
terhadap anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak
orangtua dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.
d. Faktor keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak
yaitu pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang
anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun sekunder, pendidikan ayah/ibu yang baik dapat menerima informasi dari
luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan, dan
pendidikan yang baik pula, jumlah saudara yang banyak pada keluarga yang
keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan
kasih sayang yang diterima anak, jenis kelamin dalam keluarga seperti apad
masyarakat tradisonal masih banyak wanita yang mengalami malnutrisi sehingga
dapat menyebabkan angka kematian bayi meningkat, stabilitas rumah tangga,
kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu, agama, urbanisasi
yang banyak menyebabkan kemiskinan dengan segala permasalahannya, serta
kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan
anak, anggaran dan lain-lain.
C. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai
dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :
1. Tumbuh kembang adalah proses yang
kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh
faktor bawaan dan lingkungan.
2. Terdapat masa percepatan dan masa
perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan organ-organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada
semua anak,tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan erat hubungannya dengan
maturasi sistem susunan saraf.
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon
individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang
dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
Setiap anak adalah individu yang unik, karena
faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian
kemampuan perkembangnnya juga berbeda, tetapi tetap akan menuruti patokan umum.
D. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak dan Remaja
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan
dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun terdapat
variasi akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola tertentu yang
merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut :
1. Masa prenatal atau masa intrauterin (
masa janin dalam kandungan )
a. masa mudigah/embrio ialah
sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi dengan
cepat menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung cepat,
terbentuk suatu sistem oragan dalam tubuh.
b. masa janin/fetus ialah sejak
umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu :
a. masa fetus dini, sejak
usia 9 minggu sampai dengan TM II kehidupan intrauterin, terjadi percepatan
pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah terbentuk
dan mulai berfungsi.
b. Masa fetus lanjut, pada akhir TM
pertumbuhan berlangsung pesat dan adanya perkembangan fungsi. Pada masa ini
terjadi transferimunoglobin G(IgG) dari ibu melalui plasenta. Akumulasi asam
lemak esesnsial seri omega 3(Docosa Hexanicc Acid) omega 6(Arachidonic Acid)
pada otak dari retina.
2. Masa
bayi :
usia 0 – 1 tahun
a. masa neonatal (0-28 hari),
terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta
mulainya berfungsi orgaan-oragan tubuh lainnya.
1. masa neonatal
dini : 0-7 hari
2. masa neonatal
lanjut : 8-28 hari
b. masa pasca neonatal , proses
yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara kontinu terutama
meningkatnya fungsi sistem saraf (29 hari – 1 tahun).
3. masa prasekolah
Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi
perkembangaan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkaatnya
keterampilan dan proses berpikir.
4. masa sekolah, pertumbuhan lebih cepat
dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan, dan intelektual makin
berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama ( usia 6
– 18/20 tahun).
a. masa pra
remaja :
usia 6-10 tahun
b. masa remaja :
1. masa remaja dini
a. wanita :
usia 8-13 tahun
b. pria :
usia 10-15 tahun
2. masa remaja lanjut
a. wanita :
usia 13 –18 tahun
b. pria :
usia 15-20 tahun
Masa-masa tersebut diatas ternyata memiliki ciri-ciri khas yang
masing-masing masa mempunyai perbedaan dalam annatomi, fisiologi, biokimia dan
karakternya.
E. Tumbuh Kembang Neonatus
1. Penampilan Fisis
Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat
berlainan dengan proporsi janin, balita, anak besar atau dewasa; ukuran
kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar, mandibula kecil, dada lebih
bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen lebih membuncit,
ekstrimitas relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya
anak laki-laki lebih berat dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup
bulan mempunyai berat badan antara 2500 – 4500 g.
Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang
95% diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45 –55 cm.
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi
dari organisme.
1. Pertumbuhan janin intrauterin
Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling
pesat yang dialami seseorang dalam hidupnya. Dinamika
pertumbuhan antenatal ini sangat menakjubkan yaitu sejak
konsepsi sampai lahir. Pada masa embrio yaitu 8 minggu pertama kehamilan, sel
telur yang telah dibuahi berdiferensiasi secara tepat menjadi organisme yang
mempunyai bentuk anatomis seperti manusia. Pada sistem-sistem tertentu
organogenesis diteruskan sampai lebih dari 8 minggu.
2. Pertumbuhan setelah lahir
a. Berat badan
Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan
kembali pada hari ke 10. Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir
pada bayi umur 5 bulan, mejadi 3 kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan
menjadi 4 kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa prasekolah
kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan konstan mulai
berakhir dan dimulai
“ pre adolescent growth spurt” ( pacu tumbuh pra
adolesen ) dengan rata-rata kenaikan berat nadan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang
kemudian dilanjutkan dengan “ adolescent growth spurt” ( pacu
tumbuh adolesen ). Dibandingkan dengan anak laki-laki , “growth spurt” (
pacu tumbuh ) anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun,
sedangkan anak laki-laki baru pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi pertumbuhan
anak perempuan lebih cepat berhenti adripada anak laki-laki. Anak perempuan
umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedsangkan anak laki-laki baru berhenti
tumbuh pada umur 20 tahun. Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama
kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang baik, adalah berkisar anatara :
700 – 1000 gram/bulan pada triwulan I
500 – 600 gram/bulan pada triwulan II
350 – 450 gram/bulan pada triwulan III
250 – 350 gram/bulan pada triwulan IV
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman,1992
untuk memperkirakan berat badan adalah sebagai berikut :
Perkiraan Berat badan dalam kilogram :
1.
Lahir :
3,25 kg
2. 3-12
bulan : umur(bulan)
+ 9
2
3.1-6
tahun :
umur(bulan) x 2 + 8
4. 6-12
tahun : umur(bulan)
x 7 – 5
2
Contohnya : Ny. Nia melahirkan bayi pada tanggal 30 November
2004 dengan berat badan waktu lahir 3,5 kg. Maka hitunglah berapa umur dan
berat badan By. Nia saat ini !
2004 – 11 – 30 ( Lahir )
2005 – 03 – 31 ( Saat penimbangan )
Jadi umur BY Nia adalah 4 bulan 1 hari, maka BB By. Nia adalah :
Umur ( bulan ) + 9 / 2 = 13 / 2 = 6,5 Kg.
b. Tinggi badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara
garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan, sebagai berikut :
1 tahun 1,5 x TB lahir
4 tahun 2 x TB lahir
6 tahun 1,5 x TB setahun
13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun )
Menurut Berhman,1992 adalah sebagai berikut :
a.
Lahir : 50
cm
b. Umur 1
tahun :
75 cm
c. 2-12
tahun :
umur (tahun) x 6 + 77
Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik
berdasarkan data tinggi badan orangtua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh
optimal sesuai dengan potensinya, adalah sebagai berikut (dikutip dari
Titi,1993) :
TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm) + TB
ibu ± 8,5 cm
2
TB anak laki-laki = ( TB ibu +
13 cm ) + TB ayah ± 8,5 cm
2
Contohnya adalah sebagai berikut : Sepasang suami
istri datang ke poliklinik Tumbang untuk dipantau tumbuh kembang
anaknya. Setelah dianamnesis didapatkan data senagai berikut TB suami 165 cm,
sedangakan TB istri 160 cm, maka hitunglah TB optimal anak perempuannya ?
TB anak perempuan : ( TB ayah – 13 cm) + TB
ibu ± 8,5 cm
2
(
165 cm – 13 cm ) + 160 cm ± 8,5 cm
312 cm / 2 ± 8,5 cm
156
cm ± 8,5 cm
Dilihat dari proporsi antara kepala, badan, serta anggota gerak
maka akan tampak perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak dan
dewasa, yaitu sebagai berikut :
- pada
waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana ukuran
panjang kepala hampir sama panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak
sangat pendek.
- Pada
waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior
dada masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek.
Sebagai titik tengah tinggi badannya adalah setinggiumbilikus.
- Pada
dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil,
sehingga sebagai titik tengah adalah setinggi simfisis pubis.
F. Perkembangan Anak Balita
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa
balita. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan
rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu
mendapat perhatian.Frankenburg dkk.(1981) melalui Denver
Development Stress Test (DDST) mengemukakan 4 parameter perkembangan
yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :
1. Personal Social (
kepribadian/tingkah laku sosial ).
2. Fine Motor Adaptive ( gerakan
motorik halus )
3. Langauge ( bahasa )
4. Gross Motor ( perkembangan
motorik kasar )
Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek
perkembangan, seperti pada buku petunjuk program BKB ( Bina Keluarga dan Balita
) yaitu perkembangan :
1. Tingkah
laku sosial
2. Menolong
diri sendiri
3. Intelektual
4. Gerakan
motorik halus
5. Komunikasi
pasif
6. Komunikasi
aktif
7. Gerakan
motorik kasar
Menurut Milestone perkembangan adalah tingkat
perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu,
misalnya :
4-6
minggu : tersenyum
spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
12-16
minggu : - menegakkan
kepala, tengkurap sendiri
- menoleh kearah suara
- memegang beneda yang
ditaruh ditangannya
20
minggu : meraih
benda yang didekatkan padanya
26 minggu : – dapat
memeindahkan benda dari astu tangan ke tangan
lainnya
- duduk, dengan bantuan
kedua tangan ke depan
- makan biskuit sendiri
9-10
bulan : -
menunjuk dengan jari telunjuk
- memegang benda dengan
ibu jari dan telunjuk
- merangkak
- bersuara da.. da…
13
bulan : -
berjalan tanpa bantuan
- mengucapkan kata-kata
tunggal
Dengan milestone ini kita dapat
mengetahui apakah anak mengalami perkembangan anak dalam batas normal atau
mengalami keterlambatan. Sehingga kita dapat melakukan deteksi dini dan
intervensi dini, agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal.
G. Denver Development Stress Test (DDST)
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi
semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini
mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkkan validitas yang
tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara
efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah
yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow up”
selanjutnya ternyta 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami
kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986)
menunjukkan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasikan lebih separoh anak
dengan kelainan bicara. Frankerburg melakukan revisi dan
restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahassa
ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver
II.
a. Aspek perkembangan yang dinilai
Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan
perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor
perkembangan, yag meliputi :
- Personal Social (
perilaku sosial )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
- Fine Motor
Adaptive ( gerakan motorik halus )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
- Language (
bahasa )
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah ddan berbicara spontan.
- Gross Motor (
gerakan motorik kasar )
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Setiap tugas ( kemampuan ) digambarkan dalam bentuk kotak
persegi panjang horisontal yang berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada
umumnya pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining
hanya berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya
sekitar 15-20 menit saja.
b. Alat yang digunakan
- Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik,
kubus warna merah-kuning, hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis,
bel kecil,kertas dan pensil.
- Lembar formulir DDST.
- Buku petunjuk sebagai
refensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap,
yaitu :
Tahap I : secara periodik dilakukan pada semua anak
yang berusia :
- 3-6 bulan
- 9-12 bulan
- 18-24 bulan
- 3 tahun
- 4 tahun
- 5 tahun
Tahap II : dilakukan pada mereka yang dicurigai
adanya hambatan perkembangan pada tahap I. Kemudian dilanjutkan pad eveluasi
diagnostik yang lengkap.
d. Penilaian
Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana
melakukan penilaian apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail =
F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No.Opportunity =
N.O). Kemudian digaris berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah dihitung pada
masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, elanjutnya berdassarkan
pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable)
dan tidak dapat dites ( Untestable ).
- Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2
sektor atau lebih.
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau
lebih keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan apad 1
sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.
- Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau
lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis verikal usia.
- Tidak
dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi
abnormal atau meragukan.
- Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.
Dalam pelaksanaan skrining degan DDST ini, umur anak perlu
ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan
dan 12 bulan untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari
dibulatkan kebawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas.
Perhitungan umur adalah sebagai berikut ;
Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang
cukup bulan dan tes dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya
sebagai berikut ;
1994 – 10 – 5 ( saat tes dilakukan )
1992 – 5 – 23 ( tangga lahir Budi )
Umur Budi 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bukan 12 hari, karena 12 hari
lebih kecil dari 15 hari, maka dibulatkan kebawah, sehingga umur Budi adalah 2
tahun 4 bulan.
Kemudian garis umur ditarik vertikal pada formulir DDST yang
memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugasyang
terletak di sebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh
anak-anak seusia Budi(2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan beberapa
tugas-tugas tersebut.(F), maka berarti suatu keterlambatan poda tugas tersebut.
Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong oleh
garis vertikal umur, maka ini bukanlah suatu keterlambatan, karena pada kontrol
lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada
kotak-kotak sebelah kanan garis umur.
Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor.
Kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang
tuanya, sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan doites
sesuai petunujuk dibaliknya formulir.
Agar lebih cepat dalamelaksanakan skrining, maka dapat digunakan
thp praskrining dengan menggunakan :
- DDST Short
Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas 8 hingga seluruhnya
ada 12 tugas ) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal
atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST
lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan 25% anak pada pemeriksaan DDST
Short Form ternyata memerlukan pemeriksaan DDST lengkap.
- PDQ ( Pra-Screening
Development Questionnaire )
Bentuk kuesioner ini digunakan orang tua yang berpendidikan SLTA
keatas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik.
Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak. Kemungkinan
dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, dan pada kasus yang
dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.
Referensi :
1. Depkes RI. Asuhan
Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta. 192 : 6 –
18
2. Markum. A.H.
dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.
3. Mirriamstoppard. Complete
Baby and Child Care. 1997.
4. Soetjiningsih. Tumbuh
Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 – 63.
5. Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu
Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC. Jakarta. 2000 : 37 –
45.
6. Dhamayanti. Meita. Stimulasi
Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan Emotional Spiritual Quotient (ESQ). FK
Unpad Subbagian Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Perjan RSHS Bandung. Bandung. 2005.