ASKEP PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF
A.
Landasan Teori
1.
Pengertian
Kognitif
adalah : Kemampuan berpikir dan memberikan rasional, termasuk proses mengingat,
menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan. (Stuart and Sundeen, 1987.
Hal.612).
Gangguan
kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak, karena kemampuan pasien untuk
berpikir akan dipengaruhi oleh keadaan otak .
2. Fungsi Otak
1). Lobus Frontalis
- Pada bagian lobus ini berfungsi
untuk : Proses belajar : Abstraksi, Alasan
2).
Lobus Temporal
- Diskriminasi bunyi
- Perilaku verbal
- Berbicara
3).
Lobus Parietal
- Diskriminasi waktu
- Fungsi somatic
- Fungsi motorik
4).
Lobus Oksipitalis
- Diskriminasi visual
- Diskriminasi beberapa aspek
memori
5).
Sisitim Limbik
- Perhatian
- Flight of idea
- Memori
- Daya ingat
Secara
umum apabila terjadi gangguan pada otak, maka seseorang akan mengalami gejala
yang berbeda, sesuai dengan daerah yang terganggu yaitu :
1).
Gangguan pada lobus frontalis , akan ditemukan gejala-gejala sbb :
- Kemampuan memecahkan masalah
berkurang
- Hilang rasa sosial dan moral
- Impilsif
- Regres
2).
Gangguan pada lobus temporalis akan ditemukan gejala sbb :
- Amnesia
- Dimensia
3).
Gangguan pada lobus parietalis dan oksipitalis akan ditemukan gejala gejala
yang hampir sama, tapi secara umum akan terjadi disorientasi
4).
Gangguan pada sistim limbik akan menimbulkan gejala yang bervariasi antara lain
:
- Gangguan daya ingat
- Memori
- Disorientasi
B. Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
a.
Faktor Predisposisi
- Gangguan fungsi susunan saraf
pusat
- Gangguan pengiriman nutrisi
- Gangguan peredaran darah
b.
Faktor Presipitasi
- Hipoksia
- Anemia hipoksik
- Histotoksik hipoksia
- Hipoksemia hipopoksik
- Iskemia hipoksik
Suplai
darah ke otak menurun/berkurang
1.
Gangguan metabolisme
Malfungsi
endokrin : Underproduct / Overproduct Hormon
- Hipotiroidisme
- Hipertiroidisme
- Hipoglikemia
- Hipopituitarisme
2.
Racun, Infeksi
- Gagal ginjal
- Syphilis
- Aids Dement Comp
3.
Perubahan Struktur
- Tumor
- Trauma
4.
Stimulasi Sensori
- Stimulasi sensori berkurang
- Stimulasi berlebih
c.
Perilaku
Delirum
adalah : Suatu keadaan proses pikir yang terganggu, ditandai dengan: Gangguan
perhatian, memori, pikiran dan orientasi
Demensia
: Suatu keadaan respon kognitif maladaptif yang ditandai dengan hilangnya
kemampuan intelektual/ kerusakan memori, penilaian, berpikir abstrak.
Karakteristik
Delirium dan demensia
- Biasanya tiba-tiba
- Biasanya singkat/ < 1 bulan
- Racun, infeksi, trauma,
- Fluktuasi tingkat
kesadaran
- Disorientasi
- Gelisah
- Agitasi
- Biasanya perlahan
- Biasanya lama dan
progressif
- Paling banyak dijumpai pada
usia & gt; 65 th
- Hipertensi, hipotensi, anemia.
Racun, deficit vitamin, tumor atropi jaringan otak
- Hilang daya ingat
- Kerusakan penilaian
- Perhatian menurun
- Perilaku sosial tidak
- Ilusi
- Halusinasi
- Pikiran tidak teratur
- Gangguan penilaian dan
pengambilan keputusan
- Afek labil
- Sesuai
- Agitasi
d.
Mekanisme koping
- Dipengaruhi pengalaman masa
lalu
- Regresi
- Rasionalisasi
- Denial
- Intelektualisasi
e.
Sumber Koping
- Pasien
- Keluarga
- Teman
2.
Diagnosa Keperawatan
- Anxietas
- Komunikasi, kerusakan verbal
- Resiko tinggi terhadap cedera
- Sindrom defisit perawatan diri
( mandi,/kebersihan diri, makan, berpakaian, berhias, toileting
- Perubahan sensori/perseptual (
penglihatan, pendengaran, pengecapan,
- perabaan, dan penghidu)
- Gangguan pola tidur
- Perubahan proses pikir ( Stuart
and Sundeen, 1995.hal 556 )
a.
Gangguan proses pikir berhubungan dengan gangguan otak ditandai dengan :
- Interpretasi lingkungan yang
tidak akurat
- Kurang memori saat ini
- Kerusakan kemampuan memberikan
rasional
- Konfabulasi
b.
Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan :
- Ketakutan
- Disorientasi yang ditandai
dengan perilaku agitasi
c.
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan :
- Kerusakan kognitif
- Kehilangan memori saat ini
- Konfabulasi
3.
Intervensi Keperawatan
a.
Identifikasi hasil :
- Pasien dapat mencapai fungsi
kognitif yang optimal
b.
Prioritas :
- Menjaga keselamatan hidup
- Pemenuhan kebutuhan
bio-psiko-sosial
- Libatkan keluarga
- Pendidikan kesehatan mental
c.
Usaha perawatan :
- Memfungsikan pasien seoptimal
mungkin sesuai kemampuan pasien
4.
Implementasi Keperawatan
1.
Intervensi Delirium
:
a.
Kebutuhan Fisiologis
- Prioritas : menjaga keselamatan
hidup
- Kebutuhan dasar dengan
mengutamakan nutrisi dan cairan
- Jika pasien sangat gelisah
perlu :
- Pengikatan untuk menjaga
therapi, tapi sedapat mungkin harus
- dipertimbangkan dan jangan
ditinggal sendiri
- Gangguan tidur : Kolaborasi
pemberian obat tidur, Gosok punggung, Beri susu hangat, Berbicara lembut,
Libatkan keluarga, Temani menjelang tidur, Buat jadwal tetap untuk bangun
dan tidur, Hindari tidur diluar jam tidur, Mandi sore dengan air hangat,
Hindari minum yang dapat mencegah tidur seperti : kopi, dll, Lakukan
methode relaksasi seperti : napas dalam
b.
Disorientasi :
- Ruangan yang terang
- Buat jam, kalender dalam
ruangan
- Lakukan kunjungan sesering
mungkin
- Orientasikan pada situasi
lingkungan
- Beri nama/ petunjuk/ tanda yang
jelas pada ruangan/ kamar
- Orientasikan pasien pada barang
milik pribadinya ( kamar, tempat tidur, lemari, photo keluarga, pakaian,
sandal ,dll)
- Tempatkan alat-alat yang
membantu orientasi massa
- Ikutkan dalam therapi aktifitas
kelompok dengan program orientasi realita (orang, tempat, waktu).
c.
Halusinasi
- Lindungi pasien dan orang lain
dari perilaku merusak diri
- Ruangan : Hindari dari
benda-benda berbahaya, Barang-barang seminimal mungkin
- Perawatan 1 – 1 dengan
pengawasan yang ketat
- Orientasikan pada realita
- Dukungan dan peran serta
keluarga
- Maksimalkan rasa aman
- Sikap yang tegas dari pemberi/
pelayanan perawatan (konsisten)
d.
Komunikasi
- Pesan jelas
- Sederhana
- Singkat dan beri pilihan
terbatas
e.
Pendidikan kesehatan
- Mulai saat pasien bertanya
tentang yang terjadi pada keadaan
- sebelumnya
- Seharusnya perawat harus harus
tahu sebelumnya tentang : Masalah pasien, Stressor, Pengobatan, Rencana
perawatan, Usaha pencegahan, Rencana perawatan dirumah
- Penjelasan diulang beberapa
kali
- Beri petunjuk lisan dan
tertulis
- Libatkan anggota keluarga agar
dapat melanjutkan perawatan dirumah dengan baik sesuai rencana yang telah
ditentukan
2).
Intervensi Demensia
:
a.
Orientasi
- Tujuan : Membentuk pasien
berfungsi dilingkungannya
- Tulis nama petugas pada kamar
pasien jelas, besar, sehingga dapat dibaca pasien
- Orientasikan pada situasi
lingkungan
- Perhatikan penerangan terutama
dimalam hari
- Kontak personal dan fisik
sesring mungkin
- Libatkan dalam kegiatan T.A.K
- Tanamkan kesadaran : Mengapa
pasien dirawat, Memberikan percaya diri, Berhubungan dengan orang lain,
Tanggap situasi lingkungan dengan menggunakan panca indera, Interaksi
personal
- Identifikasi proses pulang
b.
Komunikasi
- Membina hubungan saling percaya
: Umpan balik yang positif, Tentramkan hati, Ulangi kontrak, Respek,
pendengaran yang baik, Jangan terdesak, Jangan memaksa
- Komunikasi verbal : Jelas,
Ringkas, Tidak terburu buru
- Topik percakapan dipilih oleh
pasien
- Topik buat spesipik
- Waktu cukup untuk pasien
- Pertanyaan tertutup
- Pelan dan diplomatis dalam
menghadapi persepsi yang salah
- Empati
- Gunakan tehnik klarifikasi
- Summary
- Hangat
- Perhatian
c.
Pengaturan koping
- Koping yang selama dipakai ini
yang positif positif dimaksimalkan dan yang negatif diminimalkan
- Bantu mencari koping baru yang
posistf
d.
Kurangi agitasi
- Didorong melakukan sesuatu yang
tidak biasa dan tidak jelas
- Beri penjelasan
- Beri pilihan
- Penyaluran energi : Perawatan
mandiri, Menggunakan kekuatan dan kemampuan dengan tepat, misalnya
berolahraga
- Saat agitasi : Tetap senyum,
Tunjukkan sikap bersahabat, Empati
e.
Keluarga dan masyarakat
- Siapkan keluarga untuk menerima
keadaan pasien
- Siapkan fasilitas dalam
berinteraksi dengan dimasyarakat
- Perlu bantuan dalam merawat 24
jam dirumah, yang diprogramkan melalui : Puskesmas, Pos-pos pelayanan
kesehatan dirumah sakit
f.
Farmakologi
- Tergantung penyebab gangguan,
seperti : Penyakit Alzheimer’s
- Pada orang tua harus hati-hati,
karena keadaan yang sensitive
g.
Wandering
- Perilaku yang harus
diperhatikan oleh pemberi perawatan
h.
Therapeutik Milieu
- Stimulasi kognitif
i.
Intervensi interpersonal
- Psychotherapi
- Life review therafi
- Untuk menyelesaikan masalah
yang melibatkan individu dan kelompok dengan saling menceritakan riwayat
hidup latihan dan terafi kognitif
- Therapi relaksasi
- Kelompok pendukung dan
konseling
j.
Gangguan daya ingat
- Mulai percakapan dengan
menyebut nama anda dan panggil nama pasien
- Hindarkan konfrontasi atas
pernyataan pasien yang salah
- Penataan barang pribadi jangan
dirubah
- Lakukan program orientasi
Daftar
Pustaka
- Fortinash, C.M, dan Holloday, P.A. (1991). Psychiatric nursing care plan. St.Louis : Mosby year book
- Keltner, N.L, Schueke, L.H dan Bostrom, CE (1991). Psychiatric nursing :a psycho therapeutic management approach. St. Louis : Mosby year book
- Stuart, Gw. and Sundeen S.J (1995). Perbandingan Delirium, Depresi dan Demensia.St.louis : Mosby year book
- Stuart, Gw. And Sundeen S.J (1995). Pendidikan Kesehtan Keluarga . St. Louis Mosby Year book
- Stuart, Gw. And Sundeen S,J (1987). Petunjuk Komunikasi dengan Pasien Demensia.St. Louis Mosby year Book
- Towsend, M.C (1993). Psychiatric Mental Health Nursing : Concept of Care .Philadelphia, 2nd, Davis Company.
- Wilson, H.S, and Kneils, C.R . (1992). Psychiatric Nursing . California : Addison