Tekhnik Penddekatan Menurut Teori Roy

MENGIDENTIFIKASI PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN 
PENDEKATAN  TEORY MODEL ADAPTASI ROY

Teori Model adaptasi Roy menuntun perawat mengaplikasikan Proses keperawatan. Element Proses keperawatan menurut Roy meliputi: Pengkajian Perilaku, Pengkajian stimulus, Diagnosa keperawatan Rumusan Tujuan, Intervensi dan Evaluasi.
1.      Pengkajian Perilaku
Pengkajian perilaku (Behavior Assessment) merupakan tuntunan bagi perawat untuk mengatahui respon pada manusia sebagai sistim adaptive. Data spesifik dikumpulkan oleh perawat melalui proses Observasi, pemeriksaan dan keahlian wawancara. “Faktor yang yang mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetic, jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi social, mekanisme koping dan gaya hidup, stress fifik dan emosi, budaya, lingkungan fisik” (Martinez yang dikutip oleh Nursalam, 2003)
1)      Pengakajian Fisiologis.
Ada 9 (Sembilan) perilaku Respon Fisiologis yang menjadi perhatian pengkajian perawat yaitu;
  • Oksigenasi: menggambarkan pola penggunaan oksigen berhubungan dengan respirasi dan sirkulasi.
  • Nutrsisi: menggambarkan pola penggunaan nutrisi untuk memperbaiki kondidi tubuh dan perkembangan.
  • Eliminasi: menggambarkan Pola eliminasi.
  • Aktivitas dan istirahat: mengambarkan pola aktivitas, latihan, istirahat dan tidur.
  • Intergritas kulit: mengambarkan pola fisiologis kulit.
  • Rasa/senses: menggambarkan fungsi sensoris perceptual berhubungan dengan panca indra.
  • Cairan dan elektrolit: menggambarkan pola fisiologis penggunaan cairan dan elektrolit.
  • Fungsi Neurologis: menggambarkan pola kontrol neurologis, pengaturan dan intelektual.
  • Fungsi endokrin: menggambarkan pola kontrol dan pengaturan termasuk respon nstress dan system reproduksi.

2)      Pengkajian Konsep diri.
Pengkajian Konsep diri: menggambarkan atau menidentifikasi tentang pola nilai, kepercayaan emosi yang berhubungan dengan Ide diri sendiri. Perhatian ditujukan pada keadaa diri sendiri tentang fisik, individual dan moral-etik.
3)      Pengkajian Fungsi Peran.
Pengkajian Fungsi peran (sosial): menggambarkan atau mengidentifikasi tentang pola interaksi sosial seseorang berhubungan dengan orang lain akibat dari peran ganda.
4)      Pengkajian Interdpendensi.
Pengkajian Interdependensi: menggambarkan atau Mengidentifikasi pola nilai menusia, kehangatan, cinta dan memiliki. Proses tersebut terjadi melalui hubungan interoersonal terhadap individu maupun kelompok.

Pengkajian pasien dari tiap empat model adaptive dilaksanakan dengan pendekatan sistimatis dan holistic. Pengkajian itu diklarifikasikan, difocuskan oleh perawat atau Team keperawatan sebagai data dasar untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Secara ideal keseluruhan  data pasien tersebut saling berhubungan dan pengkajian keperawatan dicatat dalam format empat model adaptive keperawatan. Dan dapat dimengerti sebagai masukan data bagi tem asuhan keperawatan yang terlibat pada pasien. Dibutuhkan Keahlian dalam praktek keperawatan kaitannya dengan skill pengkajian perilaku dan pengetahuan membandingkan criteria evaluasi spesific respon perilaku manusia bahwa adaptive atau inefefektive (maladaptive). Data dikelompokkan dalam: data subjective, objective dan data pengukuran/peneriksaan fisik. Perilaku yang ditemukan dapat bervariasi dari apa yang diharapkan, mewakili semua respon baik efektive maupun maladaptive. Roy sudah menidentifikasikan sejumlah respon yang berkaitan dengan aktivitas Subsistim regulator dan Subsistem Kognator yang tidak efektive, seperti pada table berikut :

Table 1:  Indikasi Kesulitan Adaptasi
Gejala berat dari aktivitas Regulator :
§ peningkatan deyut jantung dan tekanan darah.
§ Tegang.
§ Hilang nafsu makan.
§ Peningkatan  kortisol serum
Gejala Inefektiv dari Kognator :
·         Gangguan persepsi/ proses informasi.
·         Pembelajaran inefektive.
·         Tidak mampu membuat justifikasi.
·         Afektive tidak sesuai.
Sumber: Julia B.George, RN,PhD (editor) 1995, Nursing Theories, The Base for Profesional Nursing Practice. 4th. Appleton & lange Norwalk, Connecticut.


2.       Pengkajian Stimulus.
Setelah pengkajian perilaku, perawat menganalisis data-data yang muncul ke dalam pola perilaku pasien (empat model respon perilaku) untuk menfidentifikasi respon-respon inefektive atau respon-respon adaptive yang perlu didukung oleh perawat untuk dipertahankan. Ketika perilaku inefektive atau perilaku adaptive yang memerlukan dukungan perawat, perawat membuat pengkajian tentang stimulus internal dan ekternal yang mungkin mempengaruhi perilaku. Dalam fase pengkajian ini perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontektual dan residual yang dimiliki pasien. Proses ini mengklarifikasi penyebab dari masalah dan mengidentifikasi factor-faktor kontektual (faktor presipitasi) dan residual (factor Predisposisi) yang berhubungan erat dengan penyebab. Berikut  ini stimulus yang berpengaruh yang telah diidentifikasi (dikutip dari  Julia B.George; 1995)



 Budaya

: Status sosial ekonomi, Ektnis (suku/Ras), sistim kepercayaan.
Keluarga
Struktur keluarga, tugas keluarga.

Fase perkembangan
: Usia, jenis kelamin, tugas, keturunan dan faktor keturunan.

Intergritas dari cara-cara penyesuaian (modes Adaptive)

: Fisiologis (termasuk patologi penyakit), konsep diri, fungsi peran, interdependensi.
Efektivefitas Kognator

:  Persepsi, pengatahuan, skill.
Pertimbangan lingkungan
: Perubahan lingkungan internal dan ekternal, menajemen pengobatan, penggunaan obat-obatan. Alkohol, dan merokok.

3.      Diagnosa Keperawatan.
Rumusan Diagnosa Keperawatan adalah  problem (P), Etiologi (E), Sinthom/kharakteristik data (S). Roy menjelaskan ada tiga metode merumuskan diagnosa keperawatan. (dikutip dari  Julia B.George; 1995. Nursalam;2003) adalah sebagai berikut:
1)      Metode Pertama
Adalah menggunakan satu tipologi diagnosa yang berhubungan dengan 4 (empat) cara penyesuaian diri (adaptasi). Penerapan metode ini ialah dengan cara mengidentifikasi perilaku empat model adaptasi, perilaku adaptasi yang ditemukan disimpulkan menjadi respon adaptasi (lihat tabel 2). Respon tersebut digunakan sebagai pernyataan Masalah keperawatan. Misalnya: inadekuat pertukuran gas.(masalah fisiologis) datanya ialah; sesak kalau beraktivitas, bingung/agitasi, bernafas dengan bibir dimoncongkan, sianosis.  Konstipasi (masalah fisiplogis eliminasi) datanya: sakit perut, nyeri waktu defikasi, perubahan pola BAB. Kehilangan (masalah konsep diri) datanya: diam, kadan-kadang menangis, kegagalan peran (masalah fungsi peran).

2)      Metode Kedua
Adalah membuat diagnosa keperawatan berdasarkan hasil observasi respon dalam satu cara penyesuaian diri dengan memperhatikan stimulus yang sangat berpengaruh. Metode ini caranya ialah menilai perilaku respon dari satu cara penyesuaian diri, respom perilaku tersebut dinyatakan sebagai statemen masalah. Sedangkan penyebab adalah hasil pengkajian tentang stimulus. Stimulus tersebut dinyakatan sebagai penyebab masalah. Misalnya: Nyeri dada yang disebabkan oleh kurannyag suplay oksigen ke otot jantung

3)      Metode Ketiga 
Adalah kumpulan respon-respon dari satu atau lebih cara (mode Adaptive) berhubungan dengan beberapa stimulus yang sama. Misalnya pasien mengeluh nyeri dada sangat beraktivitas (olah raga) sedangkan pasien adalah atlit senam. Sebagai pesenam tidak mampu melakukan senam. Kadaan ini disimpulkan diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kegagalan peran berkaitan dengan keterbatan fisik. Pasien tidak mampu untuk bekerja melaksnakan perannya.

Tabel 2: Typologi Yang Biasanya Berkaitan Dengan Problem Adaptasi.
FISIOLOGIS MODE
1.      Oksigenasi.
·         Hipoksia/syoks.
·         Gangguan ventilasi.
·         Inadekuat pertukaran gas.
·         Inadekuat transport Gas
·         Gangguan perfusi jaringan.

2.      nutrisi.
·         Malnutrisi.
·         Mual,muntah.
·         Anoreksia.

3.      eliminasi.
·         Diare.
·         Konstipasi.
·         Kembung.
·         Retensi Urine.
·         Inkontinensia urine.

4.      aktivitas dan istirahat.
·         Inadekuat pola aktivitas dan istirahat.
·         Intolenransi aktivitas.
·         Immobilisasi.
·         Gangguan tidur.

5.      intergritas kulit.
·         Gatal-gatal.
·         Kekeringan.
·         Infeksi.
·         Dekubitus
6.      sensoris.
·         Nyeri akut.
·         Nyeri kronis.
·         Sensori overload.
·         Gangguan sensori primer.
·         Potensial injuri.
·         Kehilangan kemampuan perawatan diri.
·         Gangguan persepsi.
·         Potensial injuri/ hilang kemam-puan merawat diri.

7.      cairan dan elektriolit.
·         Dehidrasi.
·         Retensi cairan intra seluler.;
·         Edema.
·         Shok hipo/hipervolemik.
·         Hyper atau hipokalsemia.
·         Ketidakseimbangan asam basa.

8.      Fungsi Nerologis.
·         Penurunan kesadaran.
·         Defisit memori.
·         Ketidakstabilan perilaku dan mood.

9.      Fungsi endokrin.
·         Inefektiv regulator hormon.
·         Inefektiv pengembangan reproduksi.
·         Ketidakstabilan sikulus ritme stress internal.

KONSEP DIRI

Pandangan terhadap fisik.
·         Penurunan konsep seksual.
·         Agresi.
·         Kehilangan.
·         Seksual disfungtion.

Pandangan terhadap personal.
·         Cemas tidak berdaya.
·         Harga diri rendah.
·         Merasa bersalah.

FUNGSI PERAN


INTERDEPENDENSI
·         Transisi peran.
·         Peran berbeda.
·         Konflik peran.
·         Kegagalan peran.

·         Kecemasan.
·         Merasa.
·         Ditinggalkan/isolasi.
Sumber: Julia B.George, RN,PhD (editor) 1995, Nursing Theories, The Base for Profesional Nursing Practice. 4th. Appleton & lange Norwalk, Connecticut.


4.       Merumuskan Tujuan
Tujuan adalah harapan perilaku akhir dari manusia yang dicapai. Itu  dicatat merupakan indikasi perilaku dari perkembangan adaptasi masalah pasien. Pernyataan masalah meliputi perilaku. Pernyataan tujuan meliputi: perilaku, perubahan yang diharapkan dan waktu. Tujuan jangka panjang menggambarkan perkembangan individu, dan proses adaptasi terhadap masalah danm tersedianya energi untuk tujuan lain (kelangsungan hidup, tumbuh, dan reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi hasil perilaku pasien setelah managemen stimulus fokal dan kontektual. Juga keadaan perilaku pasien itu indikasi koping dari sub sistim regulator dan kognator.

5.      Rencana Tindakan
Rencana tindakan keperawatan ialah perencanaan yang bertujuan untuk mengatasi/memanipulasi stimulus fokal kontektual dan residual, Pelaksanaan juga difokus pada besarnya ketidakmampuan koping manusia atau tingkat adaptasi, begitu juga hilangnya seluruh stimulus dan manusia dalam kemampuan untuk beradaptasi. Perawat merencanakan tindakan keperawatan spesifik terhadap gangguan atau stimulus yang dialami. Standar tindakan keperawatan menurut teori adaptasi roy adalah seperti terlihat pada tabel 3. (dikutip oleh Nursalam,2003)
Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif (Julia B.George; 1995). Intervensi  ditujukan pada peningktan kemampuan koping secara luas. Tindakan diarahkan pada subsistim regulator (proses fisiologis/biologis) dan kognator (proses pikir. Misalnya: perspesi, pengetahuan, pembelajaran).

Tabel 3: kriteria standar Intervensi Keperawatan Menurut teori Adaptasi Roy
STANDAR TINDAKAN GANGGUAN FISIOLOGIS
Memenuhi kebutuhan Oksigen.
Kriteria:
1.   menyiapkan tabung oksigen dan flow meter.
2.   menyiapkan hemodifier berisi air.
3.   menyiapkan slang nasal dan masker.
4.   memberikan penjelasan pada pasien.
5.   mengatur posisi pasien.
6.   memasang slang nsal dan masker.
7.   memperhatikan reaksi pasien.

Memenuhi kebutuhan Nutrisi:
Kriteria
1.   menyiapkan peralatan dalam dressing car.
2.   menyeiapkan cairan infus/makanan/darah.
3.   memberikan penjelasan pada pasien.
4.   mencocokan jenis cairan/darah/diet makanan
5.   mengatur posisi pasien.
6.   melakukan pemasangan infus/darah/makana

Memenuhi kebutuhan Eliminasi
kriteria
1.   menyiapkan alat pemberian hukmah/gliserin, dulkolac & peralatan pemasangan kateter
2.   memperhatikan suhu cairan/ukuran kateter
3.   menutup dan memasang selimut.
4.   mengobservasi keadaan feses dan uerine.
5.   Mengobservasi rekasi pasien.
Memenuhi kebutuihan aktivitas dan Istirahat/tidur.
Kriteria
1.  melakukan latihan gerak pada pasien tidak sadar.
2.  melakukan mobilisasi pad pasien pasca operasi.
3.  mengatur posisi yg nyama pada pasien.
4.  menjaga kebersihan lingkungan.
5.  Mengopservasi reaksi pasien.

Memenuhi kebutuhan Intergritas kulit (kebersihan dan kenyamanan fisik)
Kriteria
1.  memandikna pasien yang tidak sadar/ kondisinya lemah.
2.  mengganti alat-alat tenun sesuai kebutuhan/ kotor.
3.  Merapikan alat-alat pasien.

Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologsi
Kriteria
1.  Mengopservasi tanda-tanda vital sesuai kebutuhan.
2.  melakukan tes alergi pada pemberian obat baru.
3.  mengobservasi reaksi pasien.

STANDAR TINDAKAN GANGGUAN KONSEP DIRI
Memenuhi kebutuhan emosional dan spiritual.
Kriteria
1.   Melaksnakan Orientasi pada pasien baru.
2.   memberikan penjelasan tentang tibndakan yang kan dilakukan.
3.   memberikan penjelasan dangan bahasa sederhana.
4.   memperhatikan setiap keluhan pasien.
5.   memotivasi pasien untuk berdoa.
6.   membantu pasien beribadah.
7.   memperhatikan pesan-pesan pasien.

STANDAR TINDAKAN PAD GANGGUAN PERAN

1.   Menyakinkan kepada pasien bahwa dia adalah tetap sebagai individu yang berguna bagi keluarga dan msayarakat.
2.   mendukung upaya kegiatan atau kreativitas pasien.
3.   melibatkan pasien dalam setiap kegiatan, terutama dalam pengobatan dirinya.
4.   Melibatkan pasien dalam setiap mengambil keputusan menyangkut diri pasien.
5.   bersifat terbuka dan komunikastif pada pasien.
6.   mengijinkan keluarga untuk memberikan dukungan kepada  pasien
7.   perawat dan keluarga selalu memberikan pujian atas sikap pasien yang dilakukan secara benar dalam perawatan.
8.   Perawat dan keluarga selalu bersikap halus dan meneriman jika ada sikap yang negatif dari klein.

STANDAR TINDAKAN PADA GANGGUAN INTERDEPENSI

1.   membantu pasien memenuhi kebutuhan makan dan minum.
2.   membantu pasien memenuhi kebutuhan eliminasi.
3.   membantu pasien memenuhi kebutuhan kebesihan diri (mandi).
4.   membantu pasien untuk berhias atau berdandan.



6.      Evaluasi:
Proses keperawatan diselesaikan/dilengkapi dengan fase evaluasi. PerilakuTujuan  dibandingkan dengan respon-respon perilaku yang dihasilkan, dan bagaimana pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperaweatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan. Perawat memperbaiki tujuan dan intervensi setelah hasil evaluasi ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

George. (1995). Nursing Theories (The Base for Profesional Nursing Practice), Fourth Edition. USA : Appleton & Lange.

Mariner, A.(1998). Nursing Theorists And Their Works. (4th ed) Philadelphia: Lippincott: Raven Publisher

Pearson A., Vaughan B. (1986). Nursing Model For Practice. Bedford Square London, William Heinemann Medical Books

Tomey and Alligood M.R (2006). Nursing theoriest, utilization and application. Mosby : Elsevier.

Tomey Ann Marriner and Alligood M.R.(2006). Nursing Theorists and Their work. 6
            Ed. USA : Mosby Inc.


 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger