APLIKASI TEORI ADAPTASI ROY
Selama lebih dari 30 tahun
Model Adaptasi Roy telah digunakan untuk memahami dan menuntun praktik
keperawatan dalam perawatan pasien. Para perawat menggunakan model ini sebagai
framework untuk mengkonseptualisasi dan merencanakan intervensi keperawatan
pada pasien atau menggunakan model ini untuk menciptakan intervensi untuk
pemisahan populasi klinik.
Roy Adaptation Model telah
diimplementasikan di NICU sebagai sebuah ideology untuk keperawatan (Nyqvist
dan sjoden, 1993 dalam Senesac 2007), pada perawatan bedah akut, sebagai alat
dokumentasi dalam proses keperawata , pada fasilitas rehabilitasi untuk
mengintegrasi basis professional perawatan pasien (Mastal, Hammond, dan
Roberts, 1982 dalam Senesac, 2007); pada dua unit rumah sakit umum sebagai konseptual
framework untuk menuntun praktik; memfasilitasi sistem integral keperawatan
pada bagian orthopedic, unit neurosurgical untuk mempertahankan lingkungan
praktik professional bagi pelatihan mahasiswa, meningkatkan otonomi
professional, membantu proses rekrutmen dan penguranan staf, dan untuk
meningkatkan kejelasan peran pemberi layanan, dan menguatkan dan mengefektifkan
kolaborasi interdisiplin.
Peran perawat
yang diharapkan berdasarkan teori Roy. Perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit. Perawat dapat mengambil tindakan untuk
memanipulasi stimuli
fokal, kontextual
maupun residual stimuli dengan
melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus mampu
bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan
regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain. Pada situasi sehat, perawat
berperan untuk membantu pasien agar tetap mampu mempertahankan kondisinya
sehingga integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui tindakan promotif
perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.
Pada situasi sakit, pasien
diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya perubahan lingkungan
baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang yang mengalami kecacatan
akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu mempersiapkan pasien untuk
menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu berespon secara adaptif terhadap
perubahan yang terjadi didalam dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan
bukanlah keadaan yang mudah untuk diterima. Jika perawat dapat berperan secara
maksimal, maka pasien dapat bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara
optimal.
KASUS
Ibu
L, 48 tahun mengalami nyeri yang luar biasa di daerah punggung bawah yang
menjalar sampai ke tungkai sebelah kanannya. Nyeri ini sangat hebat pada saat
melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk untuk berdiri dan duduk. Setelah
dilakukan konsultasi dengan dokter A,
Ibu L dinyatakan mengalami herniasi diskus intervertebra (HNP), dan
dijadwalkan untuk dilakukan discectomi (operasi pemotongan bagian diskus yang
mengalami herniasi). Selanjutnya Ibu L diantar oleh suaminya dengan membawa
surat pengantar dari dokter A masuk rumah sakit untuk dilakukan
persiapan-persiapan termasuk pemeriksaan penunjang sebelum waktu operasi
ditetapkan. Hasil pengkajian didapatkan data TD 120/90 mmHg, nadi 92x/menit,
respirasi 24x/menit dan suhu 37,5˚C, pasien tampak gelisah.
Ibu
L adalah wanita yang memiliki usaha menjual baju dan perlengkapan wanita
disebuah toko miliknya. Ia mengaku memiliki banyak pelanggan yang terbiasa
melihatnya menjadi orang yang berbusana serasi dengan koleksi jualannya.
Sebelum masuk RS kebiasaan Ibu L melakukan aktifitas 12 jam perhari. Pola tidur
8 jam di waktu malam dan 1-1,5 jam di waktu siang. Olah raga yang biasa
dlakukan adalah jalan pagi setiap hari Ahad. Setelah persiapannya dianggap
cukup, maka disepakati akan dilakukan
operasi pada tanggal 21 Maret 2011 jam 10.00 pagi. Hasil kesepakan tersebut
diperkuat surat persetujuan operasi yang di tanda tangani oleh bpk A selaku
suami Ibu L.
- Pengkajian.
1)
Bio data:
v
Nama :
Ibu L
v
Tempat lahir :
Makassar
v
Umur :
48 tahun.
v
Agama :
Islam.
v
Suku :
Makassar.
v
Pendidikan :
SMA
v
Pekerjaan :
Wiraswasta.
v
Alamat :
Makassar
v
Sumber Data : Pasien dan Keluarga
(suami)
v
No medical record :
36 51 01.
v
Masuk Rumah sakit :
Tanggal 21 Maret 2011
2)
Pengkajian Perilaku
a.
Pengkajian
Tahap Pertama
Pengkajian tahap
pertama adalah mengumpulkan data perilaku output Ibu L sebagai sistim adaptasi
dihubungkan dengan 4 mode adaptif fungsi fisiologis, konsep diri, peran dan
interdependen.
Pengkajian tahap
pertama pada Ibu N didapatkan data :
Mode
fisiologis
S : Menyatakan gerakan- nya terbatas
O : Pasien nampak terbaring di tempat tidurnya
dan nampak ragu-ragu
untuk bergerak, serta tampak gelisah
Mode
Konsep diri
S : Menyatakan cemas akan terjadi perubahan
penampilan
O : Tampak gelisah
Mode
Fungsi peran
S : Menyatakan takut terjadi kecacatan
O : Rendah diri terhadap penampilanya
Mode
Interdependen
Tidak berdaya
b.
Pengkajian
Tahap Kedua
Setelah
mengidentifikasi respon tidak efektif dan respon adaptif selanjutnya melakukan
pengkajian tahap kedua yang meliputi fokal, kontekstual dan residual stimuli.
Pengkajian tahap dua
pada Ibu N didapatkan data :
1) Pengkajian
stimulus
a) Stimulus
fokal (etiologi)
b) Stimulus
konstekstual (presipitasi)
c) Stimulus
residual (predisposisi)
- Identifikasi stimulus yang berpengaruh: Budaya, keluarga, fase perkembangan
- Istirahat dan aktifitasTidur sering terbangun dan keterbatasan beraktifitas
- Kekurangan istirahat tidur dapat menyebabkan kelelahan dan menghambat proses recovery sedangkan keterbatasan aktifitas dapat menyebabkan ketergantungan ADL
- Rasa nyeri dapat mengaktivasi RAS yang menghambat proses tidur sedangkan post operasi discectomi membutuhkan sedikit pengaturan aktifitas
Self Konsep : Penurunan konsep diri body image takut
terjadi kecacatan
Phisical self : Rendah diri tehadap penampilannya
Personal self : Ketakutan terhadap gagalnya pengembalian
fungsi normal
dari kaki
Fungsi peran : Takut keberadaannya menjadi beban orang
lain
Peran primer : Kehilangan hoby bermain tenis setiap
minggu
Peran tersier : Banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk
berobat
Interdependence :
·
Keterbatasan kebebasan di rumah sakit
·
Kesepian, terbatasnya interaksi dengan
keluarga dan kolega
·
Adanya jadwal berkunjung dari rumah
sakit
- Diagnosa keperawatan
Sesuai
dengan metode pembuatan diagnose keperawatan yang dikembangkan oleh Roy melalui
tiga cara yaitu menggunakan tipologi berdasarkan adaptasi mode, mengobservasi
perilaku yang paling dipengaruhi oleh stimulus dan menyimpulkan dari perilaku
dari satu atau lebih adaptif mode dengan stimulus yang sama maka disusunlah
diagnosa sbb:
a. Gangguan
aktifitas berhubungan dengan keterbatasan gerak
b. Cemas
berhubungan dengan penurunan konsep diri body image dan harga diri
- Intervensi
Tanggal :
Problem aktual/resiko :
Gangguan
istirahat dan aktifitas berhubungan dengan nyeri dan keterbatasan gerak
Hasil
yang diharapkan :
- Klien dapat tidur 8 jam perhari tanpa gangguan
- Dengan keterbatasan aktifitasnya klien dapat menggunakan kemampuan yang dimiliki secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan ADL nya
- Kondisikan lingkungan yang nyaman bagi klien-Lakukan mobilisasi sesuai dengan program perawatan
Tindakan
keperawatan :
- Ajarkan klien untuk melakukan mobilisasi secara mandiri
- Latih klien sesuai kemampuan untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan ADLnya sesuai dengan kemampuan
Tanggal :
Problem aktual/resiko :
Problem aktual/resiko :
Cemas dan ketakutan berhubungan dengan : penurunan konsep diri body image
dan harga diri
Hasil yang diharapkan :
Klien
mampu mengungkapkan cemas dan ketakutanya dan mau mendiskusikan untuk mencari
alternatif pemecahan
Tindakan keperawatan :
- Bina hubungan saling percaya dan yakinkan kehadiran perawat adah untuk membantu memecahkan permasalahan klien
- Kuatkan koping klien dengan aspek adaptif yang dimiliki
- Jelaskan operasi discectomi tidak akan menimbulkan kecacatan bila dilakukan perawatan dengan benar
- Rencanakan kehadiran keluarga untuk menemani klien
DAFTAR
PUSTAKA
George. (1995). Nursing
Theories (The Base for Profesional Nursing Practice), Fourth Edition. USA :
Appleton & Lange.
Mariner, A.(1998). Nursing
Theorists And Their Works. (4th ed) Philadelphia: Lippincott: Raven
Publisher
Pearson A., Vaughan B. (1986). Nursing Model For Practice. Bedford
Square London, William Heinemann Medical Books
Tomey and Alligood M.R (2006). Nursing theoriest,
utilization and application. Mosby : Elsevier.
Tomey Ann Marriner
and Alligood M.R.(2006). Nursing Theorists and Their work. 6
Ed. USA : Mosby Inc.