BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1.
Anamnesa
1.
Identitas:
Nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal
pengkajian dan diagnosa medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan klien
satu dengan yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat.
1.
Keluhan
utama:
Nyeri abdomen.
1.
Riwayat
penyakit sekarang:
Mual dan muntah lebih dari tiga kali
dalam sehari, nyeri tekan dan teraba massa pada abdomen kuadran
bawah.
1.
Riwayat
penyakit dahulu
2.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
3.
Imunisasi
4.
Pemeriksaan
fisik (ROS)
Pemeriksaan fisik terdiri atas
pemeriksaan B1 – B6.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1.
Perubahan
eliminasi alvi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan
otot abdomen sekunder akibat Ca Colorectal
2.
PK
Perdarahan
3.
Nyeri
berhubungan dengan proses penyakit
4.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah.
5.
Risiko
infeksi berhubungan dengan perdarahan tonjolan CA.
6.
Risiko
defisit volume cairan berhubungan dengan dehidrasi
7.
Ansietas
berhubungan dengan proses penyakit
8.
Konsep
diri berhubungan dengan proses penyakit
9.
Harga
diri berhubungan dengan proses penyakit
3.3 Intervensi
Diagnosis
:
|
Perubahan eliminasi alvi
berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot abdomen
sekunder akibat Ca Colorectal
|
|||||||
Kriteria hasil :
|
Setelah dilakukan perawatan
3x24jam pola defekasi pasin normal kembali (2x1hari), bentuk feses lonjong
dan lunak, nyeri saat defekasi berkurang skala: 3-4
|
|||||||
Tujuan
:
|
-
Klien akan menunjukkan pengetahuan akan program defekasi yang dibutuhkan.
-
Melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan.
|
|||||||
Intervensi Keperawatan
|
Rasional
|
|||||||
1.
observasi
warna dan konsistensi feses, frekuensi, keluarnya flatus, bising usus dan
nyeri terkan abdomen
2.
Pantau
tanda gejala rupture usus dan/atau peritonitis.
1.
Observasi
faktor penyebab konstipasi.
1.
Ajarkan
klien dalam bantuan eleminasi defekasi.
2.
Anjurkan
klien untuk menghindari mengejan selama defekasi.
3.
Observasi
bisingusus dan peristaltic perut klien
4.
Konsultasikan
pada ahli gizi untuk meningkatkan serat dan cairan dalam diet.
5.
Konsultasikan
dengan dokter untuk memberikan bantuan eleminasi, seperti : diet, pelembut
feses, enema dan laksatif.
1.
Penting
untuk menilai keefektifan intervensi, dan memudahkan rencana selanjutnya.
2.
Keadaan
ini dapat menjadi penyebab kelemahan otot abdomen dan penurunan peristaltic
usus, yang dapat menyebakan konstipasi.
3.
Mengetahui
dengan jelas factor penyebab memudahkan pilihan intervensi yang tepat.
4.
Akan
meningkatkan pola defekasi yang optimal.
5.
Mencegah
terjadi perubahan tanda vital, sakit kepala atau perdarahan.
6.
Untuk
mengetahui aktivitas kinerja system pencernaan klien
7.
Pada
keadaan kekurangan serat dan cairan.
|
1.
Merupakan
tindakan dependent perawat dalam memberikan bantuan defekasi kepada klien.
|
|||||||
Diagnosis
:
|
PK Perdarahan
|
|||||||
Kriteria hasil :
|
Melena tidak terjadi selama 2x24
jam
Hematemesis tidak terjadi selama
2x24 jam
|
|||||||
Tujuan
:
|
-
Perdarahan terhenti
|
|||||||
Intervensi Keperawatan
|
Rasional
|
|||||||
1.
Posisikan
klien
1.
Pantau
tanda-tanda vital
1.
Batasi
aktivitas klien
2.
Membantu
dan melayani klien dalam hal penggunaan Diapers
3.
Kolaborasi
rehidrasi kumbah lambung
4.
PK.
Kolaborasi:
·
Kolaborasi
denngan dokter dalam pemberian transamin (obat penghenti perdarahan)
·
Kolaborasi
gengan dokter untuk dilakukan pembedahan
·
Kolaborasi
denan dokter untuk transfuse darah
|
1.
Memberikan
posisi nyaman selama klien dalam proses perawatan
2.
Perkembangan
tanda-tanda vital akan menentukan pola intervensi selanjutnya.
3.
Meningkatkan
keadekuatan tubuh klien
4.
Mengatasi
melena dengan konsentrasi darah berlebihan tanpa tahanan sfingter
5.
Membantu
mengurangi hematemesis
1.
PK
kolaborasi:
·
Untuk
menghentikan perdarahan sehingga melena dan hematemesis dapat berhenti
·
Untuk
mengambil tumor dan untuk menutup lesi pada kolom
·
Untuk
mengganti darah yang telah keluar agar pasien tidak anemi
|
|||||||
Diagnosis :
|
Nyeri berhubungan dengan proses
penyakit
|
|||||||
Kriteria hasil :
|
Pasien tampak rileks, dapat
beristirahat/tidur dan melakukan pergerakkan yang berarti sesuai toleransi.
|
|||||||
Tujuan
:
|
Pasien mengatakan bahwa rasa nyeri
telah terkontrol atau hilang.
|
|||||||
Intervensi Keperawatan
|
Rasional
|
|||||||
1.
Monitor
rasa sakit secara reguler, catat karakteristik, lokasi dan intensiitas
(0-10)
2.
Catat
munculnya rasa cemas/takut dan hubungkan dengan lingkungan dan persiapan
untuk prosedur.
1.
Kaji
tanda-tanda vital, perhatikan takikardia, hipertensi dan peningkatan
pernapasan, bahkan jika pasien menyangkal adanya rasa sakit.
2.
Berikan
informasi mengenai sifat ketidaknyamanan, sesuai kebutuhan.
1.
Lakukan
reposisi sesuai petunjuk, misalnya semi – Fowler ; miring.
1.
Observasi
efek analgetik.
1.
Kolaborasi,
pemberian analgetik IV sesuai kebutuhan.
|
1.
Sediakan
informasi mengenai kebutuhan/efektivitas intervensi.
1.
Perhatikan
hal-hal yang tidak diketahui dan/atau persiapan inadekuat (misalnya
apendikstomi darurat) dapat memperburuk persepsi pasien akan rasa sakit.
2.
Dapat
mengindikasikan rasa sakit akut dan ketidaknyamanan.
3.
Pahami
penyebab ketidaknyamanan, sebagai langkah pemberian teknik pengalihan nyeri /
relaksasi
4.
Mungkin
mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi. Posisi semi – Fowler dapat
mengurangi tegangan otot abdominal dan otot pungguung artritis, sedangkan
miring mengurangi tekanan dorsal.
5.
Respirasi
mungkin menurun pada pemberian narkotik, dan mungkin menimbulkan efek-efek
sinergistik dengan zat-zat anastesi.
6.
Analgetik
IV akan dengan segera mencapai pusat rasa saki, menimbulkan penghilang yang
lebih efektif dengan obat dosis kecil.
|
|||||||
Diagnosis
:
|
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah.
|
|||||||
Kriteria hasil :
|
- klien akan memperlihatkan
perilaku mempertahankan atau meningkatkan berat badan dengan nilai
laboratorium normal.
- klien melaporkan peningkatan intake makanan.
- tidak ada mual/muntah.
|
|||||||
Tujuan
:
|
-
Antropometri : Berat badan pasien bertambah, Nutrisi pasien
terpenuhi
-
Biochemical : klien tidak terlihat pucat dan turgor bagus
-
Clinical sign : Tanda-tanda vital dalam rentang normal
-
Diet
: mengerti dan mengikuti anjuran diet
|
|||||||
Intervensi Keperawatan
|
Rasional
|
|||||||
1.
Observasi
sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi klien
2.
Perkirakan/hitung
pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu makan sampai minimal.
1.
Timbang
berat badan sesuai indikasi.
2.
Anjurkan
makan sedikit tapi sering.
1.
Anjurkan
kebersihan oral sebelum makan.
2.
Tawarkan
minum saat makan bila toleran.
3.
Konsultasi
tentang kesukaan/ketidaksukaan klien yang menyebabkan distres.
4.
Kolaborasi
ahli gizi pemberian makanan yang bervariasi.
5.
Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian suplemen dan obat-obatan, serta kebutuhan
nutrisi parenteral dan pemasang pipa lambung.
6.
Menganalisa
penyebab melaksanakan intervensi.
7.
Mengidentifikasi
kekurangan/kebutuhan nutrisi berfokus pada masalah membuat suasana negatif
dan mempengaruhi masukan.
8.
Mengawasi
keefektifan secara diet.
9.
Tidak
memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat ditingkatkan.
10.
Mulut
yang bersih meningkatkan nafsu makan.
11.
Dapat
mengurangi mual dan menghilangkan gas.
12.
Melibatkan
pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memiliki rasa kontrol dan
mendorong untuk makan.
13.
Makanan
yang bervariasi dapat meningkatkan nafsu makan klien.
14.
Menstimulasi
nafsu makan dan mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.
|
||||||||
Diagnosis
:
|
Risiko infeksi berhubungn dengan
perdarahan tonjolan CA..
|
|||||||
Kriteria hasil :
|
Setelah dilakukan perawatan
3x24jam resiko infeksi dan metastase ke organ lain tidak cepat dan mungkin
hilang
|
|||||||
Tujuan
:
|
Meminimalkan proses penyebaran
infeksi dan metastase ke organ lain
|
|||||||
Intervensi
|
Rasional
|
|||||||
Mandiri
1.
Observasi
metastase peyebaran ca ke organ lain dengan cara palpasi ke daerah purutt
sekitar kolon
2.
Observasi
bising usus dan peristalaik pasien
3.
Kolaborasi:
·
Kolaborasi
dengan dokter untuk memberikan kortikosteroid
·
Kolaborasi
dengan dokter untuk melakukan usg dan ct-scan
·
Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian antibiaotik
|
1.
Dengan
cara palpasi dapat diketahui metastase ca dan dapat segera di tangani
2.
Untuk
mengetahui fungsi organ apakah ada penurunan atau tidak
3.
Kolaborasi:
·
Untuk
menanggulangi/mengurangi resiko inflamasi kolon
·
Untuk
mengetahui ,metastase ca ke organ-organ lain sekitar kolan
·
Untuk
membunuh kuman dan bakteri dari darah yang pecah pado masa kolan
|
|||||||
Diagnosis
:
|
Risiko defisit volume cairan
berhubungan dengan dehidrasi
|
|||||||
Kriteria hasil :
Tujuan
:
|
Intake cairan dan haluaran normal
selama pemantauan 2x24 jam
Turgor kulit normal
Memenuhi kebutuhan cairan klien.
|
|||||||
Intervensi
|
Rasional
|
|||||||
1.
Pantau
intake cairan, pastikan sedikitnya 1500 ml cairan per oral, serta pantau
haluaran, pastikan sedikitnya 1000-1500 ml per 24 jam
2.
Pantau
kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, urin dan serum, osmolalitas,
kreatinin, hematokrit, dan Hb.
3.
Kolaborasi
pemberian dextros G5
1.
Kolaborasi
pemberian tranfusi darah
|
1.
Ca
colorectal dapat bermetastase ke ginjal yang dapat mempengaruhi kerja ginjal,
sehingga perlu mengatur jumlah cairan yang masuk dan keluar.
2.
Menunjukkan
pola intervensi selanjutnya
1.
Memberikan
keadekuatan cairan klien selama kemoterapi
2.
Mengimbangi
haluaran darah akibat perdarahan serta meningkatkan Hb.
|
|||||||
Diagnosis
:
|
Ansietas berhubungan dengan proses
penyakit
|
|
Kriteria hasil :
|
Meningkatkan kenyamanan psikologis
dan fisiologis klien
|
|
Tujuan
:
|
Klien dan perawat dapat bekerja
sama dalam menentukan pola koping yang sesuai
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
1.
Monitor
tingkat ansietas klien
1.
Berikan
edukasi mengenai penyakit yang diderita.
2.
Komunikasi
terapeutik
1.
Singkirkan
stimulasi yang berlebihan (misal : tempatkan klien di ruangan yang lebih
tenang)
2.
Berikan
latihan relaksasi, imajinasi terbimbing.
|
1.
Menentukanpola
intervensi yang akan dilakukan
2.
Untuk
meningkatakan koping dan harga diri klien
3.
Memberikan
kenyamanan dalam berkomunikasi dengan klien, dan menawarkan keterbukaan
4.
Mengurangi
tingkat stres
1.
Meningkatkan
kenyamanan psikologis klien
|
|
Diagnosis
:
|
Perubahan konsep diri dengan
proses penyakit
|
|
Kriteria hasil :
|
Meningkatkan rasa penerimaan akan
kondisi fisiologis klien
|
|
Tujuan
:
|
Klien dan perawat dapat bekerja
sama dalam menentukan pola koping yang sesuai untuk meningaktkan konsep diri
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
1.
Berikan
edukasi mengenai penyakit yang diderita.
2.
Komunikasi
terapeutik
1.
Singkirkan
stimulasi yang berlebihan
2.
Berikan
latihan relaksasi, imajinasi terbimbing.
3.
Komunikasikan
dengan keluarga pasien bagaiman membangun hubungan yang baik selama proses
perawatan.
|
1.
Untuk
meningkatakan koping dan harga diri klien
2.
Memberikan
kenyamanan dalam berkomunikasi dengan klien, dan menawarkan keterbukaan
3.
Mengurangi
tingkat stres
4.
Meningkatkan
kenyamanan psikologis klien
5.
Memberikan
rangsangan luar agar klien dapat memperoleh perhatian lebih, sehingga mampu
meningkatkan konsep dirinya.
|
|
Diagnosis
:
|
Perubahan harga berhubungan dengan
proses penyakit
|
|
Kriteria hasil :
|
Meningkatkan kenyamanan pola
interaksi klien dengan lingkungan
|
|
Tujuan
:
|
Klien dan perawat dapat bekerja
sama dalam menentukan pola koping yang sesuai aga
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
1.
Berikan
edukasi mengenai penyakit yang diderita.
2.
Komunikasi
terapeutik
1.
Singkirkan
stimulasi yang berlebihan
2.
Untuk
meningkatakan koping dan harga diri klien
3.
Memberikan
kenyamanan dalam berkomunikasi dengan klien, dan menawarkan keterbukaan
4.
Mengurangi
tingkat stres
|
||
3.4
Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses
keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan
dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan
ditetapkan (Brooker, 2001).
Evaluasi yang diharapkan pada
pasien dengan Ca Colorectal meliputi :
1. Diagnosa 1 : Pola eleminasi dalam
rentang yang diharapkan ; bentuk feses dalam bentuk normal
2. Diagnosa 2 : Melena tidak terjadi
selama 2x24 jam
Hematemesis tidak terjadi selama 2x24 jam
3. Diagnosa 3 : Pasien tampak
rileks, dapat beristirahat/tidur dan melakukan pergerakkan
yang berarti sesuai
toleransi.
4. Diagnosa 4 ; klien akan
memperlihatkan perilaku mempertahankan atau meningkatkan
berat badan dengan nilai laboratorium normal.
klien mengerti dan mengikuti anjuran diet.
melaporkan peningkatan intake makanan.
tidak ada mual/muntah.
5. Diagnosa 5 : Leukosit normal
10.000-40.000
Tidak ditemukan tanda-anda
inflamasi
6. Diagnosa 6 ; Intake cairan dan
haluaran normal selama pemantauan 2x24 jam
Turgor kulit normal
7. Diagnosa 7 : Meningkatkan
kenyamanan psikologis dan fisiologis klien
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kanker colorectal berasal dari
jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa
inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar colorectal cancer
adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta
melepaskan lendir dan cairan lainnya).
Etiologi dari colorectal cancer
yaitu terdiri atas faktor resiko dan faktor predisposisi. Faktor risiko terdiri
dari usia, riwayat kanker pribadi, riwayat kanker colorectal pada keluarga,
riwayat penyakit usus inflamasi kronis, riwayat penyakit polip di usus, dan
riwayat penyakit crohn. Sedangkan faktor predisposisinya terdiri dari merokok,
pola makan yang tidak sehat (tinggi lemak dan rendah serat), kontak dengan
zat-zat kimia, minuman beralkohol, obesitas, dan bekerja sambil duduk seharian.
Asuhan keperawatan yang tepat akan
menentukan keberhasilan perawtan klien dengan colorectal cancer.
DAFTAR PUSTAKA
Baughman,D.C& Hackley,J.C.2000.
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Perhimpunan Dokter Sepesialis
Penyakit Dalam Indonesia. Editor Kepela : Prof.Dr.H.Slamet Suryono Spd,KE
Soemarto,R.1994. Pedoman Diagnosis
dan Terapi.Surabaya : RSUD Dr.Soetomo
Flyfreeforhelp.2010.(online).
..........2010.http://lifestyle.okezone.com/read/2010/02/22/27/306051/search.html.
diakses pada tanggal 15 November 2010
……...2010.(online).http://www.soft-ko.co.cc/2010/10/colorectal
cancer_06.html. diakses pada tanggal 19 November 2010
Kusuma. 2009. Askep Carsinoma.
http://kusuma.blog.friendster.com/tag/kanker/, di akses tanggal 29 Desember
2010.