BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Fungsi
- fungsi organik dari manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, Dan pengendalian.Seorang pimpinan yang baik dituntut untuk
mampu melaksanakan semua fungsi yang ada.Karena pimpinan merupakan orang
yang mencapai hasil melalui oranglain,maka pimpinan tersebut harus
mampu melaksanakan fungsi pengarahan,salah satu caranya yaitu dengan
meningkatkan daya upaya yang merangsang tindakan.
Daya
dorong yang ada dalam diri seseorang sering disebut motif,Daya dorong
diluar diri seseorang harus dapat ditimbulkan olehg pimpinan agar
hal-hal diluar diri seseorang tersebut mempengaruhinya.Pada mulanya
orang menganggap bahwa gaya dorong adalah “ketakutan”.Pada perkembangan
selanjutnya diadakan penerapan perbaikan cara kerja sebagai hasil penelitian.
B.Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami Konsep Motivasi terkait dalam sistem Manajemen Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. .Pengertian
Motivasi
atau motif atau kebutuhan atau desakan atau keinginan atau dorongan
adalah kata yang sering digunakan untuk menyebut kata motivasi. Adapun
sebetulnya asal kata
motivasi adalah movere dari bahasa Latin yang sama dengan to move dalam bahasa
Inggris yang berarti menggerakkan atau mendorong.
Menurut
George R.Terry,Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang
individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.
Tujuan Motivasi:
1. Untuk mengubah perilaku bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan.
2. Meningkatkan kegairahan kerja pegawai.
3. Meningkatkan disiplin pegawai.
4. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.
5. Meningkatkan moral dan loyalitas pegawai.
6. Meningkatkan rasa tanggungjawab pegawai pada tugas-tugasnya.
7. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
B. Teori Motivasi
Motivsi kerja terbagi atas dua teori dasar,yaitu sebagai berikut.
1. Content
theoris:berhubungan dengan faktor-faktor yang meningkatkan
kelakuan.Jadi,content perspektif mencoba untuk menjawab pertanyaan
faktor apa yang memotivasi orang?
Teori yang mendukung:
a. Teori hierarki Maslow
Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting
hingga yang tidak terlalu krusial :
1) Kebutuhan Fisiologis
Contohnya : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan
kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain
sebagainya.
2) Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3) Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4) Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
a. Teori ERG
Terori
ERG adalah teori kepuasan dalam motivasi yang mengatakan bahwa individu
mempunyai kebutuhan- kebutuhan berupa ekstensi,keterkaitan dan
pertumbuhan
Ada 3 hierarki :
a) Eksistensi
Kebutuhan yang bisa dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makan, minuman, udara, upah, dan kondisi kerja.
b) Keterkaitan
Kebutuhan yang bisa di puaskan oleh hubungan sosial,hubungan antar pribadi.
c) Pertumbuhan
Kebutuhan yang bisa dipuaskan bila seseorang memberikan kontribusi yang kreatif dan produktif
b. Teori dua faktor Hersberg
Teori
motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini
sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer
dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja
atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua
kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu
”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor
sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung
jawab.
Kelompok
faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber
kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini
adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan
gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi
tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan
menimbulkan motivasi, tetapi tidak
c. Teori Kebutuhan belajar
Teori
yang berkaitan erat dengan konsep belajar.teori ini mengatakan bahwa
melalui kehidupan dalam suatu budaya, seseorang belajar tentang
kebutuhannya. 3 kebutuhan yang dipelajari;
a) Kebutuhan berprestasi
Misalnya: menyelesaikan pekerjaan yang menantang, memenangkan kompetisi,bisa menyelesaikan masalah dengan baik.
b) Kebutuhan menjalin hubungan atau berafiliasi
Misalnya menjalin pertemanan atau persahabatan.
c) Kebutuhan berkuasa
Misalnya kekuasaan untuk memerintah orang lain,atau kekuasaan untuk menentukan kebijakan.
1. Process
theories:berfokus pada bagaimana (proses) tingkah laku itu
ditingkatkan.Proses motivasi biasanya diawali dengan kebutuhan yang
merefleksikan beberapa kekurangan sebagai individu.
Teori yang mendukung:
a. Teori Kewajaran (Keadilan)
Adalah
bahwa karyawan membandingkan usaha mereka dan imbalan yang diterimannya
dengan imbalan yang diterima karyawan lainnya dalam situasi kerja yang
sama.
Ada empat ukuran penting dalam teori ini:
- Orang yaitu individu yang merasakan diperalakukan adil atau tidak adil.
- Perbandingan
dengan orang lain yaitu setiap kelompok atau orang yang digunakan oleh
seseorang sebagai pembanding rasio masukan (input) atau perolehan
(outcome).
- Masukan (input) yaitu karakteristik individual yang dibawa ke pekerjaan,seperti keahlian, pengalaman,umur,jenis kelamin
- Perolehan (outcome) yaitu segala sesuatu yang diterima seseorang dari pekerjaan misalnya penghargaan, tunjangan upah dan lain-lain.
b. Teori Pengharapan
Teori ini mencakup konsep-konsep dasar sebagai berikut;
- Hasil
tingkat pertama yang di peroleh dari perilaku adalah hasil yang
berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan itu sendiri, misalnya
produktivitas,mutu pekerjaan,tingkat kehadiran dan lain – lain.
- Instrumentalitas adalah kadar keyakinan seseorang bahwa hasil tingkat pertama akan menghasilkan hasil tingkat kedua.
- Valensi
adalah kekuatan keinginan seseorang untuk mencapai hasil tertentu, baik
ini menyangkut hasil tingkat pertama maupun tingkat kedua.
- Harapan
berkaitan dengan keyakinan seseorang mengenai kemungkinan suatu
perilaku tertentu perilaku tertentu akan diikuti oleh hasil tertentu.
c. Teori Penguatan
Teori penguatan menyangkut ingatan orang mengenai pengalaman stimulus,respons,dan konsekuensi.
d. Penyusunan Tujuan
Dalam teori ini sifat-sifat dalam penetapan tujuan adalah :
- Keterincian tujuan yaitu tingkat ketetapan kuantitatif tujuan tersebut
- Kesukaan tujuan yaitu tingkat keahlian atau tingkat prestasi yang ingin di capai.
- Intesitas tujuan yang menyangkut proses menentukan bagaimana tujuan dapat tercapai
- Komitmen tujuan yaitu kadar usaha yang dilakukan untuk mencapoai tujuan
.
C. Hubungan Motivasi Dengan Kepuasan Kerja
Hubungan
motivasi tinggi dan kepuasan kerja yang baik tercermin dari rasa
tanggung jawab dan gairah kerja yang menciptakan suatu keinginan untuk
bekerja dan memberikan sesuatu yang terbaik untuk pekerjaannya.
Pentingnya motivasi dan kepuasan kerja menuntut pimpinan perusahaan
untuk peka terhadap kepentingan karyawan. Pimpinan perusahaan melakukan
pedekatan tidak hanya terhadap karyawan tetapi juga terhadap keluarga
dan lingkungannya sehingga perusahaan tahu apa yang menyebabkan karyawan
termotivasi dalam bekerja.
Motivasi
yang tepat dan baik dapat meningkatkan dan menumbuhkan semangat kerja
karyawan dan kepuasan kerja karyawan, dan akan menambah semangat kerja
karyawan dalam bekerja karena dengan adanya gaji atau upah yang sesuai
bagi karyawan maka dengan demikian akan tercapai kinerja karyawan yang
tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi dan kepuasan kerja
merupakan faktor penentu dalam mencapai kinerja karyawan. Diharapkan
dengan adanya motivasi dan kepuasan kerja dapat mencapai tujuan
perusahaan yang diinginkan.
Banyak
orang beranggapan bahwa kepuasan kerja karyawan lebih banyak ditemukan
dengan tingginya tingkat upah dan aspek finansial lainnya. Hal ini
merupakan anggapan yang kurang benar sebab masih banyak factor lainnya
yang mempengaruhi tingkat kepuasaan kerja hal ini dibuktikan bahwa
hubungan antar karyawan maupun antara pimpinan dan bawahan sangat
menentukan tingkat kepuasaan kerja.
Menurut
As’ad (1995: 104) pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang
bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang
berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada
dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing
individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan
keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang
dirasakannya, dan sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
Motivasi
merupakan keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat
sesuatu. Motivasi dapat dibedakan kedalam motivasi intrinsic dan
ekstrinsik. Motivasi intrinsic merupakan keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya untuk belajar,misalnya
perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi
tersebut,apakah untuk kehidupannya masa depan siswa yang bersangkutan
atau untuk yang lain. Motivasi ekstrinsik merupakan keadaan yang datang
dari individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
- Suarli S & Yayan Bahtiar.2002.Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.Tasikmalaya.Erlangga.
- .Swansburg Rusel C. 2000.Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan untuk Perawat Para Klinis.Jakarta. EGC
- Garuda.Kemdiknas.go.id
- www.bmj.com