BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan
Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai
suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
Pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam
pengembangan ke masa depan.
Perawat
harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan
masyarakat , dan menjadi tenaga perawat yang professional.Pengembangan
dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling
bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh karena
itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan , ilmu
keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan
Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi
merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan
diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk
mengembangkan dirinya dalam sistim pelayanan kesehataan.
Perubahaan-perubahaan
ini akan membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu
pelayanan kesehatan/keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuainya
jenis dan keahlian tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan
tuntutan masyarakat, bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga
kesehatan.Oleh karena alasan-alasan di atas maka Pelayanan keperawatan
harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen
Keperawatan.
Manajemen
Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di
Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan
Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
Untuk
lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu
mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi
keperawatan, bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing
personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk
lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari Manajemen Keperawatan itu
sendiri.
B. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini di buat Untuk mengetahui,memahami,dan menerapkan konsep
manajemen keperawatan dalam bidang kesehatan,khususnya bidang keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN
- Pengertian manajemen
Manajemen adalah Suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dengan oranglain.(Harsey dan Blanchard)
Manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan suatu kegiatan.(James A. O’Brien)
Manajemen adalah pelaksanaan bersama oranglain.(Harold Konte dan Cyril O’Donnel)
Manajemen
adalah pengorganisasian seluruh sumberdaya melalui perencanaan,
pengorganisasian, pemberian bimbingan dan pengendalian agar tercapai
sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (Henry L.Silk)
Dari
pengertian para pakar diatas disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu
proses untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan melalui
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pemberian bimbingan.
Manajemen
berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada
tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen
adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan
pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnya.
2. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen
keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan
dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).
Kita
ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus
yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada,
baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.
Ø Fungsi – Fungsi Manajemen
Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :
1. Gambaran apa yang akan dicapai
2. Persiapan pencapaian tujuan
3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4. Persiapan tindakan – tindakan
5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
6. Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan
b. Pengorganisasian
(organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan
menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat –
alat, keuangan dan fasilitas.
c. Penggerak
(actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja.
Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus
dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.
d. Pengendalian
/ pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan
dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan
waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera
diperbaiki.
e. Penilaian
(evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil
pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase
tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan
pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
3. Prinsip – Prinsip Manajemen Keperawatan
Prinsip – prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :
a. Manajemen
keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan,
pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
b. Manajemen
keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer
keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Manajemen
keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi
maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan
memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d. Memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer
perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan
ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan
keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan
merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan
rencana yang telah diorganisasikan.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen
keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang
efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan
pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
i. Pengembangan
staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat –
perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer
untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
Pengendalian
merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian tentang
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan
menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan
penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan
Prinsip – prinsip Organisasi menurut Fayol adalah:
a. Division of work (pembagian pekerjaan)
Tugas/Pekerjaan dibagi secara rata pada masing-masing individu ataupun tim.
b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
Masing-masing personal atau Tim memiliki kewenangan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah diberikan kepadanya.
c. Dicipline (disiplin)
Kedisiplinan merupakan hal yang sangat pokok dalam sistem manajemen.
d. Unity of command (kesatuan komando)
Merupakan kesatuan perintah,satu perintah dari atasan menjadi tanggung jawab bersama.
e. Unity of direction (kesatuan arah)
Merupakan tujuan yang sama.
f. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum)
g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
Penghasilan pegawai merupakan bentuk reward yang diberikan atas jasa yang telah dilakukan.
4. KERANGKA KONSEP
-Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan:
-Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya.
-Jika informasi yang bermanfaat dan layak pada individu akan membuat keputusan terbaik untuk dirinya sendiri.
-Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok.
-Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk mencapai tujuan kelompok.
-Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian tujuan.
-Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan.
-Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk mendelegasikan kewenangannya pada mereka yang terbaik dalam organisasi.
-Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang profesional.
-Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan tujuan bersama untuk menetapkan tujuan bersama
-Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan:
-Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya.
-Jika informasi yang bermanfaat dan layak pada individu akan membuat keputusan terbaik untuk dirinya sendiri.
-Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok.
-Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk mencapai tujuan kelompok.
-Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian tujuan.
-Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan.
-Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk mendelegasikan kewenangannya pada mereka yang terbaik dalam organisasi.
-Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang profesional.
-Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan tujuan bersama untuk menetapkan tujuan bersama
5. Proses Manajemen Keperawatan
Proses
manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana
masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan
dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan
terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan
mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas.
Proses
dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan. Untuk
melaksanakan proses manajemen diperlukan keterampilan
teknik,keterampilan hubungan antar manusia,dan keterampilan konseptual.
Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Kontrol
yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari
bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang
standar dan akreditasi.
Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat..
Berdasarkan
prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya
bekerja bersama – sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta
fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
6. Komponen Sistem Manajemen Keperawatan
Komponen dari Manajemen Keperawatan:
1.Input
2.Proses
3.Output
4.Kontrol
5.Feed back mechanism
1.Input
2.Proses
3.Output
4.Kontrol
5.Feed back mechanism
INPUT
☺ Informasi
☺ Personal
☺ Peralatan
☺ Fasilitas
☺ Informasi
☺ Personal
☺ Peralatan
☺ Fasilitas
PROSES
Kelompok manejemen [dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana] yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan, organisasi, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
OUTPUT
☺ Askep (Asuhan Keperawatan)
☺ Pengembangan staf sampai dengan riset
☺ Askep (Asuhan Keperawatan)
☺ Pengembangan staf sampai dengan riset
KONTROL
☺ Budget
☺ Prosedur
☺ Evaluasi Kinerja
☺ Akreditasi
☺ Budget
☺ Prosedur
☺ Evaluasi Kinerja
☺ Akreditasi
FEED BACK MECHANISM
☺ Laporan Financial
☺ Audit Keperawatan
☺ Survey Kendali Mutu
☺ Kinerja
☺ Laporan Financial
☺ Audit Keperawatan
☺ Survey Kendali Mutu
☺ Kinerja
Prinsip yang mendasari mananejemen keperawatan.
1.Berlandaskan perencanaan
2.Penggunaan waktu yang efektif
3.Melibatkan pengambilan keputusan
4.Memenuhi kebutuhan ASKEP pasien Ô kepuasan pasien sebagai tujuan
5.Terorganisir sesuai kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan
1.Berlandaskan perencanaan
2.Penggunaan waktu yang efektif
3.Melibatkan pengambilan keputusan
4.Memenuhi kebutuhan ASKEP pasien Ô kepuasan pasien sebagai tujuan
5.Terorganisir sesuai kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan
Lingkup Manajemen Keperawatan
Mempertahankan
kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai
aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang
paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang
memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada.
Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran
pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.
Keperawatan
merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif
seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat
pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:
a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat
d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan
Seluruh
pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer
keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan
dengan melibatkan para perawat pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1. Manajemen puncak
2. Manajemen menengah
3. Manajemen bawah
b. Tidak
setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam
kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang – orang
tersebut agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor – faktor tersebut
adalah
1. Kemampuan menerapkan pengetahuan
2. Ketrampilan kepemimpinan
3. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4. Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
c. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen
asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan
konsep – konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.
7. Persyaratan Ruangan Menjalankan MPKP
Syarat-syarat Ruangan menjalankan MPKP adalah sebagai berikut:
1. Memiliki fasilitas perawatan yang memadai.
2. Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada.
3. Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi
4. Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer.
Ø Peran Manajer
Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi
tergantungnya tugas, khususnya bagaimana manajer bekerja dalam suatu
organisasi. Secara umum peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya
dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja staf
dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana
kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam
memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar
diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf
untuk melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya. Manajer mempunyai lima
dampak terhadap faktor lingkungan dalam tuga professional sebagaimana
dibahas sebelumnya (Nursalam, 2002).
Menurut
Rewland & Rewland (1997), ada dua belas kunci utama dalam kepuasan
kerja yaitu: input, hubungan manajer dengan staf, disiplin kerja,
lingkungan tempat kerja, istirahat dan makanan yang cukup, diskriminasi,
kepuasan kerja, penghargaan penampilan, klarifikasi kebijaksanaan,
prosedur, dan keuntungan, mendapatkan kesempatan, pengambilan keputusan,
dan gaya manajer.
Ø Peran Kepala Ruangan
Adapun
tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran
kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan
kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari
pelayanan keperawatan yang berkwalitas, dan menghindari terjadinya
kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling
melempar kesalahan.
Kepala
ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan
koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan
kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf dalam upaya
mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan. Berbagai
metode pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan
kondisi dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta pengalaman staf
di unit yang bersangkutan (Arwani, 2005).
Ø Fungsi Kepala Ruangan
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:
1. Perencanaan
: dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan,
dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka
panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan
biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola
rencana perubahan.
2. Pengorganisasian:
meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan,
menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling
tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta
melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta
wewengan dengan tepat.
3. Ketenagaan:
pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview, mencari, dan
orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan
sosialisasi staf.
4. Pengarahan
: mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti
motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi,
dan memfasilitasi kolaborasi.
5. Pengawasan
meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek
legal, dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam mengerjakan
kelima fungsinya tersebut sehari – sehari akan bergerak dalam berbagai
bidang penjualan, pembelian, produksi, keuangan, personalia dan lain –
lain.
Ø Kepala Ruangan Sebagai Manager Keperawatan
Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut depkes (1994), adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
1. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
2. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan.
3. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:
1. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat.
2. Menyusun
dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan / peraturan yang berlaku (bulanan,
mingguan, harian).
3. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau tenaga lain yamg bekerja di ruang rawat.
4. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan perawatan sesuai standart.
5. Mengkoordinasikan
seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan sebagai pihak
yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat.
6. Mengenal
jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan pengadaannya
sesuai kebutuhan pasien agar tercapainya pelayanan optimal.
7. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain yang diperlukan di ruang rawat.
8. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
9. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.
10. Melaksanakan
program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi tentang
peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya.
11. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien dan mencatat program.
12. Mengelompokkan
pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat untuk tingkat
kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk memudah pemberian asuhan
keperawatan.
13. Mengadakan
pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaan
dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah berlangsung.
14. Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
15. Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien / keluarga dalam batas wewenangnya.
16. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi serlama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
17. Memelihara
dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan asuhan keperawatan
dan kegiatan lain yang dilakuakan secara tepat dan benar.
18. Mengadakan
kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap lain, seluruh
kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di Rumah
Sakit.
19. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
20. Memberi motivasi tenaga nonkeperawatan dalam memelihara kebersihan ruangan dan lingkungan.
21. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
22. Memeriksa
dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan berdasarkan macam dan
jenis makanan pasien kemudian memeriksa / meneliti ulang saat
pengkajiannya.
23. Memelihara buku register dan bekas catatan medis.
24. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan lain di ruangan rawat.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian, meliputi:
1. Mengawasi
dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan,
melaksanakan penilaian terhadap uapaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan di bidang perawatan.
2. Melaksanakan
penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan Pegawai (D.P.3) bagi pelaksana keperawatan dan tenaga lain di
ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan
(naik pangkat / golongan, melanjutkan sekolah) mengawasi dan
mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat – obatan
secara efektif dan efisien.
3. Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
Ø Perawat Pelaksana
Dalam
asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu peran
sebagai perawat pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara langsung
maupun tidak langsung memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
individu, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai perawat
pelaksana perawat sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu
perawat menggunakan metode pemecahan masalah dalam membantu pasien
mengatasi masalah kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan xsecara langsung atau tidak langsung (Praptianingsi, 2006).
Dalam melaksanakan peran sebagai perawat pelaksana bertindak sebagai:
a. Comferter
Perawat
mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi, 2006).
Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan
yaitu memberikan pelayanan keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik
saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi sering kali
memberikan kekuatan kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam
memberikan kenyamanan kepada klien, perawat dapat mendemonstrasikan
dengan klien.
b. Protector dan Advocat
Perawat berupaya melindungi pasien, mengupayakan terlaksananya hak dan kewajiban pasien dalam pelayanan kesehatan.(Praptianingsi, 2006).
Menurut
Potter & Perry (2005), sebagai pelindung perawat membantu
mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan.
Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari kemungkinan
efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau
pengobatan. Utnuk menjalankan tugas sebagai advokat, perawat melindungi
hak dan kewajiban klien sebagai manusia secara hukum, serta membantu
klien dalam menyatakan hak–haknya bila dibutuhkan. Perawat juga
melindungi hak – hak klien melalui cara–cara yang umum dengan penolakan
aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau
menetang hak – hak klien.
c. Communication
Perawat
sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini
terkait dengan keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24 jam
untuk memberikan asuhan keperawatan dalam rangka upaya pelayanan
kesehatan di rumah sakit (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter &
Perry (2005), peran sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh
peran perawat pelaksana yang lain. Keperawatan mencakup komunikasi
dengan klien, keluarga, antara sesama perawat san profesi kesehatan
lainnya, sumber informasi dan komunitas. Memberikan perawatan yang
efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan keluarga, memberikan
perlindungan pada klien dari ancaman terhadap kesehatannya,
mengokordinasi dan mengatur asuhan keperawatan dan lain–lain tidak
mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.
d. Rehabilitator
Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal.
Rehabilitas
merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi maksimal
setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan
ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktivitas rehabilitas dan restoratif
mulai dari mangajar klien berjalan dengan menggunakan alat pembantu
berjalan sampai membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang
berkaitan dengan penyakit kronis (Potter & Perry, 2005).
BAB III
PENUTUP
Teori
manajemen keperawatan berkembang dari teori menajemen umum yng
memerintahkan penggunaan sumber daya manusia dan materi secara
efektif.Empat elemen besar dari teori manajemen adalah
perencanaan,pengorganisasian,mengarahkan atau memimpin,dan mengendalikan
atau pengevaluasian seluruh aktivitas manajemen,kognitif,afektif,dan
psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utsms yang
bergerak secara simultan.
Kepercayaan
utama dari manajemen keperawtan adalah bahwa fokusnya pada perilaku
manusia.Manajer perawat terdidik dalam pengetahuan dan keterampilan
tentang perilsku manusia mengelola perawat profesional serta pekerja
keperawatan non profesional untuk mencapai tingkat tertinggi dari
produktifitas pada pelayanan perawatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta : EGC
2. Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
3. Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
4. Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga
5. Swansburg,Russel C.2000.Pengantar Kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk perawat klinis.Jakarta:EGC