pengkajian dan askep hipertensi pulmonal

 BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PULMONAL

3.1 Pengkajian
1.                  1.      Identitas / biodata klien 
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama/ suku, warga Negara, bahasa yang digunakan, dan penanggung jawab yang meliputi nama, alamat, dan hubungan dengan klien.
1.                  Keluhan utama
Dispnea, nyeri dada substernal
1.                  Riwayat kesehatan sekarang
Sering tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Dispnea saat aktivitas, fatique dan sinkop.
1.                  Riwayat kesehatan dahulu
      Gagal jantung kiri, HIV, peny autoimun, sirosis hati, anemia sel sabit, peny bawaan, peny    tiroid, PPOK, peny paru intertisial, sleep apnea, emfisema
1.                  Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan surve umum dan pengkajian neurologi menunjukkan manifestasi kerusakan organ.
1.                  Otak – sakit kepala, mual, muntah, epistaksis, kesemutan pada ekstremitas, enchepalopati, hipertensis ( mengantuk, kejang atau koma)
2.                  Mata – retinopati ( hanya dapat dideteksi dengan penggunaan oftalmuskop, yang akan menunjukkan hemoragie retinal dan eksudat dengan papiledema), penglihatan kabur
3.                  Jantung – gagal jantung (dispnea pada pergerakan tenaga, takhikardia)
4.                  Ginjal – penurunan keluaran urine dalam hubungannya dengan pemasukan cairan, penambahan berat badan tiba-tiba, dan edema.

1.                  5.      Review of Sistem pada klien hipertensi pulmonal
1).    Pernafasan B1 (breath)
- sesak nafas yang timbul secara bertahap
- kelemahan
- batuk tidak produktif
- gejala yang jarang timbul adalah hemoptisis
- nyeri (pada hipertensi pulmonal akut)
2).     Kardiovaskular B2 (blood)
- tekanan dalam pembuluh darah meningkat dan aliran darah terganggu
- gagal jantung kanan
- oksigen yang kurang dari normal
- edema perifer (pembengkakan pada tungkai terutama tumit dan kaki)
- distensi vena jugularis
- hepatomegali
3).    Persyarafan B3 (brain)
- pusing
4).    Perkemihan B4 (bladder)
normal
5).    Pencernaan B5 (bowel)
normal
6).    Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
- penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas
- kelemahan

3.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada hipertensi pulmonal antara lain:
1.                  Gangguan pertukaran gas b.d kerusakan jaringan paru
2.                  Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan paru
1.                                          Kelebihan volume cairan b.d edema perifer
2.                                          Penurunan curah jantung b.d kerusakan ventrikular
3.                                          Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik.

3.3  Intervensi
1.                  Gangguan pertukaran gas b.d kerusakan jaringan paru
Tujuan             : Tidak ada keluhan sesak atau terdapat penurunan respon sesak napas
Kriteria Hasil   : a. Secara subjectif klien menyatakan penurunan sesak napas
  b. Secara objektif didapatkan tanda vital dalam batas normal (RR 16-20 x/menit), tidak ada penggunaan otot bantu napas, analisa gas darah dalam batas normal


No
Intervensi
Rasional
1.
Evaluasi perubahan tingkat kesadaran, catat sianosis dan perubahan warna kulit, termasuk membrane mukosa dan kuku
Perubahan warna kulit, membrane mukosa dapat mengindikasikan gangguan perfusi gas ke jaringan terganggu.
2.
Berikan tambahan oksigen
Untuk meningkatkan konsentrasi oksigen dalam proses pertukaran gas
3.
Pantau saturasi (oksimetri), PH, BE, HCO3 dengan analisa gas darah
Untuk mengetahui tingkat oksigenasi pada jaringan sebagai dampak adekuat tidaknya proses pertukaran gas
4.
Koreksi keseimbangan asam basa
Mencegah asidosis yang dapat memperberat fungsi penapasan

2. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan paru
Tujuan      : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nyeri dapat teratasi
Kriteria Hasil        : a.  Pasien mengatakan nyeri berkurang
                           b. Skala nyeri turun
                           c. Wajah pasien tampak rileks
                          d. Tanda-tanda vital normal
No
Intervensi
Rasional
1.
Tingkatkan istirahat yang adekuat
Istirahat dapat menurunkan tingkat nyeri
2.
Lakukan manajemen sentuhan
Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa sentuhan dukungan psikologis dapat membantu menurunkan nyeri. Massase ringan dapat meningkatkan aliran darah dan menurunkan sensasi nyeri
3.
Anjurkan tindakan pengurangan nyeri untuk membantu pengobatan nyeri (misalnya, teknik relaksasi,atau distraksi)
Teknik relaksasi,atau distraksi dapat mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri dan dapat meningkatkan produksi endorfin dan enkafalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks serebri.
4.
Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
Analgesik dapat menurunkan tingkat nyeri

1.                  Kelebihan volume cairan b.d edema perifer
    Tujuan             : Tidak terjadi kelebihan volume cairan sistemis
    Kriteria Hasil   : a. Edema ekstremitas berkurang
                              b. Produksi urine > 600 ml/hari

No
Intervensi
Rasional
1.
Ukur intake dan output
Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/air, dan penurunan output urin
2.
Bantu posisi yang membantu drainase ekstremitas, lakukan latihan gerak pasif
Meningkatkan aliran balik vena dan mendorong berkurangnya edema perifer
3.
Kolaborasi berikan diet tanpa garam
Natrium meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja jantung
4.
Kolaborasi berikan diuretik, contoh : furosemid, sprinolakton, hidronolakton
Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya edema paru

1.                  Penurunan curah jantung b.d kerusakan ventrikular
    Tujuan             : Penurunan curah jantung dapat teratasi dan TTV dalam batas normal
    Kriteria Hasil   : a. Tidak ditemukan dyspnea
                              b. Turgor kulit bagus
                              c. Sirkulasi dan perfusi menjadi lebih baik

No
Intervensi
Rasional
1.
Istirahatkan klien dengan tirah baring optimal
Istirahat dapat mengurangi kerja otot pernapasan dan penggunaan oksigen
2.
Atur posisi tirah baring yang ideal. Kepala tempat tidur harus dinaikkan 20-30cm
Dengan posisi kepala yang lebih tinggi dapat mengurangi kesulitan bernapas dan mengurangi jumlah darah yang kembali ke jantung yang dapat mengurangi kongesti paru
3.
Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai dengan indikasi
Meningkatkan sediaan oksigen dapat melawan efek hipoksia/iskemia
4.
Kolaborasi berikan antikoagulan, contoh heparin dosis rendah, Warfarin (Coumadin)
Antikoagulan dapat mencegah pembentukan trombus/emboli perifer

1.                  Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan            : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, energi pasien dapat dihemat
Kriteria Hasil  : Pasien tidak mengalami kondisi yang abnormal setelah melakukan aktivitas

No
Intervensi
Rasional
1.
Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat
Istirahat dapat menurunkan kerja miokardium dan konsumsi oksigen
2.
Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut

Tirah baring dapat mengurangi beban jantung
3.
Pertahankan penambahan oksigen sesuai program
Penambahan oksigen meningkatkan oksigenasi jaringan

BAB 4
PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan
            Hipertensi pulmonal adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas.
            Penyebab hipertensi pulmonal terdiri dari hipertensi pulmonal primer dan hipertensi pulmonal sekunder. hipertensi pulmonal primer adalah hipertensi pulmonal yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan penyebab yang paling umum dari hipertensi pulmonal sekunder adalah konstriksi arteri pulmonar akibat hipoksia karena penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), obesitas, inhalasi asap dan kelainan neuromuskular.

4.2 Saran
1. Seorang perawat hendaknya memberikan suatu health education kepada masyarakat agar hipertensi pulmonal dapat terminimalisir
2. Masyarakat hendaknya berperilaku hidup sehat sehingga memungkinkan  penyakit-penyakit khususnya hipertensi pulmonal bisa dihindari dan masyarakat dihimbau untuk mengerti terhadap bahaya penyakit khususnya penyakit hipertensi pulmonal

DAFTAR PUSTAKA

Latief, abdul dkk. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.
Sudoyo, Aru W dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.
 

Link Kesehatan Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger