NIFAS
PENDAHULUHAN
1. Latar
Belakang
Masa
Nitas adalah masa yang dimulai setelah placenta lahir sampai dengan 6 Minggu
(42 hari) untuk kembalinya alat – alat reproduksi pada keadaan normal atau
keadaan sebelum hamil. Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat 8 jam
pasca persalinan, ibu harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan sesudah
8 jam ibu boleh miring kekiri atau kekanan untuk mencegah trombosis. Ibu dan
bayi di tempatkan pada satu kamar pada hari kedua, bila perlu dilakukan latihan
senam, pada hari ketiga umunya sudah dapat duduk, pada hari keempat berjalan,
dan hari kelima dapat dipulangkan. Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi
dan cukup kalori, cukup protein serta banyak buah.
Progaram
dan kebijakan teknis paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk
menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah, mendeteksi menangani
masalah – masalahnya.
1. Kunjungan 1 waktu 6
– 8 jam setelah persalinan mencegah perdarahan masa nifas karena atonia.
2. Kunjungan 2 waktu 6
hari setelah persalinan memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, tudus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
3. Kunjungan 3 waktu 2
minggu setelah persalinan sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan).
4. Kunjungan 4 waktu 6
minggu setelah persalinan menanyakan pada ibu tentang penyulit yang lain bayi
alami.
Maka
dari itu ibu diharapkan memeriksa diri pada 6 minggu pasca persalinan,
pemeriksaan dilakukan untuk melihat keadaan umum, keadaan payudara dan puting
dinding perut apakah ada hernia, keadaan perineum, kandungan kemih apakah ada
rektokel, tonus otot sfingterani, dan adanya fluor albus kelainan yang
ditemukan sela.
2. Tujuan
Dengan
mempelajari pembahasan tentang masa Nifas maka diharapkan mahasiswa dapat
memahami perawatan pasca persalinan masa nifas dengan memberikan pelayanan dan
asuhan terhadap ibu dan bayi baru lahir.
Kemudian
dari pada itu diharapkan mahasiswa dapat menjadi tenaga kesehatan yang terampil
memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang perawatan pasca persalinan yaitu
masa Nifas pada ibu dan bayi.
PEMBAHASAN
NIFAS
1. Pengertian
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah
plasenta lahir setelah 6 minggu (42 hari) untuk kembalinya alat – alat
reproduksi pada keadaan normal atau keadaan sebelum hamil.
(Saifudin,
AB. 2002)
Masa puerperium atau masa nifas adalah masa
pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan
kembali pra hamil dan berlangsung kira – kira 6 – 8 minggu).
(Mochtar,
1998).
Masa nifas adalah suatu masa segera setelah
kelahiran dan meliputi minggu – minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali ke keadaan tidak hamil.
(Cuningham,
1995)
2. Fisiologi
Segera setelah plasenta
lahir tinggi fundus uteri kira – kira sepusat. Korpusi uteri sekarang sebagian
besar merupakan miometrium yang dIbungkusserosa dan dilapisi desidua.
Dinding anterior dan posterior menempel dengan tebal masing – masing 4 – 5 cm.
Karena adanya kontraksi rahim pembuluh darah tertekan sehingga terjadi Iskemic. Selama
2 hari berikut uterus masih tetap pada ukuran yang sama dan 2 minggu kemudian
telah turun kerongga panggul dan tidak dapat diraba diatas syimpisis dan
mencapai ukuran normal dalam waktu 4 minggu.
Setelah persalinan uterus
seberat kurang lebih 1 kg. karena involusi 1 minggu kemudian beratnya sekitar
500 gram, pada akhirnya minggu kedua menjadi 300 gram dan segera sesudahnya
menjadi 100 gram. Jumlah sel – sel otot tidak berkurang banyak hanya ukuran
selnya yang berubah.
Setelah 2 hari persalinan
desidua yang terringgal di uterus berdiferensiasi menjadi 2 lapisan. Lapisan
superficial menjadi nekrotik, terkelupas keluar bersama lochea dan lapisan
basalis tetap utuh menjadi sumber pembentukan endrometrium baru. Proses
regenerasi endometrium berlangsung cepat kecuali tempat plasenta. Seluruh
endometrium pulih kembali dalam minggu ke-3.
Segera setelah persalinan,
tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang mengalami trombos. Setelah
kelahiran. Ukuran pembuluh darahekstra uteri mengucil menjadi sama
atau sekurangnya mendekati sebelum hamil.
Seviks dan segmen bawah
uterus menjadi struktur yang tipis, kolaps dan kendur setelah kala III
persalinan. Mulut serviks sempit, serviks menebal dan salurannya akan terbentuk
kembali.
Miometrium segmen bawah
uterus yang sangat tipis berkontraksi tapi tidak sekuat korpus uteri. Beberapa
minggu kemudian segmen bawah menjadiistmus uteri yang hampir tidak
dapat dilihat.
Vagina dan pintu keluar
vagina akan membentuk lorong berdinding lunak yang ukurannya secara perlahan
mengucil. Rugae terlihat kembali pada minggu ketiga. Himen
muncul sebagai potongan jaringan yang disebut carunclae mirtiformis.
3. Tujuan
Tujuan
Asuhan Masa Nifas :
1. Menjaga kesehatan
ibu dan bayi, fisik dan psikologis.
2. Melaksanakan
skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau meruju bila
terjadi komplikasin pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, Nutrisi, KB, Menyusui,
Pemberian Imunisasi dan Perawatan bayi sehat.
4. Memberikan
pelayanan KB.
4. Perawatan Dan Hal –
Hal Yang Terjadi Selama Nifas.
Wanita pascapersalinan
harus cukup istirahat. Delapan jam pascapersalinan, Ibu harus tidur terlentang
untuk mencegah perdarahan. Sesudah 8 jam, Ibu boleh miring kekiri atau kekanan
untuk mencagah trombosis. Ibu dan bayi ditempatkan pada satu kamar. Pada hari
kedua, bila perlu dilakukan latihan senam. Pada hari ke tiga umumnya sudah
dapat duduk, pada hari keempat berjalan, dan pada hari kelima dapat dipulangkan.
Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein,
serta banyak buah.
a. Genitalia Interna
dan Eksterna. Alat – alat genitalia interna dan eksterna akan berangsur pulih
kembali seperi keadaan sebelum hamil, yang disebut involusi.
· Setelah janin
dilahirkan, fundus uteri setinggi pusat. Segera setelah plasenta lahir maka
tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat. Pada hari ke-5 pascapersalinan, uterus
kurang lebih setinggi 7 cm atas simfisis atau setengah simfisis-pusat, sesudah
12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas simfisis.
· Bagian bekas
implantasi plasenta merupakan luka kasar dan menonjol kedalam kavum uteri yang
berdiameter 7,5 cm dan sering disangka sebagai bagian plasenta yang tertinggal.
Sesudah 2 minggu, diameternya menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah mencapai
2,4 mm.
· Berat uterus
gravidus aterm kira – kira 1.000 g. Satu minggu pascapersalinan, menjadi kira -
kira 500 g, 2 minggu pascapersalinan 300 g, dan setelah 6 minggu
pascapersalinan 40 sampai 60 g (berat uterus normal kira – kira 30 g).
· Seviks agak terbuka
seperti corong pascapersalinan dan konsistensinya lunak. Segera setelah
melahirkan, tangan pemeriksa masih bisa dimasukan kedalam kavum uteri, setelah
2 jam hanya dapat dimasukan2 – 3 jari, dan setelah satu minggu hanya dapat
dimasukan 1 jari.
· Ligamen, diafragma
pelvis, serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur –
angsur kembali seperti semula. Ligamentum rotundum dapat mengendur sehingga
pada hari ke-2 pascapersalinan harus dilakukan latihan senam. Otot – otot
dinding perut akan berinvolasi pada 6 – 7 minggu pascapersalinan. Dinding
vagina yang teregang akan kembali seperti sebelumnya kira – kira setelah tiga
minggu.
· Luka jalan lahir,
seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks yang
tidak luas akan sembuh primer. Infeksi dapat timbul dan dapat menyebabkan
selulitis dan bila berlanjut dapat menimbulkan sepsis.
b. Suhu badan
pascapersalinan dapat naik lebih dari 0,50C dari keadaan normal tapi
tidak lebih dari 390C setelah 12 jam pertama melahirkan, umumnya
suhu badan kembali normal. Bila lebih dari 38,00C, mungkin ada
infeksi.
c. Nadi umumnya 60 –
80 denyut per menit dan segera setelah partus dapat terjadi takikardi. Bila
terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkinada perdarahan berlebihan atau
pernyakit jantung. Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil dibanding suhu
badan.
5. Hemokonsentrasi
dapat terjadi pada hari ke-3 sampai 15 pasca persalinan.
6. LaktasiKelenjar
mammae telah disiapkan semenjak kehamilan. Umumnya produksi Air Susu Ibu (ASI)
baru terjadi hari kedua atau hari ketiga pascapersalinan. Pada hari pertama
keluar kolostrum, cairan kuning yang lebih kental dari pada air susu,
mengandung banyak protein albumn, globulin, dan benda – benda kolostrum. Bila
bayi meninggal, lakstasi harus dihentikan dengan membalut kedua mammae hingga
tertekan atau memberikan bromokriptin hingga hormon laktogenik tertekan.
Kesulitan yanga dapat terjadi selama masa laktasi ialah:
a. Puting rata. Sejak hamil
Ibu dapat menarik – narik puting susu. Ibu harus tetap menyusui agar puting
selalu sering tertarik.
b. Puting lecet.
Puting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan payudara yang tidak
benar, dan infeksi monilia. Penata laksanaan dengan melakukan teknik menyusui
dengan benar, puting harus kering saat menyusui, puting harus diberi lanolin.
Monilia diterapi, dan menyusui pada payudara yang tidak lecet. Bila lecet luas,
menyusui ditunda 24 – 48 jam dan ASI dikeluarkan dengan tangan atau dipompa.
c. Payudara bengkak.
Payudara bengkak disebabkan pengeluaran ASI tidak lancar karena bayi tidak
cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih. Penata laksanaan dengan
menyusui lebih sering, kompres hangat, ASI sering dikeluarkan dengan pompa dan
pemberian analgesik.
d. Mastitis. Payudara
tampak adema, kemerahan, dan nyeri biasanya terjadi beberapa minggu setelah
melahirkan. Penatalaksanaan dengan kompres hangat atau dingin, peberian
antibiotik dan analgesik, menyusui tidak dihentikan.
e. Abses payudara. Pada
payudara dengan abses, ASI dipompa, abses diinsisi, diberikan antibiotik dan
analgesik.
f. Bayi tidak suka
menyusui. Keadaan ini dapat disebabkan pancaran ASI terlalu kuat sehingga mulut
bayi terlalu penuh, bingung puting pada bayi yang menyusui diselang – selang
dengan susu botol, puting rata atau terlalu kecil, atau bayi mengantuk.
Pancaran bayi dengan bingung puting, hindari dot botol dan gunakan sendok atau
pipet untuk memberikan pengganti ASI, usakan agar bayi terbagun.
7. Perasaan mulas
sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang sangat mengganggu selam 2 – 3
hari pascapersalinan dan biasanya lebih sering pada multipara dibanding
primipara. Perasaan mulas lebih terasa saat menyusui, dapat timbul bila masih
ada sisa selaput ketuban, sisa plasenta, atau gumpalan darah dalam kavum uteri.
Pasien dapat diberikan analgesik atau selatif.
8. Keadaan serviks,
dan adneksa. Bila ada perdarahan, biasanya karena involusi uteri, dapat
diberikan tablet ergometrin dan tirah baring untuk menghentikan perdarahan. Bila
seeviks tidak hipermis, meradang, ada erosi, dan curiga kearah keganasan,
lakukan pemeriksaan sitologi. Bila tidak ada keganasan, lakukan keuterisasi
kimiawi atau elektrik, dan dapat juga dengan bedah beku.
9. lokia adalah sekret
dari kavum dan vagina dalam masa nifas. Hari pertama dan kedua terdapat lokia
rubra atau lokia kruenta, terdiri dari darah segar bercamur sisa selaput
ketuban, sel desidua, sisa vermiks kaseosa, lanugo, dan makeneum. Hari
berikutnya keluar lokia sangueolenta berupa darah bercampur lendir, setelah
satu minggu, keluar lokia serosa berwarna kuning dan tidak mengandung darah.
Setelah dua minggu keluar lokia alba yang berupa cairan putih. Biasanya lokia
berbau agak amis, bila berbau busuk mungkin terjadi lokiostasis (lokia yang
tidak lancar keluar) dan infeksi.
10. Miksi harus
secaptnya dilakukan sendiri. Bila kandung kemih penuhdan tidak bisa miksi
sendiri, dilakukan kateterisasi. Bila perlu pasang dauer catheteratau indwelling
catheter untuk mengistirahatkan otot – otot kanding kencing. Dengan
melakukan mobilisasi secepatnya, tak jaran gkesulitan miksi dapat diatasi.
11. Defekasi harus ada
dalam tiga hari pascapersalinan. Bila terjadi obtipasi dan timbul koprostase
hingga skibalatertimbun direktum, mungkin terjadi febris. Lakukan klisma atau
berikan laksan peroral. Dengan melakukan mobilisasi sedini mungkin, tidak
jarang kesulitan defekasi dapat diatasi.
12. Latihan senam
dapat diberikan mulai hari kedua misalnya:
a. Ibu terlentang lalu
kedua kaki ditekuk, kedua tangan ditaruh diatas dan menekan perut, lakukan
pernapasan dada lalu pernapasan perut.
b. Dengan posisi yang
sama, angkat bokong dan taruh kembali.
c. Kedua kaki
diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperi menahan miksi dan
defekasi.
d. Duduklah pada
kursi, berlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha menyuntuh tumit.
Ibu diharap kembali memeriksakan diri pada 6
minggu pascaperalinan. Pemerikasaan dilakukan untuk melihat keadaan umum,
keadaan payudara dan putingnya, dinding perut apakah ada hernia, keadaan
perinium, kandung kemih apakah ada retokel, tonus otot sfingter ani, dan adanya
flour albus.
Kelainan yang dapat ditemukan selama nifas
ialah infeksi nifas, perdarahan pascapersalinan, dan tumit.
Aspek Psikologi Masa Nifas
Sebagai Berikut :
a. Fase Honeymoon
Yaitu fase setelah anak lahir dimana terjadi
kontak yang lama antara Ibu – Ayah dan anak pada fase ini.
- Tidak memerlukan hal
– hal yang romantis
- Saling memperhatikan
anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.
b. Bonding
and Attachment
Menurut Nelson, bonding adalah
dimulainya interaksi emosi sensori fisik antara orang tua dan bayi segera
setelah lahir Attachment menurut Nelson adalah
ikatan aktif yang terjadi antara individu.
Tahapan
Bonding and Attachment:
- Ibu dan bayi saling
kenal dan saling kontak fisik
- Ibu belajar untuk
menjaga dan merawat bayinya, yaitu dengan memberi minum ASI dan memandikan
serta memasang popok bayi.
- Bayi lahir dan
diterima dalam keluarga.
c. Post
Partun Blues
Adalah dimana wanita:
- Kadang – kadang
mengalami kekecewaan yang berkaitan dengan tersinggung dan terluka.
- Nafsu makan dan pola
tidur terganggu. Biasanya terjadi di RS karena adanya perubahan hormon dan
perlu transisi.
- Adanya rasa ketidak
nyamanan, kelelahan, kehabisan tenaga yang menyebabkan Ibu tertekan.
- Dapat diatasi dengan
menangis. Bila tak teratasi bisa bisa menyebabkan depresi.
- Hal ini dapat
dicegah dengan memberikan penyuluhan sebelumnya bahwa hal tersebut diatas
adalah normal.
ASUHAN
KEBIDANAN
Post
Partum Normal Hari II Dengan Mulas
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
(DATA SUBYEKTIF)
Nama Klien : Ny “L”
Umur : 28 Th
Kebangsaan / Suku : Indonesia / Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Kantor : -
Alamat Rumah : Sumber Wadung
Tanggal Masuk : 15 – 03 – 2009
Register :
Tanggal Pengkajian : 17 – 03 – 2009
Nama Suami : Tn “N”
Umur : 29 Th
Kebangsaan / Suku : Indonesia / Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Kantor : -
Alamat Rumah : Sumber Wadung
B. ANAMNESA
1. Keluhan
Utama
Ibu mengatakan perutnya masih mulas, Ibu
merasakan mengeluarkan darah dari vaginanya
2. Riwayat
kehamilan persalinan, dan Nifas yang lalu
No
|
Suami ke
|
kehamilan
|
Persalianan
|
Nifas
|
BK
|
||||||||
DK
|
Penyulit
|
Jenis persalin
|
Penolong persalin
|
L/ p
|
BB
|
Hidup/ Mati
|
penyulit
|
penyulit
|
meneteki
|
metode
|
penyulit
|
||
H
|
A
|
M
|
I
|
L
|
I
|
N
|
I
|
3. Riwayat
Kehamilan dan Persalinan
Antenial
a. Periksa Di :
BPS
b. Kelainan /
Komplikasi : -
Persalinan
c. Anak lahir tanggal :
29 Februari 2008
d. Jenis persalinan :
Spontan
e. Jenis kelamin :
Laki – laki
f. APGAR : 6 / 7
g. Cacat Bawaan :
Tidak
h. Plasenta lahir :
Placenta lahir lengkap
§ Secara : Normal
§ Lengkap / tidak :
Lengkap
§ Insersi : -
4. Riwayat
Kesehatan
a. Riwayat penyakit
yang pernah diderita : ibu Nifas tidak pernah menderita penyakit menular
atau menurun sebelumnya.
b. Riwayat Penyakit
keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga juga tidak pernah menderita penyakit
menular maupun kronik lainnya.
5. Pola
Kebiasaan
a. Pola Nutrisi :
Ibu nifas makan 3 x sehari dengan porsi nasi, sayur-
mayur, dan lauk yang
bergizi
b. Pola Eliminasi BAB :
1 x sehari, BAK : 3-5 x sehari
c. Pola Aktivitas :
Ibu nifas belum banyak beraktivitaskan keada masih
lemah perlu banyak
istirahat
d. Pola istirahat /
tidur : Tidur malam 8 jam, Siang 2 jam kadang – kadang
6. Latar
Belakang Sosial Budaya
Ibu nifas berasal dari suku budaya jawa namun
tdak ada pantangan apapun dari keluarga
C. PEMERIKSAAN
(Data Obyektif)
I. Pemeriksaan Umum :
K / U =Baik
1. Tensi : 120/80
mmHg
2. Nadi : 82 x /
menit
3. Suhu : 37oC
4. RR : 24 X /
menit
5. BB : 47 kg
II. Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala :
Bersih, Rambut hitam tidak rontok
a. Rambut : Hitam
lurus dan tidak rontok
b. Muka : Tidak
ada cloasma grafidarum
- Mata : Anemis Ө, Ictenis Ө, Odema
Ө
c. Telinga :
Bersih, Tidak senimen
d. Hidung :
Bersih, tidak ada sekret
e. Mulut dan gigi :
Bersih, Stomatis Ө, Caries gigi Ө
2. Leher
a. Pembesaran vena
jugularis : tidak ada pembesaran
b. Pembesaran kelenjar
tiroid : tidak ada pembesaran
3. Dada dan Axila
a. Mamae
- Putting Susu :
Puting susu menonjol
- Kebersihan :
Bersih
- Colostrum : Å
- Areola mamae :
Hitam Kecoklatan
b. Axila
- Pembesaran kelenjar :
Tidak terdapat kelenjar limfe
- Nyeri : Tidak
4. Abdomen
a. TFU : 2 jari
dibawa pusat isogram (masa involusi)
b. Kontraksi Uterus :
His Å terasa pada waktu menyusukan
c. Luka Bekas SC :
Tidak ada
5. Anegenital
a. Kebersihan :
Vulva bersih
b. Lochea : Å
c. Perenium :
d. Bau : Khas
(Anyir)
e. Pengeluaran :
Lokhea
f. Luka Episiotomi :
Ө
6. Extremitas
a. Oedema : tidak
terdapat odema pada extremitas atas maupun bawah
b. Varises :
tidak ada varises
D. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
II. DIANOSA
DAN MASALAH :
Ibu G1 P1 00000 Pos Partum
Normal Hari II
III. DIAGNOSA
POTENSIA
IV. IDENTIFIKASI
TINDAKAN SEGERA
V. INTERVENSI
- Jelaskan pada ibu
tentang kondisinya biar
R/ ibu mengerti dan
komperatif
- Anjurkan pada ibu
perawatan payudara biar
R/ untuk mempelancar ASI
dan tidak ada bendungan
- Anjurkan pada ibu
cara menyusui yang benar
R/ Bayi mendapatkan ASI
yang cukup
- Ajurkan pada ibu
perawatan tali pusat
R/ Ibu bisa merawat tali pusat bayi
- Anjurkan ibu untuk
mengikuti KB
R/ Mencegah kehamilan
terlalu cepat
VI. IMPLEMENTASI
- Menjelaskan pada ibu
tentang kondisinya
- Menganjurkan pada
ibu perawatan payu dara
- Menjelaskan pada ibu
cara menyusui yang benar
- Mengajarkan kepada
ibu perawatan tali pusat pada bayi
- Menganjurkan ibu
untuk mengikuti KB
VII. EVALUASI
Tanggal : 17 Maret 2009 Jam : 09.00
S : ibu mengatakan mengerti dengan
penjelasan yang telah diberikan
O : ibu tanpak senang dengan kelahiran
bayinya
A : ibu G1 P1 0000 Post Partum Normal
hari ke II
P : intervensi dilanjutkan di rumah
Mengenali Tanda Bahaya Secara Dini Pada Ibu
Nifas
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati
beberapa perubahan pada tubuh maupun emosi. Bagi yang belum mengetahui hal ini
tentu akan merasa khawatir akan perubahan yang terjadi, oleh sebab itu penting
bagi ibu memahami apa saja perubahan yang terjadi agar dapat menangani dan
mengenali tanda bahaya secara dini
. 1. Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi
(gerakan meremas) untuk merapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi
perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu. Berangsur
angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, sesaat setelah melahirkan
normalnya rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah
melahirkan rahim sudah tak teraba, 6 pekan akan pulih seperti semula. Akan
tetapi biasanya perut ibu masih terlihat buncit dan muncul garis-garis putih
atau coklat berkelok, hal ini dikarenakan peregangan kulit perut yang
berlebihan selama hamil, sehingga perlu waktu untuk memulihkannya, senam nifas
akan sangat membantu mengencangkan kembali otot perut.
2. Jalan lahir
(servik,vulva dan vagina)
Jalan lahir mengalami penekanan serta
peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, sehingga
penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan,
namun insyaalloh akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau
seberapa sering melahirkan), walaupun tetap lebih kendur dibanding sebelum
melahirkan. Jaga kebersihan daerah kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda
infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah dan terdapat nanah).
3. Darah nifas (Lochea)
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari
darah segar bercampur sisa ketuban, berikutnya berupa darah dan lendir, setelah
satu pekan darah berangsur-angsur berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan
lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di akhir masa nifas. Darah nifas
yang berbau sangat amis atau busuk dapat menjadi salah satu petunjuk adanya
infeksi dalam rahim.
4. Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam
di sekitar puting susu, ini menandakan dimulainya proses menyusui. Segera menyusui
bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat mencegah perdarahan
dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi
kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan anti
body, dan protein, sebagian ibu membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya
justru ASI ini sangat bagus untuk bayi.
5. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan
buang air kecil, selain khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran
kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses melahirkan. Namun usahakan
tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan khawatir, karena kandung
kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat
terjadi perdarahan.
6. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang
kurang menyebabkan menurunnya fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau
sulit BAB (buang air besar). Terkadang muncul wasir atau ambein pada ibu
setelah melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat
bersalin juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan.
Dengan memperbanyak asupan serat (buah-sayur) dan senam nifas insyaalloh akan
mengurangi bahkan menghilangkan keluhan ambein ini.
7. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah
merah serta hemoglobin (keeping darah) akan berkurang, ini akan normal kembali
setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan lebih tinggi dan
kembali normal hingga 2 pekan.
8. Penurunan berat badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg
berat badannya yang berasal dari bayi, ari-ari, air ketuban dan perdarahan
persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk
mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu kembali ke berat idealnya
setelah 6 bulan, walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat daripada
sebelumnya.
9. Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak
meningkat dan setelah 12 jam akan kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi
panas tinggi, karena dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi atau tanda
bahaya lain.
10. Perubahan emosi
Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih,
khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain
adanya perubahan hormon, keletihan ibu, kurangnya perhatian keluarga, kurangnya
pengetahuan akan cara merawat bayi serta konflik dalam rumah tangga. Perubahan
ini memiliki berbagai bentuk dan variasi dan akan berangsur-angsur normal
sampai pada pekan ke 12 setelah melahirkan. Yang perlu diingat, masa nifas
bukan berarti ibu terlepas sama sekali dari nilai-nilai ibadah, dzikir adalah
salah satu ibadah lisan dan hati yang cukup efektif untuk membuat ibu merasa
tenang, sabar dan tegar menjalani masa nifas ini. Perbanyaklah berdoa kepada
Alloh agar dimudahkan dan diberi pahala atas kesabaran serta jerih payah ibu
dalam merawat sang buah hati. Wallohul Musta’an
DAFTAR
PUSTAKA
Wignyosastro,
H.2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Kapita
Selekta Kedokteran. Media Aesculapius
Buku
kapita selekta kedokteran, edisi ketiga, jilid 1
Buku
ilmu kebidanan, yayasan
Arif Mansjoer. 2001. Kapita
Selekta kedokteran. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia 2001.
WWW. Gogle.com
Abdul Bwi Saifudin. 2002.
pelayanan kesehatan maternal dan neonatul, yayasan SarwonoPrawihardjo 2006.